Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEBIJAKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH


(RA, MI, MTS, MA)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. HIDAYAT, M. Pd

DISUSUN OLEH:
MUSTANIRAH (801210075)
NABILA PUTRI MUSTIANI (801210070)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kebijakan Pendidikan Agama Islam Pasa Madrasah (RA, MI,
MTs, MA)” dengan baik tanpa suatu kendala apapun. Makalah ini telah saya
selesaikan dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Meski saya telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan kritik dan saran yang konstruktif dari segenap pihak agar saya dapat
memperbaiki makalah selanjutnya. Demikian apa yang bisa dapat saya sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun yang mendengarnya.

Jambi, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Raudhatul Athfal (RA)........... 3
B. Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Madrasah (MI, MTs, dan MA)
6
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal mula berdirinya madrasah di Indonesia yaitu didirikan oleh
kalangan modernis yaitu Jami Al khair dan Al irsyad tujuannya adalah
menanggapi sekolah-sekolah belanda dan juga sekolah-sekolah
Muhammadiyah yang bermodelkan sekolah Belanda. Namun seiring
berjalannya waktu madrasah banyak dikembangkan di pondok pesantren
seperti Pesantren Darul Umum dan Tebuireng Jombang , Lirboyo Kediri, juga
madrasah Muallimin dan Muallimat di Yogyakarta yang didirikan oleh
persyerikatan Muhammadiyah Tahun 1923.1
Kemudian terdapat Peraturan yang mengatur penyelenggaraan
Madrasah di Indonesia yaitu “Madrasah adalah satuan pendidikan formal
dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan Pendidikan Umum
dan kejuruan dengan Kekhasan Agama Islam yang mencangkup Raudhatul
Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Masrasah Aliyah dan
Madrasah Aliyah Kejuruan”.2
Sistem yang berusaha diterapkan di Madrasah adalah penggabungan
antara sistem sekolah umum dengan pesantren, di dalam peraturan yang
mengatur mengenai madrasah berbicara bahwa madrasah adalah lembaga
pendidikan yang menggabungkan antara sistem pondok yang merupakan
lembaga yang mengajarkan pendidikan agama Islam dan Sistem pendidikan
dimana di dalamnya mengajarkan pelajaran-pelajaran umum. Dalam
pembentukan madrasah ciri khasnya adalah mengintegrasikan antara materi
agama dan materi pelajaran umum, hal itu yang membedakan dengan pondok
pesantren dan sekolah umum. Meskipun mengintegrasikan keduanya tetap
saja madrasah menjadikan mata pelajaran agama sebagai mata pelajaran
pokok dibanding mater-materi mata pelajaran umum. Dalam kurikulum

1
Sutrisno & Muhyidin Albarabis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial, (Yogyakarta: Ar
Ruzz Media, 2012). hal 52
2
Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Pasal 1.

1
2

madrasah mata pelajaran Agama terdiri dari; Alquran Hadis, Akidah Akhlak,
Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.3
Kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 merupakan kurikulum wajib
adalah salah satu tanda perkembangan Pendidikan Agama Islam. Pendidikan
Agama Islam sebagai mata pelajaran sekarang ini diatur pada Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pada
pasal 37 ayat 1 dan 2. Diaturnya Pendidikan Agama Islam di dalam Sistem
Pendidikan Nasional.4
Pendidikan Agama Islam sekarang telah diakui keberadaanya,
Pendidikan Islam telah diatur terbagi menjadi tiga yaitu; Pendidikan Islam
sebagai lembaga, pendidikan Islam sebagai mata pelajaran dan Pendidikan
Islam sebagai value. Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran wajib
diterapkan di seluruh sekolah dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi.
Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran tidak hanya memberikan kekuatan
agama dan tata cara ibadah, dan membawa semangat beribadah tersebut pada
kehidupan sehari-hari.5
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah
ini yaitu “Bagaimama Kebijakan Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah
(RA, MI, MTs, dan MA) ?”
C. Tujuan Penulisan
Bedasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan pada
makalah ini yaitu “Untuk Mengetahui Bagaimama Kebijakan Pendidikan
Agama Islam Pada Madrasah (RA, MI, MTs, dan MA)”.

3
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta; Kencana Prenada Media Group,2012). hal 55-56.
4
Asfiati, Pendekatan Humanis dalam perkembangan kurikulum, (Perdana Publishing, 2016). hal
60-61.
5
Dede Rosyada, Madrasah dan profesionalisme diri,(Jakarta:Kencana,2017), hal 132.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Raudhatul Athfal (RA)
Pendidikan merupakan upaya mentransformasi nilai dari pendidik
kepada anak dalam upaya membangun, membina, dan
menumbuhkembangkan kualitas manusia yang dilakukan secara terstruktur
dan berkelanjutan. Pendidikan dilakukan sepanjang perkembangan manusia.
Islam telah memberikan perintah kepada umatnya untuk memberikan
pendidikan kepada anak sejak usia dini. Prinsip itu tertuang dalam makna
hadis nabi bahwa menuntut ilmu diwajibkan sejak dari buaian hingga liang
lahat. Dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13-14 disampaikan baha dalam
pendidikan anak diamanahkan untuk bertauhid dan berbakti kepada kedua
orang tua serta bersyukur atas karunia Allah. Pesan moral dari ayat tersebut
adalah pentingnya penanaman nilai-nilai agama sejak usia dini seperti aqidah,
akhlak kepada orang tua serta bersyukur atas karunia Allah.
Upaya menanamkan nilai-nilai agama kepada anak dapat ditempuh
dengan berbagai metode. Penggunaan metode hendaknya disesuaikan dengan
usia dan trahapan perkembangan anak. Setiap pendidik hendaknya memilih
metode yang memudahkan anak untuk memahami dan tertarik terhadap
aktivitas pembelajaran PAI.
Raudhatul Athfal (RA) sebagai salah satu lembaga pendidikan anak
usia dini berciri khas Islam sangat perlu mengembangkan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Pembelajaran PAI RA terintegrasi pada
semua aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik dan prinsip
pembelajaran anak usia dini. Dalam rangka mewujudkan penanaman PAI
sejak usia dini tersebut diperlukan petunjuk teknis pengembangan
pembelajaran PAI di RA yang diatur pada Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Islam Nomor 2763 Tabun 2019 Tentang Petunjuk Teknis
Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Raudhatul Athfal.

3
4

Adapun yang terkait pada Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2763
adalah sebagai berikut:6

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam


Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan upaya dasar dan
terencana dalam menyiapkan anak untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam. PAI RA juga
menekankan pembelajaran untuk menghormati penganut agama lain
dalam rangka mewujudkan kerukunan antar umut beragama.
Pembelajaran PAI RA berbasis disiplin ilmu yang meliputi Al-Qur’an-
Hadis, aqidah, akhlak, ibadah dan kisah islami yang disampaikan secra
terpadu.
PAI RA menanamkan karakter dan membentengi anak dari
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama. PAI RA
diharapkan dapat mewujudkan anak yang mampu membedakan antara
perbuatan baik dan buruk.
2. Karakteristik Pengembangan Pembelajaran PAI di RA
Dalam mengembangkan PAI di RA pendidik perlu memperhatikan
perkembangan keberagaman anak. Ciri dan sifat tumbuh kembang anak
dalam beragama dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:
a. Unreflective (tidak mendalam), yaitu anak menerima ajaran agama
tanpa kritik dan kebenaran yang diterima tidak mendalam.
b. Egosentris yaitu dalam masalah keagamaan anak telah menonjolkan
kepentingan dirinya dan telah menuntut konsep keagamaan yang
mereka pandang kesenangan dirinya.
c. Antromorpis yaitu konsep ketuhanan pada diri anak menggambarkan
aspek kemanusiaan yang berdasarkan fantasi masing-masing.
d. Verbalis dan Ritualis, yaitu kehidupan agama anak sebagian besar
bermula secara verbal (ucapan), diantaranya dengan menghafal

6
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 2763 Tabun 2019. hal. 3-4
5

secara verbal kalimat keagamaan dan ibadah keagamaan yang


bersifat rutualis (praktek)
e. Imitatif, yaitu tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak pada
dasarnya diproleh dari meniru, baik berupa pembiasaan maupun
pengajaran yang intensif.
f. Rasa heran dan kagum, hal ini merupakan langkah pertama dari
pernyataan kebutuhan anak akan dorongan untuk mengenal suatu
pengalaman yang baru.
3. Prinsip Pengembangan Pembelajaran PAI
Prinsip pengembangan pembelajaran PAI di RA dilaksanakan
dalam konteks bermain. Prinsip-prinsip dalam pembelajaran PAI di RA
yaitu:
a. Pembelajaran PAI di RA dilaksanakan dalam konteks bermain
yang menyenangkan sesuai perkembangan yang difokuskan pada
pembiasaan dan keteladanan.
b. Dilaksanakan secara bertahap denan mengacu pada prinsip
perkembangan anak.
c. Mengguanakan berbagai sumber dan media pengembangan
pembelajaran yang ada dilingkungan sekitar.
d. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses pengembangan
pembelajaran PAI.
e. Mengembangkan kecakapan hidup anak. Agar anak berkembang
menjadi manusia seutuhnya, memiliki kepribadian, berakhlak
mulis, cerdas, terampil, mampu bekerjasama dengan orang lain,
mampu hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Muatan Pengembangan Pembelajaran PAI di RA
Muatan pengembangan pembelajaran PAI di RA meliputi:
a. Aqidah, pengajaran akidah berarti proses belajar mengajar tentang
aspek kepercayaan kepada anak didik. Inti dari pengajaran ini
mengenai rukun iman dan rukun islam.
6

b. Akhlak, pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang


mengarah pada pembiasaan akhlak mulia dalam kehidupan anak
didik, yaitu jujur, sopan santun, toleran, mandiri, tanggungjawab
dan rendah hati.
c. Al-Qur’an Hadis. Pengajaran al-Qur’an dan hadis adalah
pengajaran yang bertujuan agar peserta didik dapat mengenal dan
mengucap huruf hijaiyah dan menyebutkan dalil dan hadis yang
terkait dalam kisah-kisah nabi dan rasul yang disesuaikan dengan
jenjang anak didik.

d. Pendidikan Ibadah, adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah


sehari-hari dan tata cara pelaksanaan bagi anak didik, seperti
mengikuti gerakan wudhu, gerakan sholat, dan mengenal bacaan
do’a dengan tuntunan orang dewasa.
e. Kisah islami, tujuan pengajaran dari kisah islami ini adalah agar
peserta didik dapat mengetahui kisah-kisah nabi dan rasul sehinga
peserta didik menganal dan mencintai agama islam.
B. Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Madrasah (MI, MTs, dan MA)
Kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 merupakan kurikulum wajib
adalah salah satu tanda perkembangan Pendidikan Agama Islam. Pendidikan
Agama Islam sebagai mata pelajaran sekarang ini diatur pada Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pada
pasal 37 ayat 1 dan 2. Diaturnya Pendidikan Agama Islam di dalam Sistem
Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa petingnya Pendidikan Agama bagi
setiap warga Negara. Pendidikan Agama adalah modal dasar yang harus
dimiliki setiap siswa agar memiliki moral yang baik sesuai dengan harapan
bangsa.
Pada pembahasan mengenai kurikulum Pendidikan Agama Islam di
madrasah diatur pada Keputusan Menteri Agama No 165 Tahun 2014
berubah menjadi Keputusan Mentri Agama No 183 Tahun 2019. Mengenai
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013, diantaranya
7

pengembangan pola fikir Pendidikan berpusat pada peserta didik, guru hanya
memfasilitasi dan peserta didik dapat menyesuaikan dengan karakteristik
masing-masing, Penguatan sumber belajar interaktif, Pola belajar jejaring,
Pembelajaran aktif mencari, pentingnya belajar sendiri untuk melatih
kemandirian dan kelompok untuk melatih kolaborasi dengan baik dalam tim,
pola belajar berbasis media. 7
1. Karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam prespektif
kebijakan Pendidikan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam disusun dengan memiliki
karakteristik yaitu;
a. Adanya sikap spiritual, pengetahuan, keterampilan yang seimbang dan
mampu mengaplikasikannya baik di dalam lingkup madrasah maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan kemampuan peserta didik yang mampu dalam
memahami materi Pendidikan Agama Islam dan juga mengaplikasikanya
dalam kehidupannya baik secara pribadi maupun kehidpannya dalam
bermasyarakat sehingga dapat menjadi contoh yang baik dalam kehidupan
masyarakat. hal ini dapat dilakukan dengan pembiasaan dalam lingkungan
madrasah dan juga sikap teladan guru.
c. Menjadikan madrasah sebagai salah satu tempat belajar bagi masyarakat
yaitu
memberikan pengalaman belajar pada peseta didik
d. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan waktu yang
cukup optimal dengan memaksimalkan peran keluarga, madrasah dan juga
masyarakat.
e. Mengembangkan kompetensi inti dan kompetesi dasar. yairu kompetensi
inti pada tingkatan kelas yang disusun secara rinci dan juga kompetensi
dasar pada tingkatan kelas tersebut.

7
Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 hlm 6-7.
8

f. Kompetensi inti yang dikembangkan menjadi kompetensi dasar yang


dapat. Semua pembelajaran dan juga kompetensi dasar diorganisir untuk
menjadi kompetensi inti.
g. Memperhatikan prinsip-prinsip akumulatif, saling memperkuat,dan
memperkaya mata pelajaran dan jenjang pendidikan.
h. Mengoptimalkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu tidak hanya
berfokus pada sebuah mata pelajaran yang wajib dipelajari namun juga
bagaimana materi Pendidikan Agama Islam ini mampu meresap dalam diri
peserta didik yang kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-
hari. menjadi landasan dalam berfikir, bersikap dan juga bertindak.8

2. Implementasi Kurikulum Madrasah (MI, MTs, dan MA)


a. Implementasi Kurikulum MI
Pengembangan implementasi kurikulum 2013 dapat dilakukan
dengan cara;
1) Porsi belajar yang ditambah dengan memperhatikan hal-hal terkait
yaitu; kemampuan peserta didik, kondisi sosial, budaya dan adanya
waktu.
2) Mengatur kembali jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu yaitu
maksimal 6 jam pelajaran untuk keseluruan realokasi waktu.
3) Mengadakan pembelajaran terpadu dengan pembelajaran kolaboratif.
4) Inovasi yang dilakukan oleh madrasah KTSP madrasah bersangkutan
dan mendapat perseutujuan dari Kantor Kementrian Agama
Kabupaten/kota.
b. Implementasi Kurikulum MTs
Implementasi dalam pengembangan kurikulumm 2013 yaitu sebagai
beikut;

8
Ibid,.hal 8-9.
9

Porsi belajar yang ditambah dengan memperhatikan hal-hal terkait


yaitu;
1) kemampuan peserta didik, kondisi sosial, budaya dan adanya waktu.
2) Mengatur kembali jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu yaitu
maksimal 6 jam pelajaran untuk keseluruan realokasi waktu.
3) Mengadakan pembelajaran terpadu dengan pembelajaran kolaboratif.
4) Pembelajaran dilakukan dengan sistem paket atau Sistem Kredit
Semester (SKS)
5) Inovasi yang dilakukan oleh madrasah KTSP madrasah bersangkutan
dan mendapat perseutujuan dari Kantor Kementrian Agama
Kabupaten/kota.
c. Implementasi Kurikulum MA
Implementasi dalam pengembangan kurikulumm 2013 yaitu sebagai
beikut;
1) Porsi belajar yang ditambah dengan memperhatikan hal-hal terkait
yaitu kemampuan peserta didik, kondisi sosial, budaya dan adanya
waktu.
2) Mengatur kembali jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu yaitu
maksimal 6 jam pelajaran untuk keseluruan realokasi waktu.
3) Mengadakan pembelajaran terpadu dengan pembelajaran kolaboratif.
4) Pembelajaran dilakukan dengan sistem paket atau Sistem Kredit
Semester (SKS)
5) Inovasi yang dilakukan oleh madrasah KTSP madrasah bersangkutan
dan mendapat perseutujuan dari Kantor Kementrian Agama
Kabupaten/kota. Implementasi Moderasi Beragama, Penguatan
Pendidikan Karakter dan PendidikanAnti Korupsi
3. Materi Pembelajaran PAI di Madrasah
Madrasah memiliki tiga tingkatan satuan pada jenjang
pendidikannya yaitu; Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Pada tiap jenjangnya terdapat materi
Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari;
10

a. Alquran Hadis
Merupakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dimana isinya
adalah mengenai tata cara menulis dan membaca Alquran dengan
benar dan juga baik. Memahami makna hadis secara teks ataupun
kontekstual yang kemudian kadungan yang ada pada hadis tersebut
dapat dijadikan dasar dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.
b. Akidah Akhlak
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berfokus pada Akidah
yakni membentuk peserta didik agar memiliki keyakinan dan
keimanan yang kokokh akan keimanannya hingga dapat mengamalkan
Asmaul husna, pada point akhlak Membentuk peserta didik yang
memiliiki akhlak yang baik (mahmudah) dan berusaha menghidari
akhlak buruk (mazmumah).
c. Fikih
Salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membahas
mengenai ketentuan suatu hukum dan juga tata cara beribadah dan
bermuamalah dalam kehidupan.

d. Sejarah Kebudayaan Islam


Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membahas mengenai
Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita sejarah zman
dahulu, mencotoh berbagai figur tauladan dan mengaitkannya dengan
bidang politik, sosial dan pendidikan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan mengenai karakteristik mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam
merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ada baik itu di sekolah
apalagi madrasah. Untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam di RA diatur
dalam Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 2763 Tahun
2019 Tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Raudhatul Athfal. Sedangkan pembelajaran PAI pada Madrasah
(MI, Mts dan MA) diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 dan 2.
Pada masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik yang hampir
sama baik pada tingkat Mandrasah Ibtidiyah, Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah. yang membedakan adalah pada setiap tingkatnya memiliki
pendalaman materi pada masing-masing mata pelajaran, setiap tingkat
memiliki fokus dan pembahasan yang lebih mendalam. Jika pada tingkat MI
pembahasan masih dasar atau taraf permukaan saja, pada tingat MTs mulai
memperdalam dan memperjelas bahasan materi dari tingkat MI dan pada
tingkat MA fokus lebih memperdalam lagi, mengembangkan dan melanjutkan
untuk jenjang yang lebih tinggi lagi serta mengimplemantasikan secara
langsung pada masyarakat. Selain itu beban belajar pun akan berbeda pada
setiap jenjangnya.
B. Saran
1. Bagi mahasiawa pascasarjana UIN STS Jambi
Diharapkan bagi mahasiawa pascasarjana UIN STS Jambi untuk dapat
memberikan kritik dan saran kepada penulis agar bisa memperbaiki
makalah ini kedepannya.
2. Bagi Perapustakaan UIN STS Jambi

11
12

Diharapkan agar dapat menambah lebih banyak referensi atau sumber


bacaan mengenai Undang-Undang atau Peraturan Krbijakan di bidang
Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Asfiati, Pendekatan Humanis dalam perkembangan kurikulum, (Perdana
Publishing, 2016).
Dede Rosyada, Madrasah dan profesionalisme diri. (Jakarta: Kencana,2017),
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2012)
Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019.
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 2763 Tahun 2019.
Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Pasal 1.
Sutrisno & Muhyidin Albarabis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial,
(Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012)

Anda mungkin juga menyukai