Disusun Oleh:
Samhani Siregar :1930058
Febri Yanti Lubis :19930017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diniyah Takmiliyah Awaliyah.........................................
B. Ruang Lingkup Diniyyah Takmiliyyah Awwaliyyah al-Quran
Hadis..................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madrasah Diniyah Takmiliyah merupakan lembaga pendidikan
Islam yang sudah dikenal sejak awal perkembangan Islam di Nusantara.
Pengajaran Islam saat itu berkembang alamiah melalui proses alkuturasi
yang berjalan secara perlahan dan damai dan akhirnya menjadi bagian tak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Pendidikan keagamaan nonformal
ini diselenggarakan dan dikelola secara terprogram. Perintisan,
pertumbuhan dan perkembangannya dilakukan oleh masyarakat, sehingga
ketentuan peraturan yang dibuat oleh Pemerintah harus tetap
mengakomodasi berbagai bentuk inovasi dari masyarakat penyelenggara
dengan memperhatikan kebutuhan, keunggulan dan kekhasan masing-
masing.
Penyelenggaraan Madrasah Diniyah Takmiliyah tidak
mengharuskan adanya badan hukum sebagai lembaga pelenggara. Oleh
sebab itu, dari segi penyelenggaraannya, Madrasah Diniyah Takmiliyah
dapat dikelompokkan kedalam 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Madrasah Diniyah Takmiliyah yang diselenggarakan oleh sekumpulan orang
dimasyarakat yang berkompeten untuk menjalankan visi dan misi pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah, ataupun oleh badan hukum/yayasan tertentu.
2. Madrasah Diniyah Takmiliyah yang diselenggarakan didalam pesantren.
3. Madrasah Diniyah Takmiliyah yang diselenggarakan dilingkungan lembaga
pendidikan formal, baik SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK atau sederajat.
Ketiga jenis Madrasah Diniyah Takmiliyah tersebut mempunyai
keleluasaan dalam teknis pelaksanaan pendidikannya dengan tetap
berpedoman pada ketentuan dasar yang ditetapkan baik dari segi
penjenjangan, kurikulum maupun sistem administrasi dan
ketatausahaannya.
Dalam PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Keagamaan dijelaskan bahwa pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah
merupakan pendidikan keagamaan non-formal yang keberadaannya
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Untuk keperluan teknis
penyelenggaraan masyarakat membutuhkan ketentuan-ketentuan umum
dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan keagamaan kepada
masyarakat, Diniyah Takmiliyah tetap diberi keleluasaan untuk melakukan
modifikasi pengelolaan maupun pelaksanaan sistem kurikulum agar sesuai
dengan kondisi lingkungannya. 1
Meskipun pendidikan keagamaan melalui Madrasah Diniyah
Takmiliyah dimaksudkan untuk memberi tambahan dan pendalaman
pengetahuan agama Islam bagi siswa pendidikan formal atau umum di
tingkat dasar dan menengah, lembaga ini tetap membuka diri bagi
siapapun yang masih dalam usia pendidikan dasar dan menengah. Secara
garis besar, Madrasah Diniyah Takmiliyah mempunyai tiga jenjang atau
tingkatan, yaitu Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah ( tingkat
dasar ); Madrasah Diniyah Takmiliyah.
B. Rumusan Masalah
1
Mohsen, Pedoman Penyelenggaraan Madrasah Diniyah
Takmiliyah oleh Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren 2014
diunduh tanggal 19 Desember 2022 dari https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://pontren.com/2020/06/04/buku-
pedoman-penyelenggaraan-madin-madrasah-diniyah-takmiliyah/
&ved=2ahUKEwj30NX874XtAhUhhuYKHahDBPwQFjAAegQIARAB&
usg=AOvVaw0sBJYCDT7bVI8A1vrjxsZ0
1. Apakah Hakikat Ruang Lingkup Al-Qur’an Dan Hadits Di MDTA?
2. Apakah Tujuan Dan Maksud Pembelaaran Al-Qur’an Dan HaditsDi
MDTA?
BAB II
PEMBAHASAN
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan non formal_PDTA (diakses:28 April 2014)
3
Amri Darwis,Kapita Selekta Pendidikan Islam,Pekanbaru:Ammpujari,2009,h.148
Diniyah memiliki latar belakang tersendiri dan kebanyakan didirikan atas
usaha perorangan yang semata-mata untuk ibadah, maka sistem dan
penyelenggaraannya bergantung pada latar belakang pendiri dan
pengasuhnya, sehingga pertumbuhan madrasah diniyah di Indonesia
mengalami banyak corak dan ragamnya. Sesuai dengan perkembangan zaman
dan tuntutan kebutuhan, ide-ide pembaharuan pendidikan Agama, Madrasah
Diniyah pun ikut serta mengalami pembaharuan. Beberapa organisasi
penyelenggara Madrasah Diniyah melakukan modifikasi kurikulum bukan
saja kurikulum inti yang dikeluarkan kemeterian Agama, melainkan pula
kurikulum lokal pun terus dibenahi sesuai dengan prinsip dan karakteristik
lingkungannya.
Dalam peraturan pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang pendidikan
Agama dan pendidikan keagamaan , pasal. 21 “Pendidikan Diniyah dibagi
pada tiga jenis : formal, non formal dan informal”. Jenjang Madrasah Diniyah
Takmiliyah dibagi pada tiga jenjang : 1. Madrasah Diniyah Takmiliyah Ulya
(PDTU), 2. Madrasah Diniyah Takmiliyah Wushto (PDTW) dan 3. Madrasah
Diniyah Takmiliyah Awaliyah (PDTA) Pendidikan Diniyah Takmiliyah
Awaliyah (PDTA) adalah satuan pendidikan keagamaan Islam bersifat non
formal yang menyelenggarakan pendidikan tingkat dasar setara SD/sederajat
dengan masa belajar 4 (empat) tahun dan jumlah jam belajar 18 (delapan
belas) jam per minggu. Juga Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awaliyah
(PDTA) dapat dikatakan Madrasah Diniyah Takmiliyah, ialah suatu sutu
pendidikan keagamaan Islam nonformal yang menyelenggarakan pendidikan
Islam sebagai pelengkap bagi siswa pendidikan umum. Untuk tingkat dasar
(diniah takmiliya awaliyah) dengan masa belajar 6 tahun. Untuk menengah
atas (diniah takmiliyah wustha) masa belajar tiga tahun, untuk menengah atas
(diniyah ulya) masa belajar selama tiga tahun dengan jumlah jam belajar
minimal 18 jam pelajaran dalam seminggu.
B. Ruang Lingkup Diniyyah Takmiliyyah Awwaliyyah al-Quran Hadis
Ruang lingkupnya meliputi pertama, pengetahuan dasar membaca dan
menulis al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, kedua,
hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman sederhana
tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui
keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, ketiga pemahaman
dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadits-hadits
yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua,
persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah,
ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.4
Secara substansial mata pelajaran al-Quran Hadits memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-
nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits Nabi dalam kehidupan
sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitabkitab-Nya, Pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah dengan Pendekatan Integratif… rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta
Qada dan Qadar. Nilai-nilai Qur’ani dan sunnah Rasul ini sangat penting
untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif
era globalisasi dan krisis multidimensi yang melanda bangsa dan Negara
Indonesia.
Al-Qur'an-Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam
arti keduanya merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah,
muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Al-Qur'an
Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur'an
Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang
menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadits
dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an,
pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diniyah Takmiliyah Awaliyah adalah suatu satuan pendidikan
keagamaan Islam nonformal yang menyelenggarakan pendidikan
agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa Sekolah Dasar
(SD/Sederajat), yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam
tissngkat dasar dengan masa belajar 4 (empat) tahun dan jumlah jam
belajar minimal 18 jam pelajaran seminggu.
2. Al-Qur'an-Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti
keduanya merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah,
muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Al-
Qur'an Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik
dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Mata
pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu
mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca
dan menulis al-Qur'an dan hadits dengan benar, serta hafalan
terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti atau
makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-
hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, Amri,Kapita Selekta Pendidikan Islam,Pekanbaru:Ammpujari,2009
Mohsen, Pedoman Penyelenggaraan Madrasah Diniyah Takmiliyah oleh
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren 2014 diunduh tanggal 19
Desember 2022 dari https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://pontren.com/2020/06/04/buku-
pedoman-penyelenggaraan-madin-madrasah-diniyah-takmiliyah/
&ved=2ahUKEwj30NX874XtAhUhhuYKHahDBPwQFjAAegQIARAB&us
g=AOvVaw0sBJYCDT7bVI8A1vrjxsZ0
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan non formal_PDTA
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor ..tahun 2013 Tentang
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di madrasah, 2013