Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN KETERAMPILAN

SENI ANAK SD

Mata Kuliah : Kreatifitas Seni Budaya di SD


Jumlah SKS : II/2 SKS
Semester : 5 (Lima)
Dosen Pengampu : Fadhilah Khairani,S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Aldi Febriawan 2053053036


Clarissa Fara Adelia 2053053034
Destiana Puanda Ashari 2053053021
Diva Syafira Rahmadani 2053053001
Herma Handani 2053053029
Komang Cittan Larasati S 2053053005

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia – Nya,
kami sebagai tim penyusun dapat menyelesaikan Makalah Kreatifitas Seni Budaya di SD yang
berjudul “Perkembangan Keterampilan Seni Anak SD” ini dengan baik dan tepat sesuai waktu
yang telah ditentukan. Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Fadhilah Khairani S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kreatifitas
Seni Budaya di SD.
2. Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan masukan untuk penyelesaian
makalah ini.

Tim penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, tim penyusun berharap agar para pembaca dapat memberi kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Metro, 02 September 2022

Penyusun

2
DAFTARISI

KATAPENGANTAR ................................................................................... i

DAFTARISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4

Latar Belakang ................................................................................ 4

Rumusan Masalah ........................................................................... 5

Tujuan............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6

Definisi Kreatifitas Seni SD ........................................................... 6

Pentingnya Pembelajaran Seni Bagi Anak …………………………7

Jenis-Jenis Kegiatan Seni Yang Bisa Dilakukan Anak SD ………...8

Seni Dalam Mengembangkan Aspek-Aspek Perkembangan Anak…8

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 13

Kesimpulan ..................................................................................... 13

Saran......................................................................................…… 13

DAFTARPUSTAKA………………………………………………………....14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakteristik fisik dan mentalnya berbeda. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan,
terutama dalam evaluasi hasil karya peserta didik, bukan untuk mengukur hasil
kreativitas anak menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni dalam
pendidikan berbeda dengan seni dalam pekerjaan profesional. Pendidikan seni memiliki
fungsi sebagai sarana mewujudkan fungsi perkembangan anak baik fisik maupun
mental. Sedangkan seni kerja profesional digunakan untuk meningkatkan kemampuan
bidang profesi.

Setiap pendidik terutama pada jenjang SD perlu mengenal latar belakang


peserta didiknya, khususnyalandasan teori tentang dunia seni anak yang telah
dikembangkan oleh paraahli, agar ia dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah, kegiatan experiential learning


mencipta seni disebut learning to work. Sedangkan pengalaman mempersepsi, melihat,
mengapresiasi dan memahami seni disebut pembelajaran apresiatif. Pembelajaran
berkarya seni mencakup dua aspek kompetensi, yaitu: keterampilan dan kreativitas.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari keterampilan seni sd ?
2. Apa pentingnya pembelajaran seni bagi anak sd ?
3. Jenis-jenis kegiatan seni yang bisa dilakukan anak sd ?
4. Apa Peranan kegiatan seni dalam mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi dari keterampilan anak sd.


2. Untuk mengetahui perkembangan dari keterampilan seni.
3. Mengetahui jenis keterampilan untuk anak sd.
4. Untuk mengembangkan aspek-aspek keterampilan seni sd.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI SENI


Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata
"sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur atau Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris
dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya adalah barang atau karya dari sebuah
kegiatan. Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan
dan kehidupan masyarakat yang dinamis.
Beberapa pendapat tentang pengertian seni:
a. Ensiklopedia Indonesia :
Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena kendahan
bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
b. Aristoteles :
Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan
upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu.
c. Ki Hajar Dewantara :
Seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia yang
timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.
d. Akhdiat K. Mihardja :
Seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam sesuatu
karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e. Erich Kahler :
Seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas
itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan "dunia kecil" yang
mencerminkan "dunia besar".

6
2.2 PENTINGNYA PEMBELAJARAN SENI BAGI ANAK

National Education Association (NEA, 1990) menyebutkan bahwa seni


merupakan dasar dari kecerdasan individu, estetika dan perkembangan emosi. Hal
senada mengenai kecerdasan juga disampaikan oleh Gardner (1993, 1998). Ia
mengatakan bahwa kecerdasan seseorang tidak hanya dipengaruhi dari bagaimana
orang tersebut bisa menyelesaikan soal-soal tes atau berhitung. Akan tetapi ada
kemampuan-kemampuan lain yang bisa menjadi dasar untuk mengukur kecerdasan,
contohnya kecerdasan musical (yang berhubungan dengan ketepatan individu dalam
memproduksi nada, irama, memainkan alat music, membuat lagu), kecerdasan
kinestetik (yang berhubungan dengan bagaimana individu melakukan control terhadap
badannya), kecerdasan logika matematika (bagaimana individu memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan logika dan hitungan), kecerdasan linguistic,
kecerdasan spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
naturalis. Dari 8 kecerdasan yang dikemukakan Gardner, ada 4 kecerdasan yang
berhubungan dengan seni namun tidak secara langsung.
Kegiatan seni adalah kegiatan yang menyenangkan dan juga bagi orang dewasa
seperti pendidik. Kita tidak membutuhkan ekstra energy untuk mengajak peserta didik
dalam bernyanyi, menggerak-gerakkan badan sesuai dengan music atau membuat
gambar. Apabila sensitivitas dan kreativitas peserta didik tidak diasah atau tidak
menyenangkan oleh peserta didik maka kemampuan tersebut akam memudar, dan
bahkan menghilang. Hal tersebut sangat disayangkan kreativitas melalui seni
merupakan hal yang sangat penting bagi perkembngan peserta didik. Melalui seni
peserta didik dapat mengekspresikan diri dan berimajinasi dengan spontan dan sebebas-
bebasnya. Seni dan kemampuan kognitif merupakan dua hal yang sulit untuk
dipisahkan. Dengan kegiatan seni, peserta didik jadi terasah kemampuannya dalam
memecahkan masalah, berfikir secara kreatif. Peserta didikbelajar strategi yang tepat
untuk membuat suatu bentuk dengan instruksiyang diberikan atau mempresentasikan
ide-idenya ke dalam suatu bentuk nyata.
Kegiatan seni juga sering dijadikan sarana terapi. Banyak anak yang berperilaku
negative berubah menjadi positif melalui terapi seni. Kebebasan berekspresi menjadi
dasar bagi terapi ini. Peserta didik menjadi tidak takut mengekspresikan isi hatinya

7
karena tidak bercerita secara langsung namun melalui gambar. Ia dengan aman dapat
berekspresi dan dapat diterima oleh lingkungan. Apabila kita melihat anak-anak yang
sering berkegiatan seni, pada umumnya mereka tampil sebagai anak-anak yang kreatif,
percaya pada dirinya sendiri, berani untuk mengambil resiko, senang untuk
mengeksplorasi lingkungannya berminat dengan pertualangan dan hal-hal baru,
memiliki selera humor yang baik, memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi (paling
tidak di bidang seni), memiliki tujuan dan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut,
mandiri serta mudah bekerja sama dengan orang lain.

2.3 JENIS-JENIS KEGIATAN SENI YANG BISA DILAKUKAN ANAK SD

Kegiatan seni sangat beraneka ragam. Beberapa diantaranya adalah


menggambar, melukis, menari, memainkan alat musik, bernyanyi, fotograi, bermain
drama, seni bela diri dan masih banyak lagi.

2.4 PERANAN KEGIATAN SENI DALAM MENGEMBANGKAN ASPEK-

ASPEK PERKEMBANGAN ANAK

Contoh kegiatan seni untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak


antara lain, visual art, music dan gerak serta drama. Dari ketiga jenis kegiatan seni
tersebut akan dilihat peranannya terhadap 4 aspek perkembangan anak yang lain yaitu
perkembangan sosial emosi, fisik, kognitif dan bahasa.
1. Visual Art
Visual art mengacu pada kegiatan menggambar, melukis, membuat kolase,
membuat suatu bentuk dari bahan-bahan tertentu. Dengan kegiatan ini, hubungannnya
dengan aspek perkembangan lain adalah sebagai berikut.

a. Perkembangan sosial-emosi: melalui visual art, anak dapat mengekpresikan


perasaannya melalui warna, tekstur dan media yang dipilihnya. Contoh: apabila
anak dalam keadaan senang, biasanya mereka menggunakan warna-warna yang
cerah. Saat sedang bersedih, mereka menggunakan warna yang suram atau
justru hanya menggoreskan pensil dengan cepat. Mereka juga bisa

8
bereksperimen dengan keunikannya masing-masing seperti membuat jeruk dan
memberi warna merah pada jeruknya, membentuk kolase bentuk ayam dengan
potongan kertas warna-warni.
b. Perkembangan fisik:anak melakukan kegiatan menggunting, menempel, dan
membuat garis dan bentuk dengan spidol besar atau krayon kecil, memukul baut
dengan palu, meronce. Hal tersebut membantu anak dalam melatih koordinasi
mata dan tangannya serta motorik halusnya.
c. Perkembangan kognitif: anak menggambar, melukis dan membentuk sesuatu
berdasarkan dari apa yang mereka pernah lihat. Pada saat mereka
menterjemahkan apa yang mereka ketahui dalam bentuk karya seni, mereka
menggunakan keterampilan berpikir untuk merencanakan, mengoorganisasi
informasi, memilih media dan merepresentasikan idenya ke dalam suatu
bentuk. Ketika mereka menggambar, melukis dan membuat kolase, mereka
belajar dan bereksperimen dengan warna, garis, bentuk, dan ukuran.
Menggunakan material kertas, kayu, kardus, plastik akan membuat anak
memilih, membuat rencana, mencoba ide-idenya, dan mencoba kembali saat
gagal. Anak juga belajar mengenai sebab akibat dari mencampur warna, tekstur,
dan media. Dengan menggunakan metode coba salah (trial error), anak menjadi
tahu tentang hal yang baru.
d. Perkembangan bahasa: anak sering menceritakan apa saja yang telah mereka
lakukan dan menjawab pertanyaan tentang hasil karyanya. Pada saat itulah, kosa
kata anak akan semakin bertambah.

2. Musik dan gerakan


Musik adalah kombinasi suara-suara atau instrument-instrumen yang menghasilkan
bunyi serta menghasilkan harmonisasi yang enak untuk didengar. Musik dan gerakan
merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan untuk anak. Dengan musik, anak akan
terakomodir gerakannya menjadi gerakan yang mengikuti irama sehingga gerakannya
lebih bermakna. Hubungan kegiatan ini dengan aspek perkembangan lain adalah
sebagai berikut.

9
a. Perkembangan sosial emosi: aktivitas musik dan gerakan membuat anak
merasa menjadi bagian dalam satu grup, misalnya bernyayi sambil menari
bersama. Berbagai jenis musik akan mempengaruhi perasaan anak dan
bagaimana mereka bergerak. Musik dapat meningkatkan spirit anak sehingga
anak yang tadinya hanya duduk diam akhirnya bangun dan bergerak mengikuti
irama. Music yang tenang akan membuat anak menjadi tenang dan rileks juga,
anak menggunakan gerakan untuk mengekspresikan dirinya, senang, marah,
sedih, menampilkan lagu dan tarian daerahnya membuat anak merasa bangga
dengan tanah air dan budayanya.
b. Perkembangan fisik: anak akan mengembangkan aspek motoric kasarnya
melalui kegiatan olah tubuh ini dan melakukan eksplorasi dengan badannya
terhadap musik yang dimainkan. Keterampilan motorik halus anak terasah saat
anak melakukan gerakan jari-jari dan belajar memainkan instrument musik.
c. Perkembangan kognitif: beberapa konsep matematika atau bidang ilmu
eksakta yang lain dapat dipahami oleh anak lebih baik ketika dijelaskan melalui
musik dan pemanfaatan musik. Konsep-konsep abstrak dari bidang ilmu lain
akan lebih mudah ditangkap anak, ketika pendidik mengajarkannya melalui
musik. Sedangkan konsep-konsep yang konkret lebih mudah dipahami anak,
bila pendidik mengajarkannya dengan memanfaatkan gerak tubuh. Musik dan
gerak terbukti telah menjadi sebuah alat yang ideal bagi anak untuk belajar
dengan cara yang menyenangkan. Belajar bagaimana mendengarkan dan
memfokuskan perhatian mereka, dan melatih kemampuan imitasi akan
membangun suatu pemahaman tentang bahasa dan konsep-konsep suatu
keterampilan yang diperlukan untuk kesuksesan ketika mereka sekolah.
d. Perkembangan bahasa: aktivitas bermusik yang ditekankan pada syair lagu,
irama syair, pola- pola irama, ketukan yang tetap, dan mendramatisasi cerita
melalui gerak dan instrumen musik telah memberikan efek yang positif pada
ketrampilan berbahasa anak. Musik akan memperluas dan memperkuat daya
ingatan anak yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk membantu
pengembangan kemampuan berbahasa anak. Definisi kata-kata dalam kamus
hanya menyampaikan sepersepuluh bagian dari makna keseluruhannya.

10
Sebagian besarnya lagi tersirat dalam melodi berbicara (irama, lirik, dan
timbre). Kemampuan mendengarkan dengan baik akan membuka kesempatan
pada keterampilan berbahasa yang lebih baik pula, selain kerja otak menjadi
lebih efisien, dan meningkatkan kemampuan anak dalam penyelarasan terhadap
diri sendiri dan orang lain. Dengan sering anak bernyanyi, bersyair, dan
berpantun (ketiganya berirama) dan memainkan permainan-permainan
berirama. Aktivitas-aktivitas ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perbendaharaan kata pada anak-anak. Tentu saja selain itu juga akan
meningkatkan keterampilan motoriknya.

3. Drama/Bermain Peran
Drama yang dimaksud di sini bukanlah adegan-adegan yang banyak
membutuhkan dialog-dialog percakapan panjang yang sering kita lihat di televisi.
Drama yang ditujukan pada anak-anak lebih pada anak berpura-pura menjadi
sesuatu atau seseorang, role play, atau membuat karakter. Anak dapt melakukannya
secara spontan tanpa harus dilatih. Dalam bermain peran anak dapat
mengekspresikan diri sebebas- bebasnya. Mereka bisa juga menjadi siapapun yang
mereka inginkan. Dalam kegiatan ini, hubungannya dengan aspek perkembangan
lain adalah sebagai berikut.
a. Perkembangan sosial emosi: untuk bermain peran dengan anak lain anak harus
belajar bernegosiasi mengenai peran yang akan mereka mainkan, situasinya, dan
alat-alat apa yang bisa mereka pakai. Mereka melakukan kreasi terhadap
perannya dan bisa masuk dalam situasi yang sebenarnya tidak menyenangkan
bagi mereka. Penelitian menemukan bahwa anak yang biasa bermain peran
mengembangkan empatinya karena mereka terbiasa berada pada situasi orang
lain untuk sekejap. Mereka mampu bekerja sama dengan temannya, dan lebih
sedikit menampilkan perilaku agresivitas dibandingkan anak-anak yang tidak
biasa bermain peran.
b. Perkembangan fisik: anak mengembangkan keterampilan motorik halus saat
mengancingkan baju bermain perannya dan melepaskan bajunya.

11
c. Perkembangan kognitif: saat mereka berpura-pura, mereka membuat
gambaran di benaknya mengenai pengalaman masa lalu dan
menghubungkannya dengan situasi yang ia imajinasikan. Hal tersebut
merupakan hal yang abstrak. Pada saat mereka menyiapkan meja untk 2 orang
dan bermain jual beli, konsep matematika berkembang.
d. Perkembangan bahasa: untuk membuat situasi bermain perannya terlaksana,
anak harus menjelaskan kepada teman-temannya, bertukarpikiran dan
beragumentasi dengan kata-kata yang bisa dipahami oleh temannya. Terkadang
mereka menggunakan alat-alat tulis sebagai media bermain peran dan
menuliskan huruf atau angka sebagai bagian dari kegiatan bermain peran.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Seni berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".
Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya adalah
barang/atau karya dari sebuah kegiatan.

2. Kegiatan seni merupakan kegiatan yang penting dipelajari oleh anak sedini
mungkin karena beberapa alasan seperti meningkatkan kreativitas dan
sensitivitas.

3. Pada dasarnya pendidik harus menampilkan sikap yang antusias dan berenergi
dalam mengajak peserta didik berkegiatan seni. Pendidik bisa mencari ide dari
lingkungan sekitar, berdiskusi dengan orang lain atau membaca buku dan
browsing di internet mengenai kegiatan seni yang menyenangkan.

3.2 SARAN

Seharusnya pendidikan seni lebih ditekankan dalam dunia pendidikan di


Indonesia. Untuk saat ini pembinaan seni dalam dunia pendidikan terutama di Sekolah
Dasar masih kurang. Dimana dalam pembinaannya siswa masih kurang di bebaskan
untuk berekspresi sesuai jalan pikirannya sehingga jiwa emosional seni siswa kurang
berkembang. Seharusnya siswa di bebaskan untuk berekspresi agar mereka mampu
mengembangkan potensi intelektual, imajinasi, ekspresi, kepekaan kreatif, dan
keterampilan yang mereka miliki.

13
DAFTARPUSTAKA

Atan Hamdju, dan Armilah Windawati. 1986. Pengetahuan Seni Musik untuk SMA,
SPG dan Sederajat Jilid I. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

AT. Mahmud. 1996. Musik Di Sekolah Kami. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP.

2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Mata Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan. Jakarta: Puskur.

2007. Model Penilaian Kelas (SD/MI/SDLB). Jakarta: Badan Standar Nasional


Pendidikan.

2009. Panduan Teknis Festival Kompetensi dan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar
Tingkat Nasional. Jakarta .

Jamalus. 1991. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Depdikbud.

Oemar Hamalik. 2006. Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.


Jakarta: Bumi Aksara.

Rien Safrina. 1999. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Debdikbud.

Syafii. 2002. Kertakes. Jakarta: Universitas Terbuka.

14

Anda mungkin juga menyukai