Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KURIKULUM PESANTREN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah

dan Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu:

Rusdi, S. Ag, M.SI

Disusun Oleh Kelompok 12:


Ade Maladeni Fatwa 2011101069

Fatimatul Zahroh 2011101078

Puji Lestari 2011101088

Sumadi 2011101247
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Kurikulum Pesantren.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Samarinda, 15 September 2021

Penyusun

Kelompok 12

2
Daftar Isi

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................5

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Pengertian Kurikulum Pesantren.....................................................................6

B. Tujuan Kurikulum Pesantren...........................................................................8

C. Membedakan Kurikulum Sekolah, Madrasah, dan Pesantren.......................10

D. Unsur-Unsur Sistem Pesantren......................................................................17

PENUTUP..............................................................................................................19

A. Kesimpulan....................................................................................................19

Daftar Pustaka........................................................................................................20

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum sudah menjadi tujuan yang di dalamnya terdapat kegiatan
mengajar, jadwal dan evaluasi sebagai dokumen tertulis yang merupakan hasil
persetujuan antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan pendidikan.
Pondok pesantren dikatakan sebagai lembaga pendidikan Islam yang dimana
santrinya menerima pendidikan agama melalui pengajian atau madrasah yang
berada dibawah pimpinan seorang kyai. Madrasah atau sekolah di pondok
pesantren telah menggunakan kurikulum yang sama dengan madrasah atau
sekolah lain. Kurikulum sendiri disusun oleh penyelenggara pondok pesantren
yang berbeda dengan pesantren khalafiyah, dimana pesantren salafiyah tidak
menggunakan kurikulum seperti kurikulum pendidikan formal. Kurikulum
pesantren salafiyah disebut manhaj yang memiliki arti arah pembelajaran
tertentu dimana manhaj tersebut tidak dalam bentuk silabus melainkan kitab
kitab yang diajarkan kepada santri.
Pondok pesantren, sekolah dan madrasah pasti memiliki tujuan yang sama
namun berbeda cara pengelolaannya bahkan tidak sedikit diantara lembaga
yang ada memicu persaingan. Pondok pesantren sering mendapat pandangan
negatif dari sebagian masyarakat, pandangan negatif yang muncul di
masyarakat penyebab terjadinya tantangan yang mengakibatkan memicu sikap
masa bodoh masyarakat terhadap lembaga yang ada serta enggannya
masyarakat dalam mencari ilmu pendidikan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Kurikulum tentunya akan membuat setiap pengajar dapat mengetahui
kemana arah dan tujuan dimana sebuah pendidikan yang dijalankan. Hal ini
yang membuat kurikulum hukumnya wajib ada di setiap institusi pendidikan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian kurikulum pesantren!
2. Menjelaskan tujuan kurikulum pesantren!
3. Membedakan karakteristik kurikulum sekolah, madrasah, dan pesantren!
4. Menjelaskan unsur-unsur sistem pesantren!

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan
penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pesantren.
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum pesantren.
3. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum sekolah, madrasah, dan
pesantren.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur sistem pesantren.

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Pesantren


Kurikulum adalah rumusan tujuan, bahan kegiatan mengajar, jadwal dan
evaluasi. Kurikulum sebagai dokumen tertulis hasil persetujuan antara
penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan pendidikan.1 Pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama. Santri menerima
pendidikan agama melalui pengajian atau madrasah yang berada di bawah
pimpinan seorang kyai.2 Pesantren dikelompokkan ke dalam lembaga
nonformal Islam karena berada pada pendidikan kemasyarakatan dan bebas
dari ketentuan sekolah umum.3
Pondok pesantren telah diakui Indonesia sebelum Indonesia merdeka.4
Pada masa orde baru, UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU SPN) menjelaskan bahwa kurikulum sebagai perangkat rencana
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.5 Belajar merupakan
proses berpikir anak secara intuitif dan analitik sehingga lebih mudah
melakukan pemikiran analitik bersifat kongkret dari berpikir intuitif bersifat
abstrak.6
Madrasah atau sekolah di pondok pesantren menggunakan kurikulum sama
dengan kurikulum madrasah atau sekolah lain oleh Kementerian Agama dan
Kementerian Pendidikan Kebudayaan. Lembaga pendidikan formal yang di

1 MM. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
2003), 36.
2 Djamaludin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, 99.
3 Manfred Oepon Walfgang Karcher, Dinamika Pesantren, 110.
4 Djamaludin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998),
99.
5 Ibid, 36.
6 Nana Syaodih Sukmadinata, Penegembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997),
161.

6
selenggarakan oleh pondok pesantren, kurikulum disusun oleh penyelenggara
pondok pesantren.
Berbeda dengan pesantren khalafiyah, pesantren salafiyah tidak
menggunakan kurikulum seperti kurikulum pendidikan formal. Kurikulum
pesantren salafiyah disebut manhaj yang diartikan sebagai arah pembelajaran
tertentu. Manhaj pondok pesantren salafiyah tidak dalam bentuk silabus, tetapi
kitab-kitab yang diajarkan kepada para santri.
Kurikulum pesantren dibedakan menjadi dua jenis sesuai pola pesantren
yaitu:
1. Pesantren salaf (tradisional) menggunakan kurikulum pesantren salaf
sebagai lembaga pendidikan non-formal yang mempelajari kitab klasik
yaitu tauhid, tafsir, hadist, ushul fiqh, tasawuf, bahasa arab (nahwu, sharaf,
balaghah dan tajwid), mantik, dan akhlak. Pelaksanaan kurikulum
pesantren berdasarkan kemudahan dan kompleksitas ilmu yang dibahas
dalam kitab tingkat awal, menengah dan lanjutan.
2. Pesantren modern menggabungkan antara pesantren salaf dan model
pendidikan formal dengan mendirikan satuan pendidikan seperti SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan perguruan tinggi. Kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum pesantren salaf dan kurikulum pendidikan
Islam oleh Departemen Agama dalam sekolah (madrasah). Kurikulum
khusus pesantren terdapat dalam muatan lokal dan diterapkan dengan
kebijakan pesantren.

Kurikulum pesantren adalah pendidikan agama Islam di pesantren berupa


kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang diberikan kepada santri untuk
mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

B. Tujuan Kurikulum Pesantren


Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pedoman pelaksanaan pendidikan. Kurikulum sebagai falsafah dan pandangan
hidup bangsa. Tujuan dan bentuk kehidupan bangsa ditentukan oleh kurikulum
yang digunakan.

7
Undang-Undang telah mengatur tujuan kurikulum dan tujuan pendidikan.
Kurikulum merupakan sistem rencana pembelajaran dan pengaturan bahan
pembelajaran sebagai pedoman dalam aktivitas belajar mengajar. Kurikulum
mengarahkan pengajar dan santri mengetahui tujuan pendidikan. Kurikulum
wajib ada di setiap institusi pendidikan. Di Indonesia, telah terjadi pergantian
kurikulum. Pergantian kurikulum terdapat pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Kurikulum disepakati oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan
dengan guru sebagai tenaga pengajar.
Tujuan kurikulum secara umum untuk pendidikan nasional, lembaga atau
institusi, berbagai bidang studi, dan instruksi penjabaran bidang studi. Tujuan
kurikulum adalah melancarkan proses pendidikan. Undang-Undang di
Indonesia mengatur tujuan kurikulum didasarkan pada tujuan pendidikan.
Tujuan kurikulum menurut Undang-Undang yaitu:
1. Beriman dan Bertakwa
Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah faktor
terpenting terhadap kualitas sumber daya manusia. Pancasila sebagai dasar
negara dalam sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Berakhlak Mulia
Sifat dan perbedaan di setiap individu berpengaruh menimbulkan
konflik antar individu. Akhlak mulia adalah solusi menghindari konflik
antar individu. Membentuk manusia berakhlak mulia diterapkan pada
pendidikan level terendah hingga tertinggi.

3. Memiliki Keahlian
Keahlian sangat penting sebagai tolak ukur kualitas sumber daya
manusia suatu bangsa. Setelah menyelesaikan pendidikan, peserta didik
harus memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Keahlian dalam menulis
dan membaca merupakan kewajiban peserta didik.
4. Kreatif
Kreatif adalah seseorang memiliki daya cipta dan kemampuan
untuk menciptakan hal baru dan menyelesaikan masalah. Solusi dari

8
masalah dapat menciptakan kreatifitas individu. Kreatifitas harus
diterapkan menjadikan peserta didik memiliki kemampuan, menyelesaikan
masalah dan membantu orang lain.
5. Mandiri
Kemandirian diterapkan dalam kehidupan belajar mengajar,
contohnya kejujuran mengerjakan soal ujian. Tujuan kurikulum
diharapkan peserta didik dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan
orang lain.
6. Demokrasi
Bentuk pemerintahan negara Indonesia adalah demokrasi.
Demokrasi berasal dari kata demos artinya rakyat dan kratos artinya
kekuasaan, sehingga kekuasaan tertinggi dalam negara dipegang oleh
rakyat. Demokrasi membatasi kebebasan individu dalam bernegara.
Tujuan pendidikan demokrasi terdapat tanggung jawab terciptanya
kehidupan sesuai dengan prinsip dasar demokrasi.

Jenis pondok pesantren di kelompokkan menjadi salafiyah dan


khalafiyah. Pondok pesantren salafiyah menggunakan pendidikan klasikal
dan berjenjang. Pesantren khalafiyah menggunakan pendidikan pengajian
kitab klasik karena sistem ngaji kitab diakui sebagai identitas pondok
pesantren. Kurikulum yang digunakan gabungan antara kurikulum
nasional dan pesantren. Agenda kebijakan pendidikan terdapat dalam
hubungan domain kebijakan pendidikan.
Sistem dan prosedur perumusan kebijakan pendidikan meliputi
fungsi alokasi, fungsi inquiri dan fungsi komunikasi. Dinamika pondok
pesantren sesuai kebijakan pendidikan secara nasional. Pondok pesantren
bertujuan membimbing santri menjadi manusia berkepribadian Islam
menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu. 7
Pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

7 Djamaluddin dan Abdulllah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, 106.

9
kepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, etos
kerja professional, tanggung jawab, produktif dan sehat jasmani rohani.8

C. Membedakan Kurikulum Sekolah, Madrasah, dan Pesantren


Pondok pesantren, sekolah dan madrasah merupakan instansi dimana
memiliki tujuan yang sama namun berbeda pengelolaannya. Ketiga lembaga ini
masing-masing mempunyai ciri khas. Tidak sedikit di antara lembaga
pendidikan yang ada memicu persaingan. Perebutan dan kompetisi di lapangan
memang benar terjadi, tidak jarang kita temukan dalam kompetisi yang ada
sering menimbulkan kecemburuan satu sama lain.
Dahulu pondok pesantren sering mendapat pandangan negatif dari
sebagian masyarakat, lembaga pendidikan kolot, kumuh, tidak maju, juga
lembaga akhirat adalah sebagian pandangan yang sering dikaitkan pada
lembaga pendidikan murni pribumi ini, hal ini mengakibatkan munculnya
dampak negatif pada keberlangsungan pondok pesantren, tidak sedikit
masyarakat dibuat ragu menempatkan anak-anaknya menuntut ilmu di pondok
pesantren, pandangan negatif tersebut bermunculan di masyarakat tidak
semuanya benar, hanya beberapa yang tidak cukup mewakili dari sekian
banyak pondok pesantren di Indonesia.

Sekolah dan madrasah memang tidak luput dari pandangan negatif yang
muncul pada sebagian masyarakat. Sekolah pun tidak jarang mendapatkan
pandangan yang dimana lebih mementingkan kehidupan sekuler dan lainnya.
Banyak beban pelajaran serta sekolahnya bahwa anak desa penyebab dari
beberapa pandangan negatif yang muncul terhadap madrasah. Banyaknya
pandangan negatif yang muncul di lingkungan masyarakat adalah menjadi
tantangan, dan tugas para pendidik termasuk pemerintah agar membenahi
sedikit demi sedikit, jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti akibatnya dapat
memicu sikap masa bodoh masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang ada,

8 Made Pidata, Landasan Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 11.

10
kemudian berakibat enggannya masyarakat dalam mencari ilmu dan pendidikan
melalui pendidikan yang ada.
Pondok pesantren, madrasah dan sekolah terdapat perbedaan diantara
ketiga lembaga tersebut:
1. Pondok Pesantren
Dalam asal-usul pondok pesantren, terdapat dua pandangan yang
saling melengkapi. Pondok pesantren adalah gabungan dari dua kata, yaitu
pondok dan pesantren. Kata ini terdapat makna yang berbeda satu sama
lainnya, namun keduanya mempunyai hubungan yang erat sehingga
membentuk suatu pemahaman yang tidak bisa dipisahkan. Adapun istilah
pondok yakni berasal dari bahasa Arab fundug, yang artinya hotel atau
asrama, dalam pengertian lain pondok merupakan asrama para santri yang
disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu.9 Sedangkan
istilah pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe di depan dan
akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Santri berasal dari bahasa
Tamil, yang artinya guru mengaji.

Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan agama


Islam yang tumbuh dan diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
atau komplek yang dimana santri-santri dapat menerima pendidikan agama
melalui sistem pengajian atau madrasah dengan sepenuhnya berada di
bawah kedaulatan seseorang atau beberapa orang kyai dengan ciri khas
yang sifatnya kharismatik dalam segala hal. Pesantren juga merupakan
tempat yang disediakan untuk para santri dalam menerima pelajaran
pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tinggal. Dapat pula
dipahami bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam
yang tumbuh ditengah masyarakat, santri atau murid di asramakan dalam
proses mencari dan mendalami ilmu agama dibawah asuhan dan
bimbingan kyai serta ustad yang berkharisma.

9 Ibid, hlm 32.

11
Terdapat beberapa versi yang sangat penting dalam perjalanannya
sebagai lembaga pendidikan, setidaknya terdapat lima hal penting terkait
pondok pesantren, walaupun pada dasarnya tidak mutlak lima, tergantung
masing-masing pondok pesantren tersebut. Kelima versi tersebut meliputi
kyai atau ulama, pondok atau asrama, masjid atau musholla, serta santri
dan proses pembelajaran dengan mengkaji kitab klasik yang dikenal
sebagai kitab kuning. Perlu diketahui seiring perkembangan zaman,
banyak pondok pesantren mendirikan lembaga pendidikan formal.

Kemudian menambah versi lain dalam membenahi perkembangan


pondok pesantren, bisa saja tambahannya adalah kepala yayasan, sistem,
pengurus organisasi, tata tertib dan mungkin yang lainnya, tentunya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pesantren.

a. Kyai
Kyai adalah istilah lain dari kata ulama, namun mayoritas suku
jawa dan madura sering menyebutnya dengan orang yang mengasuh
pondok pesantren yang sangat mendalami ilmu agama Islam yakni
kyai. Di daerah jawa dan madura ini adalah pendiri dari pondok
pesantren yang berada ditengah-tengah masyarakat. Tak heran sosok
kyai di masyarakat sangat dihormati dan dikagumi oleh masyarakat.
Hal ini terjadi disebabkan para kyai selalu peduli, bermasyarakat juga
memperhatikan rakyat kecil. Banyak juga kyai dalam masyarakat
dijadikan tempat curhat dari berbagai persoalan yang terjadi di
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sosok kyai termasuk pada lingkup
sosial yang tinggi dari peranannya yang begitu besar dalam
memberdayakan masyarakat dalam lingkungannya.

b. Pondok
Salah satu ciri khas dari pondok pesantren adalah semua murid atau
santri yang mencari ilmu tinggal bersama dan belajar melalui
bimbingan seorang kyai dengan bentuk menginap. Tempat tinggal

12
sementara bagi para santri yang dipopulerkan oleh orang jawa dengan
sebutan pondok.
Pondok atau tempat tinggal para santri memiliki ciri khas dari
tradisi serta sistem pendidikan pesantren serupa lainnya baik itu di
dalam ataupun luar negeri. Seperti yang dilakukan pada negara
Afganistan, dimana para murid dan guru yang belum menikah mereka
semua tinggal di masjid.
c. Masjid
Masjid merupakan pusat aktifitas kaum muslim sebagai pilihan ideal
bagi tempat pertemuan, musyawarah, pusat pendidikan, pengajian
bahkan sebelum adanya madrasah dan sekolah masjid inilah yang
digunakan sebagai tempat paling tepat untuk melakukan berbagai
kegiatan khususnya pendidikan. Masjid merupakan tempat aktivis
manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah SWT. Masjid
memiliki fungsi ganda selain tempat beribadah juga sebagai tempat
pengajian.10

d. Santri
Santri merupakan istilah lain dari murid yang mencari ilmu, bedanya
santri mencari ilmu pada pondok pesantren. Terdapat dua istilah santri
dalam dunia pesantren. Pertama, santri mukmin yaitu santri yang
berasal dari luar daerah pesantren yang menetap dalam mencari ilmu.
Santri mukim yang paling lama tinggal atau biasa disebut santri senior
di pesantren tersebut biasanya merupakan satu kelompok tersendiri
yang memegang tanggung jawab mengurus seluruh kepentingan
sehari-hari dalam pesantren serta mengajar santrisantri junior tentang
kitab dasar dan menengah.
Kedua, santri kalong yakni para santri yang asalnya dari desa-desa di
sekitar pesantren. Mereka pulang pergi dari tempat tinggal mereka.
Santri kalong ini berangkat ke pesantren apabila ada tugas belajar dan

10 Ibid, hlm 33.

13
aktivitas lainnya maka apabila pesantren memiliki jumlah santri
mukim lebih banyak dibandingkan santri kalong, artinya pesantren
tersebut adalah pesantren besar. Begitupun sebaliknya, pesantren kecil
memiliki lebih banyak santri kalong daripada santri mukim.11

e. Pengajaran Kitab Kuning


Kitab kuning merupakan ungkapan dari beberapa kitab klasik yang
dikaji serta dipelajari oleh para santri dan kyai. Biasanya kertas-kertas
pada kitab yang dikaji sudah lama usianya akan berubah menjadi
kuning, karenanya istilah kitab kuning ini muncul. Dalam dunia
pesantren biasanya mengkaji kitab-kitab klasik madzhab Syafi’i dalam
bentuk bahasa arab tanpa disertai harokat, kitab ini sering disebut
dengan kitab gundul. Hal ini merupakan satu-satunya metode formal
diajarkan dalam pesantren di Indonesia khususnya jawa dan madura.
Terdapat dua model yang digunakan dalam pengkajian kitab kuning,
model sorogan, santri satu persatu secara bergantian mengaji atau
membaca kitab tertentu dengan kyai secara langsung. Tugas kyai
hanya menyimak bacaan santri disertai dengan penjelasan. Model
bandongan, peran kyai sangat aktif dalam proses pembelajaran, kyai
membaca salah satu kitab disertai dengan penjelasan di ikuti oleh
sebagian besar santri yang ikut menerjemahkan kitab yang dibaca oleh
kyai. Bahasa yang biasa digunakan dalam menerjemahkan kitab
adalah bahasa jawa.

2. Madrasah
Madrasah memiliki arti tempat atau sarana dalam proses pembelajaran.
Dimana anak menjalani proses belajar yang terpimpin dan terkendali.
Madrasah menggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak
berbeda dengan sekolah. Madrasah identik dengan sekolah agama, sesuai

11 M. Quraish shihab, wawasan Al-Qur’an, (Bandung, Mizan, 1996), cet.2 hal. 459

14
dengan perkembangan pastinya mengalami perubahan terhadap materi
pelajaran yang ditanamkan kepada peserta didiknya, kegiatan
pembelajaran di madrasah juga mulai bertambah dengan mata pelajaran
umum yang tidak melepaskan diri dari asalnya yang sesuai dengan budaya,
yakni budaya Islam.

Madrasah sendiri dengan pondok pesantren tidak jauh berbeda, masing-


masing diantaranya memiliki tujuan yang sama dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.12 Menurut catatan sejarah, madrasah lahir dari
linngkungan pondok pesantren, atau dalam kata lain madrasah adalah
perluasan dan pengembangan pendidikan dari pondok pesantren untuk
mencerdaskan anak bangsa yang pada saat itu belum ada keinginan untuk
tinggal atau menginap di pondok dalam proses belajar. Munculnya
madrasah ini dapat dikatakan sebagai usaha untuk pembaruan yang
mempersatukan hubungan antara sistem pendidikan modern sebagai upaya
penyempurnaan terhadap sistem pendidikan di pondok pesantren yang
kelulusannya lebih memungkinkan untuk memperoleh kesempatan yang
sama dengan sekolah umum. Maka tak heran jika belakangan ini banyak
bermunculan madrasah di lingkungan pondok pesantren.

3. Sekolah
Pendidikan ini telah ada sejak zaman kerajaan hindu atau sebelumnya
yang dilangsungkan di tempat ibadah, perguruan atau pedepokan. Pada
saat itu ketika Belanda mulai memporak-porandakan nusantara dengan
bentuk penjajahan dengan mengambil semua kekayaan dan rempahrempah
pada sebagian besar wilayah Indonesia, Belanda pun mulai melakukan
penjajahan terhadap dunia pendidikan yang sebelumnya dilakukan oleh
warga pada tempat ibadah dan pondok pesantren. Penjajahan yang
dilakukan yakni dengan membentuk lembaga pendidikan baru yang
dinamakan sekolah. Dengan keyakinan yang dilandasi semangat

12 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Meteodologi Menuju Demokratis Institusi, Ibid.
Hlm 21.

15
perjuangan proklamasi kemerdekaan serta wawasan ke masa depan,
pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Sekolah Indonesia pada
tanggal 2 Maret 1959.

Sekolah Indonesia lahir dalam suasana yang penuh dinamika dengan


memgemban misi pengabdian ilmu pengetahuan serta teknologi yang
bergantung pada kehidupan yang nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan
pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.13

D. Unsur-Unsur Sistem Pesantren


Ciri-ciri yang umum dimiliki oleh pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan sekaligus lembaga sosial yang terlibat dalam hubungan masyarakat
pada umumnya, unsur dan berbagai komponen pondok pesantren dalam
lembaga pendidikan Islam disebut pesantren sekurang-kurangnya ada
unsurunsur diantaranya, kyai yang mengajar serta mendidik yang menjadi
panutan, kemudian santri yang belajar kepada kyai, masjid yang menjadi
tempat berlangsungnya pendidikan dan sholat jamaah, dan asrama menjadi
tempat tempat tinggal santri. Terdapat lima pokok utama pesantren yaitu
pondok, masjid, pengajian kitab-kitab klasik, serta santri dan kyai.
Unsur-unsur pondok pesantren tersebut diantaranya:
1. Kyai
Kyai bukanlah gelar yang bisa didapatkan dari pendidikan formal, tetapi
gelar tersebut diberikan oleh masyarakat kepada orang yang memiliki ilmu
pengetahuan mendalam terhadap agama Islam serta memimpin pondok
pesantren dan mengajarkan kitab-kitab klasik pada para santrinya.
Mengenai hal ini peran kyai sangatlah penting dalam dunia pesantren.
Sangat jelas bahwa sosok kyai sangat berpengaruh pada perkembangan
pesantren kedepannya.

2. Pondok

13 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Ibid. hal 51-52

16
Perkembangan pondok pesantren tidak hanya sebagai tempat tinggal atau
asrama para santri yang mengikuti pelajaran yang diberikan oleh kyai,
tetapi sebagai latihan bagi santri agar mampu mandiri dalam masyarakat
dalam perkembangan terutama masa sekarang ini yang tampaknya lebih
menonjol sebagai tempat pemondokan atau asrama, para santri juga
dikenakan semacam sewa atau pembayaran guna pemeliharaan pondok
tersebut.

3. Masjid
Masjid merupakan bagian atau tempat di muka bumi ini yang
dipergunakan untuk bersujud, baik di halaman, lapangan, ataupun di
padang pasir yang luas. Namun pengertian masjid ini lama kelamaan
tumbuh dan berubah sehingga pengertiannya menjadi satu bangunan yang
membelakangi petunjuk atau arah kiblat serta digunakan sebagai tempat
sholat baik sendiri atau jamaah. Masjid adalah bagian dari pesantren yang
tidak dapat dipisahkan dan dianggap sebagai tempat paling tepat dalam
mendidik pesantren.

17
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama,
santri menerima pendidikan agama melalui pengajian atau madrasah yang
berada di bawah pimpinan seorang kyai. Pondok pesantren telah diakui
Indonesia sebelum merdeka. Pada masa orde baru, UU Nomor 2 Tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional. Lembaga pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh pondok pesantren, kurikulum disusun oleh penyelenggara
pondok pesantren. Kurikulum pesantren salafiyah disebut manhaj yang
diartikan sebagai arah pembelajaran tertentu.terdapat dua macam pesantren
yakni pesantren salaf dan modern.
Tujuan kurikulum secara umum untuk pendidikan nasional di berbagai bidang
studi. Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan agama Islam
yang tumbuh dan diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama atau
komplek yang dimana santri dapat menerima pendidikan agama melalui sistem
pengajian atau madrasah dengan sepenuhnya berada di bawah kedaulatan
seseorang atau beberapa orang kyai. Pesantren merupakan tempat yang
disediakan untuk para santri dalam menerima pelajaran agama Islam sekaligus
tempat berkumpul dan tinggal.
Para santri yang dipopulerkan orang jawa dengan sebutan pondok, pondok
atau tempat tinggal para santri memiliki ciri khas dari tradisi serta sistem
pendidikan pesantren serupa lainnya, baik itu di dalam maupun luar negeri,

18
madrasah memiliki arti tempat atau sarana dalam proses pembelajaran yang
dimana anak menjalani proses belajar yang terpimpin dan terkendali. Masjid
merupakan bagian atau tempat di muka bumi yang dipergunakan sebagai
tempat bersujud, baik di halaman, lapangan, ataupun di padang pasir yang luas.
Masjid adalah bagian dari pesantren yang tidak dapat dipisahkan serta tepat
dalam mendidik pesantren.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saifuddin, “Eksistensi Kurikulum Pesantren dan Kebijakan Pendidikan”,


dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam edisi no. 01, Vol. 03, 2015.

MM. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2003), 36.

Djamaludin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, 99.

Manfred Oepon Walfgang Karcher, Dinamika Pesantren, 110.

Djamaludin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung:


Pustaka Setia, 1998), 99.

Nana Syaodih Sukmadinata, Penegembangan Kurikulum (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1997), 161.

Djamaluddin dan Abdulllah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, 106.

Made Pidata, Landasan Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 11.

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung, Mizan, 1996), cet.2 hal. 459.

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Ibid. hal 51-52.

19

Anda mungkin juga menyukai