Anda di halaman 1dari 14

BUDAYA DAN PENDIDIKAN

(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Lintas Budaya)

Dosen Pengampu : Faisal Akbar,M.Pd.

Disusun oleh :

Dede Siti F.H 22130041

Febi Faridatul Z 22130051

Ichlasul Amal 22130251

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM KH. RUHIYAT CIPASUNG

SINGAPARNA TASIKMALAYA

2023M / 1444H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menurunkan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga kita bisa berkumpul dan hadir pada mata kuliah ini. Shalawat besertakan salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan hingga zaman terang benderang ini.

Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap dapat memberikan ilmu-ilmu


bermanfaat yang berkaitan dengan Budaya dan Pendidikan. Penulis juga sangat sekali
mengharapkan materi ini dapat disebarluaskan agar menjadi amal jariyah yang tidak
terhingga. Tidak terlupakan juga kami ucapkan terimakasih kepada dosen, rekan-rekan, dan
seluruh aspek yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Terakhir, kami meminta maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dan


kekeliruan dalam pembuatan makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
rekan-rekan semua agar kita bisa saling membantu dan berkembang dalam hal kebaikan.

Cipasung, 16 Oktober 2023

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

I. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4

II. Rumusan Masalah................................................................................................................... 5

III. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 5

BAB 2 ............................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6

A. PENGERTIAN BUDAYA DAN PENDIDIKAN ................................................................. 6

B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKA N DAN KEBUDAYAAN .................................................. 7

C. HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN KEBUDAYAAN............................................... 10

D. IMPLIKASI KEBUDAYAAN TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA................ 11

BAB 3 ............................................................................................................................................. 6

PENUTUP....................................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses membuat seseorang termasuki oleh budaya dan
membuatnya berperilaku mengikuti budaya tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, tingkah
laku manusia secara sadar maupun tidak adalah merupakan bentukan dari budaya yang ada di
sekitarnya. Karena ruang lingkup kebudayaan sangat luas (mencakup segala aspek kehidupan
manusia), maka pendidikan juga merupakan salah satu aspeknya. Pendidikan yang terlepas
dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan menyebabkan
matinya kebudayaan itu sendiri. Perubahan kebudayaan akan merubah pendidikan dan begitu
pula sebaliknya. Dalam perwujudannya, sebagai negara yang memiliki budaya yang beraneka
ragam, tentunya tujuan dan sistem pendidikan di Indonesia harus berlandaskan pada budaya.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yaitu alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Pendidikan dan
kebudayaan adalah sesuatu yang selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari, karena budaya
merupakan kesatuan utuh dan menyeluruh yang berlaku dalam suatu masyarakat dan
pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu dalam masyarakat.

Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara
itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri. Sekalipun makhluk manusia
akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan pada keturunannya, demikian
seterusnya. Kebudayaan mengenal ruang dan tempat tumbuh kembangnya, dengan
mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan. Manusia tidak berada pada dua tempat
atau ruang sekaligus, ia hanya dapat pindah ke ruang lain pada masa lain. Pergerakan ini telah
berakibat pada persebaran kebudayaan, dari masa ke masa, dan dari satu tempat ke tempat
lain. Sebagai akibatnya di berbagai tempat dan waktu yang berlainan, dimungkinkan adanya
unsur-unsur persamaan di samping perbedaan-perbedaan. Oleh karena itu di luar masanya,
suatu kebudayaan dapat dipandang ketinggalan zaman (anakronistik), dan di luar tempatnya
dipandang asing atau janggal.
II. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan dan kebudayaan ?
2. Apa saja unsur-unsur dalam pendidikan dan kebudayaan ?
3. Bagaimana Hubungan Pendidikan dengan kebudayaan ?
4. Bagaimana implikasi teori kebudayaan terhadap pendidikan di Indonesia ?
III. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan dan kebudayaan
2. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam pendidikan dan kebudayaan
3. Untuk mengetahui Hubungan Pendidikan dengan kebudayaan
4. Untuk mengetahui implikasi teori kebudayaan terhadap pendidikan di Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BUDAYA DAN PENDIDIKAN


Pendidikan dalam aspek penting terhadap kebudayaan sangat berpengaruh penting
karena pendidikan mempersiapkan generasi muda terlibat dalam kehidupan sehari-hari dalam
kelompok mereka, yang merupakan unsur kesatuan budaya, berhubungan dengan seluruh
kehidupan yang memenuhi kepuasan dalam keluarga, pekerjaan, sebagai warga negara,
selaku umat yang terpadu serta penuh dengan makna kehidupan. Pendidikan secara praktis
tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan
sendiri, secara proses mentransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya
sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama
lainnya.

a. Kebudayaan

Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam hal berbagai bentuk dan
menifestasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan
selalu berkembang dan berubah dan membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman tradisional untuk memasuki zaman
modern.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,


yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.

Manusia sebagai mahluk berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan
perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia terus berevolusi
meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju, ketika alamlah yang mengendalikan
manusia dengan sifatnya yang tidak iddle curiousity (rasa keinginantahuan yang terus
berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan karsanya telah dapat mengubah alam menjadi
sesuatu yang berguna, maka alamlah yang dikendalikan oleh manusia. Kebudayaan
merupakan karya manusia yang mencakup diantaranya filsafat, kesenian, kesusastraan,
agama, penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan.
b. Pendidikan

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Adapun menurut Carter
V.Good dalam Dictinary of Education bahwa pendidikan itu mengandung pengertian:

1. Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang
berlaku dalam masyarakatnya

2. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang


terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan
mengembangkan pribadinya.

Sedangkan menurut konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt dalam bukunya
yang terkenal Cultural History of Western Education bahwa: Pendidikan adalah kegiatan
menerima dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi
ke generasi berikutnya.

B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKA N DAN KEBUDAYAAN


➢ Unsur-unsur pendidikan, meliputi :

1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom,
yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan
yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga
lingkungan yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat.
Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin
program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,
metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan
metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang
preventif dan yang kuratif.
b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan).
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
➢ Unsur-unsur Kebudayaan, meliputi :
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang
tersebar di berbagai penjuru dunia.Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai
bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia
dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam
analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa
yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia
tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
3. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan
selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam
memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat
berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi
yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk
dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
4. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian
mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional,
antara lain:
a. berburu dan meramu
b. beternak
c. bercocok tanam di ladang
d. menangkap ikan
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat
yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa
ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
5. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu
kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa
manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan
dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
6. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam
penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti
patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan
manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain
itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan
seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan
seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri
atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat
ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah
wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan
koreografi.
C. HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN KEBUDAYAAN
Dalam kehidupan sehari-hari, tingkah laku manusia secara sadar maupun tidak adalah
merupakan bentukan dari budaya yang ada di sekitarnya. Perubahan kebudayaan akan
merubah pendidikan dan begitu pula sebaliknya. Pendidikan adalah suatu proses membuat
seseorang termasuki oleh budaya dan membuatnya berperilaku mengikuti budaya tersebut.
Sebagai suatu proses yang kompleks, tentunya diperlukan sebuah sistem yang dapat
mendukung tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dalam perwujudannya, sebagai
negara yang memiliki budaya yang beraneka ragam, tentunya tujuan dan sistem pendidikan di
Indonesia harus berlandaskan pada budaya.
Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan
menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan
merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar
nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara, tulis Hasan Langgulung.
Maka sudah jelas bahwa pendidikan dan kebudayaan sangat erat sekali huibugan karena
keduanya berkesinambungan, keduanya saling mendukung satu sama lainnya.
Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya
serta kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya masyarakat tersebut. Hal ini
dapat dilihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam setiap
masyarakat, dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi
bila para pendukung nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai
generasi penerus.
Dikatakan dengan pendapat Hasan Langgulung bahwa pendidikan dalam hubungan
dengan individu dan masyarakat, akan tetapi dapat dilihat bagaimana garis hubung antara
pendidikan dan sumber daya manusia. Dari sudut pandangan individu pendidikan merupakan
usaha untuk mengembangkan potensi individu, sebaliknya dari sudut pandang
kemasyarakatan pendidikan adalah sebagai pewarisan nilai-nilai budaya.
Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan
potensi individu dan pelestarian nilai-nilai budaya. Manusia sebagai mahluk berbudaya, pada
hakikatnya adalah pencipta budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkatkan sejalan
dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.
D. IMPLIKASI KEBUDAYAAN TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pendidikan pada dasarnya adalah proses budaya (Djohar, 1998:1). Pendidikan secara
praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Transfer nilai-nilai budaya dimiliki
paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya
karena saling melengkapi dan mendukung antara satru sama lainnya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan juga suatu usaha masyarakat dan
bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh
pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu,
pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga
proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter
bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses
internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di
masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta
mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada,
terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpishkan dalam
lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yang tidak
dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya.
Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia
menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih
mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.
Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari
budaya di lingkungan terdekat berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya
nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh ummat manusia. Apabila peserta
didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya
bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi
demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk
menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak
memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan pertimbangan. Oleh karena itu kebudayaan suatu bangsa wajib dipertahankan dan
dikembangkan, sebab berfungsi sebagai filter (counter culture) dan motor penggerak dalam
meningkatkan kreatifitas yang tinggi, ketahanan jati diri, dan kelangsungan hidup suatu
bangsa.
Pendidikan dipandang sebagai proses melaksanakan acculturation and culturation,
artinya pendidikan adalah sebagai sarana pengembangan budaya, ekonomi, teknologi dan
pengetahuan sekaligus pula pendidikan harus dapat mengembangkan sikap hidup, cara
bekerja yang tercermin dalam sistem kemasyarakatan sehingga mampu menghadapi
perkembangan yang ada tanpa membawa akibat destruktif terhadap identitas bangsa sebagai
subjek budaya. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada
program pendidikan secara formal yaitu melalui pendidikan di sekolah. Melalui sekolah,
siswa belajar berbagai macam hal yang nantinya menunjukkan adanya perubahan yang
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan
pengetahuan baru. Salah satu peran kebudayaan dalam pendidikan di sekolah adalah
membentuk kepribadian.
BAB III
PENUTUP

1.2 Kesimpulan
Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang
terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu
bersifat abstrak. Pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dengan pendidikan
sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan karena
saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya. Dalam konteks, dapat dilihat hubungan
antara pendidikan dan kebudayaan. Kebudayaan akan terlestarikan dalam setiap ini tentunya
hanya akan mungkin terjadi bila para generasi mudanya sebagai generasi penerus. Transfer
nilai-nilai budaya atau cara yang paling efektif dalam mentrasnfer nilai-nilai budaya adalah
dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya.

2.2 Saran
Kita sebagai generasi bangsa Indonesia yang kaya akan budaya, sepatutnya kita
mempertahankan budaya lama yang baik sebagai warisan kebudayaan luhur menjadi
karakteristik bangsa kita dan tetap semangat untuk kembangkan pendidikan kita yang sesuai
dengan kebudayaan bangsa untuk meraih kebudayaan dan peradaban yang cemerlang.
DAFTAR PUSTAKA

Sutarno.2007.Pendidikan Multikultural.Kalimantan Selatan:Dinas


Pendidikan dan FKIP Unlam

Fauzan. 2009. Landasan Sosial Budaya Sosial Budaya Pendidikan.[ 11


September 2014].

Arifin, H. M. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta:


Dirjen Dikti Depdikbud.

Toha. 2009. Dampak Perubahan Sosial Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai