Filsafat pendidikan terbagi menjadi dua,yaitu: (1) menggunakan pendekatan tradisional, (2) menggunakan pendekatan yang bersifat kritis
1.Filsafat Pendidikan Bermakna Sebagai Filsafat Tradisional
Filsafat pendidikan dalam arti ini da dalam bentukna yang murn,telah berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawabn terhadap berbagai pertanyaan filosofis. Dengan demikian, filsafat tradisional dalam topik topik dialog filsafat yang disampaikan, terikat oleh metode tradisional sebagaimana adanya sistematikan,jenis,serta aliran seperti yang kita jumpai dalam sejarah. Berbeda dengan filsafat kritis,pertanyaan pertnyaan yang di susun dapay dilepaskan dari ikatan waktu (historis),dan usaha mencari dapat dilakukan dengan memobilitasasikan berbagai aliran yang ada. Filsafat pendidikan yang menggunakan fisafat tradisional dalam bentuknya yang murni,bahwa dialog filsafat dengan topik opik yang disampaikan oleh metode pendekata tradisional sebagai mana yang telah dijelaskan . Dalam perkembangan tradisi sejarah,filsafat memang sekedar program usulan atau bimbingan usulan,dimana tradisi tersebut bermula.usulan meta fisika yang diajukan thalles mengenai substansi konkret sebagai suatu pemula dan ekstensi,diikuti bimbingan usulan anaximander mengenai masa yang heterogen dan hal yang tidak menentu. Sedangkan perbandingannya anaximander mengemukakan bahwa susbtasi pertama atau arche adalah infinitas atau (apeiron), yaitu segala sesuatu yang tidak terhingga tampa bentu dan batas,sehigga tidak ada yang menyerupai dia. Demikian pula para filsuf yunani lainnya, melanjutkan sisitematika filsafat tradisional dengan menyajikan saran saran meraka, dan memberikan indikasi adanya masalah baru disertai jawaban jawabannya. Tradisi tersebut berlanjut pada plato, Aristoteles (pada priode yunani klasik). Menurut aliran tersebut (tradisional,bagaiman pun sulitnya masalah metafisika tetap harus di tempatkan sebagai pusat perhatian dalam setiap bahasan filsafat pendidikan Contoh filsafat pendidikan perenialisme tentang antropologi metafisika mengenai hakikat kenyataan dan hakikat manusia. - Perenialisme teologis yg bernaung di bawah gereja katolik, dengan orientasi padda ajaran dan tafsir Thomas Aquines. - Perenialisme sekuler berpegang pada ide dsn cita- cita filosofis plato dan aris toteles.
Dalam perkembangan aliran filsafat pendidikan ini lebih dikenal
dengan aliran esensialisme. Kedua aliran tersebut tidak berbeda dalaam ajaran dasarnya, yaakni bersumber pada dasar yang sama tentang antropologi metafisika. Tetapi, melahirkan dua kesempatan berbeda dalam aliran filsafat pendidikan yang menentukan tujuan hidup dan juga menjadi tujuan pendidikan manusia sehingga akan menjadi sumber -sumber dasar nilai filsafat pendidikan. 2. FISAFAT PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKAATAN YANG BERSIFAT KRITIS
Dalam pendekatan ini pemikiran logis kritis mendpatkan tempat
utama. cara analisis dalam pendekatan filsafat yang besiafat kritis, yaitu: 1). Analisis bahasa (linguistik,dan 2). Analisis konsep. Analisis bahsa,menurut Harry S. Schofield adalah usaha untuk mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat , atau penedapat- pendapat mengenai makna yang dimilikinya. Sedangkan analisis konsep adalah suatu analisis mengenai istilah-istilah (kata-kata) yang mewakili gagasan atau konsep, jawbannya berbentuk defenisi-defenisi, dan defenisi tegantung pula kepada tokoh-tokoh atau lembaga yang mengeluarkan atau menciptakannya. Dari pembahsan tentag pendekatan dalam filsafat pendidikan tersebut , maka pokok-pokok pikiran atau rumusan pegertian filsafat pendidikan akan semakin jelas dan dipahami sebagaimana pada uraian berikut: a). John S.brubacher dalam bukunya yang populer moder folosofi of education mengemukakan, bahwa filsafat pendidikan mempuyai hubungan yang erat dengan ilmu pendidikan atau pedagogik.pemecahan masalah dalam filsafat pendidikan sangat memer lukan suatu seni pendidikan. b). Kilpetrip dalam ungkapan yang bersamaan pendpat brubacher, dia mengemukakan dalam buku bahasannya filosofi of education. Berfilsafat berarti memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik. Sedangakan, pendidikan atau mendidik adalah suatu usaha untuk merealissasikan nilai-nilai dan cita- cita tersebut dalam kehidpan dan kepribadian manusia. Dalam uraian di atas jelas, bahwa ide dan latar belakang filsafat, ( menurut kilpetrip) menentukan proses efektif pendidikan, dengan kata lain bahwa ajaran filsafat adalah nilai-nilai dan tujuan dalam berpendidikan. c). John Dewey dalam buku bahasannya filsafat pendidikan buakan pola pemikiran yang sudah jadi dan di persiapkan sebelumnya. Kemudian, masuk kedalam suatu sistem praktik pelaksanaan yang sangat berbeda asal usul dan tujuannya. Defenisi yang tepat pada inti permasalahan yg dapat di ajukan adalah teori pendidikan yang umum.
Dalam kegiatan filsafat pendidikan secara normatif brfungsi sebagai
berikut: 1. Merumuskan dasar-dasar dan tujuan pendidikan, konsep hakikat pendidikan dan hakikat Manusia, dan isi moral pendidikan. 2. Merumuskan teori, bentuk, dan sisitem pendidikan, yang meliputi kepemimpinan, politik Pemdidikan, pola-pola alkuturaasi, dan peranan pendidikan dalam pembangunan bangasa Negara 3. Merumuskan hubungan antara agama, filsafat, filsafat pendidikan, teori pendidikan, dan Kebudayaan. Jadi jelas bahwa rumusan tadi telah merangkum bidang -bidang ilmu, filsafat pendidikan, dan ilmu pendidikan ( educationalscience).