Disusun oleh
Kelompok 1 : Muhammad Hasanudin 1212020161
Muhammad Zidan Kurniawan 1212020169
Mulan Nabilah Sa’diyah 1212020170
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Penyusun
DAFTAR ISI
Table of Contents
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 1
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2
4. Apa saja ciri-ciri pesantren?
5. Bagaimana metode pengajaran dan pembelajaran di pesantren?
6. Apa yanga menjadi tujuan pendidikan di pesantren?
7. Bagaiman integrasi pendidikan pesantren dan pendidikan formal?
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dhofier, Zamaksyari, Dr. H.M.A. Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
LP3ES. Jakarta, 1982
2
Dhofier, Zamaksyari, Dr. H.M.A. Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
LP3ES. Jakarta, 1982
3
Sayyid, M. 2005. Pesantren dan Madrasah : Sekolah Islam di Asia Tenggara. Institut Studi Asia
Tenggara.
4
pesantren membantu menjaga dan mengembangkan pemahaman islam yang
benar dikalangan masyarakat muslim.4
2. Karakter dan Moral
Pondok pesantren juga memiliki peran dalam pembentukan karakter dan
moral para santrinya. Selain aspek akademis, pendidikan karakter, etika, dan
adab islam diajarkan kepada santri. Dengan pembentukan karakter dan
moral santri inilah dapat membantu menciptakan generasi muda yang
berakhlak baik, bertanggung jawab, dan berprinsip dalam menjalani
kehidupannya.
3. Pemberdayaan Masyarakat dan Simpul Budaya
Pondok pesantren sering berperan sebagai pusat dari kegiatan sosial dan
budaya di lingkungan sekitarnya. Mereka dapat mengorganisir berbagai
program yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti pelatihan keterampilan,
pelayanan kesehatan, dan kegiatan bakti sosial lainnya.
4. Menjaga keberagaman
Pondok pesantren juga sering menerima santri-santri dengan berbagai
macam latar bekang etnis dan budaya. Dengan menjaga keberagaman
tersebut, peran dari pondok pesantren berupaya untuk membantu menjaga
dan memperkuat toleransi dan keragaman di kalangan masyarakat.
4
Nata, A, 2018. Tradisi Pesantren dan Perkembangan Sosial di Indonesia. Al-Jami’ah: Jurnal
Kajian Islam, 56(2). Hlm. 347-372.
5
perpustakaan sebagai fasilitas peminjaman dari berbagai buku-buku
pelajaran hingga kitab, lalu terdapat rumah yang dihuni oleh para kyai,
ustadz dan ustadzah. Dan terdapat fasilitas dapur umum yang dapat
digunakan oleh para santrinya.5
Adapun beberapa karakteristik pesantren secara umum, yakni:
a. Pondok pesantren tidak mengganakan batasan umur bagi santri-
santrinya.
b. Pondok pesantren sebagai sentral peribadatan dan pendidikan islam,
c. Pengajaran kitab-kitab islam klasik.
d. Santri sebagai peserta didik.
e. Kyai ataupun ustadz/ustadzah sebagai pemimpin dan pengajar di
pondok pesantren.
2. Ciri-Ciri Pondok Pesantren
Pondok pesantren memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya sebagai
berikut6:
a. Memiliki Kyai
Salah satu ciri dari suatu pondok pesantren adalah adanya Kyai
atau Ajengan (atau sebutan lainnya), yang menjadi tokoh utama pada
umumnya kyai atau ajengan memiliki berbagai keahlian dan kedalaman
ilmu pada bidang keislaman dan juga penguasaaan bahasa Arab yang
mumpuni baik dalam penguasaan bahasa secara gramatikal, dalam hal
nahwu maupun ilmu Shorof. Para kyai tersebut juga pada umumnya
merupakan alumni suatu pondok pesantren.
b. Terdapat santri mukim
Santri mukim adalah santri yang tinggal dengan tujuan untuk
menuntut ilmu yang menenpati fasilitas yang telah disediakan oleh
pondok pesantren yang formal ataupun informal.
5
Departemen agama RI direktorat jenderal kelembagaan agama islam, pondok pesantren dan
madrasah diniyah (Jakarta: 2003)
6
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994)
6
Namun kemenag menggaris bataskan bagi satri yang ingin
bermukim minimal 15 orang santri yang hal tersebut merupakan salah
satu syarat agar pondok pesantren mendapatkan izin operasional.
c. Asrama santri
Dengan keberadaan santri mukim yang hendak menuntut ilmu,
maka pada umumnya di setiap pondok pesantren menyediakan fasilitas
yang disebut sebagai asrama santri atau tempat tinggal para santri yang
hendak bermukim. Kamar santri juga seringkali disebut dengan nama
‘kobong’.7
d. Masjid atau Musholla
Salah satu ciri yang paling utama dari sebuah pondok pesantren
adalah dengan adanya fasilitas masjid atau musholla. Fasilitas masjid
tersebut dibangun dengan tujuan untuk dijadikan tempat sholat dan
mengaji para santri dan warga pondok pesantren. Selain masjid atau
musholla, terdapat juga pondok pesantren yang memiliki aula yang
dapat digunakan oleh warga pondok pesantren dan dapat difungsikan
sebagai tempat menimba ilmu, ataupun sholat dan mengaji para santri.
e. Kajian Kitab
Pada setiap pondok pesantren pasti memiliki kajian kitab
tersendiri, mulai dari kajian kitab Al-Qur’an, kitab kuning, ataupun
kitab putih. Kegiatan kajian kitab pada setiap pondok pesantren tentu
berbagai macam kajian yang sudah ditentukan oleh pondok pesantren.
7
https://pontren.com/2022/10/02/ciri-ciri-pondok-pesantren/
7
baik, dan penguasaan keterampilan yang praktis.8 Berikut adalah beberapa
metode yang pada umumnya digunakan oleh pesantren di Indonesia, yaitu9:
a. Sorogan
Sorogan berasal dari bahasa jawa, yaitu kata sorog yang artinya
menyodorkan kitabnya dihadapan kyai atau pembantunya (badal, asisten
kyai). Sistem sorogan ini termasuk belajar secara individual, yaitu terjadi
interaksi saling mengenal diantara seorang santri dan berhadapan dengan
seorang guru.
Pembelajaran dengan sistem sorogan biasanya diselenggarakan pada
ruang tertentu. Inti dari metode sorogan ini adalah berlangsungnya proses
pembelajaran secara langsung atau face to face antara kyai dan santri.
b. Wetonan / Bandongan
Metode wetonan atau bandongan ini merupakan metode kuliah, dimana
para santri mengikuti pembelajaran dengan duduk disekeliling kyai yang
menerangkan pelajaran, para santri menyimak kitabnya masing-masing dan
membuat catatan didalamnya sebagaimana yang disampaikan oleh kyai
tersebut. Adapun istilah wetonan dalam provinsi jawa barat disebut sebagai
bandongan.
c. Musyawarah / Bashul Masail
Metode bashul masail atau dalam istilah lain bahtsul masa’il merupakan
metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar.
Pada metode ini Para santri dengan jumlah tertentu membentuk kelompok
halaqah yang dipimpin langsung oleh kyai atau ustadz, atau mungkin juga
oleh seniornya. Dalam metode bahsul masail ini bertujuan untuk membahas
atau mengkaji suatu persoalan yang telah ditentukan sebelumnya.
8
Haidar Putra Daulai, Sejarah Pertumbuhan Dan Pembaruan Pendidikan Islam diIndonesia
(Cet.II; jakarta; kencana prenada media group, 2007)
9
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/metode-pembelajaran-di-pesantren-1-2/
8
E. Tujuan Pendidikan Pesantren
10
Awanis, A. (2018). SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN. Cakrawala Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam Dan Studi Sosial, 2(2), 57-74.
11
Karimah, Ummah. 2018. Pondok Pesantren dan Pendidikan Relevansinya dalam Tujuan
Pendidikan. Jurnal ilmu-ilmu Al-Qur’an, Hadits, Syari’ah, dan Tarbiyah. 149.
12
M. A. Usmani, “An Introduction to Islamic Law”. 2002
9
Para santri diharapkan mampu memahami dan mengamalkan nilai-
nilai ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pergaulan
sosial, etika bisnis, dan keluarga.
b. Mempersiapkan penerus ulama dan pemimpin agama
Pesantren berfungsi sebagai tempat pembinaan calon ulama dan
pemimpin agama yang kompeten dan berkomitmen.
c. Memelihara warisan budaya islam
Pesantren juga berperan dalam memelihara dan mengembangkan
warisan budaya islam, seperti seni, sastra, dan tradisi-tradisi keislaman.
Dasar hukum islam yang mendukung tujuan pendidikan pesantren
melibatkan berbagai ayat dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang
menekankan pentingnya pendidikan agama dan pengambangan karakter islami13,
seperti dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Mujadilah (58) ayat
11,
َ ْ َ َ ْ ُ َ ُه َ َْ ْ ُ َ ْ َ ٰ َْ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
يايها ال ِذين امنوْٓا ِاذا ِقيل لكم تفسحوا ِفى المج ِل ِس فافسحوا يفس ِح اّٰلل لكمْۚ واِ ذا ِقيل
َ ُْ َ َْ َ َُ ه ٰ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ ْ ُ ْ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ ُ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ه
انشزوا فانشزوا يرف ِع اّٰلل ال ِذين امنوا ِمنكمْۙ وال ِذين اوتوا ال ِعلم درجتٍۗ واّٰلل ِبما تعملون
َ
١١ خ ِب ْي ٌر
13
Syed Muhammad Naquib al-Attas. The Concept of Education in Islam: A Framework for an
Islamic Philosophy of Education. 1980
10
F. Integrasi Pendidikan Pesantren dengan Pendidikan Formal
1. Tujuan integrasi:
a. Menerapkan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menghasilkan lulusan yang komprehensif.
c. Melestarikan presantren sebagai institusi pendidikan tradisional dan
memadukannya dengan pendidikan modern.
2. Cara integrasi pendidikan pesantren dengan pendidikan formal15:
a. Pengakuan Formal pesantren
Pemerintah mengakui pesantren sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional. Hal ini termasuk penyesuaian kurikulum pesantren
dengan standar pendidikan formal.
b. Pendekatan Kurikulum Terpadu
Mengintegrasikan kurikulum pesantren dengan mata pelajaran
pendidikan formal, sehingga siswa dapat mengikuti kedua jenis
pendidikan dengan seimbang.
c. Pelatihan Guru pesantren
Melakukan pelatihan kepada guru pesantren agar dapat mengajar
pelajaran formal dan memahami metode pendidikan modern.
d. Monitoring dan Evaluasi
14
Abdullah, M.A. (2017). Mengintegrasikan ke dalam Pendidikan Formal di Indonesia:
Tantangan dan Peluang. Jurnal Internasional Pendidikan dan Penelitian, 5(7), 163-172
15
Suherman, A., & Suryadi, D. 2020. Integrasi Pendidikan Pesantren dengan Sistem Pendidikan
Nasional di Indonesia: Tantangan dan Solusinya. Jurnal Internasional Pendidikan Islam,4(1).
Hlm.23-40.
11
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap hasil pembelajaran siswa
baik di pesantren maupun di sekolah formal.
16
Arifin, Z. 2018. Peran Pesantren dalam Integrasi Pendidikan Islam dan Formal di Indonesia.
Al-Turas, 24(7). Hl.17-32
12
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
13
penting untuk menjaga keberlanjutan dan relevansi pesantren dalam
membentuk generasi Muslim yang berkualitas.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15