Di Susun Oleh :
Diki Agustian
Fedric Yansen
Bustamil
Irvan Ardiansyah
Pemakalah :
Syamsul Ridwan, S. Ag.M.Pd. I
Terima kasih juga Penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang turut serta dalam
memberikan bantuan baik berupa ide maupun berupa materi sehingga makalah ini dapat di
selesaikan secara baik dan tepat waktu.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, Penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
Penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………...
Bab 1 : Pendahuluan………………………………………………………………….
1. Latar Belakang……………………………………………………………….
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….
Bab 2 : Pembahasan………………………………………………………………….
Bab 3 : Penutup……………………………………………………………………….
1. Kesimpulan……………………………………………………………………
2. Saran…………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………
BAB I
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang
Pendidikan Islam senantiasa menjadi sebuah kajian yang menarik bukan hanya karena
memiliki kekhasan tersendiri dibanding jenis pendidikan yang lain, semisal pendidikan umum,
namun juga karena kaya akan konsep- konsep yang tidak kalah bermutu dibandingkan dengan
pendidikan modern. Dalam hazanah pemikiran pendidikan Islam, kita temukan tokoh- tokoh
besar dengan ide- idenya yang cerdas dan kreatif yang menjadi inspirasi dan kontribusi yang
besar bagi dinamika pendidikan Islam, khususnya pesantren dan madrasah di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di dapat lah rumusan masalah yang akan di bahas ialah sebagai
berikut :
3.Membahas tentang tujuan dan dampak pesantren dan madrasah sebagai lembaga pendidikan
islam
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas di dapat lah tujuan penulisan makalah ini yang akan di
bahas sebagai berikut :
3.Mengetahui tentang tujuan dan dampak pesantren dan madrasah sebagai lembaga pendidikan
islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesantren Dan Madrasah
1.Pesantren
Istilah “pesantren” berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an berarti tempat
tinggal para santri. Prof John berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bhasa Tamil, yang
berarti guru mengaji. Sedang C.C. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari
kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku- buku suci Agama Hindu atau
seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti
buku- buku suci, buku- buku agama atau buku- buku tentang pengetahuan.
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, setelah rumah tangga
(keluarga). Walaupun perhatian para ahli peneliti baru dilakukan terhadap pesantren yang
dimulai akhir-akhir ini, sudah banyak jumlah buku,majalah atau makalah yang berkembang,
namun masih banyak rahasia-rahasia dalam pesantern yang belum terungkap. Dimana bagian
yang belum terungkap itu adalah bagian yang memang sulit untuk diungkapkan.
Pesantren muerupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam dimana di dalamnya terjadi
interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dnegan mengambil
tempat dimajid atau dihalaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-
buku teks keagamaan karya ulama masa lalu (kitab kuning).
2.Madrasah
Istilah “ Madrasah” berasal dari bahasa Arab (Ar= tempat belajar; dari akar kata darasa =
belajar. Nama atau sebutan bagi sekolah agama Islam, tempat proses belajar- mengajar ajaran
Islam secara formal yang mempunyai kelas (dengan sarana antara lain, meja, bangku, dan papan
tulis ) dan kurikulum dalam bentuk klasikal. Padanan kata madrasah dalam bahasa Indonesia
adalah sekolah- sekolah agama.
Secara harfiah madrasah diartikan sebagai tempat belajar bagi para pelajar atau tempat untuk
memberikan pengajaran. Sama juga dengan secara teknis yakni dalam proses belajar
mengajarnya secara formal, madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Namun diIndonesia
madrasah tidak lantas dipahami sebgai sekolah. Melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik
lagi, yakni sekolah agama, tempat dimana anak-anak didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal
atau seluk beluk agama dan keagamaan (yaitu Agama Islam).
Secara historis, madrasah adalah bentuk perkembangan dari model pendidikan Islam
tradisional yaitu pesantren Pesantren yang berkembang sejak abad ke 17 bisa disebut sebagai
masa mulai berdirinya cikal bakal dari lembaga pendidikan madrasah. Meskipun banyak juga
pesantren yang tetap mempertahankan keasliannya (salaf) tanpa berubah menjadi madrasah.
Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem sorogan, yang sering
disebut sistem individual, dan sistem bandongan atau wetonan yang sering disebut kolektif.
Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara
langsung dari kyai atau pembantu kyai. Sistem ini biasanya diberikan dalam pengajian kepada
murid-murid yang telah menguasai pembacaan Qurán dan kenyataan merupakan bagian yang
paling sulit sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi dari
murid. Murid seharusnya sudah paham tingkat sorogan ini sebelum dapat mengikuti pendidikan
selanjutnya di pesantren.
Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren ialah sistem bandongan atau
wetonan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca,
menerjemahkan, dan menerangkan buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Kelompok kelas dari
sistem bandongan ini disebut halaqah yang artinya sekelompok siswa yang belajar dibawah
bimbingan seorang guru. System sorogan juga digunaka dipondok pesantren tetapi biasanya
hanya untuk santri baru yang memerlukan bantuan individu
Pesantren sekarang ini dapat dibedakan kepada dua macam, yaitu pesantren tradisional dan
pesantren modern. Sistem pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu
sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di
pesantren. Pondok pesantren modern merupakan system pendidikan yan harus mengintegrasikan
secara penuh system tradisional dan system sekolah formal.
Sistem pendidikan pondok pesantren modern, berupaya memadukan sistem tradisional dengan
sistem modern yang berkembang di tengah masyarakat. Begitupula sistem pendidikan pondok
pesantren modern, lebih terbuka untuk mempelajari kitab/kitab kontemporer disamping
kitab/kitab klasik.
Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem
pendidikan Islam yang ada di pesantren. Akhir-akhir ini pondok pesantren mempunyai
kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini
dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern termasuk: mulai
akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan di luar dirinya,
diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat
berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.
Modernisasi (pembaharuan) madrasah sudah dilakukan oleh para pemikir muslim Indonesia di
awal abad 20. Beberapa tokoh pendidik muslim saat itu menyadari bahwa sistem pendidikan
pesantren dianggap tidak cukup mewadahi bagi pengembangan sosial masyarakat muslim
menyusul modernisasi yang diperkenalkan Belanda. Dengan sistem ini, pendidikan Islam
memasuki tahap baru yakni dengan diperkenalkannya mata pelajaran umum dan sistem didaktik
metodik ala barat. Dalam model madrasah, berbeda dengan pesantren dan surau, para siswa tidak
saja dibekali mata pelajaran yang berhubungan dengan masalah- masalah keagamaan, tapi juga
mata pelajaran umum seperti bahasa inggris, Belanda dan ilmu- ilmu lain yang saat ini hanya
diberikan di sekolah- sekolah pemerintah Belanda.
Dari penjabaran di atas, bisa kita padukan dengan realita saat ini. Pendidikan agama memang
diberikan kepada peserta didik bahkan sejak usia dini.
Namun masih banyak terjadi kasus-kasus yang seharunya tidak terjadi apabila pendidikan
agama benar-benar diajarkan dan diterima dengan baik oleh peserta didik. Untuk menyikapi
masalah tersebut, muncul inisiatif untuk mengosep pendidikan yang bisa membina karakter dan
kepribadian peserta didik, yakni pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran
serta mengembangkan dan menyebarkan agama islam. Pendidikan di pondok pesantren dipimpin
oleh seorang kiai, ustadz atau pengurus yang lainnya. Pondok pesantren memiliki sistem
pengajaran dan peraturan tersendiri untuk para santrinya.
Santri akan tinggal dan menetap bersama untuk melangsungkan pembelajaran formal dan
pendidikan agama. Metode yang digunakan dalam pengajaran di pondok pesantren memiliki ciri
khas tersendiri.
Dari penjabaran di atas, bisa kita padukan dengan realita saat ini. Pendidikan agama memang
diberikan kepada peserta didik bahkan sejak usia dini.
Kemajuan tekhnologi dan ilmu pengetahuan membuat pondok pesantren sedikit bersaing
dengan lembaga-lembaga formal yang siap memberikan fasilitas dan pendukung pendidikan
menuju lebih modern dan lengkap.
ciri khas pondok pesantren menjadi daya tarik tersendiri pada pendidikannya dan juga dari kiai
yang memimpinnya. In’ami (2011) melakukan pengamatan bahwa dewasa ini apresiasi
masyarakat pada pondok pesantren meningkat daripada dahulu. Pondok pesantren di masa ini
menjadi salah satu kekayaan dalam bidang keilmuan sebagai khazanah untuk membentuk akhlaq
mulia pada diri setiap manusia.
sebagai lembaga pendidikan agama islam, pondok pesantren memiliki unsur-unsur yang harus
ada di dalamnya yaitu sebagai berikut :
1.Kiai
memiliki peran yang paling urgent dan dominan dalam pesantren. Sebagai pendiri pondok
pesantren, ilmu, keterampilan, wibawa, dan keahlian yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pesantren.
2.Santri
merupakan peserta didik yang belajar dan mendalami ilmu agama di pondok pesantren. Santri
terbagi menjadi dua kategori, yakni santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah santri
yang memutuskan untuk tinggal dan menetap di pondok pesantren. Sedangkan santri kalong
adalah santri yang berasal dari daerah sekitar pesantren dan pulang pergi (tidak menetap) dari
pondok pesantren.
3.Masjid
selain sebagai tempat beribadah juga merupakan manifestasi pondok pesantren. Masjid
digunakan sebagai tempat beribadah, mengaji, belajar mengajar, dan kegiatan keagamaan yang
lain.
4.Asrama
asrama dijadikan sebagai tempat tinggal santri mukim. Para santri menetap di pondok
pesantren dan meninggalkan kampung halamannya. Asrama akan memudahkan semua kegiatan
di pondok pesantren karena antara kiai, pengurus, dan santri ada di satu tempat berdekatan.
Adanya asrama ini akan membantu santri untuk belajar mandiri, toleransi, dan hidup bersosial
dengan semua bagian pondok pesantren.
Pondok pesantren memiliki tujuan yakni pada pengalaman ilmu pengetahuan yang dimiliki
supaya bermanfaat. Pondok pesantren berusaha menyatukan ilmu pengetahuan, emosional, dan
spiritual untuk membentuk karakter santri. Sebagai lembaga pendidikan islam, pondok pesantren
berusaha mencetak manusia yang tafaqquh fiddin yakni pribadi yang beriman pada allah swt,
berakhlak dan bermanfaat dalam menjalankan kehidupannya di dunia.
Sebenarnya tujuan di didirikan yaitu terbagi menjadi tujuan umum dan khusus yang di
jelaskan sebagai berikut :
1. Umum
Tujuan madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Khusus
MAN 5 Sleman sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang besar bagi kemajuan pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia ini.
Oleh karena itu madrasah telah menetapkan tujuan secara khusus untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki keunggulan dalam hal:
1. Terciptanya lulusan yang santun dan berkualitas (taqwa, terampil, unggul, dan mandiri) yang
didasari nilai-nilai agama.
2. Terciptanya lulusan yang siap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan
mampu bersaing di dunia kerja.
3. Terciptanya lulusan yang cerdas, dan mempunyai kesadaran dan tanggung jawab dalam
pengelolaan lingkungan hidup serta menjaga kelestariannya.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal, dan pendidikan merupakan salah satu aspek
pembangunan dan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan
nasional; oleh karena itu, pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan
bangsa khususnya pada upaya pengembangan sumber daya manusia.
Madrasah merupakan tempat pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama
maupun umum, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI. Madrasah berasal dari
kata Arab yang artinya tempat belajar. Madrasah didirikan karena ketidakpuasan masyarakat
dengan sistem pesantren, jadi lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan dari sistem pendidikan
pesantren dengan lama yang dimodifikasi dengan model penyelenggaraan sekolah-sekolah
umum dengan sistem klasikal. Di samping memberikan pengetahuan agama juga memberikan
pengetahuan umum. Pada masa awal berdirinya, madrasah lebih banyak mengajarkan ilmu-ilmu
agama dari pada ilmu-ilmu umum.Dalam beberapa tahun terakhir ini madrasah mencoba untuk
melakukan banyak perubahan dan pengembangan sistem pendidikan dan kelembagaan, sehingga
kepercayaan masyarakat dapat meningkat. Hal ini terlihat dengan munculnya lembaga
pendidikan Islam yang bermutu dan menjanjikan Pengembangan pendidikan Islam bukanlah hal
yang sederhana karena memerlukan adanya perencanaan secara terpadu dan menyeluruh. Untuk
itu belum semua lembaga pendidikan Islam mampu melakukan hal ini. Hanya beberapa
pemimpin saja yang mampu untuk melakukan terobosan-terobosan untuk memajukan madrasah
yang dipimpinnya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian.Pesantren muerupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam dimana di
dalamnya terjadi interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid
dnegan mengambil tempat dimajid atau dihalaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan
membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu (kitab kuning).Secara harfiah
madrasah diartikan sebagai tempat belajar bagi para pelajar atau tempat untuk memberikan
pengajaran.
Pesantren dan madrasah juga memiliki cara dan tujuan yang sama yaitu untuk memajukan
masyarakat atau orang-orang muslim yang ingin menuntut ilmu agama lebih dalam lagi,di
karenakan jaman sekarang itu banyak sekali pergaulan yang dapat merusak masa depan generasi
muuda islam.
2. Saran
Semoga makalah ini bermanfat untuk kita semua dan pembaca,apa bila terdapat kesalahan dalam
makalah ini kami minta maaf dan mohon agar mendapat bimbingan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
www.anekamakalah.com/2013/04/fungsi-manajemen-madrasah-sebagai.html
https://man5sleman.sch.id/tujuan--madrasah.html#:~:text=Tujuan%20Madrasah.
%201.%20Umum.%20Tujuan%20madrasah%20sebagai%20bagian,negara%20yang
%20demokratis%20serta%20bertanggung%20jawab.%202.%20Khusus.
https://mcashar.wordpress.com/2016/06/10/perbedaan-pesantren-madrasah-dan-sekolah/
#:~:text=Ada%20juga%20yang%20mengartikan%20Pesantren%20adalah%20suatu
%20lembaga,%28zharaf%20makan%29%20dari%20akar%20kata%20%E2%80%9C%20darasa
%20%E2%80%9C.
https://budisma.net/umum/tujuan-pendidikan-pondok-pesantren-adalah-sebagai-berikut.html