SENI ANAK SD
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia – Nya,
kami sebagai tim penyusun dapat menyelesaikan Makalah Kreatifitas Seni Budaya di SD yang
berjudul “Perkembangan Keterampilan Seni Anak SD” ini dengan baik dan tepat sesuai waktu
yang telah ditentukan. Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Fadhilah Khairani S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kreatifitas
Seni Budaya di SD.
2. Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan masukan untuk penyelesaian
makalah ini.
Tim penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, tim penyusun berharap agar para pembaca dapat memberi kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTARISI
KATAPENGANTAR ................................................................................... i
DAFTARISI ................................................................................................. ii
Tujuan............................................................................................. 5
Kesimpulan ..................................................................................... 13
Saran......................................................................................…… 13
DAFTARPUSTAKA………………………………………………………....14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakteristik fisik dan mentalnya berbeda. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan,
terutama dalam evaluasi hasil karya peserta didik, bukan untuk mengukur hasil
kreativitas anak menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni dalam
pendidikan berbeda dengan seni dalam pekerjaan profesional. Pendidikan seni memiliki
fungsi sebagai sarana mewujudkan fungsi perkembangan anak baik fisik maupun
mental. Sedangkan seni kerja profesional digunakan untuk meningkatkan kemampuan
bidang profesi.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari keterampilan seni sd ?
2. Apa pentingnya pembelajaran seni bagi anak sd ?
3. Jenis-jenis kegiatan seni yang bisa dilakukan anak sd ?
4. Apa Peranan kegiatan seni dalam mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 PENTINGNYA PEMBELAJARAN SENI BAGI ANAK
7
karena tidak bercerita secara langsung namun melalui gambar. Ia dengan aman dapat
berekspresi dan dapat diterima oleh lingkungan. Apabila kita melihat anak-anak yang
sering berkegiatan seni, pada umumnya mereka tampil sebagai anak-anak yang kreatif,
percaya pada dirinya sendiri, berani untuk mengambil resiko, senang untuk
mengeksplorasi lingkungannya berminat dengan pertualangan dan hal-hal baru,
memiliki selera humor yang baik, memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi (paling
tidak di bidang seni), memiliki tujuan dan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut,
mandiri serta mudah bekerja sama dengan orang lain.
8
bereksperimen dengan keunikannya masing-masing seperti membuat jeruk dan
memberi warna merah pada jeruknya, membentuk kolase bentuk ayam dengan
potongan kertas warna-warni.
b. Perkembangan fisik:anak melakukan kegiatan menggunting, menempel, dan
membuat garis dan bentuk dengan spidol besar atau krayon kecil, memukul baut
dengan palu, meronce. Hal tersebut membantu anak dalam melatih koordinasi
mata dan tangannya serta motorik halusnya.
c. Perkembangan kognitif: anak menggambar, melukis dan membentuk sesuatu
berdasarkan dari apa yang mereka pernah lihat. Pada saat mereka
menterjemahkan apa yang mereka ketahui dalam bentuk karya seni, mereka
menggunakan keterampilan berpikir untuk merencanakan, mengoorganisasi
informasi, memilih media dan merepresentasikan idenya ke dalam suatu
bentuk. Ketika mereka menggambar, melukis dan membuat kolase, mereka
belajar dan bereksperimen dengan warna, garis, bentuk, dan ukuran.
Menggunakan material kertas, kayu, kardus, plastik akan membuat anak
memilih, membuat rencana, mencoba ide-idenya, dan mencoba kembali saat
gagal. Anak juga belajar mengenai sebab akibat dari mencampur warna, tekstur,
dan media. Dengan menggunakan metode coba salah (trial error), anak menjadi
tahu tentang hal yang baru.
d. Perkembangan bahasa: anak sering menceritakan apa saja yang telah mereka
lakukan dan menjawab pertanyaan tentang hasil karyanya. Pada saat itulah, kosa
kata anak akan semakin bertambah.
9
a. Perkembangan sosial emosi: aktivitas musik dan gerakan membuat anak
merasa menjadi bagian dalam satu grup, misalnya bernyayi sambil menari
bersama. Berbagai jenis musik akan mempengaruhi perasaan anak dan
bagaimana mereka bergerak. Musik dapat meningkatkan spirit anak sehingga
anak yang tadinya hanya duduk diam akhirnya bangun dan bergerak mengikuti
irama. Music yang tenang akan membuat anak menjadi tenang dan rileks juga,
anak menggunakan gerakan untuk mengekspresikan dirinya, senang, marah,
sedih, menampilkan lagu dan tarian daerahnya membuat anak merasa bangga
dengan tanah air dan budayanya.
b. Perkembangan fisik: anak akan mengembangkan aspek motoric kasarnya
melalui kegiatan olah tubuh ini dan melakukan eksplorasi dengan badannya
terhadap musik yang dimainkan. Keterampilan motorik halus anak terasah saat
anak melakukan gerakan jari-jari dan belajar memainkan instrument musik.
c. Perkembangan kognitif: beberapa konsep matematika atau bidang ilmu
eksakta yang lain dapat dipahami oleh anak lebih baik ketika dijelaskan melalui
musik dan pemanfaatan musik. Konsep-konsep abstrak dari bidang ilmu lain
akan lebih mudah ditangkap anak, ketika pendidik mengajarkannya melalui
musik. Sedangkan konsep-konsep yang konkret lebih mudah dipahami anak,
bila pendidik mengajarkannya dengan memanfaatkan gerak tubuh. Musik dan
gerak terbukti telah menjadi sebuah alat yang ideal bagi anak untuk belajar
dengan cara yang menyenangkan. Belajar bagaimana mendengarkan dan
memfokuskan perhatian mereka, dan melatih kemampuan imitasi akan
membangun suatu pemahaman tentang bahasa dan konsep-konsep suatu
keterampilan yang diperlukan untuk kesuksesan ketika mereka sekolah.
d. Perkembangan bahasa: aktivitas bermusik yang ditekankan pada syair lagu,
irama syair, pola- pola irama, ketukan yang tetap, dan mendramatisasi cerita
melalui gerak dan instrumen musik telah memberikan efek yang positif pada
ketrampilan berbahasa anak. Musik akan memperluas dan memperkuat daya
ingatan anak yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk membantu
pengembangan kemampuan berbahasa anak. Definisi kata-kata dalam kamus
hanya menyampaikan sepersepuluh bagian dari makna keseluruhannya.
10
Sebagian besarnya lagi tersirat dalam melodi berbicara (irama, lirik, dan
timbre). Kemampuan mendengarkan dengan baik akan membuka kesempatan
pada keterampilan berbahasa yang lebih baik pula, selain kerja otak menjadi
lebih efisien, dan meningkatkan kemampuan anak dalam penyelarasan terhadap
diri sendiri dan orang lain. Dengan sering anak bernyanyi, bersyair, dan
berpantun (ketiganya berirama) dan memainkan permainan-permainan
berirama. Aktivitas-aktivitas ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perbendaharaan kata pada anak-anak. Tentu saja selain itu juga akan
meningkatkan keterampilan motoriknya.
3. Drama/Bermain Peran
Drama yang dimaksud di sini bukanlah adegan-adegan yang banyak
membutuhkan dialog-dialog percakapan panjang yang sering kita lihat di televisi.
Drama yang ditujukan pada anak-anak lebih pada anak berpura-pura menjadi
sesuatu atau seseorang, role play, atau membuat karakter. Anak dapt melakukannya
secara spontan tanpa harus dilatih. Dalam bermain peran anak dapat
mengekspresikan diri sebebas- bebasnya. Mereka bisa juga menjadi siapapun yang
mereka inginkan. Dalam kegiatan ini, hubungannya dengan aspek perkembangan
lain adalah sebagai berikut.
a. Perkembangan sosial emosi: untuk bermain peran dengan anak lain anak harus
belajar bernegosiasi mengenai peran yang akan mereka mainkan, situasinya, dan
alat-alat apa yang bisa mereka pakai. Mereka melakukan kreasi terhadap
perannya dan bisa masuk dalam situasi yang sebenarnya tidak menyenangkan
bagi mereka. Penelitian menemukan bahwa anak yang biasa bermain peran
mengembangkan empatinya karena mereka terbiasa berada pada situasi orang
lain untuk sekejap. Mereka mampu bekerja sama dengan temannya, dan lebih
sedikit menampilkan perilaku agresivitas dibandingkan anak-anak yang tidak
biasa bermain peran.
b. Perkembangan fisik: anak mengembangkan keterampilan motorik halus saat
mengancingkan baju bermain perannya dan melepaskan bajunya.
11
c. Perkembangan kognitif: saat mereka berpura-pura, mereka membuat
gambaran di benaknya mengenai pengalaman masa lalu dan
menghubungkannya dengan situasi yang ia imajinasikan. Hal tersebut
merupakan hal yang abstrak. Pada saat mereka menyiapkan meja untk 2 orang
dan bermain jual beli, konsep matematika berkembang.
d. Perkembangan bahasa: untuk membuat situasi bermain perannya terlaksana,
anak harus menjelaskan kepada teman-temannya, bertukarpikiran dan
beragumentasi dengan kata-kata yang bisa dipahami oleh temannya. Terkadang
mereka menggunakan alat-alat tulis sebagai media bermain peran dan
menuliskan huruf atau angka sebagai bagian dari kegiatan bermain peran.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Seni berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".
Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya adalah
barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
2. Kegiatan seni merupakan kegiatan yang penting dipelajari oleh anak sedini
mungkin karena beberapa alasan seperti meningkatkan kreativitas dan
sensitivitas.
3. Pada dasarnya pendidik harus menampilkan sikap yang antusias dan berenergi
dalam mengajak peserta didik berkegiatan seni. Pendidik bisa mencari ide dari
lingkungan sekitar, berdiskusi dengan orang lain atau membaca buku dan
browsing di internet mengenai kegiatan seni yang menyenangkan.
3.2 SARAN
13
DAFTARPUSTAKA
Atan Hamdju, dan Armilah Windawati. 1986. Pengetahuan Seni Musik untuk SMA,
SPG dan Sederajat Jilid I. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Mata Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan. Jakarta: Puskur.
2009. Panduan Teknis Festival Kompetensi dan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar
Tingkat Nasional. Jakarta .
14