Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENDIRIKAN MADRASAH DINIYAH YANG


BERKUALITAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Terstruktur


Matakuliah Pengelolaan Madrasah Diniyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Institut Agama Islam Darussalam (IAID)

Dosen Pengampu : Drs. H. Hasanudin, M.Pd.I

Disusun oleh :
HARITS
NPM.11.03.2540

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS – JAWA BARAT
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan inayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Matakuliah
Pengelolaan Madrasah Diniyah dan diharapkan kepada seluruh pembaca untuk dapat
memahaminya secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan yakni tentang Mendirikan Madrasah Diniyah yang Berkualitas.
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kekhilafan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritiknya kepada para
pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya, yang tidak mungkin
dapat disebutkan satu persatu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya.
Amiin.

Darussalam, 07 Juni 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Madrasah Diniyah ....................................................... 3


B. Ciri-Ciri Madrasah Diniyah ............................................................ 5
C. Klasifikasi Madrasah Diniyah dan Syarat Penerimaan ................. 6
D. Persyaratan dan Mekanisme Penyelenggaraan Diniyah ................. 6
E. Urgensi Madrasah Diniyah ............................................................. 8
F. Langkah Eefektif dalam Pengoptimalan Madrasah Diniyah .......... 10
G. Strategi Mewujudkan Madrasah Diniyah Unggul .......................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia kini sedang berada dalam masa transformasi. Era reformasi telah

lahir dan masyarakat Indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam semua aspek

kehidupannya. Masa demokrasi telah Melahirkan berbagai jenis pendapat, pandangan,

konsep, yang tidak jarang yang satu bertentangan dengan yang lain, antara lain berbagai

pandangan mengenai bentuk masyarakat dan bangsa Indonesia yang dicita-citakan di masa

depan.

Kita memerlukan suatu perubahan paradigma dari pendidikan untuk menghadapi proses

globalisasi dan menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia. Cita-cita era reformasi

tidak lain ialah membangun suatu masyarakat madani Indonesia. Mencermati realitas sosial

pendidikan Islam untuk Saat ini, tampaknya banyak perubahan pengembangan pada institusi

pendidikan Islam. Untuk melakukan pengembangan itu antara lain dengan melakukan sebuah

refleksi pemikiran yang eksploratif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti berupa penelitian,

seminar, ceramah ilmiah, simposium, lokakarya dan lain sebagainya dalam rangka

menyongsong hari esok yang lebih baik dan menjanjikan. Salah satu hasil yang

mengembirakan bagi tranformasi pendidikan Islam di zaman orde reformasi adalah hasil

amandemen ke-4 pasal 31 UUD 1945 dan diundangkannya UU No. 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas serta diberlakukannya PP. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan

pendidikan keagamaan, dengan demikian eksistensi pendidikan Islam semakin diakui dalam

tatanan pendidikan nasional.

Sebelum lahirnya UU sisdikdas No. 20 tahun 2003, Madrasah Diniyah dikenal sebagai

Madrasah yang mempunyai peran melengkapi dan menambah Pendidikan Agama bagi anak-
anak yang bersekolah di sekolah-sekolah umum pada pagi hingga siang hari, kemudian pada

sore harinya mereka mengikuti pendidikan agama di Madrasah diniyah. Tumbuh

Kembangnya Madrasah Diniyah ini di latarbelakangi oleh keresahan sebahagian orang tua

siswa, yang merasakan pendidikan agama di sekolah umum kurang memadai untuk

mengantarkan anaknya untuk dapat melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang

diharapkan. berangkat dari kebutuhan masyarakat akan jenis lembaga seperti inilah Madrasah

Diniyah tetap dapat bertahan. Walaupun hingga Saat ini Madrasah diniyah kurang

mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, baik pemenuhan anggaran maupun bantuan

Ketenagaan, Namun Peran Penting Madrasah Diniyah merupakan hal yang sangat penting

dalam sistem pendidikan yang harus dipikirkan bersama.

Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan

pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk memberi tambahan pengetahuan agama

Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima pelajaran agama Islam di

sekolahannya. Keberadaan lembaga ini sangat menjamur dimasyarakat karena merupakan

sebuah kebutuhan pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Madrasah Diniyah


Madrasah Diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar

sekolah yang diharapkan mampu secara menerus memberikan pendidikan agama Islam

kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem

klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu: Madrasah Diniyah Awaliyah, dalam

menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat dasar selama selama 4 (empat) tahun dan

jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu, Madrasah Diniyah Wustho, dalam

menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat menengah pertama sebagai

pengembangan pengetahuan yang diperoleh pada Madrasah Diniyah Awaliyah, masa belajar

selama selama 2 (dua) tahun dengan jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu dan

Madrasah Diniyah Ulya, dalam menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat

menengah atas dengan melanjutkan dan mengembangkan pendidikan Madrasah Diniyah

Wustho, masa belajar 2 (dua) tahun dengan jumlah jam belajar 18 jam per minggu.

Kesadaran Masyarakat Islam akan pentingnya Pendidikan Agama telah membawa

kepada arah pembaharuan dalam Pendidikan. Salah satu Pembaharuan Pendidikan Islam di

indonesia di tandai dengan lahirnya beberapa Madrasah Diniyah, seperti Madrasah Diniyah

(Diniyah School) yang didirikan oleh Zainuddin Labai al Yunusi tahun 1915 dan Madrasah

diniyah Putri yang didirikan oleh Rangkayo Rahmah El Yunusiah tahun 1923. Dalam sejarah,

Keberadaaan Madrasah diniyah di awali lahirnya Madrasah Awaliyah telah hadir pada masa

Penjajahan Jepang dengan pengembangan secara luas. Majelis tinggi Islam menjadi

penggagas sekaligus penggerak utama berdirinya Madrasah-Madrasah Awaliyah yang

diperuntukkan bagi anak-anak berusia minimal 7 tahun. Program Madrasah Awaliyah ini

lebih ditekankan pada pembinaan keagamaan yang diselenggarakan sore hari.

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan dan Peraturan Pemerintah, Madrasah Diniyah

adalah bagian terpadu dari pendidikan nasional untuk memenuhi Permintaan masyarakat

tentang pendidikan agama. Madrasah Diniyah termasuk ke dalam pendidikan yang


dilembagakan dan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam penguasaan terhadap

pengetahuan agama Islam. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

ditindaklanjuti dengan disyahkannya PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan

keagamaan memang menjadi babak baru bagi dunia pendidikan agama dan keagamaan di

Indonesia. Karena itu berarti negara telah menyadari keanekaragaman model dan bentuk

pendidikan yang ada di Indonesia. Keberadaan peraturan perundangan tersebut telah menjadi

”tongkat penopang” bagi madrasah diniyah yang sedang mengalami krisis identitas. Karena

selama ini, penyelenggaraan pendidikan diniyah ini tidak banyak diketahui bagaimana pola

pengelolaannya. Tapi karakteristiknya yang khas menjadikan pendidikan ini layak untuk

dimunculkan dan dipertahankan eksistensinya.

Sebagian Madrasah Diniyah khususnya yang didirikan oleh organisasi-organisasi Islam,

memakai nama Sekolah Islam, Islamic School, Norma Islam dan sebagainya. Setelah

Indonesia merdeka dan berdiri Departemen Agama yang tugas utamanya mengurusi

pelayanan keagamaan termasuk pembinaan lembaga-lembaga pendidikan agama, maka

penyelenggaraan Madrasah Diniyah mendapat bimbingan dan bantuan Departemen Agama.

Dalam perkembangannya, Madrasah Diniyah yang didalamnya terdapat sejumlah mata

pelajaran umum disebut Madrasah lbtidaiyah. sedangkan Madrasah Diniyah khusus untuk

pelajaran agama. Seiring dengan munculnya ide-ide pembaruan pendidikan agama, Madrasah

Diniyah pun ikut serta melakukan pembaharuan dari dalam. Beberapa organisasi

penyelenggaraan Madrasah Diniyah melakukan modifikasi kurikulum yang dikeluarkan

Departemen Agama, namun disesuaikan dengan kondisi lingkungannya, sedangkan sebagian

Madrasah Diniyah menggunakan kurikulum sendiri menurut kemampuan dan persepsinya

masing-masing.

B. Ciri-Ciri Madrasah Diniyah


Dengan meninjau secara pertumbuhan dan banyaknya aktifitas yang diselenggarakan

sub-sistem Madrasah Diniyah, maka dapat dikatakan ciri-ciri ekstrakurikuler Madrasah

Diniyah adalah sebagai berikut:

1. Madrasah Diniyah merupakan pelengkap dari pendidikan formal.

2. Madrasah Diniyah merupakan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tidak

memerlukan syarat yang ketat serta dapat diselenggarakan dimana saja.

3. Madrasah Diniyah tidak dibagi atas jenjang atau kelas-kelas secara ketat.

4. Madrasah Diniyah dalam materinya bersifat praktis dan khusus.

5. Madrasah Diniyah waktunya relatif singkat

C. Klasifikasi Madrasah Diniyah dan Syarat Penerimaan

1. Pendidikan Diniyah Formal

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang nomor 55 tahun 2007

tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan pada pasal 15 mengenai

Pendidikan Diniyah Formal yang berbunyi “Pendidikan diniyah formal

menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama Islam pada

jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi. Hal ini diatur dalam pasal”. Tindak lanjut dari penjelasan di atas

terdapat pada pasal 16 ayat 123 dan 17 ayat 1234.

2. Pendidikan Diniyah Nonformal

Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan diniyah nonformal,

dijelaskan secara detail pada pasal 21, 22, 23, 24 dan 25 dalam Undang-Undang

Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan Nomor 55 Tahun 2007.


D. Persyaratan dan Mekanisme Penyelenggaraan Diniyah

Syarat-syarat pendirian Diniyah Takmiliyah adalah sebagai berikut :

1. Tersedia Tenaga Kependidikan meliputi :

a. Kepala Diniyah Takmiliyah.

b. Guru mata pelajaran, minimal 2 (dua) orang.

c. Tenaga Administrasi, minimal 1 (satu) orang.

2. Tersedia tempat kegiatan belajar dan kelengkapannya.

3. Tersedia calon warga belajar sekurang-kurangnya 10 orang.

4. Bersedia dan sanggup melaksanakan Diniyah Takmiliyah dibuktikan dengan surat

pernyataan Kepala Diniyah Takmiliyah.

Mekanisme penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah yang dilaksanakan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota selaku penerbit izin adalah melalui tahapan sebagai

berikut :

1. Kepala Diniyah Takmiliyah yang bersangkutan mendaftarkan diri kepada kantor

Kementrian Agama Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan pendidikan, dan disertai

dengan :

a. Nama Kepala Diniyah Takmiliyah

b. Tingkat Diniyah Takmiliyah yang diselenggarakan

c. Nama siswa, minimal 10 orang

d. Nama guru mata pelajaran, minimal 2 (dua) orang; yang akan mengajar Al-

Qur’anHadits, Aqidah- Akhlak, Fiqih-Ibadah, Sejarah Kebudayaan Islam, dan

Bahasa Arab

e. Nama tenaga administrasi, minimal 1 (satu) orang

f. Sarana berupa ruangan untuk kegiatan belajar mengajar dan peralatan pembelajaran.
2. Berdasarkan pendaftaran tersebut, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dala

m hal ini Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren setempat melakukan

verifikasi ke lokasi Diniyah Takmiliyah yang bersangkutan.

3. Setelah melakukan verifikasi ke lokasi Diniyah Takmiliyah dan dianggap telah

memenuhi persyaratan, maka pihak kantor Kementrian Agama mengeluarkan keputusan

tentang penetapan pendirian Diniyah Takmiliyah Awaliyah dan Diniyah Takmiliyah

Wustha.

4. Penetapan pendirian Diniyah Takmiliyah dilaporkan kepada Kantor Kementrian Agama

Provinsi setempat dan Kementrian Agama Pusat.

E. Urgensi Madrasah Diniyah

Sejak terjadinya dikotomi dalam pendidikan, maka timbul kesadaran dari pemikir Islam

untuk menjadikan Islam sebagai pelajaran penting yang harus ada di lembaga pendidikan

baik umum maupun pendidikan Agama.

Maka sesuai dengan peraturan pemerintahan dalam UU SIKDISNAS tahun 2003 maka

lahirlah peraturan yang mengintegrasikan pendidikan agama di sekolah umum. Tindak lanjut

ini diteruskan dalam UU no 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan, maka

lembaga madrasah diniyah sebagai lembaga resmi jalur formal dan nonformal menjadi babak

baru dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama. Berikut 7 Urgensi

Madrasah Diniyah Di Indonesia versi 7Top Ranking.

1. Pendukung Lembaga Pendidikan

Peran madrasah diniyah menjadi penting karena sebagai tindak lanjut dari

pendidikan agama yang ada di sekolah umum. Keberadaan madrasah diniyah sebagai

penambah jam khusus pendidikan agama telah membantu usaha sekolah umum dalam

peningkatan mutu keagamaan peserta didi


2. Cabang Pendidikan Pesantren

Madrasah diniyah adalah sebuah lembaga yang berdiri atas kesadaran masyarakat

dan pemerintah atas pentingnya pendidikan agama bagi peserta didik, pesantren

merupakan bentuk lengkap dari sistem pembelajaran pendidikan agama dan keagamaan

yang khusus, namun tidak semua peserta didik yang masuk ke pesantren. Maka dari

itulah berdirinya madrasah diniyah sebagai anak pesantren yang dilaksanakan jalur luar

sekolah.

3. Pendidikan Khusus Agama dan Keagamaan

Madrasah diniyah mempunyai kurikulum yang dikhususkan untuk pendidikan

agama saja, sedangkan pendidikan umum tidak ada, akan tetapi ini hanya ada pada

madrasah diniyah non formal, sedangkan madrasah diniyah formal, maka pendidikan

umum tetap terlaksana, sebab pendidikan diniyah formal tetap melaksanakan jalur UN

sebagai tahap akhir pembelajaran. Adapun hal yang menjadi urgen dalam madrasah

diniyah ini adalah bentuk khas dari pembelajarannya yang terpokus pada pendidikan

agama dan keagamaan saja, tidak terintegrasi dalam proses pendidikan Umum. Selain

itu, secara riil bahwa tidak ada Madrasah diniyah yang terselenggara dalam bentuk

formal.

4. Proses Integrasi dan Internalisasi Pelaksanaan Agama Islam

Madrasah diniyah mempunyai pola praktek serta disibukkan dengan proses

pelatihan-pelatihan terkait dengan ajaran Agama, maka dengan demikian madrasah

diniyah sangat berperan penting dalam membentuk dan mengkader anak bangsa sebagai

calon generasi yang maju dan berprilaku sesuai dengan ajaran Agama

5. Terbaik dalam Pengajaran

Banyak yang menganggap rendah pendidikan yang ada pada madrasah diniyah,

namun dari sebahagian umat Islam yang enggan memasukkan anaknya ke madrasah
diniyah tidak sadar bahwa dimadrasah diniyah terlaksana proses pembelajaran dengan

pola pembiasaan, seperti membaca al quran, latihan shalat dan imam, berwudhu, menulis

arab, membaca arab dan sebagainya. Nah,..jika ini terus dilakukan secara kontiniu dan

berlanjut, maka bukan suatu yang mustahil madrasah diniyah mampu mengembangkan

potensi peserta didik menjadi pribadi muslim sejati dengan bekal ilmu dan pengetahuan

yang maksimal.

6. Pencetak Muslim dan Muslimat berbobot

Ala bisa karena biasa, pisau tajam karena diasah, terbiasa karena latihan. Mungkin

itu beberapa pepatah terkait visi dan misi madrasah diniyah yang bertujuan membentuk

peserta didik menjadi peserta didik yang berkemampuan dalam ilmu pengetahuan

sekaligus menjadi ahli dalam ilmu Agama dan mampu mengamalkan dengan baik

7. Perintah Allah dan Rasul

Allah melalui rasulullah telah mewajibkan menuntut ilmu, tidak saja ilmu agama

namun segala bentuk ilmu juga dituntut bagi umat islam untuk mempelajarinya. Namun

perlu diingat bahwa Pendidikan Agama bertujuan menjadi Filter dalam segala kegiatan

manusia yang berhubungan dalam bentuk apapun, pendidikan agama akan menjadi kaca

mata yang bisa menilai dan memilih mana yang salah dan benar. Maka dari itu, peran

madrasah diniyah sanagt dibutuhkan untuk mengembangkan pola pengajaran pendidikan

Agama Islam.

F. Langkah Efektif dalam Pengoptimalan Madrasah Diniyah

Ada beberapa langkah efektif yang harus dicapai dalam mewujudkan madrasah diniyah

yang berkualitas yaitu:

1. Peningkatan kualitas akedemik dengan membekali siswa terhadap kemampuan Agama

dengan baik dan benar


2. Sumber daya manusia dengan menyeleksi Guru-guru yang berkualitas serta manajemen

yang optimal

3. Pemaksimalan peran. Selain pengumpulan dana sebagai pengendali mutu Madrasah

diniyah, juga dibutuhkan penyumbang dana atau donatur yang turut serta membantu

dalam hal pendanaan

4. Meningkatkan peran orang tua, dan masyarakat sekitar sebagai obyek sekaligus subyek

pendidikan.

G. Strategi Mewujudkan Madrasah Diniyah Unggul

Ada banyak bentuk dan jenis lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Sebut saja

misalnya Pondok Pesantren, Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA), Madrasah, Perguruan

Tinggi Islam dan sebagainya. Kesemuanya itu, sesungguhnya merupakan aset dari

konfigurasi sistem pendidikan nasional. Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan tersebut,

sejatinya diharapkan menjadi khasanah pendidikan Islam dan dapat membangun serta

memberdayakan umat Islam di Indonesia secara optimal. Namun pada kenyataan pendidikan

Islam di Indonesia tidak memiliki kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun

umat yang besar ini.

Sebagai contoh adalah lembaga pendidikan Islam yang disebut dengan madrasah.

Sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam di tanah air hingga hari ini madrasah

masih dipandang sebelah mata. Keberadaannya seakan turut mengindikasikan bahwa

lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia penuh dengan ketertinggalan, kemunduran

dan dalam kondisi yang serba tidak jelas. Memang terasa janggal dan mungkin juga lucu,

karena dalam suatu komunitas masyarakat muslim yang besar, madrasah kurang

mendapatkan kesempatan untuk berkembang secara optimal.


Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam seharusnya menjadi sentral

khasanah pendidikan Islam. Membangun dan memberdayakan umat Islam di Indonesia

secara optimal. Namun pada kenyataannya pendidikan Islam di Indonesia tidak memiliki

kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun umat yang besar ini. Mungkin ada

benarnya pepatah yang mengakatakan bahwa ayam mati kelaparan di lumbung padi. Artinya,

pada kenyataannya pendidikan Islam (madrasah) tidak mendapat kesempatan yang luas dan

seimbang dengan umatnya yang besar di seantero nusantara ini.

Kehadiran buku “Strategi Madrasah Unggul” ini mencoba memberikan warna baru

dalam dunia lembaga pendidikan Islam. Drs. H. Farid Hasyim, M.Ag., penulis buku ini,

mengulas secara luas dan mendalam seputar strategi mewujudkan madrasah unggulan. Guna

mengembangkan madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang berkelas,

terkemuka, unggul dan kredibel. Dengan bahasa yang mudah dicerna dan bahasan yang

mudah untuk diterapkan buku ini mengungkap kunci sukses untuk membangun madrasah

sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkualitas.

Dengan bercermin pada keberhasilan Pak Djalil, sapaan akrap Drs. Abdul Djalil Zuhri,

M.Ag., penulis memaparkan secara komplek langkah-langkah Pak Djalil dalam

mengembangkan madrasah. Kendatipun tidak sekaliber A. Malik Fadjar yang telah

menduduki posisi puncak dua departemen (Departemen Pendidikan Nasional dan

Departemen Agama), namun beliau telah menempati posisi unik dalam dinamika pendidikan

Islam kontemporer. Keberhasilannya dalam mewujudkan madrasah unggulan tidak hanya

diakui di kawasan Kota Malang dan sekitarnya, namun juga telah meroket ke ranah nasional.

Dengan maksud membandingkan, bagi Pak Djalil, dalam pengembangan madrasah tidak

perlu lagi wacana retorika. Tindakan dan langkah nyata justru jauh lebih berarti dalam

mengatasi masalah akut yang dialami madrasah-madrasah selama ini. Beliau juga meyakini,

apapun kemajuan madrasah yang dikehendaki harus melalui proses kebijakan pengembangan.
Dalam hal ini setidaknya perlu mengakomodasikan tiga kepentingan utama. Pertama,

bagaimana kebijakan tersebut masih memberi ruang tumbuh yang wajar bagi aspirasi utama

umat Islam. Yakni menjadikan madrasah sebagai wahana untuk membina ruh atau praktik

hidup keislaman. Dalam hal ini madrasah dituntut dapat melahirkan golongan terpelajar

(leaner society) yang bisa menjalankan peran tafaqquh fid-diin.

Kedua, bagaimana kebijakan pengembangan itu memperjelas dan memperkukuh

keberadaan madrasah sebagai ajang membina warga negara yang cerdas, berpengetahuan,

berkepribadian serta produktif, sederajat dengan sekolah. Porsi dari kebijakan ini agar

program kegiatan pendidikan madrasah sanggup mengantarkan peserta didik memiliki

penguasaan ilmu pengetahuan umum dan mengembangkan keterampilan kerja. Dan ketiga,

bagaimana kebijakan pengembangan madrasah dapat merespon tuntutan masa depan. Karena

itulah madrasah harus diarahkan kepada lembaga yang memiliki kesanggupan untuk

melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kesiapan globalisasi dan era industrialisasi

dengan tetap mempertahankan kulturnya sebagai institusi yang memiliki kepentingan

keagamaan.

Banyak upaya yang telah dilakukan Pak Djalil. Keahliannya mengantarkan madrasah

menjadi lembaga pendidikan berkelas sudah banyak terbukti. Lebih-lebih setelah sekian kali

beliau memimpin lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang I, Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I dan Madrasah

Aliyah Negeri Malang III adalah lembaga pendidikan Islam yang telah dikelola dengan baik

oleh Pak Djalil. Sebagai tokoh pendidikan, beliau sekaligus memiliki peran ganda sebagai

pemikir, birokrat dan praktisi pendidikan dengan menduduki posisi puncak lembaga

pendidikan terpadu tersebut.

Gagasan segarnya mengenai konsep pendidikan Islam telah banyak beliau wujudkankan

diberbagai kesempatannya dalam memimpin banyak lembaga pendidikan Islam termasuk


madrasah-madrasah yang sempat beliau pimpin. Menggambarkan komitmen dan dedikasinya

sebagai figur dalam artikulasi berbagai dimenasi yang dimilikinya secara utuh. Pak Djalil

seakan mampu mengkomulasikan dua kepentingan sekaligus, yaitu kepentingan umat dan

kepentingan pemerintah. Adalah relevan untuk mengabadikan pribadi Pak Djalil yang

menyejarah tersebut, sebagai upaya meneladaninya dalam dinamika pembangunan saat ini

khususnya dalam dunia pendidikan Islam masa depan.

Lembaga pendidikan Islam pada umumnya dan madrasah pada khususnya tetap saja

masih memiliki banyak masalah yang kompleks dan berat. Bukan hanya karena dunia

pendidikan Islam dituntut untuk memberikan konstribusi bagi kemoderenan dan tendensi

globalisasi, namun mau tidak mau lembaga pendidikan Islam juga dituntut menyusun

langkah-langkah perubahan yang mendasar, menuntut terjadinya diversifikasi dan

diferensiasi keilmuan dan atau mencari pendidikan alternatif yang inovatif.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Madrasah diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan non formal yang memiliki

peranan penting dalam pengembangan pembelajaran agama Islam. Dalam madrasah diniyah

yang merupakan lembaga yang memiliki paying hokum yang legal tentunya kurikulum sudah

diset oleh pemerintah yang tentu tidak secara baku. Dalam artian pelaksana pendidikan bisa

mengekplorasi pembelajaran yang bersipat penyesuaian dengan lingkungannya. Penyesuaian

kurikulum itu akan dilakukan pada madrasah diniyah di semua tingkatan: ula (awal), wusto

(menangah), hingga ala (atas).

Dalam keadministrasian meliputi beberapa urusan diantaranya: urusan administrasi,

urusab Kurikuler, Urusan kewargaan belajar, urusan saran dan prasrana, dan urusan Humas

Dalam hal keorganisasiannya meliputi Kepala Madrasah Diniyah, Wali Kelas, Guru

Pembimbing, BP3, guru mata pelajaran, tenaga kependidikanlainnya. Untuk menjadi

Madrasah Diniyah yang ideal maka yang sangat diperlukan adalah memperhatikan
keadministrasian yang mapan, kurikulum yang sudah dibakukan oleh pemerintah yang

ditambahkan dengan ektrakulikuler yang disesuaikan dengan lingkungan belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Http:///7%20Urgensi%20Madrasah%20Diniyah%20Di%20Indonesia%20_%207Top
%20Ranking.html

Http:///bantul.kemenag.go.id.html

Http:///Madrasah%20Diniyah%20(Problema%20dan%20Solusi)%20_%20Aneka%20
Ragam%20Makalah.html

Http:///PERSYARATAN%20DAN%20MEKANISME%20PENYELENGGARAAN
%20DINIYAH%20TAKMILIYAH%20-%20Miftahul%20Jannah.html#.WTalelWGPIU

Http:///Strategi%20Mewujudkan%20Madrasah%20Unggulan%20_%20Ahmad%20M
akki%20Hasan.html

Anda mungkin juga menyukai