Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“PENDIRIAN MADRASAH PADA PENDIDIKAN ISLAM”

Dosen pengampu :

Dra. Saidah, M.pd.

Disusun oleh kelompok 8 :

1. Dian rohdiana (204220167)


2. Heni septiani (204220164)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH INTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “pendirian madrasah pada Pendidikan islam”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya
pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umunya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian Madrasah ....................................................................... 3


B. Madrasah Sebagai Organisasi Pendidikan .................................... 5
C. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pada Madrasah ................... 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9

A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madrasah merupakan perkembangan lebih lanjut dari pesantren. Karena itu


menjadi penting untuk mengamati peroses historis dengan mata rantai yang
menghubungkan perkembangan pesantren dimasa lalu dengan munculnya madrsah
dikemudian hari. Madrasah secara beransur-unsur diterima sebagai salah satu institusi
pendidikan islam yang juga berperan dalam perkembangan peningkatan mutu
pendidikan diindonesia. Sistem pendidikan pesantren dijawa merupakan
kesinambungan dari kegiatan pendidikan dan terekat dipusat penyebaran islam dan
terekat dijawa. Peraktek suluk yang merupakan kegiatan yang terekat telah
memperkenalkan amalan-amalan terekat yang berkembang dalam lingkungan
pesantren perlu dijelaskan bahwa dalam tradisi pesantren, istlilah tasawuf dipakai
dalam kaitannya dengan aspek intelektual dari “jalan menuju surga”, sedangkan aspek
etis dan praktis disebut dengan istilah terekat.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama dan memiliki akar budaya yang
kokoh dimasyarakat, madrasah memiliki basis sosisal dan daya tahan yang luar biasa.
Atas dasar itu apabila madrasah mendapatkan sentuhan manajemen dan kepemimpinan
yang baik nisacaya akan dengan mudah menjadi madrasah ynag diminati masyarakat.
Madrasah sebagai salah satu pilar dari pendidikan islam merupakan lembaga
pendidikan yang sudah dikenal sejak tahun 1065-1067 di Baghdad yang didirikan oleh
seorang perdana menteri pada masa kekhalifahan bani saljuk. Menurut al-jumbulati,
sebelum abad ke-10 sudah ada madrasah yang didirikan yaitu madrasah al-baihaqiyah
dikota naisabur.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Madrasah?
2. Apa yang dimaksud madrasah sebagai organisasi pendidikan?
3. Bagaimana sistem pendidikan dan pengajaran pada madrasah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Madrasah.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud madrasah sebagai organisasi Pendidikan.
3. Untuk mengetahui sistem Pendidikan dan pengajaran pada Madrasah.

2
BAB II

PEMBAHSAN

A. Pengertian Madrasah
Madrasah merupakan singakatan dari kata darasa yang artinya belajar dari
madrasah berarti tempat belajar bagi siswa atau mahasiswa (umat islam), karnanya kata
madrasah tidak hanya diartikan dalam arti sempit tetapi juga diartikan rumah, istana,
kutab, perpustakaan, surau, masjid dan lain-lain. Bahkan seorang ibu juga dapat
disebutkan sebagai madrasah. Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan
pendidikan dan pengajaran yang berada dibawah naungan departemen agama. Yang
termasuk kedalam kategori madrasah ini adalah lembaga pendidikan; ibtidaiyah,
tsanawiyah, aliyah, mu’allimin, mu’allimat serta diniyah.
Madrasah tidak lain dari kata arab untuk sekolah (tempat belajar). Istilah
madrasah ditanah arab ditunjukan untuk semua sekolah secara umum, namun di
Indonesia ditunjukan untuk sekolah secara khusus, namun dipelajaran dasarnya adalah
mata pelajaran agama islam. Lahinya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem
pendidikan pesantren gaya lama, yang dimodifikasikan menurut model
penyelenggaraan sekolah-sekolah umum dengan sistem klasikal, diberikan juga
pengetahuan umum sebagai pelengkap. Inilah ciri madrasah pada awal mula berdirinya
diindonesia sekitar abad ke-19 atau awal abad ke-20. Selesai dengan filsafa Negara
Indonesia, maka dasar pendidikan madrasah adalah ajaran islam, filsafa Negara
pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Pada masa awal berdirinya sebagaian besar madrasah diindonesia masih lebih
banyak memberikan ilmu-ilmu umum, namun terjadilah perubahan yaitu telah
keluarnya surat keputusan bersama tiga menteri (SKB3 Menteri) yaitu menteri agama,
pendidikan, kebudayaan, dan menetri dalam negeri, maka semua madrasah mengubah
kurikulumnya menjadi 70% bidang studi umum, dan 30% bidang studi agama. Hal
tersebut berlaku bagi madrasah yang dikelola oleh departemen agama dalam hal ini
madrasah yang dikelola oleh departemen agama dalam hal ini madrasah negeri,
sedengkan madrasah yang dikelola oleh swasta ada beberapa fariasi yakni 60% bidang
studi agama dan 40% bidang studi umum da nada juga yang memang masih tetap yakni
70% bidang studi agama dan 30% bidang study umum.
Tujuan peningkatan mutu pada madrasah mencapai tingkat yang sama dengan
mata pelajaran umum dari madrasah mencapai tingkakt yang sama dengan mata
pelajaran umum dari madrasah mencapai tingkat yang sama dengan mata pelajaran
umum disekolah umum setingkat. Hasil yang diharapkan ialah agar :
1. Iajazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijazah sekolah umum
yang sederajat.
2. Lulusan madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum setingkat lebih atas.
3. Siswa madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang setingkat.

3
Agar mata pelajaran umum dimadrasah mencapai tingkat yang sama dengan tingkat
mata pelajaran umum disekolah umum, dilakukan peningkatan-peningkatan
dibidang :
a. Kurikulum
b. Buku pelajaran, alat pendidikan lainnya dan sarana pendidikan pada umumnya.
c. Pengajar.

Adapun menurut Mujamil Qomar madrasah merupakan terjemahan dari istilah


sekolah dalam bahasa arab. Namun, konotasi madrasah dalam hal ini bukan pada
penngertian etimologi tersebut, melainkan pada kualifikasinya selama ini madrasah
diaggap lembaga pendidikan islam yang mutunya lebih rendah dari pada lembaga
pendidikan lainnya. Terutama sekolah umum.

Menurut Muhaimin dilihat dari sejarahnya setidak-tidaknya ada dua faktor


penting yang melatar belakangi kemunculan madrasah, yaitu :

1. Adanya pandangan yang menyatakan bahwa sistem pendidikan islam


tradisional dirasakan kurang bisa memenuhi kebutuhan prakmatis masyarakat.
2. Adanya kekawatiran atas cepatnya perkembangan kesekolah belanda yang
akan menimbulkan pemikiran sekuler dimasyarakat untuk menyeimbangkan
perkembangan sekularisme, maka masyarakat muslim terutama para reformist
berusaha melakukan reformasi melalui upaya perkembangan pendidikan dan
pemberdayaan madrasah.

Jadi menurut analisis dari berbagai literatur diatas menyatakan madrasah


adalah sekolah atau tempat belajar yang berbasis islam yang mana
pelajarannnya lebih dominan bersyairatkan islam dari pada sekolah umum
lainnya yang mana latar belakangnya terbentuknya madrasah ini karna
pendidikann tradisional (pesantren) kurang memenuhui kebutuhan peserta
didik, dan adapun kurikulumnya tidak sekompleks dipesantren yang banyak
mengajarkan kitab-kitab kuning, madrasah ini juga bisa dikatakan sebagai
perpaduan antara pendidikan umum dan pendidikan klasik (pesantren).
Madrasah inipun dibawah naungan dapertemen agama yang jenjangan
sekolahnya sama dengan sekolah umum seperti madrasah ibtidaiyah setingkat
SD, madrsah tsaniwiyah setingkat SMP dan madrasah aliyah setingkat SMA.
Yang mana ijazah atau bukti kelulusan peserta didik sudah disetarakan dengan
sekolah umum.

4
B. Madrasah Sebagai Organisasi Pendidikan Islam
Madrasah sebagai organisasi pendidikan islam merupakan kumpulan dari
individu-individu yang ada didalamnya. Namun demikian, madrsah dapat dikatakan
sebagai organisasi jika memiliki ciri-ciri:
a. Madrasah memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada
didalamnya untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya.
b. Madrasah tersebut merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan
mengelola perubahan itu sendiri (managing change).

Dengan demikian terlitat bahwa peroses pendidikan islam yang ada didalam suatu
madrasah bukan sesuatu yang terjadi secara alami, dan juga bukan sesuatu yang
terjadi secara alami, dan juga sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Misalnya
kebetulan seperti madrasah yang berkumpul orang-oranng yang senang belajar
sehingga kemudian madrsah tersebut menjadi organisasi pendidikan islam.
Madrasah sebagai organisasi islam merupakan upaya secara sengaja dari kepala
madrasah dan orang-orang didalam madrasa yang memiliki wwenang membuat
kebijakan dalam organisasi pendidikan islam, untuk selalu mengalami atau
melakukan proses pendidikan islam, proses pendidikan islam tersebut dilakukan
dari kepala madrasah sampai dengan pekerja paling rendah, dengan adanya proses
pendidikan islam tersebut seluruh SDM didalam madrasah akan selalu mampu
membaca berbgai fenomena yang terjadi dalam madrasah baik dalam lingkup
makro maupun makro. Kondisi inilah yang menimbulkan orang-orang dalam
madrasah tersebut menjadi bersifat adiftif dalam menghadapi perubahan. Untuk
menjadi sebuah organiisasi pendidikan islam, madrasah harus mampu mendorong
suatu timbulnya suatu kondisi persyaratan yang oleh peter sage disebut dalam lima
hal ini dalam pembentukan organisasi pendidikan islam. Kondisi persyaratan
tersebut dirancang dan dilaksanakan secara sistematis oleh madrasah. Lima hal
tersebut adalah :
1. Keahlian pribadi
Suatu budaya dan norma organisasi yang diterapkan sebagai cara bagi semua
individu dalam organisasi untuk bertindak dan melihat dirinya. Pengusaan
pribadi ini mestinya harus sangat dikuasai orang-orang yang berkerja
dimadrasah. Hal tersebut dikrenakan di madrasah kondisi ini dituntut pada
semua Janis mata pelaran untuk mampu menginternalisasikan kecakapan hidup.
Dalam kecakapan hidup ini lebih kepada guru yang harus mengethui jati
dirinya.

5
2. Model mental
Model mental adalah suatu prinsip yang mendasar dari organisasi pendidikan
islam. Model mental merupakan suatu aktifitas penerungan yang dilakukan
secara terus menurus mengklarifikasikan dan memperbaiki gambaran-
gambaran internal kita tentang dunia dan melihat bagaimana hal itu membentuk
tindakan dan keputusan melihat bagaimana hal itu membentuk tindakan dan
keputusan kita, bisa disimpulkan model ini adalah cara yang ditempuh sebagai
pengambilan keputusan yang terbaik.

3. Visi bersama
Tujuan bersama yang mengikat dalam tindakan-tindakan yang dilakukan
bersama dari keseluruhan identifakasi dan perasaan keseluruhan yang dituju,
dengan visi ini organisasi dapat membangun komitmen yang tinggi, selain itu
organisasi dapat membangun komitmen yang tinggi, selain itu organisasi itu
dapat menciptakan gambaran-gambaran tentang masa depan yang akan dicapai.

4. Belajar tim
Keahlian percakapan dan keahlian berfikir dalam organisasi. Dengan kata lain
kecerdasan organisasi jauh lebih besar dari kecerdesan individu untuk mencapai
organisasi tersebut dibutuhkan individu-individu dalam organisasi yang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

5. Berfikir sistem
Suatu kerangka kerja konseptual, yaitu suatu cara dalam menganalisis dan
berfikir tentang satu kesatuan dari keseluruhan prinsip-prinsip organisasi
pendidikan islam.

Melihat organisasi sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Inilah
gambaran organisasi sebagai suatu gabungan dari individu-individu yang ada
dalam organisasi. Pertama, organisasi harus dilihat sebagai satu kesatuan dari
seluruh komponen yang ada dalam organisasi. Kedua, organisasi harus dilihat
sebagai bagian dari sistem sosial dunia, dimana proses dan keluaran merupkan
hasil dari faktor jaring sosial semuanya bergabung dalam jalan yang kompleks.

6
Adapaun dalam literatur lain menyebutkan bahwa madrasah sebagai
organisasi pendidikan islam dikarenakan madrasah menjadi tempat untuk
mengajar dan belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran,
terdapat orang atau sekelompok oaring yang melakukan hubungan kerjasama.
Yaitu:

a. Kepala sekolah.
b. Kelompok guru dan tenaga fungsional.
c. Kelompok tenaga adnimitrasi atau staf.
d. Kelompok siswa atau peserta didik.
e. Kelompok orang tua siswa.

Dari hubungan kerja mereka dapat dikelompokkan kedalam beberapa kategori


yaitu,

1. Seseorang yang bertanggung jawab atau diberi tugas untuk memimpin,


dalam hal ini adalah kepala sekolah.
2. Sekelompok orang yang berkepentingan mengejar atau memberikan
pelajaran, atau tugas-tugas pendidikan yang lain, dalam hal ini mereka
adalah para guru, atau tenaga fungsional yang lain.
3. Sekelompok orang tua siswa yang bergabung dalam suatu orgnisasi
disekolah atau yang diharapkan membantu kepala sekolah dalam
mendukung tercapainya proses belajar mengajar.
4. Kelompok para siswa atau pendidik ialah para siswa dalam yang dalam
proses belajar mengajar berfungsi sebagai kelompok yang menerima
pelajaran.

Hal ini jug diartikan madrasah merupakan tempat bergabung atau kumpulan
orang-orang sebagai sumber daya manusia dalam satuan kerja masing-
masing mempunyai hubungan atau terikat dalam kerjasama untuk mencapai
tujuan.

7
C. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pada Madrasah

Sistem Pendidikan dan pengajaran pada madrasah merupakan perpaduan antara


sistem pondok pesantren dengan sistem sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah
modern. Proses perpaduan tersebut berlangsung secara berangsur-angsur, mulai dari
mengikuti sistem klasikal. Sistem pengajian kitab, diganti dengan bidang-bidang
pelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan kitab-kitab yang lama. Kenaikan
tingkat ditentukan oleh pengusaan terhadap sejumlah bidang pelajran tertentu.

Dalam perkembangannya, kurikulum pada madrasah dari waktu kewaktu


senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan kemajuan zaman.
Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk peningkatan kualitas madrasah, agar
keberadaannya tidak diragukan dan sejajar dengan sekolah-sekolah lainnya. Usaha
tersebut mulai terealisasi, terutama dengan dikeluarknanya Surat Keputusan Bersama
(SKB) 3 Menteri, antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975, tentang peningkatan mutu Pendidikan
pada madarsah.

Berdasarkan SKB 3 Menteri tersebut, yang dimaksud dengan madrasah ialah


lembanga Pendidikan yang menjadikan mata pelajaran dasar, yang diberikan sekurang-
kurangnya 30% disamping mata pelajaran umum. Madrasah dalam hal ini memiliki 3
jenjang atau tingkatan, yaitu ibtidaiyah, tsaniwiyah dan aliyah yang msing-masing
sejajar dengan SD, SMP dan SMA.

Untuk merealisasikan SKB 3 Menteri itu, maka pada tahun 1976 Depertemen
Agama mengeluarkan kurikulum sebagai standar untuk dijadikan acuan oleh oleh
madrasah. Kurikulum yang dikeluarkan, juga dilengkapi dengan hal-hal ebagai berikut:
1. Pedoman dan aturan penyelanggaraan Pendidikan dan pengajaran pada madrasah,
sesuai dengan aturan yang berlaku pada sekolah-sekolah umum.
2. Deskripsi berbagai kegiatan dan metode penyampaian program untuk setiap bidang
studi, baik untuk bidang studi agama, maupun bidang studi pengetahuan.

Dengan adanya SKB 3 Menteri tersebut, bukan berarti beban yang dipikul madrasah
tambah ringan, akan tetapi justru sebaliknya. Hal ini dikarenakan, disatu pihak ia
dituntut untuk mampu memperbaiki kualitas Pendidikan umum sehingga setara dengan
standar yang berlaku disekolah umum, dilain pihak ia harus menjaga agar mutu
Pendidikan agama tetap baik sebagai ciri khasnya. Maka untuk mencapai kedua tujuan
dimaksud, harus diadakan peninjauan kembali terhadap kurikulum yang berlaku, materi
pelajaran, sistem evaluasi dan peningkatan mutu tenaga pengajaran melalui penataran-
penataran.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Madrasah tidak lain dari kata arab untuk sekolah (tempat belajar). Istilah madrasah
ditanah arab ditunjukan untuk semua sekolah secara umum, namun di Indonesia
ditunjukan untuk sekolah secara khusus, namun dipelajaran dasarnya adalah mata
pelajaran agama islam. Lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem didunia
pesantren. Unsur-unsur yang diutamakan dimadrasah tidak harus ada pondok, masjid
dan pengajian kitab-kitab islam klasik. Unsur-unsur yang diutamakan dimadrasah
adalah pimpinan, guru, siswa, perangkat keras, perangkat lunak, dan pengajaran mata
pelajaran agama islam. Yang mana pada perkembangannya saat ini ijazah madrasah
sudah disetarakan dengan pendidikan umum lainnya.

Madrasah sebagai organisasi pendidikan islam dikarenakan madrasah menjadi tempat


untuk mengajar dan belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran,
terdapat orang atau sekelompok orang yang melakukan hubungan kerja sama. Yang
mempunyai tujuan yang sama pula yakni mencapai visi dan misi.

B. Saran
Didalam makalah ini kami menjelaskan seluk buluk tentang madrasah dan
madrasah sebagai oganisasi yang tak lain kami berharap pada pembaca agar senantiasa
mengkaji tentang Pendidikan islam agar tidak melupakan sejarah yang sangat penting
tentang lahirnya Pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://ahsinrifqy.blogspot.com/2016/12/makalah-pengertian-madrasah-makalah-
lengkap.html?m=1

https://rizaalfarid.blogspot.com/2017/05/makalah-sejarah-dan-perkembangan.html?m=1

https://media.neliti.com/media/publications/146046-ID-none.pdf

https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/449/346

https://www.mtsmahaduttholabah.sch.id/blog/10-sistem-pendidikan-dan-pembelajaran-di-
madrasah.html

Anda mungkin juga menyukai