Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas Matakuliah : Masalah-Masalah Aktual dan
Inovasi Pendidikan Madrasah dan Pesantren
Disusun Oleh :
1. Ayu Nurlaela Suroya
2. Neneng Putri Nabila
3. Syamsul Ma’arif
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA TASIKMALAYA
2021 M / 1443 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur selalu senantiasa disampaikan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
materi dengan baik shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad Saw yang mana telah mengeluarkan kita dari zaman Jahiliyah kepada zaman
yang terang benderang seperti sekarang ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya berikan kepada Ibu Dr. Hj.
Ridawati, M.Ag., M.Kes. yaitu selaku dosen mata kuliah Masalah-Masalah Aktual dan
Inovasi Pendidikan Madrasah dan Pesantren yang telah memberikan pembelajaran dan
pengarahan dalam penulisan Makalah ini sehingga tertata dengan rapi.
Penulisan materi Makalah tentang Masalah Aktual dan Inovasi Pendidikan Madrasah
dan Pesantren yang berfokus pada analisis profil Pondok Pesantren KHZ. Musthafa
Sukamanah, Sukahideng dan Pesantren Terpadu Qoshrul Muhajirin ini tidak terlepas dari
kesulitan kesulitan dalam penyusunnya, namun berkat bantuan dari semua pihak penulis
serta dengan usaha yang maksimal akhirnya Makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Penulisan makalah ini Tentunya masih banyak terdapat kekurangan dari segi isi maupun
letak tulisan Untuk itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif dan membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah penyampaian dari penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
dan siapa saja dan dapat diterima sebagai suatu referensi dan gagasan yang menambah
suatu ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
3.1. Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kyai sebagai figur sentral, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran
agama Islam di bawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.
Pesantren sekarang ini merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki ciri khas
tersendiri. Lembaga pesantren ini sebagai lembaga Islam tertua dalam sejarah Indonesia yang
memiliki peran besar dalam proses keberlanjutan pendidikan nasional. KH. Abdurrahman
Wahid, mendefinisikan pesantren secara teknis, pesantren adalah tempat di mana santri
tinggal. Definisi di atas menunjukkan betapa pentingnya pesantren sebagai sebuah totalitas
lingkungan pendidikan dalam makna dan nuansanya secara menyeluruh. Pesantren bisa juga
dikatakan sebagai laboratorium kehidupan, tempat para santri belajar hidup dan
bermasyarakat dalam berbagai segi dan aspeknya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memahami arti berjihad secara benar dalam Islam (Risdiana, 2016).
Visi pesantren yakni pribadi muslim yang ber-akhlaq al-Karimah dan ilmiah
berlandaskan Aqidah Ahlussunnah Wal Jamā’ah. Adapun misinya : Pertama, memiliki
ilmu pengetahuan dan ber-akhlaq al-Karimah. Kedua, menanamkan kecintaan terhadap
ilmu dan amal. Ketiga, bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajiban. Keempat,
mempunyai kepribadian dan tidak suka memperlihatkan keprihatinan. Kelima, berpola
hidup yang mandiri dan sederhana. Keenam, melatih pemikiran jauh ke depan dan
membawa perubahan ke arah positif. (Brosur Pondok Pesantren KH. Zainal Musthafa
Sukamanah, 2017). Sedangkan tujuan pesantren yakni : Pertama, mencetak dan
memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Kedua, menumbuh suburkan iman dan
takwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, meraih prestasi akademik dan
non-akademik sehingga menempatkan Pondok Pesantren KH. Zainal Musthafa
Sukamanah unggul dalam prestasi. Keempat, memiliki personalia dan tenaga
kepegawaian yang profesional dalam pengelolaan dan menyenangkan dalam layanan.
Kelima, memberi bekal kemampuan dan kecakapan kepada para santri untuk terjun di
masyarakat sesuai dengan hasil sinergi pemerintah, orang tua, dan masyarakat (“Profil
Pondok Pesantren KH. Zainal Musthafa Sukamanah Tasikmalaya,” 2015).
4
kegiatan formal pesantren, para santri juga difasilitasi untuk mengembangkan bakat
dalam bidang olah-raga, seni seperti volley ball, sepak bola, tenis meja, bulu tangkis,
senam santri, dan seni bela diri (Brosur Pondok Pesantren KH. Zainal Musthafa
Sukamanah, 2017).
Adapun daftar nama kitab yang dipelajari berdasarkan tingkatan sebagai berikut:
5
2.2. Pondok Pesantren KHZ. Musthafa Sukahideng
2.2.1. Sejarah Berdiri Pondok Pesantren
Sepulangnya dari menuntut ilmu, pada tahun 1922 M. KHZ. Muhsin mendirikan
Pesantren di Kampung Bageur yang bernama Pesantren Sukahideng. Beliau diberi
sebidang tanah wakaf untuk dijadikan Masjid dan sarana berdakwah karena pada saat
itu masyarakat kampung Bageur masih berada dalam kegelapan Khurafat Jahiliyah dan
jauh dari pendidikan agama Islam. Jangankan masalah fiqih, masalah aqidah pun
mereka tidak tahu, bahkan kebanyakan mereka masih memperdalam ilmu kesaktian
dan yang paling mendominasi corak kehidupan masyarakat pada saat itu adalah ajaran-
ajaran Hindu. Selain di kampung Bageur beliaupun berdakwah ke kampung-kampung
lain, baik di lingkungan desa Sukarapih maupun di luar desa, sehingga lama kelamaan
semakin banyak orang yang ingin belajar agama Islam dari berbagai daerah di Pulau
Jawa. Semua ini yang melatar belakangi usaha beliau untuk mendirikan Pondok
Pesantren sebagai sarana untuk pemondokan bagi Santri yang sedang belajar agama.
Sementara itu perjalanan dakwah beliau ke kampung-kampung membuat beliau
menikahi dua orang istri lainnya, yang masing-masing berasal dari kampung Lembur
Sumur (Cibalanarik) dan Kadacang. Beliau melakukan hal itu, karena beliau sering
berkeliling ketempat tersebut untuk kepentingan berdakwah.
6
Pada tahun 1938 KH. Zenal Muhsin Wafat. Saat itu anak sulung beliau yaitu
KH.A. Wahab Muhsin masih berusia 17 tahun, maka kepengurusan Pesantren dipimpin
oleh salah seorang menantu KH. Zenal Muhsin yaitu KH. Yahya Bahtiar Afandi
sampai dengan tahun 1945. Dan dari tahun 1945 sampai dengan 2000 M. yang
memimpin Pusaka peninggalan ini adalah putra sulungnya yaitu KH.A. Wahab Muhsin
Rohimahulloh. Sepeninggal ayahnya, beliau mendidik adik-adiknya (KH. Ambari
Muhsin, Siti Rukayah (Gayah), KH. Fuad Muhsin, Siti Maesaroh, Siti Rumaya dan
KH. Moh. Syihabuddin Muhsin) menggantikan ayahnya yang sudah wafat, hingga
berfungsi ganda sebagai guru dan sekaligus orang tua bagi adik-adiknya. Beliau
mencurahkan seluruh hidupnya dalam mengelola dan memperbaharui Pesantren ini,
baik dalam sistem, materi pelajaran dan metoda, sehingga Pesantren ini maju dengan
perlahan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, hingga melahirkan alumni yang
banyak tersebar berkiprah diberbagai intansi dan perguruan tinggi, baik perguruan
tinggi islam maupun perguruan tinggi umum.
Mulai dari tahun 1989 M. KH. A. Wahab Muhsin sakit, maka kepemimpinannya
dilimpahkan kepada adik beliau yang keenam yaitu KH. Moh. Syihabuddin Muhsin
yang dibantu oleh putra dan menantunya. Pada bulan Januari 2007 KH. Moh.
Syihabuddin Muhsin Wafat, maka kepemimpinan Pondok Pesantren Sukahideng
diteruskan oleh putra sulung KH. Wahab Mushsin yaitu Dr. KH. T. Fuad Wahab
sampai sekarang. Setelah beberapa tahun Pesantren Sukahideng berdiri, Udaemi yang
sudah berubah nama menjadi Zenal Musthafa kembali ke kampung halaman, seperti
yang sudah disebutkan, beliaupun sama diberi tanah wakaf oleh Hj. Juariyah untuk
mendirikan Pesantren di Kampung Cikembang yang kemudian nama kampung tersebut
berubah nama sesuai dengan nama Pesantren yang sekarang kita kenal dengan
Pesantren Sukamanah yang berdiri tahun 1927. Pada tanggal 25 Februari 1944 M.
bertepatan dengan tanggal 1 Rabiul Awal 1365 H. KHZ. Musthafa mengadakan
perlawanan terhadap pemerintahan Pasisme Jepang, kemudian beliau ditangkap oleh
serdadu Jepang. Sepeninggal KHZ. Musthafa, Pesantren Sukamanah mengalami masa
fatrah (masa kosong), kemudian KH. A. Wahab Muhsin menyuruh adiknya yang
keempat KH. Fuad Muhsin yang menikah dengan putri KHZ. Musthafa untuk mengisi
kefatrahan Pesantren tersebut dan meneruskan perjuangan KHZ. Musthafa dalam
bidang Pendidikan
7
A. Visi
Kajian nilai-nilai islam untuk dijadikan standar bagi langkah-langkah dalam
kehidupan sehari-hari serta da’wah dan amar ma’ruf dan nahyil mungkar berdasarkan
firman Alloh surat At-Taubah ayat 122 dan Ali Imron ayat 104.
B. Misi
Membentuk santri-santri yang mempunyai kepribadian seperti santri-santri
Rosululloh Saw. yang diasramakan, sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Qur’an
surta Al-Baqoroh ayat 273:
1. Mempunyai pola hidup sederhana
2. Mempersiapkan diri untuk bisa mempromosikan konsep Alloh Swt. agar menjadi
konsep yang paling bermartabat
3. Tidak meninggalkan kewajiban dan tanggung jawab demi mencari kesenangan diri
4. Tidak memperlihatkan keprihatinan dan kekurangan diri di dalam masalah
duniawi karena mempunyai harga diri
5. Punya khas kepribadian tersendiri
6. Hidup mandiri, tidak tergantung kepada orang lain
Kemudian pada saat ini pengkelasan sudah mulai tertata dengan baik,
Pengkelasan dilakukan berdasarkan kemampuan dan sebelum pengkelasan dilakukan,
terlebih dahulu diadakan test untuk mengetahui kemampuan santri yang akan belajar di
Pesantren. Sampai saat ini sistem yang digunakan adalah sistem classical, di mana
santri ditempatkan pada kelas tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimilikinya (tidak berdasarkan tingkatan sekolah) yang diukur melalui Test Klasifikasi
8
bagi santri baru, yang dilaksanakan di awal tahun pelajaran. Kegiatan Evaluasi Hasil
Belajar dalam satu tahun akademik dilaksanakan 4 kali; berupa : ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, baik pada semester ganjil dan semester genap yang
masing-masing meliputi ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, pada
Semester Ganjil dan Semester Genap.
Desa : Sukarapih
Kecamatan : Sukarame
9
Kabupaten : Tasikmalaya
Pengasuh :
Santri yang tidak daiasramakan : Laki-laki 278 orang Perempuan 192 orang
10
2.3. Pondok Pesantren Terpadu Qoshrul Muhajirin
Berawal dari niat yang tulus dan keinginan yang kuat, dengan modal keyakinan
kepada Alloh SWT dan do’a restu dari kedua orang tuanya K.H. Iing Syihabuddin
Muslih & Hj. Imas Syarifah Ch rohimahumalloohu di pesantren Cintawana
Tasikmalaya, K.H. Zamzam Imadudin, Lc., M.Pd. bertekad untuk mencetak Da’i
generasi qurani yang berakhlaqul karimah, memiliki iman yang kuat, berimtaq dan
beriptek serta siap untuk memimpin bangsa. Beliau mulai merintis lembaga pendidikan
TKIT Active Learning School pada tanggal 22 Rojab 1428 H / 1 Juli 2007 M
sepulangnya dari tholabul ‘ilmi di Ummul Quro University Makkah KSA.
Berjalan sekitar dua tahun, beliau didampingi istrinya tercinta Hj. Euis Rodiah,
M.Pd.I. mengembangkan kembali lembaga pendidikan dengan mendirikan SDIT Full
Day School pada tanggal 8 Rojab 1430 H / 1 Juli 2009 M.
Alumni jurusan Al I’jazul ‘ilmi fil Qurani was Sunnah – Al Iman University
Sana’a Yaman ini menyatakan bahwa dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat
kepada lembaga Qoshrul Muhajirin, beliau berkomitmen untuk selalu menjaga amanah
tersebut salah satunya dengan mendirikan sekolah berbasis pesantren, maka pada
tanggal 14 Romadhon 1436 H / 1 Juli 2015 M berdirilah “Pesantren Terpadu Qoshrul
Muhajirin” yang diawali dengan mendirikan SMPIT Boarding School dengan ciri
khasnya yaitu wajib mondok dengan sistem satuan terpisah antara putera & puteri dan
memadukan empat kurikulum (Kur. Nas – Kur. Tahfidz – Kur. Salafiyah – Kur.
Modern).
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, I., Aspiranti, T., & Purnamasari, P. (2015). The Impact of the Values of
Islamic Religiosity to Islamic Job Satisfaction in Tasikmalaya West Java,
Indonesia, Industrial Centre. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
211(September), 984–991. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.131
Darnela, L. (2015). Tinjauan Sistem Hukum dalam Penerapan Peraturan Daerah ( Perda )
Syari ‟ah di Tasikmalaya. Asy-Syir’ah : Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 49(1),
259–285.
Film Asy-Syahid KH. Zainal Musthafa. (2018). Retrieved February 24, 2019, from
https://www.pstkhzmusthafa.or.id/film-asy-sahid-kh-zainal-musthafa/
Gazali, H., & Malik, A. (2009). Pesantren and The Freedom of Thinking : Study of
Ma„ had Aly Pesantren Sukorejo Situbondo, East Java, Indonesia. Al-Jami’ah,
47(2), 295.
Haki, N., & Suhartono. (2004). Perubahan Sosial Pesantren di Tasikmalaya Pada
Paruh Pertama Abad Ke-20 (1905-1950). Jurnal Humanika, 17(3), 341–354.
Hidayat, S. (1996). Kisah Nyata Sebelum dan Sesudah Indonesia Merdeka Riwayat
Perjuangan Dari Pemberontakan Sukamanah Sampai Prajurit Sapta Marga.
Tasikmalaya: Dinas Dikbud SLTP KHZ Musthafa.
13
Hidayat, T. (2019a). Dokumentasi Kohkol Peninggalan Pondok Pesantren
Sukamanah Zaman KH. Zainal Musthafa. Bandung.
Hidayat, T. (2019b). Dokumentasi Sorban KH. Zainal Musthafa dan 2 Pedang Bambu.
Bandung.
Hidayat, T., & Asyafah, A. (2018). Paradigma Islam Dalam Metodologi Penelitian
dan Implikasinya Terhadap Penelitian Pendidikan Agama Islam. Tadrib, IV(2),
225–245. https://doi.org/https://doi.org/10.19109/tadrib.v4i2.2507
Hidayat, T., Rizal, A. S., & Fahrudin. (2018). Peran Pondok Pesantren Sebagai
Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Ta’dib : Jurnal Pendidikan Islam,
VII(2), 1–15. Retrieved from
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4117/2485
Husni, M. (2015). Kondisi Umat Islam Masa Penjajahan Jepang. Jurnal Rihlah, III(1),
60–67.
Maulida, A. (2016). Dinamika dan Peran Pondok Pesantren Dalam Pendidikan Islam
Sejak Era Kolonialisme Hingga Masa Kini. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan
Islam, 05, 1295– 1309.
Muhsin, F. (2010). Sekilas Riwayat Hidup dan Perjuangan Pahlawan Nasional Asy-
Syahid KH. Zainal Musthafa. Tasikmalaya: Pondok Pesantren Sukamanah
Tasikmalaya.
14