Anda di halaman 1dari 16

MADRASAH DITENGAH MODERNISASI

(MAKALAH)

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Zahraini, M. Pd. I

Disusun oleh :

Any Soviani (210101096)


Nely Rizka Ramdhani (210101115)
M. Auliya Restu Maulana (210101123)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena taufik,
rahmat, dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Madrasah
ditengah Modernisasi”. Tidak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman
dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapat syafaatnya.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj.
Zahraini, M. Pd. I selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam yang
sudah memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap semoga makalah yang telah kami
susun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman bagi para pembaca

Kami sadar bahwa makalah ini tentunya tidak lepas dari banyak kekurangan. Semua
ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu kami membutuhkan
kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
meningkatkan kualitas dikemudian hari.

Praya, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Sejarah Sosial Modernisasi Madrasah ....................................................... 3


B. Aspek-aspek Modernisasi Madrasah ......................................................... 5
C. Dampak Sosial Modernisasi Madrasah ..................................................... 8

BAB III KESIMPULAN ........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam agama Islam, pendidikan merupakan suatu yang sangat dijunjung tinggi dan
menduduki posisi yang sangat penting karena melalui pendidikan manusia
memperoleh Ilmu yang dapat dimanfaatkan dalam menjalani kehidupan khususnya
untuk beribadah kepada Allah SWT. Salah satu lembaga pendidikan Islam adalah
Madrasah. Madrasah merupakan lembaga pendidikan berbasis agama dan sudah ada
sejak berabad-abad lamanya. Lahirnya Madrasah dipengaruhi oleh banyak faktor
namun yang paling utama adalah timbulnya kesadaran umat Islam terhadap
pelaksanaan pendidikan untuk kepentingan masa depan umat Islam. Akan tetapi
Madrasah yang kita kenal sekarang tidak serta-merta berkembang menjadi sangat
pesat melainkan berproses dari awal lahirnya hingga mengalami pembaharuan.
Perkembangan Madrasah mengalami masa yang cukup panjang. Pada awal
perkembangannya, pembelajaran dilakukan diSurau-surau (Masjid), Musolla, dimana
dalam masjid terdapat halaqah-halaqah yang mana tiap-tiap halaqah terdapat guru
yang menjelaskan pelajaran dan perdebatan dengan murid sehingga terjadi kebisingan
yang mengganggu orang ibadah. Cara atau metode pembelajarannya pun masih
dilakukan secara sederhana tanpa papan tulis, kursi, meja dan sebagainya. Namun
seiring berjalannya waktu hingga masuknya kolonialisme Belanda di Indonesia, mulai
dilakukan pembahasan terhadap lembaga Pendidikan Islam Indonesia yang mengacu
pada sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Belanda. Maka dari sini, Madrasah
terus memperlihatkan perkembangannya, dan lebih jelasnya akan penulis paparkan
pada makalah berikut.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diangkat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah sosial modernisasi Madrasah
2. Apa saja aspek-aspek modernisasi Madrasah
3. Bagaimana dampak sosial modernisasi Madrasah

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui Sejarah Sosial Modernisasi Madrasah
2. Mengetahui Aspek-aspek Modernisasi Madrasah
3. Mengetahui Dampak Sosial modernisasi Madrasah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH SOSIAL MODERNISASI MADRASAH

Madrasah secara etimologi berasal dari bahasa Arab darasa, yadrusu, darsan, madrasah,
yang mempunyai arti tempat belajar atau sekolah. 1 Secara istilah diartikan sebagai lembaga
pendidikan formal berciri khas ajaran Islam.2 Sedangkan Modernisasi merupakan pergeseran
sikap dan perilaku warga masyarakat untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup
masa kini. Jadi modernisasi Madrasah atau lembaga pendidikan Islam adalah proses
penyesuaian pendidikan Islam dengan kemajuan zaman dengan tetap berpijak dari sumber
utama pendidikan Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits.3

Pertumbuhan dan pembaharuan madrasah dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia


di mulai pada awal abad ke-20 dan merupakan rangkaian yang tidak bisa dilepaskan dari
gerakan pembaruan Islam di Indonesia dan respons pendidikan Islam terhadap kebijakan
pemerintah Hindia Belanda.4 Dan adapun mengenai timbulnya usaha pembaharuan atau
modernisasi Madrasah di Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor utama, sebagai berikut:
1. Rasa kurang puas masyarakat dengan pendidikan Islam tradisional (pesantren) yang
kurang sistematis dan kurang memberikan kemampuan yang memadai.
2. Sebagai reaksi terhadap perkembangan lembaga pendidikan Belanda di kalangan
masyarakat yang semakin meluas dan membawa paham sekularisme, sehingga harus
diimbangi dengan sistem pendidikan Islam yang memiliki model dan organisasi yang
lebih teratur, terencana dan bersikap akomodatif terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan modern dalam bingkai ajaran Islam dan sunah, serta sikap diskriminatif
dari pemerintah Belanda yang tidak mau memberikan pendidikan yang unggul bagi
bangsa Indonesia umumnya, dan umat Islam pada khususnya. 5

Dari faktor-faktor tersebut,maka umat Islam mencoba membangun madrasah dengan


menjadikan model pendidikan yang diselenggarakan penjajah Belanda sebagai rujukan.
Mahmud Yunus menyebutkan bahwa pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia dimulai
oleh sekolah Adabiyah Minangkabau yang didirikan oleh Haji Abdullah Ahmad pada tahun

1
Rufaidah Salam. Pendidikan di Pesantren dan Madrasah. IQRA : Jurnal Pendidikan Agama Islam,
Volume 1 Nomor 1, Juni 2021 | Hal. 1-9
2
Abuddin Nata. Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 50.
3
Saefuddin Didin, dkk. Modernisasi Madrasah Awal Abad XIX: Studi Analisis Madrasah Mambaul
Ulum Surakarta 1905-1945. Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 08/No.02, Agustus 2019
4
Abdullah, A. (2013). Perkembangan pesantren dan madrasah di Indonesia dari masa kolonial sampai
orde baru. Paramita: Historical Studies Journal, 23(2).
5
Fitrijah Hidajati dkk. Madrasah Dan Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo, Nur El-Islam, Volume 6, Nomor 1, April 2019

3
1909. Sekolah ini merupakan sekolah pertama yang menggunakan sistem klasikal, berbeda
dengan pendidikan di surau-surau yang tidak berkelas-kelas, tidak memakai bangku, meja,
papan tulis, hanya duduk bersila saja.6 Sekolah ini setara dengan HIS (Hollandsch Inlandesch
School) yang merupakan sistem pendidikan Belanda semuanya memakai sistem Belanda
namun masih terdapat beberapa perbedaan yaitu pemberian mata pelajaran agama dua jam
per minggu yang diberilah oleh Abdullah Ahmad sendiri. Dari lahirnya sekolah Adabiyah ini
kemudian menyebabkan lahirnya beberapa lembaga pendidikan di berbagai tempat di
Sumatera Barat dan tersebar pada beberapa kota di Minangkabau khususnya dan di Indonesia
pada umumnya dengan mengkombinasikan antara sistem pendidikan tradisional yang
menekankan ilmu-ilmu agama dengan sistem pendidikan modern, seperti mata pelajaran
umum yaitu membaca dan menulis huruf latin, berhitung, bahasa asing, ilmu kebudayaan,
sejarah, ilmu bumi dan keterampilan administrasi.

Selanjutnya pembaharuan Madrasah mengalami peningkatan yang signifikan pada masa


orde baru pada tahun 70-an. Yaitu setelah dikeluarkannya SKB Tiga Menteri yang dipandang
sebagai langkah strategis menuju tahapan integrasi madrasah ke dalam sistem pendidikan
nasional. Untuk itu diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri pada 24
Maret 1975, yaitu Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan (PP &K), dan Kementerian Dalam Negeri tentang Peningkatan Mutu Madrasah
yang bertujuan agar madrasah memperoleh posisi yang sama dengan sekolah-sekolah umum
dalam system pendidikan nasional. Di dalam SKB 3 Menteri tersebut, dinyatakan bahwa
madrasah sebagai lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai
mata pelajaran dasar disamping mata pelajaran umum, yakni 70% terdiri dari bidang studi
agama dan 30% bidang studi umum. Dalam hal ini Madrasah memiliki 3 jenjang yaitu
Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah yang sejajar dengan SD, SMP, dan SMA. Selain itu, inti
atau isi pokok SKB Tiga Menteri itu pada Bab II Pasal 2 ialah: (1) Ijazah madrasah dapat
mempunyai nilai yang sama dengan ijazah sekolah umum yang setingkat/sederajat; (2)
Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum yang setingkat lebih di atasnya; (3)
Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat/ sederajat.7

6
Mahmud Yunus. (1979). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Mutiara. hlm. 63.
7
Nurhayati, A. (2013). Fenomena Madrasah Pasca SKB 3 Menteri Tahun 1975 Dan Implikasinya
Terhadap Dunia Pendidikan Islam. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 133-144.

4
SKB 3 Menteri ini kemudian dikuatkan dengan SKB 2 Menteri tahun 1984 tentang
“Pengaturan Pembakuan Kurikulum Sekolah Umum dan Kurikulum Madrasah”. Yang isinya
antara lain penyamaan mutu lulusan madrasah yang dapat melanjutkan pendidikan ke
sekolah-sekolah umum yang lebih tinggi. SKB 2 Menteri ini dikuatkan dengan ketetapan
MPR No II/TAP MPR/1983 tentang perlunya penyesuaian sistem pendidikan sejalan dengan
adanya kebutuhan pembangunan di segala bidang, antara lain dilakukan melalui perbaikan
kurikulum sebagai salah satu upaya perbaikan penyelenggaraan pendidikan baik di sekolah
umum maupun madrasah. Substansi dan pembakuan kurikulum sekolah umum dan madrasah
ini antara lain: 1) kurikulum sekolah umum dan madrasah terdiri dari program inti dan
program khusus; 2) program inti untuk memenuhi tujuan pendidikan sekolah umum dan
madrasah secara kualitatif sama; 3) program khusus (pilihan) diadakan untuk memberikan
bekal kemampuan siswa yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi bagi sekolah dan
madrasah tingkat menengah atas; 4) pengaturan pelaksanaan kurikulum sekolah dan
madrasah mengenai sistem kredit, bimbingan karier, ketuntasan belajar dan sistem penilaian
adalah sama; dan 5) hal-hal yang berhubungan dengan tenaga guru dan sarana pendidikan
dalam rangka keberhasilan pelaksanaan kurikulum akan diatur bersama oleh kedua
departemen tersebut.8

Menindaklanjuti SKB 2 Menteri tersebut lahirlah kurikulum 1984 untuk madrasah yang
tertuang dalam keputusan Menteri Agama no 99 tahun `1984 untuk Madrasah Ibtidaiyah. No
100 tahun 1984 untuk Madrasah Tsanawiyah dan no 101 tahun 1984 untuk Madrasah Aliyah.
Dengan demikian kurikulum 1984 tersebut mengacu kepada SKB Tiga Menteri dan SKB 2
Menteri, baik dalam susunan program, tujuan, maupun bahan kajian dan pelajarannya.

Dengan terintegrasinya madrasah kedalam sistem pendidikan Nasional, maka


pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap madrasah sehingga mengalami
peningkatan seperti kelembagaan, manajemen, sarana prasarana, kualitas tenaga pendidik,
dan lai sebagainya. Berdasarkan hal tersebut menyebabkan madrasah mengalami
pembaharuan berupa lahirnya Madrasah Aliyah Program Keagamaan ( MAPK), Madrasah
Model, Madrasah Terbuka, dan lain sebagainya.

8
Muhammad Arifin Ritonga. Modernisasi Pendidikan Islam Indonesia Perkembangan Kurikulum
Madrasah Serta Dampak Positif Dan Negatifnya. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 5 No 2
April-Juni 2021.

5
B. ASPEK-ASPEK MODERNISASI MADRASAH

Munculnya modernisasi pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan
para pembaharu yang mendapat pencerahan gerakan modernisasi dalam bidang pendidikan.
Salah satunya adalah sistem pendidikan Islam berupa madrasah. Lahirnya sistem pendidikan
modern ini merupakan tuntutan masyarakat akan kebutuhan fasilitas lembaga pendidikan
yang terus meningkat tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah kolonial (sekolah) maupun
golongan tradisional (pesantren). Kondisi tersebut mendorong para pembaharu untuk terjun
di bidang pendidikan dengan membawa sejumlah perubahan dalam sistem pendidikan
madrasah.9 Agar dapat mencapai revolusi atau inovasi yang diinginkan Islam memiliki
beberapa aspek yang harus dimodernisasi dalam bidang pendidikan Islam, Antara lain
sebagai berikut:

1. Tata Laksana Pendidikan

Ruang lingkup tata laksana pendidikan meliputi: koordinasi, sistem perencanaan,suatu


pergerakan, penilaian dan kepemimpinan. Belakangan ini aspek-aspek ini menjadi
kelemahan dalam bidang pendidikan Islam di dunia. Seperti di Indonesia semisal,
terdapat banyak sekali lembaga pendidikan Islam (pesantren dan madrasah) yang masih
menggunakan tata laksana konservatif, dan juga cacat didalam aspek pengkoordinasian,
kepemimpinan, mengelola tadbir dan juga keuangan.

2. Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum dalam bidang pendidikan Islam dikenal sebagai manjah atau jalan yang
terang serta dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Kurikulum pendidikan harusnya bersifat ekstensif, di mana meliputi ilmu agama dan ilm
u umum, kemudian yang dijadikan sumber utama pendidikan Islam yakni Al-Qur’an dan
Hadits.

3. Metode Pendidikan

Setelah mengetahui aspek kurikulum, selanjutnya pada aspek metode pendidikan,antara


lain:

a. Metode Mengahafal

9
https://jurnal.staitapaktuan.ac.id/index.php/fitra/article/view/30

6
Masa turki usmani metode yang digunakan dalam bidang pendidikan
Islammenggunakan metode hafalan, metode hafalan diterapkan oleh rektoUniversitas
Al-Azhar Kairo, akan tetapi ketika Muhammad Abduh mejabatsebagai rector metode
hafalan dirubah menjadi metode penjiwaan dan jugametode diskusi. Metode ini
dinilai kurang membawa dampak baik terhadapanak didik karena mendorong anak
didik tidak menjadi kreatif, cerdas, daninovatif karena cenderung kaku, tradisional,
dan menjadi kan dayar pikermenjadi terhambat. Metode hafalan banyak digunakan
untuk mata pelajaran seperti Al Qur’an Hadist, Tafsir, akhlak, dan sebagainya.

b. Metode Sorogan

Di Indonesia khususnya di pesantren banyak sekali metode yang dikembangkan salah


satunya metode sorogan, metode sorogan merupakan metode pembelajaran
dengan cara face to face di mana seorang santri dan kyai saling berhadap
hadapan dengan membawa kitab yang akan dipelajari. Umumnya santri sudah
menguasai Al-Qur’an dengan baik dalam hal bacaan.

c. Metode Bandongan

Metode ini juga digunakan dalam pesantren di Indonesia, metode


bandonganmerupakan metode teacher on center di mana para kyai atau guru
dikelilingioleh para santri dengan mendengarkan mata pelajaran yang akan
disampaikan oleh kyai atau guru.Metode-metode di atas dirasa kurang efektif di
dalam memajukan
lembaga pendidikan yang berbasis agama, maka dari itu dikembangkanlah metode pe
mbelajaran seperti metode demonstrasi, metode dialog, dan metode konferensi.
Metode tersebut telah dikembangkan sejak masa dinasti Abbasiyah yang berada
diBaghdad. Metode-metode tersebut dipercaya dapat menjadikan peserta didik
untuk berpikir rasional, kritis, objektif, dan sistematis.

4. Tenaga Pendidik

Modernisasi terhadap tenaga pendidik dapat dijadikan sebagai prioritas utama agar
lembaga pendidikan menjadi berkembang dan akan lebih maju. Jika dirasa melalui
tenaga pendidik akan lebih cepat melakukan revolusi serta gagasan yang terdapat dalam
jiwa pendidik agar dapat langsung disampaikan kepada peserta didik.

7
5. Media Pendidikan

Dalam dunia pendidikan Islam selama ini lebih banyak yang menggunakan media
tradisional, sedangkan masa modernisasi ini memiliki inovasi baru dalam bidang media
pendidikan, seperti white board, slide, tape recorder, DVD, computer, LCD,dan juga
internet, diharapkan dengan adanya media pendidikan yang inovatif ini dapat digunakan
oleh tenaga pendidik dan peserta didik sebagai sarana belajar dandiharapkan agar
tanggap teknologi, sehingga pendidikan Islam lebih berkembangdan maju.

6. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam

Masa Turki Usmani dan juga mesir lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga
yakni,madrasah, masjid, dan juga kuttab. Kemudian kuttab dibagi lagi menjadi dua,
yakni kuttab yang mana memberi pembelajaran mengenai baca tulis tentang puisi arab,
dimana tenaga pendidiknya berasal dari kalangan non-muslim. Kemudian, kuttab yang
memberikan pembelajaran Al-Qur’an dan juga dasar ilmu agama. Di Indonesia sendiri
lembaga-lembaga pendidikan terbilang banyak,
seperti: pesantren, sekolah, madrasah, dan juga perguruan tinggi agama negeri (IAIN,ST
AIN, dan UIN).10

C. DAMPAK SOSIAL MODERNISASI MADRASAH

Pendidikan ialah suatu usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran kepada para peserta didik atau siswa atau pelajar dan
mahasiswa agar secara aktif dapat mengembangkan keterampilan, skill dan jiwa sosialnya.
Dimana juga untuk mempunyai kekuatan dalam spiritual keagamaan, pengendalain dirinya,
mengenal karakter atau kepribadiannya, kecerdasan, dan lainnya. Oleh karena itu,
modernisasi pendidikan merupakan suatu ptoses perubahan dalam usaha mewujudkan
kegiatan belajar dan mengajar. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa/pelajar,
mahasiswa tersebut. Dengan tujuan agar dapat mengendalikan diri, memunculkan jiwa dan
kepekaan sosial. Kemudian, meningkatkan keterampilan dan kecerdasan serta membuat
seorang menjadi berahlak mulia di masyarakat dimana dalam prosesnya ini dimulai dari arah
tradisional menuju modern yang lebih baik dan menyesuaikan perkembangan kemajuan

10
Arif Subhan, Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2012,hlm.120

8
zaman di era digitalisasi.11 Dalam dunia pendidikan modernisasi membawa beberapa dampak
yaitu menjadikan pembelajaran menjadi lebih interaktif, kualitas pendidikan menjadi lebih
maju dan kemudahan dalam mengakses sumber belajar Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya modernisasi menjadikan pendidikan menjadi lebih maju dan
berkembang.

Internet dapat mempermudah kegiatan pembelajaran, namun informasi apapun dapat


diakses dari internet, sehingga memungkinkan pengaruh-pengaruh yang merusak untuk
masuk. Anggaran untuk melakukan modernisasi pendidikan yang kurang mengakibatkan
modernisasi pendidikan tidak merata. Di perkotaan kualitas pendidikannya baik, sedangkan
di pedalaman kualitas pendidikannya masih jauh dari harapan. Biaya pendidikan di beberapa
sekolah dan perguruan tinggi menjadi mahal karena tuntutan untuk modernisasi pendidikan
yang terkadang tidak sebanding dengan subsidi yang dikeluarkan pemerintah, sehingga
muncul kebijakan untuk memandirikan perguruan tinggi dengan mengizinkan perguruan
tinggi memungut biaya yang mahal dari peserta didik yang mampu. Beralihnya media
kegiatan belajar mengajar dari buku dan papan tulis menjadi laptop dan proyektor. 12

Setiap yang namanya suatu perubahan itu pasti mendatangkan dampak yang akan
dirasakan dan dijumpai oleh masyarakat itu sendiri begitu juga dengan adanya suatu
modernisasi di dalam kehidupan sehari-harinya tersebut. Berikut kami paparkan apa saja
dampak yang ditimbulkan akibat modernisasi khususnya pada madrasah.

1. Dampak Positif Modernisasi


a. Kemudahan akan pembelajaran yang mengalami perubahan semakin mengarah
kepada digitalisasi yaitu belajar online atau daring. Dimana madrasah atau sekolah
tidak lagi mesti datang ke madrasah duduk manis mendengarkan guru, lebih dari pada
itu. Dengan modernisasi siswa tidak lagi datang ke sekolah untuk belajar, cukup
mengikuti kelas online atau daring yang dilakukan. Siswa dapat menambah
pengetahuannya dengan belajar online serta mencari bahan dan bacaan sendiri secara
mandiri di dengan bantuan internet dan aplikasi belajar lainnya.
b. Memberikan kemudahan dalam mendapatkan akses informasi yang terbuka untuk
umum dan setiap pelajar bisa leluasa mengaksesnya, tanpa ada batasan. Pelajar saat
ini bisa dengan mudah dan gambang dalam melakukan pembelajaran online, hanya
dengan smartphone sudah bisa mengakses materi, contoh soal, menjawab soal, dan
lainnya. Siswa akan lebih mandiri dalam melakukan proses pembelajaran tersebut,
tidak kaku, dan berlangsung dengan santai.

11
https://emodul.kemdikbud.go.id
12
https://prezi.com/gzk8fh7ewubp/dampak-modernisasi-terhadap-pendidikan/?fallback=1

9
c. Apalagi di masa pandemi Covid-19 kemarin, pembelajaran yang cenderung online
dan membuat lebih mudah, fleksibel, dan lebih interaktif karena memakai bantuan
teknologi atau ilmu IT. Hanya dengan satu aplikasi bejalar online, seperti sebut saja
zoom, google meet, dan lainnya, yang menawarkan kemudahan tersebut.
d. Modernisasi juga dapat memberikan peningkatan di dalam penambahan infrastruktur
sebut saja fasilitas jaringan, dan akses lainnya. Begitu juga akan adanya pertukaran
pelajar antar daerah maupun antar negara, yang memberi pengaruh positif terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan tersebut.
e. Dimana untuk mobilitas pendidikan akan semakin mudah dan gampang untuk
dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Sekarang masyarakat yang ingin belajar online
lah misalnya contoh, dia tidak lagi harus ke Jakarta untuk ikut kelas, webinar, hanya
di rumah, bisa ikut pelatihan, atau kelas secara daring.

2. Dampak Negatif Modernisasi


a. Akses internet yang dapat dengan mudah didapat oleh pelajar ditakutkan berdampak
dan memberikan pengaruh. Kepada hal hal yang merusak dan masuk memberikan
perubahan negatif kepada siswa tersebut. Setelah menonton atau menyaksiksan apa
yang dia lihat di media sosial atau internet, dalam kebebasan akses informasi tersebut.
b. Dimana akan terjadinya peningkatan biaya pendidikan baik di SD, SMP, SMA, dan
bahkan pada perguruan tinggi karena adanya kemajuan dan modernisasi tersebut.
Maka bisa saja membuat tingkat pendidikan di masyarakat kian menurun dan banyak
pemuda yang tidak sekolah karena mahalnya biaya pendidikan. Apalagi subsidi atau
bantuan dari pemerintah yang tidak sebanding dengan jumlah peserta didik yang
sekolah, dan tidak dapat menampung atau memberikan semua siswa beasiswa atau
bantuan. Sehingga sekolah menarik uang untuk menambah biaya pendidikan tersebut.
c. Dengan berbagai kemudahan, akses informasi, sarana dan prasarana, peralatan, serta
metode belajar membuat peranan pengetahuan murni pengajar atau tenaga pendidik.
Dimana akan menjadi banyak berkurang sehingga dikhawatirkan berdampak pada
menurunnya kualitas peserta didik atau pengajar tersebut.
d. Dana atau biaya yang dikeluarkan dan disalurkan untuk melakukan modernisasi di
bidang pendidikan yang besar sehingga tidak meratanya modernisasi tersebut. Akan
membuat ketimpangan dalam dunia pendidikan. Misalnya saja perbandingan yang
mencolok antara kualitas pendidikan di kota dan daerah pedalaman akan sangat jauh
berbeda, mulai dari fasilitas, sarana, prasarana dan sejenisnya.
e. Masyarakat yang kurang mempunyai biaya untuk menyekolahkan anaknya akan
memutuskan untuk tidak menyekolahkan anaknya. Modernisasi terkadang membuat
peserta didik harus memenuhi fasilitasnya sendiri. Misalnya saja dalam masa Pandemi
covid-19 dimana siswa diwajibkan belajar daring. Bahkan ada siswa yang tidak
mampu membli smartphone, membuat orang tuanya harus berhutang dulu. Disinilah
mahalnya modernisasi dalam bidang pendidikan yang juga harus akan dipenuhi oleh
orang tua siswa.
f. Membuat munculnya jiwa dan sikap indivualisme seseorang, hilangnya nilai nilai
sosial, budaya dan norma di masyarakat tersebut. Serta membuat seseorang menjadi

10
pemalas dan menurunnya etos kerja seseorang dalam kesehariannya karena
modernisasi tersebut. Misalnya contoh saat menggunakan smartphone terlalu
berlebihan dan berjam jam hanya untuk main main di media sosial. 13

13
https://www.sosiologi.info/2022/01/11-dampak-positif-dan-negatif-modernisasi-di-bidang-
pendidikan.html

11
BAB III

KESIMPULAN

Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki era yang
ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah satu komponen pendidikan yang perlu
dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan
dasar. Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif,
menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknologi.
Untuk melengkapi kecerdasan iptek para pelajar, diperlukan pula penyelarasan
pengajaran iptek dengan pengajaran imtaq. Sehingga terbentuklah manusia-manusia cerdas
dan bermoral yang dapat menghasilkan berbagai teknologi yang bermanfaat bagi umat
manusia Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan
iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja
iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia.
Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
Iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun
manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka
dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia
terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan.
Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus
mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh
karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-
masalah kemanusiaan

12
DAFTAR PUSTAKA

Rufaidah Salam. Pendidikan di Pesantren dan Madrasah. IQRA : Jurnal Pendidikan


Agama Islam, Volume 1 Nomor 1, Juni 2021

Abuddin Nata. Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: UIN Jakarta


Press, 2006

Saefuddin Didin, dkk. Modernisasi Madrasah Awal Abad XIX: Studi Analisis
Madrasah Mambaul Ulum Surakarta 1905-1945. Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan
Islam Vol. 08/No.02, Agustus 2019

Abdullah, A. (2013). Perkembangan pesantren dan madrasah di Indonesia dari masa


kolonial sampai orde baru. Paramita: Historical Studies Journal, 23(2).

Fitrijah Hidajati dkk. Madrasah Dan Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, Nur El-Islam, Volume 6, Nomor 1, April 2019

Mahmud Yunus. (1979). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Mutiara


Nurhayati, A. (2013). Fenomena Madrasah Pasca SKB 3 Menteri Tahun 1975 Dan
Implikasinya Terhadap Dunia Pendidikan Islam. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2).

Nurhayati, A. (2013). Fenomena Madrasah Pasca SKB 3 Menteri Tahun 1975 Dan
Implikasinya Terhadap Dunia Pendidikan Islam. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2).

Muhammad Arifin Ritonga (2021) Modernisasi Pendidikan Islam Indonesia


Perkembangan Kurikulum Madrasah Serta Dampak Positif Dan Negatifnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Keagamaan, Volume 5 No 2.

https://jurnal.staitapaktuan.ac.id/index.php/fitra/article/view/30

Arif Subhan (2012) Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana

https://emodul.kemdikbud.go.id

https://prezi.com/gzk8fh7ewubp/dampak-modernisasi-terhadap-
pendidikan/?fallback=1

https://www.sosiologi.info/2022/01/11-dampak-positif-dan-negatif-modernisasi-di-
bidang-pendidikan.html

13

Anda mungkin juga menyukai