Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA DAN


BERBAGAI TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN SENI
BUDAYA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah seni budaya dan
keterampilan
Dosen Pengampu : Dyah pravitasari. M.Pd

Di susun oleh :
1. Dia pratiwi ( 2286232052 )
2. Devi kuernianti ( 2286232080 )

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL HUDA OKU TIMUR

PROVINSI SUMATERA SELATAN

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT. Karena atas rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “Hakikat Pembelajaran Seni Budaya Dan Prakarya Dan
Berbagai Teori Belajar Dalam Pembelajaran Seni Budaya” untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Seni budaya dan keterampilan.

Kami yakin bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini karena
kurang waktu dan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki atau kami dapatkan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi lebih sempurnanya
pembuatan makalah ini yang akan datang dari pembaca.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para
mahasiswa, dosen dan para pembaca pada umumnya.

Oku timur. Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar belakang .................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................. 3

A. Pengertian Seni Budaya Dan Keterampilan ....................... 3


B. Ruang Lingkup Seni Budaya Dan Prakarya ...................... 4
C. Teori Belajar Beserta Tokohnya ......................................... 5

BAB III : PENUTUP .......................................................................... 9

A. KESIMPULAN .................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek
moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh
suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya dunia pada era globalisasi
sekarang ini kebudayaan juga mengalami pergeseran nilai-nilai hidup
seperti budi pekerti, tata krama, kebiasaan, tingkah laku, lingkungan dan
sudut pandang masyarakat. Perubahan yang dialami masyarakat
merupakan pendukung terjadinya kisah cerita, yang salah satunya dapat
ditemukan dalam dongeng. Namun, dongeng sudah mulai terkikis
karena anak-anak lebih memilih permainan modern seperti game on line
dan play station. Dongeng dapat dijadikan sebagai sarana hiburan untuk
anak-anak. Sekarang ini, dongeng dapat dilihat dan dinikmati
penyajianya dalam bentuk majalah anak, buku cerita, televisi, radio,
internet dan boneka peraga. Hal tersebut merupakan dampak dari
kemajuan teknologi yang telah mengalami transformasi disetiap periode
zaman. Disisi lain, kesibukan orang tua yang tidak memiliki waktu
luang untuk membacakan cerita dongeng, menyebabkan anak-anak
lebih memilih untuk menonton film kartun melalui tayangan ditelevisi
maupun yang sudah dikemas berupa DVD atau VCD. Hal ini
menyebabkan kurangnya minat dan ketertarikan anak terhadap dongeng
tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan seni budaya dan prakarya ?
2. Apa saja ruang lingkup seni budaya dan prakarya ?
3. Apa yang dimaksud dengan teori kognitif, behavioristik,
konstruvistik dan sosial ?
4. Siapa saja tokoh dari teori belajar tersebut ?

1
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang seni tari dan prakarya
2. Dapat mengetahui dan memahami ruang lingkup seni tari dan
prakarya
3. Dapat mengetahui pengertian teori – teori tersebut
4. Mengetahui siapa saja tokoh dari teori tersebut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian seni budaya dan prakarya

Mata pelajaran seni budaya merupakan aktivitas belajar yang


menampilkan karya seni estetik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai,
perilaku dan produk seni budaya bangsa. Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
pada dasarnya merupakan pendidikan yang berbasis budaya yang aspek - aspek
nya meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan sebagainya.
Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya diberikan disekolah karena keunikan,
kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan pada siswa,
yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan
berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan
seni, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni” sehingga peran ini tidak
bisa di berikan oleh mata pelajaran lain.

Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa: Pendidikan


kesenian merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian
anak. Pendidikan seni dapat dijadikan dasar pendidikan dalam membentuk jiwa
dan kepribadian, berkahlak mulia (akhlakul karimah). Oleh sebab itu, mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) sangat penting keberadaanya
disekolah karena mata pelejaran ini memiliki sfat multillingual,
multidimensional, dan multikultural.

Adapun aspek-aspek dalam mata pelajaran SBdP, sebagai berikut:

1) Seni rupa, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai


dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran,
cetak-mencetak dan sebagainya.

2) Seni musik, yang meliputi memainkan alat musik, kemampuan


olah vocal.

3
3) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh
dengan atau tanpa rangsangan bunyi, dan apresiasi terhadap gerak
tari.

4) Seni drama, yang meliputi keterampilan pementasan dengan


memadukan seni musik, seni tari, dan peran.

5) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life


skills), yang meliputi keterampilan personal, sosial, vocal, dan
akademik.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) ini bertujuan


untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami
konteks ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta berperan dalam
perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal,
nasional, regional, maupun global. Pembelajaran seni tingkat pendidikan
dasar dan menengah bertujuan mengembangkan kesadaran seni dan
keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi,
penyajian, maupun ttujuan psikologis edukatif untuk pengembangan
kepribadian peserta didik secara positif. Pendidikan seni budaya di sekolah
tidak semata-mata di maksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
pelaku seni atau seniman, namun lebih menitikberatkan pada sikap dan
prilaku kreatif, terampil, etis dan estetis.

B. Ruang Lingkup Seni Budaya Dan Prakarya


Mata pelajaran Seni Budaya dan prakarya meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-
mencetak, dan sebagainya.
2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik.

4
3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh
dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
4. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan
memadukan seni musik, seni tari dan peran.
5. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup ( life skills)
yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial,
keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu
bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas
yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran
lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
bidang seni yang akan diikutinya. Pada tingkat SD/MI, mata pelajaran
Keterampilan ditekankan pada keterampilan vokasional, khusus kerajinan
tangan.
C. Konsep Teori Belajar dan Tokohnya
a. Teori Kognitif

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada


hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar
tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi lebih
dari itu belajar dengan teori kognitif melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks (Nugroho, 2015: 290).

Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang


ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah
laku yang Nampak.

Dalam belajar kognitif ini mengakui pentingnya faktor individu


dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi
kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara individu dan lingkungan,
dan hal itu terjadi terus menerus sepanjang hayatnya. Kognitif adalah suatu

5
perabot dalam benak kita yang merupakan “pusat” penggerak berbagai
kegiatan kita: mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah,
menganalisis berbagai masalah, mencari informasi baru, menarik simpulan
dan sebagainya (Nugroho, 2015: 291).

Dalam pembelajaran, teori kognitif ini yang dikemukakan oleh J.


Piaget, Advance organizer oleh Ausubel, Pemahaman konsep oleh Bruner,
Hirarkhi belajar oleh Gagne, Webteaching oleh Norman, dan sebagainya.

b. Teori behavioristik

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku


sebagai akibat dari adanya pengalaman dan latihan dalam hubungan
stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan
kemampuan siswa dalam bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
hasil interaksi antara stimulus dan respon. Sebagai contoh, siswa dikatakan
telah belajar membaca Al-Quran apabila ia dapat menunjukkan perubahan
perilaku berupa kemampuan membacanya dengan baik secara jahr setelah
proses drill secara berulang-ulang.

Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik


adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang
dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan
dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
Misalnya, ketika siswa diberi tugas oleh guru, ketika tugasnya ditambahkan
maka ia akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan tugas tersebut
merupakan penguatan positif (positive reinforcement) dalam belajar. Bila
tugas-tugas dikurangi dan pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas
belajarnya, maka pengurangan tugas merupakan penguatan negatif
(negative reinforcement) dalam belajar. Jadi penguatan merupakan suatu
bentuk stimulus yang penting diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan
(dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya respons.

6
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike,
Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.

c. Teori Konstrukvistik

Teori konstrukvistik adalah sebuah pembelajaran yang di landasi


dengan merefleksi adanya pengalaman, kita dapat membangun,
mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman kita dengan dunia tempat tinggal
sekitar. Dengan teori pembelajaran ini dapat mengatur model mental
seseorang untuk merekomendasi pengalaman baru.

Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru,


apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
pembinaan pengalaman demi pengalaman. Hal ini menyebabkan seseorang
dapat mempunyai pengetahuan yang lebih dinamis. Pendekatan
konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum yaitu:

1. Siswa harus aktif membina pengetahuannya sendiri berdasarkan


pengalaman yang sudah ada

2. Siswa secara aktif dapat membangun pengetahuannya melalui


proses saling mempengaruhi antara pengalaman belajar
terdahulu dengan pengalaman belajar terbaru

3. Siswa dapat membina pengetahuannya secara aktif dengan cara


membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang
sudah ada di dalam pikirannya

4. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran


yang utama, faktor ini berlaku apabila seorang siswa menyadari
gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sebaliknya malah
sesuai dengan pengetahuan ilmiah dan logis

5. Sumber belajar yang disediakan harus mempunyai relevansi


dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat siswa

7
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Jean Piaget
dan Lev Vygotsky.

d. Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, menekankan


pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut
Bandura, Teori belajar sosial sering disebut sebagai jembatan antara teori
behavioristik dan kognitivistik karena meliputi perhatian, memori, dan
motivasi Teori belajar sosial menjelaskan bahwa perilaku manusia
mempunyai interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif,
perilaku, dan pengaruh lingkungan. Kebanyakan perilaku manusia
dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang
lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak.
Berbeda dengan teori perkembangan anak lainnya, Albert Bandura
menganggap setiap anak tetap bisa belajar hal baru meski tidak
melakukannya secara langsung. Syaratnya, anak sudah pernah melihat
orang lain melakukannya, terlepas apapun medianya (Bandura, A., 1977).

8
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Karya seni budaya dan prakarya adalah suatu karya yang menampilkan karya
seni estetik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku dan produk seni
budaya bangsa. Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya pada dasarnya merupakan
pendidikan yang berbasis budaya yang aspekaspek nya meliputi seni rupa, seni
musik, seni tari, seni drama dan sebagainya. Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya
diberikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan pada siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman
estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui
pendekatan, dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
memahami konteks ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta berperan dalam
perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal,
nasional, regional, maupun global.

Ruang lingkup seni budaya dan prakarya yaitu mencakup :

1) Seni tari
2) Seni rupa
3) Seni musik
4) Seni drama
5) Keterampilan

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta:


KencanaPrenada Media Group, 2013)

Andi Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta: Prenadamedia


Group, 2019)

Bandura, A. ( 1977 ). Social Learning Theory. New York; General Press.

Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu

10

Anda mungkin juga menyukai