DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam
Karena atas izin dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya, tanpa kurang satu apa pun. Semua itu tidak terlepas
berkat tuntunan Allah SWT, dalam kehidupan kami. Tak lupa penulis haturkan
Selawat serta Salam Kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan dan minim-nya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan
masukan bahkan kritikan sebagai umpan balik dari berbagai pihak. Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan dalam
dunia pendidikan, terlebih dalam dunia Pendidikan Agama Islam.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Cover .....................................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
PENDAHULUAN
Pendidikan menjadi prioritas utama bagi setiap individu yang mau atau ingin
menjadi pribadi yang lebih baik. Ditambah lagi, islam memandang bahwa
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dimiliki
oleh setiap muslim. Sebab itu dalam hadis baginda nabi berdoa: “menuntut ilmu
adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR Ibnu Majah no.220).
Hal-hal dapat dilihat dari keberadaan berbagai bidang juga dapat dilihat
Rutinitas bahasa sehari-hari dan bea cukai dilakukan dan setiap hari. Jadi perlu
memiliki sedikit penanaman multikultural Terutama sebagai pendidik selalu
mencoba untuk mengetahui Cara mengembangkan semua potensi orang sehingga
dapat dipasang dardatul Baldah,.
Hal ini menjadi sangat penting, karena tingkat pendidikan Ini adalah masa
transisi yang dialami siswa periode dari masa kanak-kanak hingga remaja. Kali ini
adalah waktunya pencarian identitas. Oleh karena itu, ini adalah momen yang
sangat penting untuk kesan karakter di kalangan mahasiswa sebagai penerus
negara dimulai dari jenjang pendidikan pertama seperti taman kanak-kanak,
sekolah dasar,perguruan tinggi setara dengan madrasah tsanawiyah, sekolah
pendidikan menengah hingga universitas.
C. Tujuan Tugas
1. Mengetahui peran apa saja yang bisa membentuk akhlakul Karimah.
2. Memahami betapa pentingnya pendidikan Agama Islam di era milenial
atau kawula muda.
3. Memahami alur pendidikan islam di masa kini.
4. Dapat memahami secara lebih dalam mengenai pentingnya Pendidikan
islam untuk membentuk sifat akhlakul karimah.
D. Ruang Lingkup
PEMBAHASAN
Menurut Nur Uhbiyati, (1998:11) pendidikan Islam jika dari sudut pandang
kehidupan budaya umat Islam, itu adalah merupakan salah satu alat dari proses
encoding. manusia, sebagai alat, pendidikan dapat bekerja mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan orang (sebagai individu dan sebagai
masyarakat) Poin kemampuan optimal untuk mendapatkan kemakmuran
kehidupan di dunia dan akhirat.
B. Tujuan Pendidikan Agama
Tujuan pendidikan agama tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam
Islam. Hal ini untuk menciptakan pribadi hamba Tuhan yang selalu takut akan
Tuhan dan dapat menggunakan agama baik di dunia ini dan di masa depan untuk
menjalani kehidupan yang bahagia. Untuk memahami, menghargai dan
mengamalkan diri sendiri, bukan hanya untuk lingkungan. Menurut Profesor
Muhammad Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah mempersiapkan anak
untuk bekerja di dunia dan akhirat di masa dewasa sehingga lahir kebahagiaan di
akhirat. Sedangkan Hasan Langgulung telah menetapkan tujuan akhir pendidikan
agama Islam sebagai berikut:
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk jamak dari
kata khulqun` yang berasal dari kata “khaluqayakhluqukhuluqun”, dengan bentuk
jamak “akhlaqun” yang berarti watak, tabiat, tingkah laku atau kebiasaan.
Ibnu Atsir menjelaskan bahwa: “hakikat khuluq yang berarti, adalah citra diri
manusia (yaitu jiwa dan esensinya), sedangkan khalqun adalah citra luar (wajah,
warna), kulit, pinggang, dan tubuh bagian bawah. , dll.).
“Akhlak ialah sifat yang ternama dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-
macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.”
Pengertian Akhlak menurut beberapa tokoh:
1. Menurut Imam Ghazali: “Moralitas adalah sifat yang tetap dalam jiwa,
yang dengan mudah menimbulkan berbagai tindakan tanpa perenungan
lebih lanjut”.
2. Dalam Ensiklopedia Pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah: “perilaku
etis (etika dan akal budi) adalah perbuatan baik yang merupakan hasil
sikap jiwa yang nyata terhadap dengan kholiqnya dan dengan manusia
lainnya”.
3. Menurut Abu Bakar Aceh: “Moralitas adalah sikap berorientasi budi yang
menimbulkan perbuatan dan perbuatan manusia terhadap Tuhannya dan
terhadap manusia lain terhadap dirinya”.
Dari pengertian di atas, kita dapat memahami bahwa moralitas bukan hanya
aturan atau standar perilaku yang mengatur hubungan antar manusia, tetapi juga
norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan dengan alam
semesta.
Kedua definisi moralitas di atas, meskipun berbeda dari segi kata, namun
tidak jauh berbeda maknanya, bahkan dekat satu sama lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu keadaan
atau fitrah yang telah merasuk dan mendarah daging dalam jiwa dan menjadi
suatu kepribadian yang darinya segala macam perbuatan muncul secara spontan
dan mudah, mudah tanpa dilakukan dan tanpa berpikir. Dan pendidikan akhlak
adalah upaya pendidik terhadap peserta didik untuk mengarahkan fisik dan
mentalnya menuju kebiasaan yang baik dan luhur.
Akhlak karimah adalah kalimat kepada Allah, mencintai dan beriman kepada-
Nya, beriman kepada malaikat, kitab, rasul, hari akhir, takdir, ketaatan beribadah,
selalu menepati janji, beriman, santun dalam perkataan dan perbuatan, qona 'ah,
tawakal, sabar, syukur, tawadhu, dan segala amal shaleh menurut ukuran
pandangan Islam.
D. Dasar-Dasar Akhlak
Kita tahu bahwa etika Islam adalah sistem etika berdasarkan Islam yang
merupakan titik awal keyakinan yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi/Rasul
dan kemudian diteruskan kepada umatnya.
Dalam AlQur'an, merupakan sumber utama agama dan ajaran Islam. Firman
Allah dalam surat Al-Ahzab: 21
ﻟﻘﺪ آﺎن ﻟﻜﻢ ﻓﻲ رﺳﻮل اﷲ أﺳﻮة ﺣﺴﻨﺔ ﻟﻤﻦ آﺎن ﻳﺮﺟﻮ اﷲ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ
ﻓﺬآﺮ اﷲ آﺜﻴﺮا
Artinya: “Sesungguhnya talah ada pada (diri) Rasulullah itu suritauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
Ayat di atas memberikan nasehat dan mengingatkan manusia bahwa pada diri
Nabi sendiri terdapat suri tauladan yang agung. Jika dinyatakan dalam Al-Qur'an,
berarti dapat diikuti dan diamalkan oleh semua orang. Bagian dari triknya adalah
mengikuti perintahnya dan mencintainya.
Soal "akhlak" dalam Islam sebagian besar terkandung dalam Al-Qur'an dan
Hadits, yang asal-usulnya merupakan batasan dalam tindakan manusia sehari-hari.
Etika Islam karena merupakan sistem etika yang didasarkan pada keyakinan
kepada Tuhan, oleh karena itu tentunya sejalan dengan akar agama itu sendiri.
Jadi sumber fundamentall etika Islam adalah Al-Qur'an dan Al-Hadits adalah
sumber utama agama Islam, karena sumber/dasarnya adalah bagian dari
bangunan yang merupakan sumber kekuatan dan kekokohan untuk konstruksi
bangunan. Demikian juga etika dalam Islam harus memiliki asal atau dasar yang
kokoh.
Al-Qur'an dan Al-Hadits merupakan sumber dari segala sumber hukum Islam,
oleh karena itu Al-Qur'an dan Al-Hadits dijadikan sebagai dasar untuk mengukur
perilaku seseorang dalam hal kebaikan dan keburukan. Apa yang baik menurut Al-
Qur'an dan Al-Hadits, perbuatan itu baik, dan sebaliknya apa yang menurut Al-
Qur'an dan Al-Hadits buruk, perbuatan itu buruk dan harus ditinggalkan. Dalam
Islam, landasan pendidikan akhlak adalah Al-Qur'an dan Al-Hadits. Dengan kata
lain, dasar-dasar lainnya selalu dikembalikan ke sumbernya, jika relevan maka
diterima, jika tidak ditolak.
ﻋﻦ أﺑﻲ هﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ أن اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل واﷲ ﻻ
واﷲ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﻗﻴﻞ ﻣﻦ ﻳﺎرﺳﻮل اﷲ ؟ ﻗﺎل اﻟﺬي ﻻ ﻳﺆﻣﻦ، واﷲ ﻻﻳﺆﻣﻦ، ﻳﺆﻣﻦ
ﺟﺎرﻩ ﺑﻮاﺋﻘﻪ
Artinya: “Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata: Bahwa Nabi Saw. Bersabda: Demi
Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.
Ditanya: Siapakah ya Rasulullah? Jawab Nabi: ialah orang yang tetangganya tidak
merasa aman dari gangguannya”
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa akhlak harus dilakukan
sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan Hadist, yang diterapkan oleh Nabi yang
dianggap sebagai orang pertama yang mengenal akhlak yang terkandung dalam
Al-Qur'an. 'an dan seseorang adalah suri tauladan (uswah) dan ikutan (qudwah)
bagi seluruh umatnya.
Dan sebagai manusia, kita harus memiliki keutamaan yang luhur dan mampu
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh rasa dan tanggung
jawab.
E. Macam-Macam Akhlak
Ada dua jenis akhlak utama, yaitu: akhlak Mahmudah (fadhilah) dan akhlak
Mazmumah (qobihah). Selain istilah tersebut, Imam Al Ghazali juga memberikan
istilah 'munjiyat' untuk akhlaq mahmudah dan 'muhlikhat' untuk mazmumah.
Yang dimaksud dengan akhlaq mahmudah adalah segala macam sikap dan
perilaku yang baik (terpuji).
Di sisi lain, segala macam sikap dan perilaku tercela disebut Mazmumah
Akhlak. Akhlak mahmudah tentunya lahir dari hakekat mahmudah yang
terpendam dalam jiwa manusia, demikian juga akhlaq mazmumah lahir dari fitrah
mazmumah. Jadi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sikap dan perilaku
yang muncul adalah cermin/cermin dari sifat/perilaku batiniah.
Beberapa perbuatan baik itu antara lain pergaulan yang baik, perbuatan
mulia, kata-kata manis, kebaikan, memberi makan, menebar salam, menjenguk
muslim yang sakit baik yang terpuji maupun yang keji. atau kafir. Hormati orang
tua, tanggapi ajakan makan dan doakan mereka, maafkan, rujuk umat Islam,
dermawan, buka salam, menahan amarah dan memaafkan kesalahan dll.
Jauhi hal-hal yang dilarang dalam Islam seperti bermain, berbuat jahat,
berbohong, gosip, keserakahan, penipuan, pemalsuan, dukungan, kekeluargaan
yang buruk, memutuskan ikatan persahabatan, kesombongan, kesombongan,
kerendahan, iri hati, ramalan, pemberontakan, permusuhan dan ketidakadilan, dll.
Tentang akhlak atau sifat mahmudah seperti yang dikemukakan oleh para ulama
akhlak, antara lain:
1. AlBakhl (sengat)
2. AlFawahisy (dosa besar)
3. AlBukhtan (kebohongan)
4. Alkhianah (khianat)
5. ArRiba (makan riba)
6. Al kazbu (bohong)
7. AzZulmu (penganiayaan)
8. AlHiqdu (balas dendam)
9. AlHasd (iri hati)
10. AlIsraf (berlebihan)
11. AnNamumah (saling memusuhi)
12. Al Makru (menipu)
13. AlGibah (mengumpat)
14. AsSirqah (mencuri)
15. ArRiya (ingin dipuji)
16. AtTabzir (memboroskan)
17. AlIstikbar (sombong)
18. AlJubn (pengecut)
19. AlGaddab (moderat)
F. Tujuan Akhlak
Demikian juga etika memiliki tujuan yang ingin dan ingin dicapainya.
Sebagaimana dikemukakan Barmawie Umary, tujuan pendidikan akhlak adalah
“membiasakan melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji, dan menjauhi yang
munkar, munkar, hina, dan hina”. garis antara yang baik dan yang jahat serta dapat
menempatkan sesuatu pada tempatnya, yaitu meletakkan sesuatu pada proporsi
yang tepat, irsyad, taufiq dan nasehat, insya Allah bahagia dunia dan akhirat.
Pak Ali Hufli mengatakan bahwa tujuan moralitas adalah: “Bergantung pada
moralitas yang mulia adalah untuk mempraktikkan kebajikan, memiliki keadilan
yang tinggi, menciptakan cinta dan kedamaian dan mendahulukan orang lain
dengan membuat kebajikan, dan meningkatkan ketakwaan.
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hanik, E. U., Naviroh, S. D., Novita, E., & Wahyuni, S. (2021). Penerapan
Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SD Al
Ma'some. Arus Jurnal Pendidikan, 1(3), 103-108.
Aladdiin, Hisyam Muhammad Fiqyh, and Alaika M. Bagus Kurnia Ps. "Peran
Materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam Membentuk Karakter
Kebangsaan." Jurnal Penelitian Medan Agama 10.2 (2019).