Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN DAN KARAKTERISTIK PESERTA BELAJAR


“BUDAYA”

Dosen Pengampu :
Novi Trilisiana S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Ruslan Sidik 19105241004
2. Haya Antesya Rachma 19105241034
3. Febrian Riski Astoni 19105241035
4. Indriani Eka Ratri P.H 19105241040
5. Ilham Indrakuswara 19105244009

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya sehingga dalam hal ini kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Perkembangan dan Karakteristik Peserta Belajar yang berjudul “Budaya”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Novi
Trilisiana S.Pd., M.Pd. Pada mata kuliah perkembangan dan karakteristik peserta belajar.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang budaya bagi
pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dari Ibu Novi Trilisiana S.Pd., M.Pd. selaku
dosen mata kuliah perkembangn dan karakteristik peserta belajar yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 20 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................... ..1


B. Rumusan Masalah..................................................................................................... .1
C. Tujuan....................................................................................................................... .1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................2

A. Definisi Budaya.................................................................................................... .....2


B. Budaya sebagai Pijakan Pembelajaran....................................................................... 2
C. Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mempertimbangkan Budaya..............................3
D. Instrumen Analisis Budaya....................................................................................... .3
E. Dampak Negatif Pengabaian Budaya...................................................................... .4

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................5

A. Kesimpulan ................................................................................................................5
B. Saran .......................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................6

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tylor mengartikan budaya sebagai “...that complex whole which includes
knowledge, belief, art, morals, laws, customs, and any other capabilities and habits
acquired by man as a member of ssociety” (dalam Brameld, 1957). Budaya
merupakan suatu kesatuan yang unik dan bukan jumlah dari bagian-bagian. Suatu
kemampuan kreasi manusia immaterial, berbentuk kemampuan psikologis seperti
ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, dan sebagainya.
Di dalam pembelelajaran sering dimasukan nilai-nilai budaya pada setiap
pembelajaran karena budaya sendiri merupakan salah satu aspek karakteristik siswa
yang amat penting diperhatikan sebagai pijakan dalam pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran.Oleh karena itu di setiap daerah kadang memiliki suatu mata pelajaran
ang dimana mata pelajaran tersebut memiliki kaitan erat dengan budaya setempat
contohnya pelajaran bahasa local setempat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari budaya?
2. Bagaimana budaya sebagai pijakan dalam pembelajaran?
3. Apa prinsip pembelajaran yang mempertimbangkan budaya?
4. Apa saja instrumen analisis budaya?
5. Apa saja dampak negatif jika terjadi pengabaian budaya dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari budaya.
2. Mengetahui bagaimana budaya sebagai pijakan dalam pembelajaran.
3. Mengetahui prinsip pembelajaran yang memperhatikan budaya.
4. Mengetahui instrumen analisis budaya.
5. Mengetahui dampak negatif dari pengabaian budaya dalam pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Budaya
Tylor mengartikan budaya sebagai “...that complex whole which includes
knowledge, belief, art, morals, laws, customs, and any other capabilities and habits
acquired by man as a member of ssociety” (dalam Brameld, 1957). Budaya
merupakan suatu kesatuan yang unik dan bukan jumlah dari bagian-bagian. Suatu
kemampuan kreasi manusia immaterial, berbentuk kemampuan psikologis seperti
ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, dan sebagainya. Budaya dapat berbentuk fisik
seperti hasil seni, dapat juga berbentuk kelompok-kelompok masyarakat, sebagai
realitas objektif yang diperoleh dari lingkungan dan tidak terjadi dalamn kehidupan
manusia terasing melainkan dalam kehidupan suatu komunitas.
Defini lain mengatakan bahwa budaya adalah pola utuh perilaku manusia dan
produk yang dihasilkannya membawa pola pikir, pola lisan, dan artefak (Paulina
Panen, 2002). Produk ini sangat tergantungb pada kemampuan seseorang untuk
belajar, untukmenyampaikan pengetahuannya kepada generasi berikutnya melalui
beragam alat, bahasa, dan pola nalar. Dalam defini diatas mengandung makna bahwa
budaya merupakan suatu kesatuan utuh yang menyeluruh, memiliki beragam aspek
dan perwujudan, serta dapat dipahami melalui suatu proses belajar.

B. Budaya Sebagai Pijakan Dalam Pembelajaran


Budaya secara operasional memiliki karakteristik untuk memperhatikan hal-hal
sebagai berikut : jenis pengetahuan, kebermaknaan belajar, proses belajar, penelitian
dan perubahan budaya pembelajaran. Budaya sering digunakan siswa sebagai alat
untuk mengekspresikan pemahaman siswa melalui berbagai bentuk perwujudan
budaya.
Pembelajaran berbasis budaya mengakui bahwa budaya merupakan bagian
penting dan mendasar dari pendidikan sebagai alat untuk mengkomunikasikan dan
mengekspresikan suatu gagasan, tempat berkembangnya pengetahuan, sebagai lahan
untuk bereksplorasi dankonteks dimana ilmu pengetahuan dipelajarai serta diterapkan
dalam kehidupan. Karena pada prinsipnya akan menjadikan pembelajaran bermakna
dan konseptual, sebab sangat terikat dengan komunitas budaya dimana materi
pelajaran dipelajari dan diterapkan.
Kemampuan siswa untuk menjelaskan dan menerapkan secara kontekstual
diharapkan mampu menumbuhkan kemampuannya untuk merefleksikan kemajuan
komunitas budayanya secara ilmiah. Karena pembelajaran berbasis budaya
merupakan strategi yang mampu mendorong terjadinya proses imaginative, metaforik,
berpikir kreatif dan juga sadar budaya.
Oleh sebab itu, factor sosial budaya ini siswa perlu mengetahuinya untuk
diajdikan pijakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Informasi ini juga urgen
bagi para pengembang sumber-sumber belajar agar strategi dan media-media

2
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran selaras dengan kondisi sosial
budaya dimana siswa tinggal.
C. Prinsip Yang Mempertimbangkan Budaya

Prinsip yang mempertimbangkan budaya ini adalah prinsip teori


kontruktivisme dan teori bermakna ausubel. Dimana Vygotsky menyimpulkan bahwa
siswa mengkontruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari
pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Konstruktivisme juga
dikembangkan oleh piaget yang menyatakan bahwa setiap individu menciptakan
makna dan pengertian baru, berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki,
diketahui, dan dipercayai dengan fenomena ide atau informasi baru yang dipelajari.

Selain itu, menurut Ausubel, seseorang belajar dengan mengasosiasikan


fenomena baru ke dalam sekema yang telah ia punya. Dalam proses itu seseorang
dapat memperkembangkan sekema yang ada atau dapat mengubahnya. Dalam proses
belajar ini siswa mengonstruksi apa yang ia pelajari sendiri.

Teori belajar bermakna Ausuble ini sangat dekat dengan konstruktivesme.


Keduanya menekankan pentingnya pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena,
dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Keduanya
menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam konsep atau pengertian
yang sudah dipunyai siswa. Keduanya mengandaikan bahwa dalam proses belajar itu
siswa aktif.

D. Instrumen Analisis Budaya

Dalam menilai dan menentukan budaya organisasi sendiri perusahaan dapat


memilih banyak cara yang ada, salah satunya ialah melalui metode Organizational
Culture Assessment Instrumen atau biasa di sebut OCAI. OCAI merupakan sebuah
instrumen yang membagi perusahaan menjadi 4 dimensi yaitu,

1. Clan culture, kultur yang menekankan pada keakraban dan ikatan emosi untuk
saling berbagi, sehingga organisasi lebih tampak seperti keluarga yang saling
menaungi satu sama lain.
2. Adhocracy culture, kultur yang sangat dinamis, dijiwai semangat
entrepreneursip dan kreatifitas. Nilai yang sangat diutamakan adalah inovasi dan
keberanian mengambil resiko
3. Market culture, Kultur ini beroperasi pada mekanisme ekonomi pasar, dengan
melakukan transaksi-transaksi yang ditujukan untuk menciptakan keunggulan
kompetitif.
4. Hierarchy culture, kultur yang sangat formal dan teratur, dimana setiap aktivitas
semua lini manajemen mempunyai sebuah aturan main yang jelas, sesuai dengan apa
yang dikehendaki organisasi.

Dimensi-dimensi tersebut selanjutnya diturunkan menjadi pertanyaan yang akan di isi


oleh karyawan perusahaan. Metode OCAI ini sendiri di pilih di karnakan metode ini

3
melihat tipe-tipe kultur yang ada sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan, hal itu
didasarkan pada kenyataan bahwa setiap organisasi merupakan campuran dari
keempat tipe yang ada.

Walaupun begitu tetap ada kultur yang dominan pada setiap organisasi. Dan
dalam metode ini akan ditemukan kultur budaya organisasi saat ini dan kultur budaya
yang di harapkan di masa yang akan datang. Sehingga metode ini dapat
mencerminkan ke arah mana organisasi dikelompokkan dan apakah budaya organisasi
sekarang telah mendukung misi dan tujuan perusahaan, dan juga OCAI berguna untuk
mengidentifikasi elemen-elemen di dalam budaya yang dapat melawan misi dan
tujuan tersebut, agar perbaikan-perbaikan dari masih-masing elemen yang ada dapat
dilakukan.

E. Dampak Negatif Dari Pengabaian Budaya Dalam Pembelajaran


Budaya sangat penting untuk di perhatikan karena karakter dari masing-masing
daerah pada individu memiliki perbedaan yang berdasarkan pada adanya budaya
setempat yang mempengaruhinya.Oleh karena itu hal ini perlu diperhatikan jika tidak
maka dapat menimbulkan masalah berikut diantaranya :
1. Siswa tidak dapat mengkomunikasikan dan mengekspresikan gagasan sesuai tempat
lingkungan diamana siswa tersebut berada;
2. Siswa sulit berinteraksi dengan baik dalam lingkungan budayanya sendiri maupun
budaya lain;
3. Guru sulit dalam mengkomunikasikan materi yang disampaikan.
4. Siswa menjadi kurang mengeksplorasi budaya yang ada disekitarnya sehingga kurang
mampu dalam menerapkannya di lingkungan; dan
5. Siswa akan terhambat dalam perkembangan pengetahuannya secara kontekstual.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Budaya adalah suatu kemampuan kreasi manusia immaterial, berbentuk


kemampuan psikologis seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, dan sebagainya.
Prinsip yang digunakan adalah teori kontrutivisme dan teori belajar bermakna
ausubel.Instrumen untuk menilai budaya adalah OCAI (Organizational Culture
Assessment Instrumen), dalam pembelajaran budaya ini sangat diperlukan dalam
pendidikan karena pada akhrinya kita akan menerapakannya di lingkungan sosial
sehingga hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi masalah yang akan merugikan
baik individu maupun kelompok sosial.

B. Saran
Demikian pokok pembahasan makalah yang dapat penulis paparkan. Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun
mengenai pembahasan makalah ini.

5
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. (2017). Karakterisitik Siswa Sebagai Pijakan Pembelajaran. Yogyakarta :


UNY Press.

https://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/ diakses
tanggal 21 April 2020.

https://www.kompasiana.com/opi21/565d15bcc5afbd48250e3e88/menilai-budaya-suatu-
organisasi-dengan-metode-ocai diakses tanggal 21 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai