Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN PESANTREN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pesantren/ Pendidikan
Non Formal
Dosen Pengampu: Dr. Badrut Tamam, M.Pd, I

Disusun Oleh Kelompok 10:

Adrian Ramadani 2211102058


Putri Aulia Maharani 2211102108
Maso Sareh 2211102124

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula untuk selalu memanjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang mana telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen
Budaya dan Lingkungan Pesantren”. Adapun makalah ini telah disusun dengan
diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan referensi melalui
internet berupa beberapa buku dan jurnal sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah kali ini. Untuk itu tidak lupa disampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak dan referensi-referensi yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Badrut Tamam, M.Pd, I yang
telah membimbing dalam proses pembuatan makalah ini. Serta kepada teman-
teman MPI lokal yang telah mendukung dan bekerja sama dalam penyusunan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan saran guma
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
dan manfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Samarinda, 19 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................. 5
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................ 6
2.1 Pengertian Manajemen Budaya dan Lingkungan Pesantren ........................... 6
2.2 Karakteristik Utama Budaya Pesantren .......................................................... 7
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Budaya dan .......................
Lingkungan Pesantren .................................................................................. 9
BAB III: PENUTUP................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 10
3.2 Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang merupakan
subkultur masyarakat Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang unik
dengan karakteristik yang sangat spesifik. Peran yang dimainkannya
adalah upaya terus menerus untuk mencerdaskan bangsa yang telah
diwariskan dari generasi ke generasi. Pesantrenlah yang
menyelenggarakan pendidikan di masa-masa sulit, sepanjang perjuangan
melawan penjajahan, dan menjadi pusat studi yang bertahan hingga saat
ini. Menurut Zamakhsyari Dhofier, tujuan pendidikan pesantren adalah
untuk menanamkan kepada para santri bahwa belajar adalah kewajiban
dan pengabdian kepada Tuhan, bukan untuk mengejar kepentingan
kekuasaan, harta, dan kemuliaan duniawi. Alhasil, sebagai lembaga
pendidikan, Pesantren juga memiliki tanggung jawab yang tidak mudah
untuk membangun karakter santri-santri.1
Dalam Budaya terdapat sebuah tradisi dalam budaya, khususnya
budaya pesantren, yang sering dilakukan secara terus menerus bahkan
turun-temurun dalam bentuk tindakan atau karya yang dihasilkan oleh
suatu kelompok atau individu. Perilaku yang sering dipraktikkan tentunya
memiliki cita-cita yang berbeda yang bersifat karismatik dan otonom
dalam segala hal.
Tujuan pesantren adalah membentuk dan mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, dan mandiri,
tidak bergantung pada orang lain, serta berkepribadian yang mantap.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berbeda dengan lembaga
pendidikan lainnya dalam hal materi pelajaran yang lebih mendalami ilmu
agama, jadwal tugas yang padat dalam membagi waktu untuk mempelajari

1 Zamakhsyari Dhofier, “Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiyai” (Jakarta: LP3ES, 1981)

4
kitab-kitab kuning, dan yang menjadi keunikannya adalah adanya
peraturan yang mengatur bahwa para santri harus menggunakan bahasa
Inggris dan Arab dalam kehidupan sehari-hari terutama saat berbicara
kepada teman maupun Ustdazahnya sesuai dengan penentuan hari apa saja
yang harus digunakan Bahasa Inggris atau Arab yang ditentukan oleh
bagian bahasa 2 , Tidak hanya itu saja beragam budaya dalam pondok
pesantren mencakup hal yang sangat luas, apabila kita meneliti budaya
pesantren hanya dari luar lingkungan dan melalui berita saja, tidak akan
memuat banyak informasi yang sebenarnya di dalam pondok pesantren
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Manajemen Budaya dan Lingkungan Pesantren?
2. Apa Saja Karakteristik Utama Budaya Pesantren?
3. Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Budaya
dan Lingkungan Pesantren?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


dalam tujuan penulisan makalah, untuk mengetahui pengertian
manajenmen budaya lingkungan pesantren untuk mengetahui apa saja
karakteristik utama budaya pesantren untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen budaya dan lingkungan pesantren.

2
M Syaifuddien Zuhriy, “Budaya Pesantren Dan Pendidikan Karakter Pada Pondok Pesantren Salaf”, ( Vol.
19, No. 2, 2011)

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Budaya dan Lingkungan Pesantren

Praktik manajemen sumber daya yang ada saat ini untuk memenuhi
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dikenal sebagai manajemen
budaya sekolah. Menurut George R. Terry, "manajemen adalah sebagai
berikut: "Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, implementation, and supervision to achieve predetermined
goals through the use of human and other resources." Manajemen adalah
sebuah proses yang terpisah yang meliputi perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, dan pengaturan untuk mengidentifikasi dan mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan melalui orang-orang dan sumber daya lainnya.
Menurut Koentjaraningrat, kata budaya berasal dari bahasa
Sansekerta "budhayah", yang adalah bentuk jamak dari kata "buddhi",
yang berarti budi atau akal. Oleh karena itu, budaya dapat didefinisikan
sebagai "hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal." Cakupannya
sangat beragam karena berkaitan dengan pikiran dan akal budi manusia.
Berdasarkan pengertian budaya ini, setiap individu, kelompok, dan
masyarakat dapat mengembangkan suatu budaya spesifik melalui
kreativitas ketika kreasi yang dihasilkan kemudian diulang-ulang, bahkan
kemudian menjadi kesepakatan bersama, maka kreasi tersebut telah
menjelma menjadi sebuah budaya. Pesantren merupakan salah satu
komunitas yang mampu mengembangkan budaya tersendiri.
Budaya sekolah pada dasarnya didefinisikan sebagai seperangkat
nilai, kepercayaan, dan standar yang diterima dan diterapkan sebagai
perilaku alami yang dihasilkan oleh lingkungan. Budaya sekolah terkait
erat dengan penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif. Budaya
sekolah akan berjalan dengan baik jika: berfokus pada hasil belajar peserta

6
didik, menjamin keseimbangan antara kegiatan belajar individu, kerja tim,
dan pendidikan dalam situasi sosial, sejalan dengan kebutuhan
pengembangan motivasi peserta didik,peka pada perbedaan individu dan
tidak memberikan beban kepada peserta didik di luar kemampuan
mereka.3

2.2 Karakteristik Utama Manajemen Budaya dan Lingkungan Pesantren

Berikut ini adalah aspek-aspek utama dari budaya pesantren:


1. Modeling (Keteladanan)
Keteladanan diidentifikasi dalam ajaran Islam sebagai uswatun
hasanah atau sunnah hasanah, yang merupakan contoh ideal yang harus
atau tidak harus diikuti dalam masyarakat. Tanpa meninggalkan doktrin-
doktrin dasar Islam, keteladanan dalam komunitas pesantren tampaknya
dipandang sebagai tasyabbuh, yaitu proses identifikasi diri dengan seorang
figur. Dalam hal ini, keteladanan melibatkan tradisi pesantren yaitu amar
ma'ruf nahi munkar. Dalam dunia pesantren, dakwah Islamiyyah atau amar
ma'ruf nahi munkar diterapkan tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga
dengan perilaku dan perbuatan (dakwah bil hal). Dalam situasi ini, dunia
petani telah memainkan peran Islamisasi dalam pendidikan, budaya, sosial
ekonomi, dan politik. sekaligus metamorfosis. Potensi besar dunia
pesantren untuk memberdayakan masyarakat dengan demikian telah
melahirkan prospek baru sekaligus memperkuat posisi pesantren sebagai
lembaga yang mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain seperti
pemerintah. Secara moral, pesantren adalah anggota masyarakat yang
dipimpin oleh otoritas kiai, yang juga berfungsi sebagai teladan, model
terbaik (Uswatun Hasanah), dan rujukan etika sosial politik. 4
2. Pelestarian Budaya

3 Lilik Ardiansyah dan Achmad Dardiri, “Manajemen Budaya Sekolah Berbasis Pesantren Di Madrasah
Tsanawiyah Ali Maksu” (Vol. 6, No. 1, 2018)
4
Muhammad Nuh, “Peranan Pesantren Dalam Mengembangkan Budaya Damai”, dalam Diklat Kementrian
Agama, 2010

7
Mempertahankan budaya dengan tetap berpijak pada prinsip-
prinsip dasar Islam merupakan budaya pesantren yang telah berkembang
dari generasi ke generasi. Pola pikir ini merupakan hasil logis dari
pemodelan. Konsep pelestarian budaya meresap dalam kehidupan
intelektual masyarakat pesantren. Mata pelajaran yang diajarkan di
lembaga ini di bawah pengawasan dan restu seorang kiai sebagai guru
utama atau ustadzin irsyadu adalah kitab-kitab klasik atau kitab kuning
yang telah diolah dan diwariskan secara turun-temurun, yang
menunjukkan keampuhan kepemimpinan kiai. Substansi pengajaran kitab
kuning merupakan kelanjutan dari tradisi otentik, al-qadim al-salih, yang
mempertahankan ilmu-ilmu agama dari zaman kuno dan pertengahan.
Dalam rangka memenuhi peran pendidikan,
Dalam rangka memenuhi fungsi edukatifnya, materi yang diajarkan
di pesantren tidak hanya memberikan para santri pintu gerbang menuju
kehidupan emas sejarah peradaban Islam masa lampau, tetapi juga secara
konkret menunjukkan peran masa depan, yaitu menjalani kehidupan
Muslim Jawa: cara hidup yang merindukan kedamaian, harmoni dengan
budaya, alam sekitar, dan Tuhan.
3. Budaya Ilmiah yang Baik
Dunia pesantren tidak bisa dilepaskan dari dunia pengetahuan.
Pesantren selalu diartikan sebagai sebuah proses pembelajaran yang
mencakup komponen-komponen pendidikan seperti pendidik, santri,
murid, dan sarana belajar mengajar. Rujukan ilmiah ideal dunia pesantren
cukup lengkap, meliputi inti ajaran dasar Islam yang bersumber dari Al
Qur'an dan Hadits, tokoh-tokoh ideal zaman klasik seperti Imam Bukhari,
serta tradisi lisan yang berkembang selalu mengagungkan ulama-ulama
besar Jawa seperti Nawawi al-Bantani, Mahfudz al-Tarmasi, dan lain-lain.
Sebagai seorang muslim berarti menjadi seorang santri, dan menjadi
seorang santri berarti tidak bisa lepas dari kegiatan belajar selama 24 jam
di lembaga pendidikan pesantren. Bagi kalangan ini, status santri selalu
lebih terhormat daripada status non-santri. Rujukannya jelas pada sebuah

8
ayat Al Qur'an yang menawarkan posisi yang mulia dan luar biasa bagi
orang-orang yang bertaqwa dan berilmu. 5
Pelaksanaan ajaran Nabi, yang menyoroti pentingnya mencari ilmu
sejak bayi hingga meninggal, mencakup pengajaran siang dan malam di
dunia pesantren dengan pembatasan waktu yang relatif singkat, serta relasi
guru-murid yang tidak pernah berakhir. Singkatnya, prinsip-prinsip dasar
Islam menjadi landasan ideologis bagi para santri untuk mencari ilmu yang
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Budaya dan


Lingkungan Pesantren
Budaya adalah salah faktor yang membedakan antara satu lembaga
pendidikan Islam dengan lembaga pendidikan Islam lainnya. Ini adalah
masalah penting yang harus dipahami dan diakui. Tetapi, manajemen
harus menerapkan unsur-unsur universal tersebut dengan cara yang
mempertimbangkan faktor keadaan, kondisi, waktu, dan ruang. Alhasil,
diterapkan sesuai dengan budaya yang berlaku dan dianut dalam lembaga
yang bersangkutan. Budaya dalam lembaga pendidikan Islam adalah
sesuatu yang mempengaruhi tingkat ilmu pengetahuan karena budaya
terdiri dari sistem konsep abstrak yang termasuk didalam pikiran manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Bawahan mengikuti dalam hal manifestasi
budaya dalam bentuk barang-barang yang dibuat oleh manusia sebagai
makhluk yang berkebudayaan, berupa perilaku dan benda-benda dunia
nyata. Akhirnya, jika setiap orang, baik pemimpin maupun bawahan,
mempraktikkan kebiasaan tersebut, maka akan tercipta sebuah budaya. 6

5 Muhammad Ainul Fiqih, “Peran Pesantren Dalam Menjaga Tradisi-Budaya Dan Moral Bangsa” (Vol. 4,
No. 1, 2022).
6
Nove Kurniati Sari, “Birokrasi dan Perilaku Budaya Organisasi Di Pesantren, dalam IQ” (Vol. 2, No. 1,
2019.)

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen budaya sekolah adalah proses mengelola sumber daya yang


ada untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditentukan Karakteristik utama
budaya pesantren meliputi:

1. Modeling (Pemodelan
2. Pemeliharaan Budaya
3. Budaya Keilmuan yang Tinggi

Salah satu faktor yang membedakan sebuah sekolah Islam dengan sekolah
lainnya adalah budayanya. Hal-hal ini penting, dan karena itu perlu dipahami dan
dikenali. Namun demikian, hal-hal yang bersifat global tersebut harus
diaplikasikan oleh manajemen dengan pendekatan yang mempertimbangkan
faktor situasi, kondisi, waktu, dan ruang.

3.2 Saran

Terkait dengan hal tersebut, maka kami berharap untuk seluruh mahasiwa
bahwa memahami beberapa hal diantaranya yaitu dalam hal memuat
tentangPengertian, Karakteristik utama, Faktor-faktor yang mempengaruhi
najemen Budaya dan Lingkungan Pesantren, serta hendaknya para mahasiswa
dapat menambah wawasannya mengenai makalah yang kami bawakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

JURNAL:
Nove Kurniati Sari, “Birokrasi Dan Perilaku Budaya Organisasi Di Pesantren,
Dalam IQ” (Ilmu Al-Qur’An): Jurnal Pendidikan Islam, (Vol. 2, No. 1,
2019.)
Muhammad Ainul Fiqih, “Peran Pesantren Dalam Menjaga Tradisi-Budaya Dan
Moral Bangsa”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Dakwah, (Vol. 4, No. 1,
2022.)
Muhammad Nuh, “Peranan Pesantren Dalam Mengembangkan Budaya Damai”,
Dalam Diklat Kementrian Agama, 2010
Lilik Ardiansyah, Achmad Dardiri, “Manajemen Budaya Sekolah Berbasis
Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Ali Maksum”, (Vol. 6, No. 1, 2018)
M Syaifuddien Zuhriy, “Budaya Pesantren Dan Pendidikan Karakter Pada
Pondok Pesantren Salaf”(Vol. 19, No. 2, 2011)
BUKU:
Zamakhsyari Dhofier, “Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai”
(Jakarta: Lp3Es, 1981

11
12

Anda mungkin juga menyukai