Kelompok 2
1. Alifia Putri Lestari 932600218
2. Ilmia Nur Ummaha 932601118
3. Fahimatul Ulumiah 932601718
4. Alfina Atika Sari 932603818
KELAS A
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq , serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Seni Rupa dan Prakarya mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya Kelas 2 SD/MI.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami berterimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah seni
budaya dan prakarya ini bermanfaat untuk para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................3
PENUTUP..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan,
persembahan, dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara
keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni
berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin disebut genius,
artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian
kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada
pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang
berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk
pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah
membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat
dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban
manusia. Seni dapat berupa seni tari, seni musik, seni teater, maupun seni
rupa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran seni rupa dan prakarya pada Pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya kelas 1 SD/MI?
2. Apa pengertian dari gambar ekspresi dan bentuk ekspresi tiga dimensi?
3. Bagaimana pembuatan karya gambar ekspresi dan karya bentuk
ekspresi tiga dimensi?
4. Apasaja bahan alam yang digunakan untuk berkarya kerajinan?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pembelajaran seni rupa dan prakarya pada pembelajaran
seni budaya dan prakarya kelas 1 SD/MI.
2. Mengetahui pengertian dari gambar ekspresi dan bentuk ekspresi tiga
dimensi.
3. Mengetahui bagaimana pembuatan gambar ekspresi dan pembuatan
karya bentuk ekspresi tiga dimensi.
4. Mengetahui bahan alam yang digunakan untuk bahan kerajinan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Lia Mareza, Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya sebagai strategi intervensi umum bagi anak
berkebutuhan khusus, Scholaria, vol. 7 No. 1, 2017.
2
Tata Danil, “Pusat Pengembangan Seni Rupa” Kota Malang: 2010, Universitas Negeri Maulana
Malik Ibrahim
3
Karya seni rupa menurut dimensinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua
dimensi yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar
yang diwujudkan pada bidang datar. Karya seni dua dimensi ini hanya dapat
dilihat dari satu sisi saja, seperti karya lukis, karya seni grafis, karya seni
ilustrasi. Sedangkan seni rupa tiga dimensi merupakan karya seni rupa yang
mempunyai ukuran panjang, lebar dan volume serta mampu dilihat dari
berbagai arah, seperti karya patung, keramik, karya seni kriya, dan karya
instalasi. 3
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “prakarya adalah
pekerjaan tangan (pelatihan di sekolah)”. Sedangkan menurut Kemendikbud,
prakarya adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat
melalui pembelajaran kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan dengan
menggunakan berbagai macam bahan, alat, teknik, dan ilmu pengetahuan
yang dilakukan dengan cara memanfaatkan pengalaman dan pelatihan”.4
3
Agustin Dwi Arini, Skripsi: “Papier Mache sebagai media berkarya seni dalam pembelajaran seni
rupa di SMP N 1 Slawi” , (Semarang: Universitas negeri Semarang, 2013).
4
Januardi dan Rika Anggraini Zubaimari, Pengaruh Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa di SMA Muhammadiyyah 02 Palembang, Jurnal Perspektif
Pendidikan, Vol. 12 No. 2 , 1-10.
5
Prasudi Fajar, “karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi” Jakarta: 2019, Tim Desain Grafis
4
2. Membentuk Ekspresi Tiga Dimensi
Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni yang di
batasi tidak hanya dengan sisi panjang dan lebar, tetapi juga di
batasi oleh kedalaman atau disebut juga dengan karya seni yang
memiliki ruang. Adanya tambahan kedalaman inilah yang menjadi
pembeda antara karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi.
Karya ekspresi tiga dimensi banyak kita jumpai di sekitar kita
adalah terbuat dari bahan batu andesit, batu putih, semen, fiber,
gerabah, keramik, bahan dari kayu logam dan lain sebagainya.
Karya ekspresi tiga dimensi dengan mudah kita temukan dalam
kehidupan sehari hari misalnya seni kriya. Kriya merupakan karya
seni yang menggunakan hand skill atau keterampilan tangan dan
memperhatikan segi kebutuhan fisik dan segi keindahan. Karya
seni kriya termasuk sebagai karya seni terapan nusantara. Contoh
gambar seni kriya :
.
Seni Patung merupakan karya ekspresi tiga dimensi yang
paling terkenal. Patung biasa di buat dengan media batu, kayu,
logam dan dapat dilihatdari segala arah mata memandang patung
5
mempunyai panjang lebar dan tinggi dan terbuat dari benda padat
dan lunak. Contoh gambar patung :
6
M. Fajar Prasudi dan Winarto, Paket Unit Pembelajaran (Jakarta : Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan,2019), hal 21-35
7
C. Kamaril, dkk, Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999).
6
meniru dari lingkungan sekitar, dari guru, teman, dan berdasarkan
pengamatan terhadap objek-objek yang menarik hati.8
Mengenal, mengetahui dan memahami dunia anak memang
memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang penuh warna- warni,
dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban,
dan penuuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak-
anak namun dalam kenyataanya banyak bergantung pada peranan orang
dewasa, orang tua, atau guru. Dimana orang dewasa, orang tua, ataupun
guru banyak memberikan arahan yang kurang tepat dalam proses belajar
dan pembelajarran menggambar dan mewarnai di dalam proses
pembelajaran tersebut. Anak di tuntut untuk menggambar dan mewarnai
dalam tema tertentu dengan penilaian orang dewasa, orang tua ataupun
guru. Dimana di dalam proses pembelajaran anak tersebut di ajarkan
mampu menggambar secara bebas.
Berikut contoh pembuatan gambar ekspresi peserta didik beserta temanya:
a. Tema Pemandangan Gunung
Menurut Lowenfeld (1998) pada anak usia prabagan (4-7
tahun) bentuk objek di sekitarnya sudah menjadikan cerita dari
hasil gambarnya berupa gambar. Anak mulai di tafsirkan yang di
utamakan anak adalah bagian- bagian yang aktif atau bagian yang
bergerak dari suatu objek. Tema anak dalam menggambar itu dapat
di golongkan berdasarkan beberapa faktor yaitu lingkungan sosial
dan non sosialnya. Lingkungan sosial terdiri dari orang tua,
masyarakat dan sekolah. Sedangkan lingkungan non sosial terdiri
dari binatang, tumbuhan dan benda- benda di sekitar.
Gambar di bawah merupakan gambar tema pemandangan
gunung gambar yang di hasilkan menyerupai bentuk gunung yang
ada di alam atau kenyataannya.
8
Deni Setiawan, Tipologi Karya Gambar Ekspresi di SDN 02 Wonotirto Kecamatan Bulu
Kabupaten Temangggung, Jurnal Kreatif, Februari 2017, hlmn 108
7
b. Tema Pemandangan Laut
Gambar di bawah dapat di golongan ke dalam tema
pemandangan laut karena gambar yang di hasilkan menyerupai
bentuk laut yang ada di alam atau kenyataanya. Dimana gambarnya
memberikan kesan keadaan di laut dengan beberapa objek yang
mendukung di sekitarnya, seperti ikan, cumi- cumi, kapal laut,
perahu dan tumbuhan laut.
8
Dalam pembuatan Gambar Ekspresi harus ada beberapa elemen
yang harus di perhatikan.ini adalah beberapa Elemen- elemen yang harus
ada dalam Pembuatan Gambar Ekspresi yaitu :
a. Elemen Gambar Ekspresi
Bentuk visual yang terpadat pada anak–anak itu sangat beragam
dan bervariasi dimana bisa dilihat dari bentuk goresan, garis, warna,
bidang, komposisi, tekstur dan variasi atau keratif anak dalam proses
menggambar yang dihasilkan.
b. Elemen Garis
Menurut Lowenfeld, (1998) yang dihasilkan anak masa usia
prabagan secara visual adalah bentuk manusia karena mudah dibuat,
cukup diwakili oleh garis melingkar, vertikal dan horisontal. Karena
pada masa prabagan ini anak lebih mewakili bentuk gambar yang dibuat
berdasarkan gerakan tangan.
c. Elemen Bidang
Menurut Lowenfeld, (1998) yang dihasilkan anak usia masa
prabagan pada bidang yaitu anak bebas memikirkan bagaimana, dimana
dan dibagian mana saja akan menggambarkan suatu objek pada sebuah
kertas gambar. Karena pada masa ini anak belum memikirkan konsep
ruang yang berpusat pada intinya dan bagaimana seharusnya
menggambarkan ruang. Karena pada maslah ini ruang masih belum bisa
terpecahkan. Dapat dilihat pada karya Indah yang saat ini berusia 5
tahun dan masuk di usia anak masa prabagan.
Dimana pula ruang yang dihasilkan anak usia masa prabagan anak
belum memikirkan bagaimana seharusnya menggambarkan ruang.
Tidak ada konsep ruang yang berpusat pada intinya. Objek bisa
digambarkan dimana saja dan dibagian mana saja yang mereka
inginkan serta satuan objek tidak memiliki kesatuan.
d. Elemen Warna
Menurut Lowenfeld, (1998) yang dihasilkan anak usia masa
prabagan yaitu penanda objek dengan bentuk bukan warna. Warna yang
9
biasanya dipakai tidak ada hubungannya dengan objek yang
digambarkan. Bisa saja gambar manusia dibuat dengan warna merah,
kuning, dan lain-lain.9
9
Destiara Aulia Citra, Luh Suhartini dan Gede Eka Harsana, Analisis Gambar Ekspresi Bebas
Taman Kanak- Kanak di Kecamatan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur
10
c) Bahan Keras Seni Rupa Tiga Dimensi
Bahan keras yang dapat digunakan contohnya adalah kayu, batu
dan logam. Ketiganya mempakan bahan yang sering digunakan oleh
perupa sejak zaman dahulu.
Batu dan logam merupakan bahan yang kems namun dapat tahan
lama. Karena sifatnya yang kcras, maka pengerjaan karya 3 dimensi
berbahan batu dan logam memerlukan teknik dan peralatan khusus. 10
A. Bahan Alam
Bahan alam memilki arti yang sama dengan sumber daya alam.
Yaitu semua kekayaan alam yang telah tersedia di bumi dan diciptakan
oleh Tuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bahan alam/sumber
daya alam yang seperti dijabarkan diatas, (misalnya: batu-batuan, daun
kering, kayu, biji-bijian, dll ) akan memilki nilai luar biasa jika
dikelola dengan baik. Untuk dapat memanfaatkan, mengembangkan,
dan melestarikan bahan alam, manusia harus dilatih mulai sejak dini,
salah satunya melalui pendidikan seni.11
10
Bachri syamsul, Pendidikan Keterampilan Teknik dan Kerajinan Seni Rupa, Jurnal Ilmu Dan
Budaya, Vol. 28 no. 12, 2008, , hlm. 11
11
Sukma Vavilya Ambarwati dan Supriyanto , Pemanfaatan Bahan Alam Untuk Meningkatkan
Kreativitas Membuat Mozaik Pada Siswa Di Sekolah Dasar, Jurnal PGSD, Vol. 02 no. 02, 2014,
11
D. Pembuatan Karya Dari Bahan Alam
Berikut merupakan pembuatan karya kerajinan menurut bahan yang digunakan.
1. Tanah Liat
Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal orang dengan
kerajinan keramik. Dalam pembuatan keramik, tanah liat memiliki sifat plastis
sehingga mudah dibentuk. Setelah itu, dapat dibakar dalam tingkat pembakaran
suhu 600o C sampai 1.300o C sesuai jenis tanah liatnya sehingga tanah liat
menjadi keras, padat, dan kedap air.
Teknik dalam Pembuatan Kerajinan Keramik
a. Teknik Pijit
Tekan Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik
secara manual. Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi
bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan.
b. Teknik Pilin
Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual
caranya tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah.
c. Teknik Lempengan
hlm. 05
12
Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara
manual dengan membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan
digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi atau
silinder.
d. Teknik Cetak
Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk
memproduksi produk kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan
waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik
cetak meliputi: cetak kering dengan teknik press (tekan) dan cetak basah
dengan teknik cor
e. Teknik Putar
Teknik pembentukan badan keramik dengan menggunakan alat putar kaki
(kickwheel) dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris
Hasil karya tanah liat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Jika
sudah kering, karya dapat dibakar menggunakan tungku keramik, dengan
bahan bakar yang bervariasi seperti gas, kayu, minyak tanah atau listrik.
Keramik yang dibentuk sudah dapat diberi dekorasi pada saat setengah kering
atau saat sudah mengalami pembakaran pertama (bisque). Dekorasi bertujuan
agar keramik tampak lebih indah dan kuat. Keramik dari tanah liat bakaran
tinggi, dapat dihias dengan pewarna glasir. Glasir adalah lapisan keras yang
berkilap pada lapisan produk keramik. Jika menggunakan pewarna glasur,
keramik harus dibakar secara khusus, yaitu dibakar dua kali, pertama
pembakaran bisquit hingga 900oC, lalu diglasir dan dibakar kembali hingga
suhu 1.200o-1.300oC.
2. Serat Alam
13
Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan yang
beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja, dan tempat lampu.
Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini sebagian besar dibuat dengan
cara menganyam. Namun, ada juga yang menggunakan teknik tempel atau
jahit. Adapun proses persiapan pembuatan bahan baku yang digunakan
biasanya dengan cara dikeringkan secara alami menggunakan sinar matahari
langsung. Namun, untuk menghindari jamur, bahan serat alam harus direndam
dahulu dalam waktu tertentu dengan larutan natrium benzoat atau zat lain yang
dapat mengawetkan serat alam.
3. Kayu
14
membuat sketsa di atas kayu, lalu kayu dipahat dengan menggunakan alat
pahat dan pemukul.
4. Bambu
Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilai estetis dan
ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang Indonesia telah menggunakan
bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang paling sederhana seperti
tempat jemuran hingga tikar dan anyaman yang rumit. Sampai saat ini, bambu
masih digunakan untuk keperluan tersebut. Bahkan saat ini, produk kerajinan
bambu tampil dengan desain lebih menarik dan artistik hingga kini banyak
digunakan di hotel-hotel berbintang, cottages, spa, butik, bank, toko serta
interior bangunan modern. Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan
alam dari bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung.
Anyaman Indonesia sangat dikenal di mancanegara dengan berbagai motif dan
bentuk yang menarik.
5. Kulit
Kulit yang dihasilkan dari hewan seperti: sapi, kambing, kerbau, buaya,
dan hewan lainnya dapat dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan. Proses
pembuatan bahan baku kulit cukup sederhana. Kulit hewan potong dicuci
bersih terlebih dahulu, direntangkan, lalu dijemur langsung dengan sinar
15
matahari hingga kering. Sesudah kering, kulit digosok untuk menghilangkan
bulu dan kotoran dengan menggunakan kapak kecil. Kemudian kulit dicuci
bersih dan dijemur kembali. Setelah itu, kulit baru dapat dipergunakan. Jenis
proses seperti ini dinamakan proses kulit mentah yang biasanya dipergunakan
untuk pembuatan wayang kulit. Namun, ada lagi proses kulit yang disamak
yang dapat dijadikan benda kerajinan seperti tas, sepatu, dompet, dan
sebagainya.
Teknik yang digunakan dalam membuat motif pada kerajinan wayang
kulit adalah teknik pahat dan sungging. Namun, dikenal pula teknik lain untuk
pembuatan kerajinan kulit seperti teknik rekat, jahit, tekan (press), dan teknik
pahat.
6. Batu
12
Suci Paresti, Dewi Sri Handayani Nuswantari, Erny Yuliani, dan Indra Samsudin.Prakarya
Kelas VII SMP/MTs (Jakarta : Balitbang Kemendikbud,2013) hal. 6-18.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Suci Paresti, Dewi Sri Handayani Nuswantari, Erny Yuliani, dan Indra Samsudin.
2013. Prakarya Kelas VII SMP/MTs .Jakarta : Balitbang Kemendikbud.
19