Disusun oleh :
HARITS
NPM.11.03.2540
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS – JAWA BARAT
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan inayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Matakuliah
Pengelolaan Madrasah Diniyah dan diharapkan kepada seluruh pembaca untuk dapat
memahaminya secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan yakni tentang Mendirikan Madrasah Diniyah yang Berkualitas.
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kekhilafan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritiknya kepada para
pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya, yang tidak mungkin
dapat disebutkan satu persatu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya.
Amiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia kini sedang berada dalam masa transformasi. Era reformasi telah
lahir dan masyarakat Indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam semua aspek
konsep, yang tidak jarang yang satu bertentangan dengan yang lain, antara lain berbagai
pandangan mengenai bentuk masyarakat dan bangsa Indonesia yang dicita-citakan di masa
depan.
Kita memerlukan suatu perubahan paradigma dari pendidikan untuk menghadapi proses
globalisasi dan menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia. Cita-cita era reformasi
tidak lain ialah membangun suatu masyarakat madani Indonesia. Mencermati realitas sosial
pendidikan Islam untuk Saat ini, tampaknya banyak perubahan pengembangan pada institusi
pendidikan Islam. Untuk melakukan pengembangan itu antara lain dengan melakukan sebuah
refleksi pemikiran yang eksploratif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti berupa penelitian,
seminar, ceramah ilmiah, simposium, lokakarya dan lain sebagainya dalam rangka
menyongsong hari esok yang lebih baik dan menjanjikan. Salah satu hasil yang
mengembirakan bagi tranformasi pendidikan Islam di zaman orde reformasi adalah hasil
amandemen ke-4 pasal 31 UUD 1945 dan diundangkannya UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas serta diberlakukannya PP. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan, dengan demikian eksistensi pendidikan Islam semakin diakui dalam
Sebelum lahirnya UU sisdikdas No. 20 tahun 2003, Madrasah Diniyah dikenal sebagai
Madrasah yang mempunyai peran melengkapi dan menambah Pendidikan Agama bagi anak-
anak yang bersekolah di sekolah-sekolah umum pada pagi hingga siang hari, kemudian pada
Kembangnya Madrasah Diniyah ini di latarbelakangi oleh keresahan sebahagian orang tua
siswa, yang merasakan pendidikan agama di sekolah umum kurang memadai untuk
mengantarkan anaknya untuk dapat melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang
diharapkan. berangkat dari kebutuhan masyarakat akan jenis lembaga seperti inilah Madrasah
Diniyah tetap dapat bertahan. Walaupun hingga Saat ini Madrasah diniyah kurang
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, baik pemenuhan anggaran maupun bantuan
Ketenagaan, Namun Peran Penting Madrasah Diniyah merupakan hal yang sangat penting
pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk memberi tambahan pengetahuan agama
Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima pelajaran agama Islam di
BAB II
PEMBAHASAN
sekolah yang diharapkan mampu secara menerus memberikan pendidikan agama Islam
kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem
klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu: Madrasah Diniyah Awaliyah, dalam
menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat dasar selama selama 4 (empat) tahun dan
jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu, Madrasah Diniyah Wustho, dalam
pengembangan pengetahuan yang diperoleh pada Madrasah Diniyah Awaliyah, masa belajar
selama selama 2 (dua) tahun dengan jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu dan
Wustho, masa belajar 2 (dua) tahun dengan jumlah jam belajar 18 jam per minggu.
kepada arah pembaharuan dalam Pendidikan. Salah satu Pembaharuan Pendidikan Islam di
indonesia di tandai dengan lahirnya beberapa Madrasah Diniyah, seperti Madrasah Diniyah
(Diniyah School) yang didirikan oleh Zainuddin Labai al Yunusi tahun 1915 dan Madrasah
diniyah Putri yang didirikan oleh Rangkayo Rahmah El Yunusiah tahun 1923. Dalam sejarah,
Keberadaaan Madrasah diniyah di awali lahirnya Madrasah Awaliyah telah hadir pada masa
Penjajahan Jepang dengan pengembangan secara luas. Majelis tinggi Islam menjadi
diperuntukkan bagi anak-anak berusia minimal 7 tahun. Program Madrasah Awaliyah ini
adalah bagian terpadu dari pendidikan nasional untuk memenuhi Permintaan masyarakat
pengetahuan agama Islam. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
ditindaklanjuti dengan disyahkannya PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan
keagamaan memang menjadi babak baru bagi dunia pendidikan agama dan keagamaan di
Indonesia. Karena itu berarti negara telah menyadari keanekaragaman model dan bentuk
pendidikan yang ada di Indonesia. Keberadaan peraturan perundangan tersebut telah menjadi
”tongkat penopang” bagi madrasah diniyah yang sedang mengalami krisis identitas. Karena
selama ini, penyelenggaraan pendidikan diniyah ini tidak banyak diketahui bagaimana pola
pengelolaannya. Tapi karakteristiknya yang khas menjadikan pendidikan ini layak untuk
memakai nama Sekolah Islam, Islamic School, Norma Islam dan sebagainya. Setelah
Indonesia merdeka dan berdiri Departemen Agama yang tugas utamanya mengurusi
pelajaran umum disebut Madrasah lbtidaiyah. sedangkan Madrasah Diniyah khusus untuk
pelajaran agama. Seiring dengan munculnya ide-ide pembaruan pendidikan agama, Madrasah
Diniyah pun ikut serta melakukan pembaharuan dari dalam. Beberapa organisasi
masing-masing.
3. Madrasah Diniyah tidak dibagi atas jenjang atau kelas-kelas secara ketat.
menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama Islam pada
jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Hal ini diatur dalam pasal”. Tindak lanjut dari penjelasan di atas
dijelaskan secara detail pada pasal 21, 22, 23, 24 dan 25 dalam Undang-Undang
Kementerian Agama Kabupaten/Kota selaku penerbit izin adalah melalui tahapan sebagai
berikut :
dengan :
d. Nama guru mata pelajaran, minimal 2 (dua) orang; yang akan mengajar Al-
Bahasa Arab
f. Sarana berupa ruangan untuk kegiatan belajar mengajar dan peralatan pembelajaran.
2. Berdasarkan pendaftaran tersebut, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dala
m hal ini Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren setempat melakukan
Wustha.
Sejak terjadinya dikotomi dalam pendidikan, maka timbul kesadaran dari pemikir Islam
untuk menjadikan Islam sebagai pelajaran penting yang harus ada di lembaga pendidikan
Maka sesuai dengan peraturan pemerintahan dalam UU SIKDISNAS tahun 2003 maka
lahirlah peraturan yang mengintegrasikan pendidikan agama di sekolah umum. Tindak lanjut
ini diteruskan dalam UU no 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan, maka
lembaga madrasah diniyah sebagai lembaga resmi jalur formal dan nonformal menjadi babak
baru dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama. Berikut 7 Urgensi
Peran madrasah diniyah menjadi penting karena sebagai tindak lanjut dari
pendidikan agama yang ada di sekolah umum. Keberadaan madrasah diniyah sebagai
penambah jam khusus pendidikan agama telah membantu usaha sekolah umum dalam
Madrasah diniyah adalah sebuah lembaga yang berdiri atas kesadaran masyarakat
dan pemerintah atas pentingnya pendidikan agama bagi peserta didik, pesantren
merupakan bentuk lengkap dari sistem pembelajaran pendidikan agama dan keagamaan
yang khusus, namun tidak semua peserta didik yang masuk ke pesantren. Maka dari
itulah berdirinya madrasah diniyah sebagai anak pesantren yang dilaksanakan jalur luar
sekolah.
agama saja, sedangkan pendidikan umum tidak ada, akan tetapi ini hanya ada pada
madrasah diniyah non formal, sedangkan madrasah diniyah formal, maka pendidikan
umum tetap terlaksana, sebab pendidikan diniyah formal tetap melaksanakan jalur UN
sebagai tahap akhir pembelajaran. Adapun hal yang menjadi urgen dalam madrasah
diniyah ini adalah bentuk khas dari pembelajarannya yang terpokus pada pendidikan
agama dan keagamaan saja, tidak terintegrasi dalam proses pendidikan Umum. Selain
itu, secara riil bahwa tidak ada Madrasah diniyah yang terselenggara dalam bentuk
formal.
diniyah sangat berperan penting dalam membentuk dan mengkader anak bangsa sebagai
calon generasi yang maju dan berprilaku sesuai dengan ajaran Agama
Banyak yang menganggap rendah pendidikan yang ada pada madrasah diniyah,
namun dari sebahagian umat Islam yang enggan memasukkan anaknya ke madrasah
diniyah tidak sadar bahwa dimadrasah diniyah terlaksana proses pembelajaran dengan
pola pembiasaan, seperti membaca al quran, latihan shalat dan imam, berwudhu, menulis
arab, membaca arab dan sebagainya. Nah,..jika ini terus dilakukan secara kontiniu dan
berlanjut, maka bukan suatu yang mustahil madrasah diniyah mampu mengembangkan
potensi peserta didik menjadi pribadi muslim sejati dengan bekal ilmu dan pengetahuan
yang maksimal.
Ala bisa karena biasa, pisau tajam karena diasah, terbiasa karena latihan. Mungkin
itu beberapa pepatah terkait visi dan misi madrasah diniyah yang bertujuan membentuk
peserta didik menjadi peserta didik yang berkemampuan dalam ilmu pengetahuan
sekaligus menjadi ahli dalam ilmu Agama dan mampu mengamalkan dengan baik
Allah melalui rasulullah telah mewajibkan menuntut ilmu, tidak saja ilmu agama
namun segala bentuk ilmu juga dituntut bagi umat islam untuk mempelajarinya. Namun
perlu diingat bahwa Pendidikan Agama bertujuan menjadi Filter dalam segala kegiatan
manusia yang berhubungan dalam bentuk apapun, pendidikan agama akan menjadi kaca
mata yang bisa menilai dan memilih mana yang salah dan benar. Maka dari itu, peran
Agama Islam.
Ada beberapa langkah efektif yang harus dicapai dalam mewujudkan madrasah diniyah
yang optimal
diniyah, juga dibutuhkan penyumbang dana atau donatur yang turut serta membantu
4. Meningkatkan peran orang tua, dan masyarakat sekitar sebagai obyek sekaligus subyek
pendidikan.
Ada banyak bentuk dan jenis lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Sebut saja
Tinggi Islam dan sebagainya. Kesemuanya itu, sesungguhnya merupakan aset dari
sejatinya diharapkan menjadi khasanah pendidikan Islam dan dapat membangun serta
memberdayakan umat Islam di Indonesia secara optimal. Namun pada kenyataan pendidikan
Islam di Indonesia tidak memiliki kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun
Sebagai contoh adalah lembaga pendidikan Islam yang disebut dengan madrasah.
Sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam di tanah air hingga hari ini madrasah
dan dalam kondisi yang serba tidak jelas. Memang terasa janggal dan mungkin juga lucu,
karena dalam suatu komunitas masyarakat muslim yang besar, madrasah kurang
secara optimal. Namun pada kenyataannya pendidikan Islam di Indonesia tidak memiliki
kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun umat yang besar ini. Mungkin ada
benarnya pepatah yang mengakatakan bahwa ayam mati kelaparan di lumbung padi. Artinya,
pada kenyataannya pendidikan Islam (madrasah) tidak mendapat kesempatan yang luas dan
Kehadiran buku “Strategi Madrasah Unggul” ini mencoba memberikan warna baru
dalam dunia lembaga pendidikan Islam. Drs. H. Farid Hasyim, M.Ag., penulis buku ini,
mengulas secara luas dan mendalam seputar strategi mewujudkan madrasah unggulan. Guna
mengembangkan madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang berkelas,
terkemuka, unggul dan kredibel. Dengan bahasa yang mudah dicerna dan bahasan yang
mudah untuk diterapkan buku ini mengungkap kunci sukses untuk membangun madrasah
Dengan bercermin pada keberhasilan Pak Djalil, sapaan akrap Drs. Abdul Djalil Zuhri,
Departemen Agama), namun beliau telah menempati posisi unik dalam dinamika pendidikan
diakui di kawasan Kota Malang dan sekitarnya, namun juga telah meroket ke ranah nasional.
Dengan maksud membandingkan, bagi Pak Djalil, dalam pengembangan madrasah tidak
perlu lagi wacana retorika. Tindakan dan langkah nyata justru jauh lebih berarti dalam
mengatasi masalah akut yang dialami madrasah-madrasah selama ini. Beliau juga meyakini,
apapun kemajuan madrasah yang dikehendaki harus melalui proses kebijakan pengembangan.
Dalam hal ini setidaknya perlu mengakomodasikan tiga kepentingan utama. Pertama,
bagaimana kebijakan tersebut masih memberi ruang tumbuh yang wajar bagi aspirasi utama
umat Islam. Yakni menjadikan madrasah sebagai wahana untuk membina ruh atau praktik
hidup keislaman. Dalam hal ini madrasah dituntut dapat melahirkan golongan terpelajar
keberadaan madrasah sebagai ajang membina warga negara yang cerdas, berpengetahuan,
berkepribadian serta produktif, sederajat dengan sekolah. Porsi dari kebijakan ini agar
penguasaan ilmu pengetahuan umum dan mengembangkan keterampilan kerja. Dan ketiga,
bagaimana kebijakan pengembangan madrasah dapat merespon tuntutan masa depan. Karena
itulah madrasah harus diarahkan kepada lembaga yang memiliki kesanggupan untuk
melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kesiapan globalisasi dan era industrialisasi
keagamaan.
Banyak upaya yang telah dilakukan Pak Djalil. Keahliannya mengantarkan madrasah
menjadi lembaga pendidikan berkelas sudah banyak terbukti. Lebih-lebih setelah sekian kali
beliau memimpin lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang I, Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I dan Madrasah
Aliyah Negeri Malang III adalah lembaga pendidikan Islam yang telah dikelola dengan baik
oleh Pak Djalil. Sebagai tokoh pendidikan, beliau sekaligus memiliki peran ganda sebagai
pemikir, birokrat dan praktisi pendidikan dengan menduduki posisi puncak lembaga
Gagasan segarnya mengenai konsep pendidikan Islam telah banyak beliau wujudkankan
sebagai figur dalam artikulasi berbagai dimenasi yang dimilikinya secara utuh. Pak Djalil
seakan mampu mengkomulasikan dua kepentingan sekaligus, yaitu kepentingan umat dan
kepentingan pemerintah. Adalah relevan untuk mengabadikan pribadi Pak Djalil yang
menyejarah tersebut, sebagai upaya meneladaninya dalam dinamika pembangunan saat ini
Lembaga pendidikan Islam pada umumnya dan madrasah pada khususnya tetap saja
masih memiliki banyak masalah yang kompleks dan berat. Bukan hanya karena dunia
pendidikan Islam dituntut untuk memberikan konstribusi bagi kemoderenan dan tendensi
globalisasi, namun mau tidak mau lembaga pendidikan Islam juga dituntut menyusun
PENUTUP
A. Kesimpulan
Madrasah diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan non formal yang memiliki
peranan penting dalam pengembangan pembelajaran agama Islam. Dalam madrasah diniyah
yang merupakan lembaga yang memiliki paying hokum yang legal tentunya kurikulum sudah
diset oleh pemerintah yang tentu tidak secara baku. Dalam artian pelaksana pendidikan bisa
kurikulum itu akan dilakukan pada madrasah diniyah di semua tingkatan: ula (awal), wusto
urusab Kurikuler, Urusan kewargaan belajar, urusan saran dan prasrana, dan urusan Humas
Dalam hal keorganisasiannya meliputi Kepala Madrasah Diniyah, Wali Kelas, Guru
Madrasah Diniyah yang ideal maka yang sangat diperlukan adalah memperhatikan
keadministrasian yang mapan, kurikulum yang sudah dibakukan oleh pemerintah yang
Http:///7%20Urgensi%20Madrasah%20Diniyah%20Di%20Indonesia%20_%207Top
%20Ranking.html
Http:///bantul.kemenag.go.id.html
Http:///Madrasah%20Diniyah%20(Problema%20dan%20Solusi)%20_%20Aneka%20
Ragam%20Makalah.html
Http:///PERSYARATAN%20DAN%20MEKANISME%20PENYELENGGARAAN
%20DINIYAH%20TAKMILIYAH%20-%20Miftahul%20Jannah.html#.WTalelWGPIU
Http:///Strategi%20Mewujudkan%20Madrasah%20Unggulan%20_%20Ahmad%20M
akki%20Hasan.html