Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Kurikulum, Kompetensi Dan Lulusan Pendidikan MDA/MDTA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah


Pendidikan MDTA

Dosen Pengampu :

Sabariah, M.Pd.I

Sem.V/PAI 3
Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Rosnila Wati Pasaribu (0301181059)


2. Fatma Ramadani (0301183222)
3. Mhd. Alfajar Adrian (0301183260)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATRA UTARA
MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah Pendidikan
MDA/MDTA yang berjudul “Kurikulum Dan Kompetensi Dan Lulusan Pendidikan
MDA/MDTA”.

Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memudahkan pembaca untuk memahaminya. Adapun jika terdapat banyak kekeliruan
atau kesalahan didalam tugas ini, kami mohon kritik dan saran agar tugas ini dapat
menjadi lebih baik lagi ke depannya. Tentu saja kami tidak dapat menyelesaikan
tugas ini tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu Ibu Sabariah, M. Pd.I.

Medan, 18 Desember 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

1. Pengertian madrasah diniyah ...............................................................................3


2. Kurikulum madrasah diniyah ..............................................................................6
3. Standar Kompetensi Lulusan Madrasah Diniyah Takmiliyah .............................8
BAB III PENUTUP .................................................................................................14

A. Kesimpulan ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia kini sedang berada dalam masa transformasi. Era


reformasi telah lahir dan masyarakat Indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam
semua aspek kehidupannya. Masa demokrasi telah Melahirkan berbagai jenis
pendapat, pandangan, konsep, yang tidak jarang yang satu bertentangan dengan yang
lain, antara lain berbagai pandangan mengenai bentuk masyarakat dan bangsa
Indonesia yang dicita-citakan di masa depan.

Kita memerlukan suatu perubahan paradigma dari pendidikan untuk


menghadapi proses globalisasi dan menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia.
Cita-cita era reformasi tidak lain ialah membangun suatu masyarakat madani
Indonesia. Mencermati realitas sosial pendidikan Islam untuk Saat ini, tampaknya
banyak perubahan pengembangan pada institusi pendidikan Islam. Untuk melakukan
pengembangan itu antara lain dengan melakukan sebuah refleksi pemikiran yang
eksploratif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti berupa penelitian, seminar,
ceramah ilmiah, simposium, lokakarya dan lain sebagainya dalam rangka
menyongsong hari esok yang lebih baik dan menjanjikan. Salah satu hasil yang
mengembirakan bagi tranformasi pendidikan Islam di zaman orde reformasi adalah
hasil amandemen ke-4 pasal 31 UUD 1945 dan diundangkannya UU No. 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas serta diberlakukannya PP. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan, dengan demikian eksistensi pendidikan Islam
semakin diakui dalam tatanan pendidikan nasional.

Sebelum lahirnya UU sisdikdas No. 20 tahun 2003, Madrasah Diniyah


dikenal sebagai Madrasah yang mempunyai peran melengkapi dan menambah
Pendidikan Agama bagi anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah umum pada
pagi hingga siang hari, kemudian pada sore harinya mereka mengikuti pendidikan
agama di Madrasah diniyah. Tumbuh Kembangnya Madrasah Diniyah ini di
latarbelakangi oleh keresahan sebahagian orang tua siswa, yang merasakan
pendidikan agama di sekolah umum kurang memadai untuk mengantarkan anaknya

1
untuk dapat melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang diharapkan. berangkat
dari kebutuhan masyarakat akan jenis lembaga seperti inilah Madrasah Diniyah tetap
dapat bertahan. Walaupun hingga Saat ini Madrasah diniyah kurang mendapatkan
perhatian khusus dari pemerintah, baik pemenuhan anggaran maupun bantuan
Ketenagaan, Namun Peran Penting Madrasah Diniyah merupakan hal yang sangat
penting dalam sistem pendidikan yang harus dipikirkan bersama.

Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan


pendidikan dan pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk memberi tambahan
pengetahuan agama Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima
pelajaran agama Islam di sekolahannya. Keberadaan lembaga ini sangat menjamur
dimasyarakat karena merupakan sebuah kebutuhan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian madrasah diniyah?


2. Bagaimanakah kurikulum yang digunakan di pendidikan MDTA?
3. Bagaimanakah kompetensi dan lulusan di pendidikan MDTA?

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Madrasah Diniyah

Sejarah Islam di Indonesia memperlihatkan bahwa pendidikan keagamaan di


sini tumbuh dan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat
Muslim. Selama kurun waktu yang panjang, pendidikan keagamaan Islam berjalan
secara tradisi, berupa pengajian al-Qur’an dan pengajian kitab, dengan metode yang
dikenalkan (terutama di Jawa) dengan namasorogan, bandongan dan halaqah.
Tempat belajar yang digunakan umumnya adalah ruang-ruang masjid atau tempat-
tempat shalat “umum” yang dalam istilah setempat disebut: surau, dayah, meunasah,
langgar, rangkang, atau mungkin nama lainnya.1

Perubahan kelembagaan paling penting terjadi setelah berkembangnya sistem


klasikal, yang awalnya diperkenalkan oleh pemerintah kolonial melalui sekolah-
sekolah umum yang didirikannya di berbagai wilayah Nusantara. Di Sumatera Barat
pendidikan keagamaan klasikal itu dilaporkan dipelopori oleh Zainuddin Labai el-
Junusi (1890-1924), yang pada tahun 1915 mendirikan sekolah agama sore yang
diberi nama “Madrasah Diniyah” (Diniyah School, al-Madrasah al-Diniyah) (Noer
1991:49; Steenbrink 1986:44). Sistem klasikal seperti rintisan Zainuddin
berkembang pula di wilayah Nusantara lainnya, terutama yang mayoritas
penduduknya Muslim. 2

Di kemudian hari lembaga-lembaga pendidikan keagamaan itulah yang


menjadi cikal bakal dari madrasah-madrasah formal yang berada pada jalur sekolah
sekarang. Meskipun sulit untuk memastikan kapan madrasah didirikan dan madrasah
mana yang pertama kali berdiri, namun Departemen Agama (dahulu Kementerian
Agama) mengakui bahwa setelah Indonesia merdeka sebagian besar sekolah agama
berpola madrasah diniyahlah yang berkembang menjadi mad-rasah-madrasah formal
(Asrohah 1999:193). Dengan perubahan tersebut berubah pula status

1
Abdurrahman mas’ud, dkk, Dinamika Pesantren Dan Madrasah, (Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dan Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 39.
2
Nata Abudin, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm.33.

3
kelembagaannya, dari jalur “luar sekolah” yang dikelola penuh oleh masyarakat
menjadi “sekolah” di bawah pembinaan Departemen Agama.3

Meskipun demikian tercatat masih banyak pula madrasah diniyah yang


mempertahankan ciri khasnya yang semula, meskipun dengan status sebagai
pendidikan keagamaan luar sekolah. Pada masa yang lebih kemudian, mengacu pada
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 1964, tumbuh pula madrasah-madrasah
diniyah tipe baru, sebagai pendidikan tambahan berjenjang bagi murid-murid sekolah
umum. Madrasah diniyah itu diatur mengikuti tingkat-tingkat pendidikan sekolah
umum, yaitu Madrasah Diniyah Awwaliyah untuk murid Sekolah Dasar, Wustha
untuk murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan ‘Ulya untuk murid Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas.4 Madrasah diniyah dalam hal itu dipandang sebagailembaga
pendidikan keagamaan klasikal jalur luar sekolah bagi murid-murid sekolah umum.
Data EMIS (yang harus diperlakukan sebagai data sementara karena ketepatan-nya
dapat dipersoalkan) mencatat jumlah madrasah diniyah di Indonesia pada tahun
ajaran 2005/2006 seluruhnya 15.579 buah dengan jumlah murid 1.750.010 orang.

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan dan Peraturan Pemerintah.


Madrasah Diniyah adalah bagian terpadu dari pendidikan nasional untuk memenuhi
hasrat masyarakat tentang pendidikan agama. Madrasah Diniyah termasuk ke dalam
pendidikan yang dilembagakan dan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
dalam penguasaan terhadap pengetahuan agama Islam.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang


ditindaklanjuti dengan disyahkannya PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan
agama dan keagamaan memang menjadi babak baru bagi dunia pendidikan agama
dan keagamaan di Indonesia. Karena itu berarti negara telah menyadari
keanekaragaman model dan bentuk pendidikan yang ada di bumi nusantara ini.

Keberadaan peraturan perundangan tersebut seolah menjadi ”tongkat


penopang” bagi madrasah diniyah yang sedang mengalami krisis identitas. Karena
selama ini, penyelenggaraan pendidikan diniyah ini tidak banyak diketahui

3
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999),
hlm. 23.
4
Ibid, hlm. 24.

4
bagaimana pola pengelolaannya. Tapi karakteristiknya yang khas menjadikan
pendidikan ini layak untuk dimunculkan dan dipertahankan eksistensinya.

Secara umum, setidaknya sudah ada beberapa karakteristik pendidikan


diniyah di bumi nusantara ini. Pertama, Pendidikan Diniyah Takmiliyah (suplemen)
yang berada di tengah masyarakat dan tidak berada dalam lingkaran pengaruh
pondok pesantren. Pendidikan diniyah jenis ini betul-betul merupakan kreasi dan
swadaya masyarakat, yang diperuntukkan bagi anak-anak yang menginginkan
pengetahuan agama di luar jalur sekolah formal. Kedua, pendidikan diniyah yang
berada dalam lingkaran pondok pesantren tertentu, dan bahkan menjadi urat nadi
kegiatan pondok pesantren. Ketiga, pendidikan keagamaan yang diselenggarakan
sebagai pelengkap (komplemen) pada pendidikan formal di pagi hari.
Keempat,pendidikan diniyah yang diselenggarakan di luar pondok pesantren tapi
diselenggarakan secara formal di pagi hari, sebagaimana layaknya sekolah formal.5

A. Ciri-ciri Madrasah Diniyah

Dengan meninjau secara pertumbuhan dan banyaknya aktifitas yang


diselenggarakan sub-sistem Madrasah Diniyah, maka dapat dikatakan ciri-ciri
ekstrakurikuler Madrasah Diniyah adalah sebagai berikut:6

1. Madrasah Diniyah merupakan pelengkap dari pendidikan formal.


2. Madrasah Diniyah merupakan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tidak
memerlukan syarat yang ketat serta dapat diselenggarakan dimana saja.
3. Madrasah Diniyah tidak dibagi atas jenjang atau kelas-kelas secara ketat.
4. Madrasah Diniyah dalam materinya bersifat praktis dan khusus.
5. Madrasah Diniyah waktunya relatif singkat, dan warga didiknya tidak harus
sama.
6. Madrasah Diniyah mempunyai metode pengajaran yang bermacammacam.

5
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), hlm.20
6
Opcit, hlm. 30.

5
2. Kurikulum yang digunakan Madrasah Diniyah

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan dna Peraturan pemerintah no 73


tahun 1991 pada pasal 1 ayat 1 disebutkan “Penyelenggaraan pendidikan diluar
sekolah boleh dilembagakan dan boleh tidak dilembagakan”. Dengan jenis
“pendidikan Umum” (psl 3. ayat.1). sedangkan kurikulum dapat tertulis dan tertulis
(pasl. 12 ayat 2). Bahwa Madrasah DIniyah adalah bagian terpadu dari system
pendidikan nasional yang diselenggarakan pada jalur pendidikan luar sekolah untuk
memenuhi hasrat masyarakat tentang pendidikan agama. Madarsah Diniyah termasuk
kelompok pendidikan keagamaan jalur luar sekolah yang dilembagakan dan
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai pengetahuan agama Islam,
yang dibina oleh Menteri Agama (PP 73, Pasal 22 ayat 3). Oleh karena itu, maka
Menteri Agama d/h Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
menetapkan Kurikulum Madrasah Diniyah dalam rangka membantu masyarakat
mencapai tujuan pendidikan yang terarah, sistematis dan terstruktur. Meskipun
demikian, masyarakat tetap memiliki keleluasaan unutk mengembangkan isi
pendidikan, pendekatan dan muatan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan
leingkungan madrasah.7

Madrasah diniyah mempunyai tiga tingkatan yakni : Diniyah Awaliyah,


Diniyah Wustha dan Diniyah Ulya. Madrasah DIniah Awaliyah berlangsung 4 tahun
(4 tingkatan), dan Wustha 2 tahun (2 tingkatan). Input Siswa Madrasah Diniyah
Awaliyah diasumsikan adalah siswa yang belakar pada sekolah Dasar dan
SMP/SMU.

Sebagai bagian dari pendidikan luar sekolah, Madrasah Diniyah bertujuan:8

1. Melayani warga belajar dapat tumbuh dan berkembangn sedini mungkin dan
sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupanya.
2. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
mental yang diperluakan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah
atau melanjutkan ketingkat dan /atau jenjang yang lebih tinggi, dan

7
Departemen agama, kurikulum madrasah diniyah awaliyah, (direktorat jendral pembinaan
kelembagaan agama islam, 1997), hlm. 12
8
Ibid, hlm. 15

6
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam
jalur pendidikan sekolah (TP 73 Pasal.2 ayat 2 s.d 3).

Untuk menumbuh kembangkan ciri madrasah sebagai satuan pendidikan yang


bernapaskan Islam. Maka tujuan madrasah diniyah dilengkapi dengan “memberikan
bekal kemampuan dasar dan keterampilan dibidang agama Islam untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat dan
warga Negara”.

Dalam program pengajaran ada bebarapa bidang studi yang diajarkan seperti
Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan
Praktek Ibadah.

Dalam pelajaran Qur’an-Hadits santri diarahkan kepada pemahaman dan


penghayatan santri tentang isi yang terkandung dalam qur’an dan hadits. Mata
pelajaran aqidah akhlak berfumgsi untuk memberikan pengetahuan dan bimbingan
kepada santri agar meneladani kepribadian nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul
dan hamba Allah, meyakini dan menjadikan Rukun Iman sebagai pedoman
berhubungan dengan Tuhannya, sesame manusia dengan alam sekitar, Mata
pelajaran Fiqih diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan
membina santri untuk mengetahui memahami dan menghayati syariat Islam. Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang diharapkan dapat memperkaya
pengalaman santri dengan keteladanan dari Nabi Muhammad SAW dan sahabat dan
tokoh Islam. Bahasa Arab sangat penting untuk penunjang pemahaman santri
terhadap ajaran agama Islam, mengembangkan ilmu pengetahuan Islam dan
hubungan antar bangsa degan pendekatan komunikatif. Dan praktek ibadah bertujuan
melaksanakan ibadah dan syariat agama Islam.9

Kurikulum Madrasah Diniyah pada dasarnya bersifat fleksibel dan


akomodatif. Oleh karena itu, pengembangannya dapat dilakukan oleh Departemen
Agama Pusat Kantor Wilayat/Depag Propinsi dan Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kotamadya atau oleh pengelola kegiatan pendidikan sendiri. Prinsip
pokok untuk mengembangkan tersebut ialah tidak menyalahi aturan perundang-

9
Departemen agama, petunjuk pelaksanaan administrasi pendidikan, (direktorat jendral
pembinaan kelembagaan agama islam, 1996), hlm. 33

7
undangan yang berlaku tentang pendidikan secara umum, peraturan pemerintah,
keputusan Menteri Agama dan kebijakan lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan madrasah diniyah.10

3. Standar Kompetensi Lulusan Madrasah Diniyah Takmiliyah


A. Standar Kompetensi Lulusan Madrasah Diniyah Takmiliyah
Kompetensi lulusan madrasah diniyah takmiliyah berarti kesatuan dari
pengetahuan, keahlian, perilaku serta nilai- nilan yang direfleksikan dalam kerutinan
berpikir serta berperan santri bagaikan dampai dari proses pembelajaran yang
diikutinya. Secara universal kompetensi lulusan madrasah diniyah takmiliyah dibagi
dalam 3 aspek, ialah:
1. Pengetahuan( kognitif) dengan indicator
a. Memiliki pengetahuan tentang ajaran Islam secara lebih luas
b. Memiliki pengetahuan Bahasa Arab secara lebih luas bagaikan perlengkapan
buat menguasai ajaran agama Islam
2. Pengamalan( psikomotorik), ialah:
a. Mengamalkan ajaran Islam yang ditunjukkan dengan pengamalan ibadah
dengan metode yang baik.
b. Keahlian belajar dengan metode yang baik
c. Keahlian berkolaborasi dengan orang lain serta bisa mengambil bagian secara
aktif dalam aktivitas di masyarakat
d. Sanggup memakai Bahasa Arab serta membaca dan menguasai kitab
berbahasa arab
e. Sanggup membongkar permasalahan bersumber pada pengamalan serta
prinsip ilmu pengetahuan yang dipahami bersumber pada ajaran agama Islam.
3. Perilaku serta Akhlak( afektif), ialah:
a. Menyayangi serta taat terhadap ajaran agama Islam serta berniat buat
menyebarkannya
b. Menghargai kebudayaan nasional serta kebudayaan lain yang tidak
berlawanan dengan ajaran Islam
c. Mempunyai perilaku demokratis, tenggang rasa serta menyayangi sesame
manusia, bangsa dan area sekitarnya.
10
Ibid, hlm. 34

8
d. Menyayangi ilmu pengetahuan serta semangat buat mendalaminya
e. Terbiasa disiplin serta patuh terhadap peraturan yang berlaku
f. Menghargai tiap pekerjaan serta usaha yang halal
g. Menghargai waktu, perilaku hemat serta produktif

Totalitas kompetensi tersebut dijabarkan secara lebih detai ke dalam standar


kompetensi lulusan pada tiap mata pelajaran yang dianjurkan diseluruh jenjang
pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah, ialah al- Quran, Hadits, Aqidah,
Akhlak, Fiqih, Tarikh Islam, serta Bahasa Arab.
B. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Madrasah Diniyah
Takmiliyah Awwaliyah:11
1. Al- Quran
a. Sanggup menghafal, menulis, serta menguasai secara simpel isi pesan al-
Fatihah serta sebagian pesan pendek di dalam juz amma( dari an- naas hingga
ad- dhuhaa)
b. Memahami, menguasai, serta mempraktikkan kaida- kaidah ilmi tajwid
meliputi: makharujul huruf, hukum tanwin, nun serta mim mati, dan mad,
hukum alif lam, dan tafhim serta tarqiq.
c. Menyayangi serta menjadikan al- Quran bagaikan pedoman hidup
2. Hadits
a. Sanggup membaca, menulis, menghafal, menguasai serta mengamalkan
matan hadits pendek yang berkaitan dengan iman serta amal shaleh;
b. Menyayangi serta menjadikan hadits bagaikan pedoman hidup.
3. Aqidah
a. Menguasai serta meyakini rukun iman dengan pembuktian dalil naqli serta
aqli simpel;
b. Menguasai serta menghayati as- asmaa ul husnaa, dan sifat- sifat harus serta
mustahi untuk Allah SWT serta rasulNya;
c. Menghafal, menguasai, serta menyesuikan kalimat thayyibah semacam
syahadatain, ta’ awwudz, basmalah, hamdalah, takbir, tahlil, serta tasbih.
11
M. Ishom Saha, Dinamika Madrasah Diniyah Di Indonesia: Menelusuri Akar Sejarah
Pendidikan Nonformal, (Jakarta: Pustaka Mutiara, 2005), hlm. 12.

9
4. Akhlak
Pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji serta adab islami dan
menghindari akhlak tercela dalam sikap tiap hari.
5. Fiqih
a. Memahami, menguasai pokok- pokok rukun Islam dan syarat penerapannya;

b. Melakukan syarat hukum Islam yang terpaut dengan thaharah, shalat, puasa,
zakat, haji, infaq, sedekah serta wakaf.
6. Tarikh Islam
Memahami, mengenali, meneladani, serta mengambil ibrah dari sejarah arab
pra Islam, sejarah Rasulullah SAW, khulafaur rasyidin, dan perjuangan tokoh- tokoh
agama Islam di wilayah tiap- tiap.
7. Bahasa arab
Berbicara memakai minimun 120 kosakata baru dalam struktur kalimat
simpel yang dihafal buat menguasai teks, menulis, serta bercakap tentang topik
seputar area madrasah serta rumah.
Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Madrasah Diniyah
Takmiliyah Wustha:12
1. Al- Quran
a. Tingkatkan uraian terhadap sebagian pesan opsi( al- a’ laa, al- Ghasyiyah, dll)
lewat pelaksanaan hafalan, menulis, menguasai isi arti serta mengaitkannya
dengan pengamalan kehidupan nyata;
b. Menguasai penafsiran dasar ilmu al- Quran tentang tafsir serta memahami
sebagian kitab tafsir berbahasa arab;
c. Menguasai, menyayangi, serta menjadikan al- Quran bagaikan pedoman
hidup.
2. Hadits
a. Mempunyai keahlian membaca, menulis, menghafal, menguasai serta
mengamalkan matan sebagian hadits pendek yang berkaitan dengan
ketentuan- ketentuan ibadah serta amal shaleh yang lain dan menjadikan
hadits bagaikan dasar pengamalan ibadah tiap hari;
12
Amin Hendri, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren Dan Madrasah Diniyah, (Jakarta:
Diva Pustaka, 2004), hlm. 47.

10
b. Memahami serta menguasai konsep dasar ilmu hadits;
c. Menguasai, menyayangi, serta menjadikan hadits bagaikan pedoman hidup.
3. Aqidah
a. Tingkatkan uraian serta kepercayaan terhadap rukun iman dengan
pembuktian dalil naqli serta dalil aqli;

b. Tingkatkan uraian serta penghayatan terhadap dasar- dasar tauhid, al- asmaa
ul husnaa, dan sifat- sifat harus serta mustahil untuk Allah SWT serta
rasulNya;
c. Menampilkan perilaku, pola pikir, serta sikap yang belandaskan nilai- nilai
tauhid.
4. Akhlak
Menyesuikan akhlak terpuji semacam ikhlas, taat, khauf, taubat, tawakal,
ikhtiar, syukur, qana’ ah, tawadhu’, husnudh dhan, berilmu, kreatif, produktif, serta
pergaulan anak muda, dan menjauhi akhlak tercela semacam riya, nifak, ananiah,
putus asa, marah, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah, fitnah, serta lain- lain.
5. Fiqih
a. Tingkatkan uraian terhadap rukun Islam dan sanggup mengenali ibadah
makhdlah serta ghairu makhdlah;
b. Melaksanakan syarat hukum Islam dan benar dalam kehidupan tiap hari.
6. Tarikh Islam
a. Tingkatkan pengenalan serta keahlian mengambil ibrah( khasiat) terhadap
kejadian berarti sejarah kebudayaan Islam mulai pertumbuhan Islam pada
masa Nabi Muhammad SAW serta para khulafaur rasyidin, masa klasik, masa
kemajuan, pertangahan, kemunduran, serta masa modern, dan pertumbuhan
Islam di Indonesia
b. serta belahan dunia lain;
c. Mengapresiasi kenyataan serta arti kejadian memiliki serta mengaitkannya
dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek serta
seni;
d. Meneladani nilai- nilai serta tokoh- tokoh yang berprestasi dalam kejadian
memiliki.

11
7. Bahasa arab
Berbicara memakai minimun 440 kosakata baru dalam struktur kalimat
komplek buat menguasai teks, menulis, menyimak, serta berdialog tentang topik
keislaman serta kemasyarakatan.
Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Madrasah Diniyah
Takmiliyah Ulya:13
1. Al- Quran
a. Menguasai isi pokok al- Quran, guna serta fakta keutamaannya;
b. Memahami serta mengenali pemikiran sebagian pakar tafsir di dunia arab
serta Indonesia;
c. Menguasai, menyayangi serta menjadikan al- Quran bagaikan pedoman
hidup.
2. Hadits
a. Tingkatkan keahlian membaca, menulis, menghafal, menguasai, serta
mengamalkan matan sebagian hadits yang berkaitan dengan syarat ibadah
serta menjadikannya bagaikan dasar pengamalan ibadah tiap hari;
b. Tingkatkan uraian terhadap ilmu hadits;
c. Menguasai, menyayangi, serta menjadikan hadits bagaikan pedoman hidup.
3. Aqidah
a. Tingkatkan uraian serta kepercayaan terhadap rukun iman dengan
pembuktian dalil naqli serta dalil aqli;
b. Tingkatkan uraian serta penghayatan terhadap dasar- dasar tauhid, al- asmaa
ul husnaa, dan sifat- sifat harus serta mustahil untuk Allah SWT serta
rasulNya;
c. Menampilkan perilaku, pola pikir, serta sikap yang belandaskan nilai- nilai
tauhid.
4. Akhlak
Menguasai istilah- istilah akhlak serta tasawuf, mempraktikkan tata cara
kenaikan mutu akhlak, serta menyesuikan sikap terpuji dan menjauhi sikap tercela.
5. Fiqih

13
Departemen agama, Sejarah Perkembangan Madrasah, (Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1998), hlm. 37.

12
a. Tingkatkan uraian terhadap rukun Islam, ibadah makhdlah serta ghairu
makhdlah, dan maqashid asy- syari’ ah.
b. Menguasai serta mempraktikkan fiqih ibadah, mu’ amalah, munakahat,
mawarits, jinayah, siyasah, dan dasar- dasar ushul fiqih;

c. Menampilkan perilaku, pola pikir serta sikap taat hukum dalam agama
ataupun kehidupan sosial.
6. Tarikh Islam
a. Menguasai serta mengambil ibrah sejarah Islam di Indonesia serta
pertumbuhan pesantren di dalamnya;
b. Mengapresiasi kenyataan serta arti kejadian memiliki serta mengaitkannya
dalam fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek serta seni;
c. Meneladani tokoh- tokoh yang berprestasi dalam pertumbuhan sejarah
kebudayaan/ peradaban Islam.
7. Bahasa arab
Berbicara memakai minimun 440 kosakata baru dalam struktur kalimat serta
style arab yang diprogramkan buat menguasai teks, menulis, menyimak, serta
berdialog tentang topik keislaman serta kemasyarakatan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan dan Peraturan Pemerintah.


Madrasah Diniyah adalah bagian terpadu dari pendidikan nasional untuk memenuhi
hasrat masyarakat tentang pendidikan agama. Madrasah Diniyah termasuk ke dalam
pendidikan yang dilembagakan dan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
dalam penguasaan terhadap pengetahuan agama Islam.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang


ditindaklanjuti dengan disyahkannya PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan
agama dan keagamaan memang menjadi babak baru bagi dunia pendidikan agama
dan keagamaan di Indonesia. Karena itu berarti negara telah menyadari
keanekaragaman model dan bentuk pendidikan yang ada di bumi nusantara ini.

Kurikulum Madrasah Diniyah pada dasarnya bersifat fleksibel dan


akomodatif. Oleh karena itu, pengembangannya dapat dilakukan oleh Departemen
Agama Pusat Kantor Wilayat/Depag Propinsi dan Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kotamadya atau oleh pengelola kegiatan pendidikan sendiri. Prinsip
pokok untuk mengembangkan tersebut ialah tidak menyalahi aturan perundang-
undangan yang berlaku tentang pendidikan secara umum, peraturan pemerintah,
keputusan Menteri Agama dan kebijakan lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan madrasah diniyah.

Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah


Awwaliyah, Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Madrasah Diniyah
Takmiliyah Wustha, Dan Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Madrasah
Diniyah Takmiliyah Ulya yaitu sama sama pada mata pelajaran: Al-Qur’an, Hadits,
Aqidah, Akhlak, Fiqih,Tarikh Islam, Dan Bahasa arab.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam. 2004. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Departemen agama. 1997. Kurikulum Madrasah Diniyah Awaliyah,
Direktorat jendral pembinaan kelembagaan agama islam.
Departemen agama. 1996. Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Pendidikan,
Direktorat jendral pembinaan kelembagaan agama islam.
Departemen agama. 1998. Sejarah Perkembangan Madrasah, Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Hendri Amin. 2004. Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren Dan Madrasah
Diniyah. Jakarta: Diva Pustaka.
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam. 1999. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. 2001. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mas’ud Abdurrahman, dkk. 2002. Dinamika Pesantren Dan Madrasah.
Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dan Pustaka Pelajar
M. Ishom Saha. 2005. Dinamika Madrasah Diniyah Di Indonesia:
Menelusuri Akar Sejarah Pendidikan Nonformal. Jakarta: Pustaka Mutiara.

15

Anda mungkin juga menyukai