Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PEMANFAATAN SENI SEBAGAI PENUNJANG KREATIVITAS SISWA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

MENGGAMBAR DI SD

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Hj. Ike Hananik, M.Pd / Wahdah Refia Rafianti, S.Sn, M.Pd

KELAS : 4B PGSD
KELOMPOK 1:
1. Mukhlis Muntaha Al Munawar 1910125110021
2. Rahimah 1910125220007
3. Esty Fahlupi Yurinda 1910125320027
4. Maya Aulia 1910125320042
5. Muhammad Fajar Tamami 1910125210127
6. Nizmatullayla
1910125120007
7. Mira Erdiyanti 1910125320022
8. Nada Azizah 1910125320022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat
dan anugerah-Nya yang begitu besar, hingga kami bisa menyelesaikan
tugas makalah ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu yang sudah
memberikan tugas makalah ini sehingga kami bisa mendapatkan ilmu
yang bermanfaat. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah
bekerja sama dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas salah satu mata
kuliah Yaitu Menggambar di SD. Kami berharap dengan adanya makalah
ini dapat membantu pembaca mengetahui Pemanfaatan seni sebagai
penunjang kreativitas siswa yang kami buat berdasarkan pengambilan
dari berbagai sumber.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, hingga kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang kiranya bisa memperbaiki
kekurangan dan membangun dari pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banjarmasin, 17 februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Permasalahan................................................................................................2

C. Metode Penulisan..........................................................................................2

D. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

E. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Seni.............................................................................................3

B. Sifat dasar dan unsur pembentuk seni...........................................................7

C. Fungsi Seni..................................................................................................13

D. Konsep pendidikan seni di sekolah dasar...................................................15

E. Pembinaan kreativitas melalui seni di sekolah dasar..................................17

F. Peranan seni sebagai media pembelajaran..................................................21

BAB III PENUTUP...............................................................................................23

A. Kesimpulan.................................................................................................23

B. Saran............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah dasar merupakan institusi pendidikan, memegang peranan
yang cukup penting dan strategis. Dikatakan penting dan strategis, karena
melalui pendidikan dasarlah secara formal anak didik pertama kali akan
memperoleh pengalaman pendidikan. Di lembaga ini pertama kali anak
mengenal berbagai keterampilan dasar seperti menulis, membaca, dan
berhitung serta pada tahapan berikutnya melalui lembaga ini pulalah anak
mengenal berbagai konsep dan pengertian -pengertian dasar dalam bidang
keilmuan yang sangat diperlukan untuk kegiatan selanjutnya.
Pembelajaran seni budaya di sekolah dasar bukan sekedar proses
upaya transformasi pengetahuan seni dan budaya saja, tetapi perlu
diupayakan pengembangan sikap secara aktif, kritis, dan kreatif, dan
dalam proses pengolahan ide, siswa melakukan proses berpikir atau proses
kognisi. Berdasarkan hal itu dimungkinkan terbentuknya pengetahuan,
pemahaman, kemampuan menerapkan prinsip atau konsep, kemampuan
menganalisis, menarik kesimpulan dan menilai. Hal tersebut senada
dengan yang diungkapkan oleh Rohidi (2003:33) yang menyatakan
bahwa:“seni sebagai media dalam pendidikan untuk meningkatkan
kreativitas peserta didik”. Pembelajaran seharusnya tidak hanya
berorientasi pada nilai akademik yang bersifat kognitif saja, melainkan
harus berorientasi pada bagaimana siswa bisa belajar dari lingkungan, dari
pengalaman, dan dari imajinasi siswa, sehingga bisa mengembangkan
sikap-sikap kreatif dan daya pikir yang lebih kreatif. Memperhatikan
tujuan dan esensi pendidikan seni budaya, seyogyanya penyelenggaraan
pembelajaran pendidikan seni budaya mampu mempersiapkan, membina,
dan membentuk kemampuan siswa dalam berkreasi dan berkreativitas.

1
B. Permasalahan
1. Apa pengertian dari seni?
2. Apa saja sifat dasar dan unsur pembentuk dari seni?
3. Apa saja fungsi dari seni?
4. Bagaimana konsep pendidikan seni disekolah dasar?
5. Bagaimana pembinaan kreatifitas melalui seni disekolah
dasar?
6. Bagaimana peranan seni sebagai media pembelajaran?

C. Metode Penulisan
1. Penulusuran dan pengumpulan data.
2. Mendiskusikan dalam kelompok, item-item yang akan
ditampilkan.
3. Menyusun dan penulisan makalah dengan sistematika yang
sudah disediakan.
4. Mendiskusikan point-point penting yang akan di
presentasikan.

D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari seni.
2. Untuk mengetahuisifat dasar dan unsur pembentuk dari
seni.
3. Untuk mengetahuifungsi dari seni.
4. Untuk mengetahui konsep pendidikan seni disekolah dasar.
5. Untuk mengetahui pembinaan kreatifitas melalui seni
disekolah dasar.
6. Untuk mengetahui peranan seni sebagai media pembelajaran.

E. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan serta pengetahuan tentang Pemanfaatan seni
sebagai penunjang kreativitas siswa, dan agar pembaca dapat
menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni
Istilah seni berasal dari istilah “sani” dalam
bahasa Sansekerta yang berarti pemujaan, pelayanan, donasi,
permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur (Sugriwa,
1957 : 219-133), tetapi ada juga yang mengatakan bahwa seni
berasal dari bahasa Belanda “genie” atau jenius. Dalam
versi yang lain, seni disebut cilpa yang berarti berwarna
(kata sifat) atau pewarna (kata benda), kemudian berkembang
menjadi cilpacastra yang berarti segala macam kekriyaan
(hasil keterampilan tangan) yang artistik (Soedarso,
1988:16-17). Dalam perkembangan selanjutnya dari asal kata
seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu seni sebagai
karya seni (work of art), seni sebagai kemahiran (skill) dan
seni sebagai kegiatan manusia (human activity).

Pengertian seni sebagai benda atau karya seni adalah


bahwa seni atau keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan
kesenangan, tetapi berbeda dengan sekedar rasa gembira
karena mempunyai unsur transendental atau spiritual.Pendapat
dari Joganatha.Misalnya lukisan dinding gua yang
diperkirakan berasal dari jaman pra sejarah yang memiliki
nilai religi-magis yang membangkitkan spirit dan sugesti
terhadap binatang buruan manusia purba masa itu.

Pemahaman seni sebagai kemahiran dimaknai seni


merupakan sebuah kemampuan dalam membuat sesuatu dalam
hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang
ditentukan oleh rasio/logika atau gagasan tertentu.Pendapat ini
dinyatakan oleh Aristoteles. Misalnya Idris Sardi, seorang violis Indonesia

3
yang terkenal karena kemahirannya dalam memainkan karya-karya musik
dengan improvisasi-improvisasi nada kreatifnya.

Sementara itu pengertian seni sebagai kegiatan manusia oleh Leo


Tolstoy dikatakan bahwa seni merupakan kegiatan sadar manusia dengan
perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu untuk menyampaikan
perasaanperasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, sehingga
mereka kejangkitan perasaan yang sama dan juga mengalaminya.
Misalnya, Didi Nini Thowok, seorang penari dan koreografer tari yang
tampil dalam kostum wanita membawakan karya tariannya yang kocak
dan baru.

Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam berbagai


bentuk karya seni.Refleksi kehidupan manusia dituangkan melalui media
seni dalm bentuk karya seni.Semua cabang seni (tari, musik, seni rupa,
teater, dan sastra) memiliki nilai yang dapat ditransformasikan dalam
kehidupan seharihari atau sebaliknya. Di dalam seni terdapat simbol-
simbol kehidupan yang memiliki makna mendalam tentang hakikat hidup.
Tari dengan ekspresi gerak, musik dengan bunyi dan suara manusia, teater
dengan ungkapan ekspresi gerak dan vokal, seni rupa dengan berbagai
media visual, semuanya memiliki gaya dan aliran yang beragam
merupakan ungkapan ekspresi yang di dalamnya sarat dengan simbol.
Memaknai cabang-cabang seni ini menjadi penting artinya untuk
mengawali sebuah proses pengenalan tentang apa seni itu.

Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya aktivitas berkesenian


selalu dialami manusia. Hanya saja terkadang kita tidak menyadari atau
merasakannya bahwa aktivitasnya merupakan bagian dari ekspresi seni
yang alami. Contoh, ketika kita hendak pergi ke luar rumah, selalu saja
kita berpikir hendak mengenakan pakaian apa yang sesuai dengan acara
yang akan dihadiri. Dalam memilih pakaian tersebut, kita mungkin harus
memadukan warna busana dengan tas atau sepatunya. Aktivitas memilih
busana dan kelengkapannya untuk dikenakan pada acara itu, tanpa kita
sadari sudah berkaitan dengan selera estetis atau keindahan.

4
Aktivitas tersebut hampir setiap hari dapat kita jumpai dan tidak
kita sadari sebagai upaya untuk memperindah diri kita agar berpenampilan
menarik.Apa yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari
merupakan refleksi dari sikap dan perilaku seseorang.

Seni secara teori dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu seni
murni dan seni terapan.Seni murni adalah penciptaan seni yang hanya
mempertimbangkan fungsi atau bentuknya, sedangkan seni terapan adalah
penciptaan seni yang dirancang untuk kepentingan tertentu di luar fungsi
sebenarnya.

Seni murni merupakan seni yang dasar penciptaannya hanya untuk


fungsi tertentu sesuai dengan karakteristik bentuknya. Contoh pot tanaman
atau tempat tanaman dari tanah liat dibuat apa adanya sesuai dengan
manfaat pembuatannya. Bentuk dan wujud pot adalah sederhana dan
digunakan untuk menanam tanaman bunga.Namun ketika pot tersebut
sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dari aspek bentuknya sudah
berubah serta fungsinya sudah tidak hanya sekedar untuk menanam
tanaman hias, maka pot itu sudah merupakan seni terapan.Contoh pot hias
dibuat dan digunakan untuk bahan melukis atau untuk tempat lampu
minyak.

Kesenian dalam pemahaman sempit oleh sementara kalangan


dianggap seni ansich. Di sana ada seni rupa, musik, tari dan teater. Namun
apakah kesenian hanya terbatas pada empat cabang seni saja. Secara
menyeluruh (holistik) kita dapat memahami kesenian itu lebih luas, tidak
sekedar menguraikan ke dalam empat cabang seni tersebut.

Kesenian secara universal dapat dipahami dan dimaknai sebagai


refleksi kehidupan manusia yang dituangkan ke dalam berbagai ekspresi.
Ekspresi inilah yang memunculkan berbagai jenis seni dimaksud. Batasan
seperti itu, semestinya kesenian mendapat perhatian dan penanganan
khusus agar dikenal tidak saja sebagai upaya menyalurkan hobi dan
kegemaran. Melainkan kesenian dapat dijadikan sarana untuk membentuk

5
perilaku yang dapat kita adopsi dari nilai-nilai edukatif yang terakumulasi
di dalam kesenian dalam arti yang umum.

Pemahaman secara menyeluruh ini perlu ditekankan kepada para


pendidik seni agar dalam memberikan materi pelajaran kesenian dapat
secara kontekstual sampai ke akar objek seni yang dikuasainya.
Penanaman bekal ini sangat penting artinya dalam rangka memberikan
jawaban atas keraguan sementara orang tua siswa yang selalu menganggap
kesenian sebagai mata pelajaran tidak penting. Dari penjabaran wawasan
kesenian secara utuh ini diharapkan orang tua siswa akan semakin paham
tentang pentingnya kesenian dalam kehidupan.

Perkembangan kesenian di era global saat ini menuntut sikap


antisipatif terhadap situasi yang terjadi. Pengaruh budaya global tak dapat
dipungkiri lagi akan berpengaruh pada eksistensi kesenian. Seni sebagai
bagian dari kebudayaan memang selalu berkembang mengikuti arus
perubahan zaman.Hanya saja bagaimana kita menyikapi perubahan itu,
sehingga substansi kesenian tetap bisa dipertahankan.

Mempertahankan substansi seni dalam menghadapi era global


menjadi sesuatu yang penting. Mengingat “roh”kesenian berasal dari
tradisi budaya setempat, baik seni rupa, tari, musik, maupun teater.Dari
sumber tradisi itulah berbagai ekspresi seni bisa dikembangkan ke dalam
bentuk-bentuk lain yang bersifat kreasi atau modern. Pengembangan
bentuk dari konvensional ke kreasi ini sebenarnya merupakan bagian dari
upaya pelestarian dalam bentuk atau format baru.

Menurut Soedarso, Sp., sejarah lahirnya seni secara umum sudah


tua usianya, namun gambaran orang terhadapnya biasanya tidak jelas dan
sering kali terlampau sempit (partial). Kondisi demikian karena luasnya
daerah jelajah seni, juga karena pesatnya perkembangan zaman, sehingga
tidak lagi terjangkau oleh orang-orang di luar komunitasnya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu kiranya kita tengok


batasanbatasan maupun definisi tentang seni dalam pandangan masyarakat

6
secara umum. Definisi yang paling pas dan sering terdengar adalah seni
adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia.Dari
definisi ini maka seni merupakan produk keindahan, suatu usaha manusia
untuk menciptakan sesuatu yang indah-indah yang dapat mendatangkan
kenikmatan. Misalnya seni karawitan, musik, merupakan paduan bunyi
instrumen yang dipadukan dengan suara vokal sehingga menghasilkan
paduan suara yang mengenakkan untuk didengar. Demikian pula dengan
ukir-ukiran kayu di rumah adalah hiasan yang menambah semaraknya
pemandangan atau suasana rumah.

Menurut Ki Hajar Dewantara, seni yaitu segala perbuatan manusia


yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia (1962, p.330). Definisi lain
dikemukakan Akhdiat K. Miharja yang menyebutkan bahwa seni adalah
kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitas (kenyataan) dalam suatu
karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya
(1961, p :17)

Dari definisi-definisi tersebut kita dapat memahami bagaimana


posisi seni dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu secara sistematis kita
perlu memahami hakikat, sejarah, struktur hingga fungsi kesenian itu
dalam kehidupan masyarakat. Dari aspek itulah kita dapat memahami
secara kontekstual apa sebenarnya kesenian dan manfaatnya dalam
kehidupan masyarakat.

B. Sifat dasar dan unsur pembentuk seni


Berdasarkan hasil telaah terhadap teori-teori seni, disimpulkan
bahwa seni memiliki sekurang-kurangnya lima ciri yang merupakan sifat
dasar seni (Gie, 1976: 41-46). Uraian mengenai sifat dasar seni sebagai
berikut.

1. Ciri pertama adalah sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu
rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta realitas baru, sesuatu

7
apa pun (lukisan, pahatan, lagu, tarian, musik, pementasan teater, puisi,
dan sebagainya) yang tadinya belum ada atau belum pernah muncul
dalam gagasan seseorang. Sebagai contoh, seorang pemusik
menciptakan musik eksperimental dengan alat musik tradisional
(gamelan Bali) yang dipadukan dengan alat musik modern, seorang
pematung memahat bangunan candi daribongkahan-bongkahan es dan
seorang pelukis mencipta lukisan dari kulit telur.
2. Ciri kedua adalah sifat individualitas dari seni. Karya seni yang
diciptakan oleh seorang seniman merupakan karya yang berciri
personal, subjektif, dan individual. Si seniman berperan sebagai
konseptor karya sekaligus berperan sebagai pembuat karya atau
pelaku. Dalam perkembangannya, seni dapat pula merupakan karya
bersama atau kolaborasi yang merefleksikan gagasan bersama. Sifat
individual seniman tecermin dalam karya seninya melalui gaya
pengekspresian yang khas. Perhatikan contoh berikut.
(1) Lagu yang diciptakan Iwan Fals terdengar berbeda dari lagu
ciptaan Ebiet G. Ade. Demikian pula tiap penyanyi tunggal ataupun
kelompok memiliki ciri, warna suara, dan gaya tersendiri.
(2) Lukisan Lucia Hartini yang bercorak surealisme menampilkan
kekuatan daya fantasi atau imajinasi alammimpi melalui penguasaan
teknik melukis yang piawai. (3) Karya puisi Sapardi Djoko Damono
terbaca dan terdengar berbeda dari karya puisi W.S. Rendra.
3. Ciri ketiga adalah seni memiliki nilai ekspresi atau perasaan. Dalam
mengapresiasi dan menilai suatu karya seni, harus digunakan kriteria
atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan
estetisnya ke dalam karya seninya, lalu penikmat seni (apresiator)
menghayati, memahami, dan mengapresiasi karya tersebut dengan
perasaannya.Perhatikancontohberikut.
(1)Lagu―Imagine‖karyaJohnLennon merupakan ungkapan
kepeduliannya terhadap nilai-nilai humanisme dan perdamaian
sehingga menggugah perasaan siapa pun yang mendengar. (2) Karya
lukis Affandi menampilkan gejolak perasaan dan emosi yang kuat,

8
bebas, dan spontan serta mampu membangkitkan sensasi emosi dan
kesan yang mendalam pada diri si pengamat/publik seni.
4. Ciri keempat adalah keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang
masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh seseorang seniman dan
terapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau
terhapuskan oleh waktu. Perhatikan contoh berikut.
(1) Lagu “Indonesia Raya” ciptaan W.R Supratman atau lagu “Padamu
Negeri” ciptaan Kusbini sampai saat ini masih tetap abadi dan
diapresiasi masyarakat walaupun mereka telah wafat. Begitu juga
dengan musik periode klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart.
(2) Karya-karya lukis S. Sudjojono dan Affandi sampai saat ini masih
diapresiasi oleh masyarakat dan sangat diminati oleh para kolektor
lukisan walaupun ia telah wafat.
(3) Taman gantung Babylonia di Irak, walau sudah musnah, masih
dikenang oleh masyarakat sebagai salah satu karya asitektur dunia
yang indah dan megah.
5. Ciri kelima adalah semesta atau universal sebab seni berkembang
diseluruh dunia dan sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat. Sejak zaman prasejarah hingga zaman modern
ini, orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan
wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Perhatikan
contoh berikut ini. (1) Desain mode pakaian terus berkembang sesuai
trend mode yang selalu berubah dari waktu ke waktu dan banyak
mempengaruhi gaya hidup masyarakat metropolitan. (2) Di banyak
negara didunia, seperti Belanda, Inggris, Jepang, Cina, Indonesia, dan
sebagainya, dijumpai musik etnik yang terus berkembang sesuai
perkembangan dimasyarakat..
Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya
manusia sehari-hari, misalnya dalam arsitektur rumah tinggal, menata
interior/eksterior, berbusana, menikmati keindahan musik, dan sebagainya.
Manusia memerlukan keindahan karena memberikan kesenangan,
kepuasan, dan sesuatu yang menyentuh perasaan.Perasaan keindahan

9
diperoleh dari alam dan benda atau karya seni. Dalam perkembangan
selanjutnya, karya seni diciptakan tidak selalu untuk menyenangkan
perasaan manusia dengan nilai-nilai keindahannya. Karya seni dapat
memberikan perasaan kaget, terkejut, terteror, dan menakutkan, tetapi
tetap memberikan nilai-nilai lain (nilai kehidupan) yang diperlukan
manusia, seperti perenungan, pemikiran, penyadaran, pencerahan,
dansebagainya.

Nilai-nilai yang terdapat pada suatu karya seni dapat dinikmati dan
diapresiasi melalui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya sebagai berikut.

1. Struktur seni
Struktur seni merupakan perpaduan sejumlah unsur dan media yang
membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh. Unsur-unsur
pembentuk struktur seni beragam jenisnya: bisa berupa unsur-unsur
rupa, unsur-unsur musik, dan unsur-unsur tari atau gabungan dari
unsur-unsur tersebut. Karakteristik dan jenis karya seni ditentukan oleh
jenis unsur yang terdapat di dalamnya. (1) Unsur pembentuk karya
seni rupa adalah unsur-unsur rupa, seperti titik, garis, bentuk, warna,
tekstur, volume, cahaya, dan lain-lain. (2) Seni musik memiliki unsur
pembentuk berupa unsur-unsur musik, seperti irama, melodi, harmoni,
dan ekspresi. (3) Seni tari memiliki unsur pembentuk berupa unsur-
unsur tari, seperti gerak, ruang, dan waktu.

2. Tema
Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide
pokok suatu karya seni dapat dipahami atau dikenali melalui pemilihan
subject matter (pokok soal) dan judul karya. Pokok soal dapat

10
berhubungan dengan nilai estetis atau nilai kehidupan yang berupa
objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa, dan metafora atau
alegori.

Meskipun suatu karya seni tidak selalu menyajikan tema-tema


yang menyenangkan, tidak semua karya memiliki tema atau pokok
soal, seperti karya lukis bergaya abstrak dalam seni rupa. Pada karya
lukis jenis ini, unsur-unsur rupa yang paling dominan adalah garis,
warna, bidang, dan bentuk yang tidak dikenali wujudnya
(nonrepresentasional), tetapi mengutamakan prinsip komposisi
(penataan unsur-unsur rupa) yang mengekspresikan emosi, perasaan,
atau pikiran siseniman.
3. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan
menjadi suatu karya seni melalui pemanfaatan material (bahan dan
alat) dan keterampilan teknik. Tanpa medium, tak ada karya seni. Pada
seni rupa, mediumnya dapat berupa karya seni dua dimensi (lukisan
cat air, sketsa, cukil kayu, dan lain-lain) atau karya seni tiga dimensi
(patung batu, relief logam/kayu, dan lain-lain) aau media baru (video-
art, instalasi, peformance art, digital art, dan lain-lain). Pada seni tari,
mediumnya adaah gerakan anggota badan sang penari. Berikut adalah
contoh gerakan anggota badan penari sebagai medium tari.

11
Pada seni musik, mediumnya adalah bunyi atau susunan nada-
nada yang bersumber dari vokal/suara manusia atau instrumen musik
(piano, keyboard, angklung, gong, calung, batu dan lain-lain).
4. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri, kepribadian, atau
gaya personal yang khas dari si seniman. Dalam percakapan, sering
kali antara gaya dan aliran tidak dibedakan. Akan tetapi, sebenarnya
keduanya mempunyai perbedaan yang prinsip. Menurut Soedarso Sp.
(1987: 79), gaya adalah ciri bentuk luar yang melekat pada karya
seni .sementara itu, aliran atau isme lebih berkaitan dengan pandangan
atau prinsip si seniman dalam menanggapi sesuatu. Perhatikan contoh
berikut.
(1) Dalam seni tari tradisional Indonesia, dikenal tari gaya Yogyakarta,
tari gaya Melayu, tari gaya Minang, dan sebagainya.
(2) Dalam seni lukis, dikenal bermacam-macam gaya dan aliran,
seperti naturalisme, realisme, ekspresionisme, dadaisme, pop art dan
sebagainya.
(3) Dalam seni batik traisional, dikenal antara lain bati gaya
Yogyakarta dan batik gaya Surakarta. Pada seni musik, dijumpai
antara lain gaya musik abad pertengahan, gaya musik klasik, gaya
musik modern dan lain-lain.

12
C. Fungsi Seni
1. Seni Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Individu
Kebutuhan individu di bagi menjadi dua, yaitu kebutuhan fisik dan
kebutuhan emosional.
a. Seni Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Secara fisik, manusia adalah makhluk lemah di bandingkan
dengan makhluk lain. Manusia sejak lahir memerlukan
perlindungan khusus dari gangguan alam, seperti dari gangguan
binatang dan gangguan cuaca. Semua keperluan tersebut
berkembang dari yang sangat sederhana sampai kepada yang lebih
sempurna. Begitu seterusnya hingga manusia di sebut makhluk
berbudaya.Untuk memenuhi kebutuhan fisik itu, seniman sangat
berperan. Mereka menciptakan bentuk-bentuk yang enak di
pandang dan ini merupakan kenikmatan. Penciptaan bentuk-
bentuk baru untuk benda pakai disebut disainer dan hasilnya
disebut desain.
b. Seni Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Emosional
Emosi adalah luapan perasaan yang berupa kegembiraan,
kemarahan, kesedihan, atau keharuan. Dalam seni , luapan
perasaan disebut ekspresi. Pelukis berekspresi dalam bentuk
lukisan, penyair dalam puisi, komponis dalam bentuk lagu, dan
koreografer atau pencipta tari dalam bentuk tarian. Dengan
demikian kebutuhan emosional bagi seniman adalah seni.Mereka
berekspresi secara aktif, sedangkan penikmat karya seni yang
bukan seniman berekspresi pasif.

13
2. Fungsi Sosial Seni
Pengerian social adalah manusia berhubungan satu sama lain.
Karya seni berfungsi social jika karya seni iu berhubungan dengan
orang lain.
a. Seni Sebagai Media Penerangan
Ada suatu ungkapan yang berbunyi “ menerangkan itu
mudah, akan tetapi membuat orang agar menjadi mengerti itu
sulit”. Seni adalah salah satu alat atau cara yang paling ampuh
untuk membuat mengerti pihak lain, karena setiap orang suka
dengan hiburan yang menyenangkan. Oleh karena itu, hampir
setiap program pemerintah atau perusahaan selalu memakai seni
sebagai alat. Contoh: poster yang di buat pemerintah, misalnya
untuk pemilihan umum, anjuran ber-KB, imunisasi bagi balita dan
penanggulangan penyakit akibat banjir.
b. Seni Sebagai Media Pendidikan
Pendidikan dapat dikelompokkan menjadi:
1). Pendidikan formal ( pendidikan sekolah )
2). Pendidikan informal ( pendidikan dalam lingkungan keluarga )
3). Pendidikan nonformal ( pendidikan dalam masyarakat)
Upaya dalam pendidikan yang sudah umum di lakukan agar
menyenangkan adalah seni. Di sekolah, permainan drama dapat di
pakai dalam pelajaran sejarah, menyanyi atau music dipakai untuk
memperhalus perasaan. Sedangkan pendidikan nonformal dapat
dilakukan oleh pemerintah melalui film, lagu, atau wayang.

c. Seni Sebagai Media Agama

Tidak ada suatu agamapun yang tidak memiliki nilai seni:


membaca Al-Quran, kaligrafi,nyanyian rohani, arsitektur masjid,
arsitektur gereja dan pura adalah seni yang berhubungan dengan
agama. Untuk memuliakan Tuhan seni sangat berperan.Sebagai
contoh dapat kita lihat megahnya Candi Borobudur dan Candi
Prambanan. Karya seni berupa relief dan patung sangat

14
mengagumkan. Relief pada dinding candi merupakan ilustrasi isi
kitab suci agama Budha dan Hindu. Dalam dunia islam tidak
terhitung masjid-masjid megah di bangun sebagai rasa cinta kepada
Allah SWT. Dalam sejarah perkembangan agama Nasrani bangun
di bangun gereja-gereja besar dengan lukisan dinding-dinding nya
yang termasyhur. Jadi, betapa eratnya fungsi seni terhadap agama.

d. Seni Sebagai Media Hiburan


Peluapan emosi yang menyenangkan dinamakan hiburan. Seorang
seniman akan terhibur ketika berkarya dan akan merasa lebih
terhibur lagi jika karyanya di nyatakan berhasil. Demikian pula
seorang akan merasa terhibur dengan mendengarkan music,
terhibur setelah melihat fil yang bagus, terhibur setelah melihat
lukisan yang menyentuh perasaannya. Tempat-tempat wisata yang
penuh dengan objek-objek seni selalu dibanjiri wisatawan yang
mencari hiburan.

D. Konsep pendidikan seni di sekolah dasar


Konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar diarahkan pada
pembentukan sikap, sehingga terjadi keseimbangan intelektual dan
sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran dan kepekaan emosi.
Karena pada masa usia Sekolah Dasar, perkembangan mental dan fisik
anak sedang dalam tahap maksimal sehingga untuk mengoptimalkan
kreativitasnya maka pendidikan seni merupakan salah satu cara yang tepat
untuk digunakan. Pada usia SD anak masih memiliki kejujuran dan
kepolosan dalam berekspresi dan mengembangkan kreativitasnya. Oleh
karena itu, pendidikan seni baik seni rupa, seni music, seni tari maupun
drama seharusnya dapat menjadi wadah atau sarana bagi anak untuk
mengembangkan dan menuangkan kreativitasnya. Kebutuhan akan
kreativitas bagi anak tidak hanya bagi kehidupan seninya saja tetapi juga
dalam kehidupannya sehari-hari, kreativitas memiliki peranan yang sangat
penting. Kreativitas bukan hanya kemampuan untuk menciptakan tetapi
lebih dari itu yaitu meliputi kemampuan membaca situasi, kemampuan

15
beradaptasi dengan lingkungan, kemampuan membuat analisis yang tepat,
serta kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang lain dari
pada yang lain. Maka dari itu, melalui pendidikan seni, anak dapat melatih
dan meningkatkan kreativitasnya melalui kegiatan-kegiatan seni yang
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi kegiatan-
kegiatan seni yang dilakukan ini tetap menyenangkan bagi anak.

Dapat dikatakan bahwa, konsep pendidikan seni memiliki dua


bentuk konsep, yang pertama yaitu konsep pendidikan seni yang berkaitan
dengan aspek ekspresi artistic dan kedua yaitu konsep pendidikan seni
yang dikaitkan dengan tujuan pendidikan. Berikut ini adalah konsep dalam
pendidikan seni yang pernah ada antara lain:

1) Konsep Pendidikan Seni untuk Apresiasi Konsep ini dipelopori oleh


Alfred Lichtwart dan Konrad Lange, dengan pemikiran bahwa
“persepsi” anak-anak kepada seni dan keindahan perlu dekembangkan
melalui penghayatan langsung, baik melalui kegiatan menggambar
maupun kegiatan observasi, dengan mengunjungi obyek-obyek seni
seperti museum, sanggar seniman, pameran dan lainnya.
2) Konsep Pendidikan Seni untuk Pembentukan Konsepsi Konsep ini
bermula dari pemikiran bahwa “menggambar adalah alat untuk
mengungkapkan pikiran” yang cetuskan oleh Walter Sargent. Gambar
adalah bahasa yang digunakan untuk melahirkan dan
mengembangkan ide-ide. Menggambar suatu obyek berarti
menerjemahkan persepsi ke dalam Bahasa visual. Kegiatan
menggambar merupakan kegiatan mental dan pikir yang dapat
membentik konsep. Konsep ini memandang seni pada proses
kegiatannya yang terkait dengan kemampuan kognitif.
3) Konsep Pendidikan Seni untuk Pertumbuhan Mental dan Kreatif
Menurut konsep ini, anak adalah idealnya, sedangkan seni adalah
sarananya. Maksud dari konsep ini adalah, bahwa seni mer upakan
sarana bagi anak dalam proses pertumbuhan mental dan jiwa
kreatifnya.

16
4) Konsep Seni sebagai Keindahan Konsep ini menyatakan bahwa seni
identik dengan keindahan. Hasil seni yang indah didapatkan dari
benda-benda yang terseleksi.
5) Konsep Seni sebagai Imitasi Menurut konsep ini yang dimaksud
dengan kegiatan seni adalah kegiatan meniru alam, dan setiap hasil
seni haruslah tiruan dari bentuk alam.
6) Konsep Seni sebagai Hiburan yang Menyenangkan Konsep ini
berpendapat bahwa seni haruslah sesuatu yang menyenangkan dan
dapat menghibur pengamat. Suatu karya disebut karya seni jika dapat
dinikmati oleh pengamat dan pengamat dapat menangkap makna atau
mengerti pesan/ide penciptaannya. Dalam pendidikan seni di sekolah
dasar, konsep pendidikan seni diarahkan pada pembentukan sikap,
sehingga terjadi keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional
dan irasional, akal pikiran dan kepekaan emosi. Konsep ini mulai
dikembangkan oleh Plato dalam tesisnya “Art should be The Basis of
Education“. Konsep ini menempatkan seni sebagai materi, alat atau
media dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan
pendidikan.

E. Pembinaan kreativitas melalui seni di sekolah dasar


Anak usia SD merupakan masa keemasan berekspresi kreatif.
Kadar kreativitas anak masih sangat tinggi.anak dapat melakukan kegiatan
berolah seni secara wajar dan spontan, karena daya nalar anak belum
sampai membatasi keleluasaan untuk berkarya secara murni dan lugu.
Ungkapan perasaan anak yang masih polos memungkinkan mereka untuk
berekspresi secara wajar dan penuh spontan sehingga proses tersebut
memiliki kebermaknaan bagi perkembangan mereka. Masa anak-anak
merupakan awal berkembangnya kreativitas. Kreativitas tampak di awal
kehidupan anak dan tampil dalam bentuk permainan. Seperti kita ketahui
bahwa usia sekolah dasaradalah usia bermain, kehidupan anak banyak
dicurahkan untuk bermain. Bermain adalah mencoret, berteriak, meloncat,
bergerak dan lainnya. Kegiatan bermain yang disenangi anak ini dapat
diwujudkan dalam pendidikan seni baik itu seni rupa, tari maupun

17
musik.Kegiatan-kegiatan inilah yang diarahkan kepada pengembangan
kreativitas.Dengan demikian, berekspresi seni secara kreatif pada anak
dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan kreativitas anak.

Pendidikan merupakan usaha dalam membantu anak mencapai


kesuksesannya, demikian pula dengan pendidikan seni, oleh karena itu,
segala cabang dalam seni dapat digunakan sebagai media dalam bidang
pendidikan. Seni sebagai cara dan seni sebagai sarana. Seni sebagai sarana
atau media pendidikan adalah konsep pendidikan seni yang sesuai bagi
anak-anak sekolah dasar, sedangkan seni sebagai tujuan yang utama
seringkali diselenggarakan di sekolah-sekolah seni atau disanggar.Oleh
sebab itu, untuk pendidikan seni di sekolah dasar, guru tidak mengajarkan
bagaimana untuk menggambar, bagaimana untuk menari dan bagaimana
untuk menyanyi saja, tetapi juga harus mengarahkan kepada pembinaan
dan pengembangan kreativitas untuk mengangkat bakat dan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing siswa. Dalam pendidikan seni, anak
dibebaskan untuk mengekspresikan apa yang ada dalam jiwanya baik itu
melalui gambar, kegiatan menyanyi ataupun gerakan-gerakan tari. Bebas
berekspresi membuat anak dapat mengembangkan apa yang ada dalam
dirinya, kreativitas anak untuk menciptakan sesuatu juga semakin
berkembang. Pada usia SD, anak mengalami masa keingintahuan dan
perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotorik yang cepat.
Perkembangan anak ini akan terhambat jika mereka “dibunuh” rasa
keingintahuan dan kreativitas mereka. Kreativitas anak pada masa ini
sangat beragam sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan otak
mereka. Oleh karena itu, untuk menunjang perkembangan kreativitas anak
agar tumbuh optimal, pendidikan seni memegang peranan yang sangat
penting yaitu sebagai sarana yang dapat memfasilitasi anak dalam
mengekspresikan pikiran dan jiwa mereka dengan bimbingan dan arahan
dari guru serta pendidikan seni sangat membantu dalam meningkatkan dan
mengoptimalisasikan perkembangan kreativitas anak.

18
Peran guru menurut UU No.14 tahun 2005 “adalah pendidik yang
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.” Berdasarkan Undang-Undang tersebut guru
memiliki peran dan tugas utama sebagai pendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluaisi peserta
didiknya.Oleh karena itu, seorang guru berhak menjadi pembina dalam
mengembangkan minat dan bakat peserta didiknya.

Pada dasarnya kegiatan pembelajaran Seni Budaya yang


diselenggarakan di sekolah merupakan sarana peserta didik untuk dapat
mengembangkan potensi, minat dan bakat yang ada di dalam dirinya agar
dapat menyalurkannya pada bidang yang tepat dan juga diberikan
pembinaan yang sesuai oleh guru yang bertanggung jawab.Melalui
kegiatan pembelajaran tersebut peserta didik diharapkan mampu
mengembangkan minat dan bakatnya.Selain memang tugas utama seorang
guru memberikan pelayanan sedemikian rupa.

Ketika bakat peserta didik sesuai dengan minat yang disukainya ada
tiga hal lain yang akan mengasah potensi anak dan menciptakan daya
minat, bakat, dan kreativitasnya. Hal tersebut antara lain :

a) Harus ada dukungan dari orangtua maupun lingkungan


Dukungan yang diberikan tak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga
dukungan moril, contohnya dengan memberikan pujian (tanpa
berlebihan dan terlalu sering) saat anak menunjukkan kemampuan juga
menjadi bentuk dukungan.Bentuk dukungan juga bisa diberikan
dengan tidak membanding-bandingkan anak dengan saudara atau
temannya.

b) Memotivasi agar tidak berhenti berusaha.


Jika anak tidak berminat, padahal mempunyai bakat di bidang seni,
hendaknya sebagai orangtua dan guru kita tidak boleh menyerah, tetapi

19
kita harus terus memberikan semangat dan dorongan kepada anak agar
membangkitkan keantusiasan dan kepercayaan diri anak tersebut

c) Berikan fasilitas yang memadai.


Ini merupakan faktor yang sangat penting dalam meneruskan atau
mengasah minat dan bakat anak.Fasilitas yang diberikan tidak harus
selalu mahal, tetapi yang lebih penting adalah kelengkapan dan
kenyamanan ketika anak menggunakannya.

Minat, bakat dan kreativitas adalah istilah yang mempunyai arti


yang berlainan, namun istilah tersebut sering dipakai bersama-sama.
Munculnya istilah kreativitas disebabkan adanya bakat dan begitu juga
sebaliknya yaitu munculnya bakat berkat adanya kreativitas, berarti
kedua istilah ini sulit untuk dipisahkan dalam arti berdiri sendiri-
sendiri tanpa ada suatu hubungan antara bakat dan kreativitas yang
diawali oleh minat yang kuat.Peran guru dalam pengembangan minat
dan bakat mengenai pembinaan kreativitas melalui pendidikan seni,
antara lain :

1. Guru harus kreatif dan menyukai tantangan


Guru harus bersifat kreatif serta senang akan tantangan dan hal
baru, sehingga ia akan senantiasa mengembangkan, memperbarui
dan memperkaya aktivitas belajar terhadap siswanya dari waktu ke
waktu.
2. Menghargai karya anak
Menghargai anak sangatlah prinsipel sifatnya. Tanpa sikap ini
mustahil anak akan bersedia mengekspresikan dirinya secara bebas
dan mandiri dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Menerima anak apa adanya.
Setiap anakmempunyai keunikan dan kekhasan masing-masing,
sebagai seorang guru yang profesional kita dituntuk untuk
memahami keunikan peserta didiknya, sehingga anak akan merasa
aman dan senang ketika bersama kita.
4. Motivator

20
5. Seorang guru sebagai pendorong bagi peserta didik dan seluruh
komponen akademika untuk terus mengembangkan diri dan
memaksimalkan potensi kreatif yang mereka miliki.
6. Ekspresif, penuh penghayatan dan peka pada perasaan.
Kematangan emosional para pengembang minat dan bakat adalah
hal yangpenting untuk dapat meningkatkan hasil minat dan bakat
anak.
7. Mencintai seni dan keindahan.
Seorang guru harus mencintai seni dan keindahan. Dengan hal
tersebut guru akan memiliki konsep-konsep dasar tentang estetika
yang akan ia ajarkan pada siswanya.
8. Memiliki rasa cinta yang tulus terhadap anak
Kecintaan yang tulus terhadap anak akan memberikan kenyamanan
secara psikologis bagi anak untuk dapat dengan tenang dan senang
melakukan eksplorasi terhadap potensi dirinya.
9. Tertarik pada perkembangan anak.
Guru hendaknya memahami akan aspek perkembangan anak,
sehingga guru dapat mengembangkan minat dan bakat anak sesuai
dengan perkembangan dan dapat menangani permasalahan yang
muncul dalam pembelajaran seni.

F. Peranan seni sebagai media pembelajaran


Secara umum peran Seni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa
aktivitas fisik dan cita rasa keindahan. Aktivitas fisik dan cita rasa
keindahan itu tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi,
berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran,
yang masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan
aktivitas dalam gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya serta
apresiasi dengan memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat
(Depdiknas, 2003:1).

Peranan seni secara umum dapat dilihat berdasarkan karakteristik


seni itu sendiri. Menurut Depdiknas (2003:1), kesenian memiliki peran

21
multidimensional, multilingual, dan multikultural.
Feld dalam Muzni (2005) mengemukakan peran pendidikan seni yang
multidimensional pada dasarnya dapat mengembangkan kemampuan dasar
manusia, seperti fisik, perseptual, intelektual, emosional, sosial, kreativitas
dan estetik.Berdasarkan hal tersebut berbagai kecerdasan manusia mampu
dioptimalisasi melalui pendidikan seni.Seni di setiap tingkat pendidikan
dapat membentuk manusia yang mengemban kepekaan estetis, daya cipta,
intuitif, imajinatif, inovatif, dan kritis terhadap lingkungannya.

Seni memiliki peranan dalam pengembangan kreativitas, kepekaan


rasa dan inderawi, serta kemampuan berseni melalui pendekatan belajar
dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni.Bidang-bidang
seni seperti musik, tari, teater, rupa, dan media memiliki kekhasan
tersendiri berdasarkan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam
pembelajaran seni, aktivitas berseni harus menampung kekhasan tersebut
yang tertuang dalam gagasan-gagasan keterampilan/keahlian proses kreasi
seni serta mengapresiasikan seni dengan cara mengilustrasikan
pengalaman pribadi, mengeksplorasi (menggali) rasa, melakukan
pengamatan dan penelitian (mempelajari) atas elemen, prinsip, proses dan
teknik berkarya yang dikaitkan dengan nilai-nilai budaya serta keindahan
dalam masyarakat yang beragam.

Selain itu peranan seni dalam media pendidikan yaitu sebagai alat
peraga untuk memperlancar proses belajar supaya lebih mudah
memahaminya.Seni berperan penting dalam pengajaran atau dalam
pembelajaran, dimana sesuai definisi pengajaran itu sendiri, pendidik yang
memiliki kompetensi “plus” di dalam dirinya, berupa bakat atau talenta
seni, dipandang lebih mampu mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan
yang diharapkan.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran Seni dan budaya harus mendapatkan perlakuan yang
sama dalam pembelajarannya oleh para pendidik. Dengan pembelajaran
pelajaran seni dan budaya yang memaksimalkan kreativitas yang
terjembatani pembentukan karakter. Diharapkan dengan pembelajaran seni
yang melibat kan seluruh kompetensi yang ada dalam diri peserta didik
permasalahan yang timbul disebabkan oleh karakter dapat dikurangi dari
kinerja seorang pendidik disekolah dasar.Krisis multidimensi dan
keterpurukan bangsa, pada hakekatnya bersumber dari jati diri, dan
kegagalan dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa.
Permasalahan yang ada dalam diri pendidik dan sarana serta prasaran yang
kurang memadai darilingkungan pendidik untuk melaksanakan pendidikan
seni ini, dapat diselesaikan dengan banyak cara.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari banyak kekeliruan dan
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan dari
semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun, untuk kelancaran pembuatan makalah selanjutnya. Namun,
kami berharap makalah kami bisa bermanfaat bagi kita semua.

23
DAFTAR PUSTAKA

Suhaya. 2016. Pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreativitas. Jurnal Pendidikan


dan Kajian Seni. 1(1): 1-15. (diakses 17 Februari 2021).

Wintara, I Made Satya. 2017. Pentingnya Peran Guru Dalam Pengembangan


Minat, Bakat Dan Kreativitas Siswa Melalui Ekstrakurikuler. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1-13. (diakses 18 Februari 2021).

Ardipal. 2007. ”Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Seni”.


Makalah.Forum Eks.Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni se-Indonesia
IX.Makassar, 13 – 15 Juli 2007.

https://esterikadk.wordpress.com/2015/06/27/peran-seni-sebagai-media-
pendidikan/

Suhaya S. 2016. Pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreatifitas. Jurnal


Pendidikan dan Kajian Seni.1, (1), 1-2.

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/view/837.

Purhanuddin MS Viktor. 2019. Pendidikan Seni Dalam Meningkatkan Kreativitas


Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Wawasan Pengembangan. 6, (2), 14-15.

http://ejournal.undaris.ac.id/index.php/waspada/article/view/87.

Nurhadiat, Dedi. 2004 .Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Grasindo.

24

Anda mungkin juga menyukai