Disusun Oleh:
Nurhamimah
Alhamdulillah segala puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena hanya
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam senantiasa tersanjungkan kepada ruh
Rasulullah SAW beserta keluarga sahabat dan pengikut-pengikutnya yang telah
membawa kita dari alam yang gelap gulita kepada alam yang terang benderang yaitu
Islam, semoga kita mendapatkan syafaatnya jua di Yaumil Akhir.
Penulisan makalah ini guna melengkapi atau memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Multikulturan yang berjudul “kebijakan pendidikan di pesantren”.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis dengan ikhlas menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
khususnya kepada dosen Mata Kuliah “kebijakan pendidikan”,. Sebagai manusia
biasa yang tak lepas dari kekhilafan, demi perbaikan makalah ini selalu di harapkan
kritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini bermafaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Akhirul kalam semoga segala usaha kita dalam peningkatan mutu pendidikan
mendapat ridho dari Allah SWT, Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesipulan ......................................................................................................20
B. Saran .............................................................................................................20
Daftar Pustaka..........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu lembaga pendidikan yang turut mengalami perubahan dengan adanya
perubahan kebijakan pemerintah adalah Pondok Pesantren. Dari segi historisnya pondok
pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pendidikan agama Islam
pada saat itu mulanya berbasis di pesantren sebagai tempat pembinaan umat
Maka dalam makalah ini akan dibahas tentang pondok pesantren, mulai dari
pengertian, tujuan, bagaimana karakteristik pondok pesantren, tipologi atau model-
model pondok pesantren dan juga dibahas pula tentang sistem pendidikan yang ada
dipondok pesantren. Sehingga masyarakat mengenal betul tentang pondok pesantren,
dan tidak lagi menganggap sebelah mata tentang pondok pesantren.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah diatas, maka makah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
Berbicara tentang pondok pesantren, tidak bisa terlepas dari sejarah masuknya
Islam di Jawa. Salah satu upaya penyebaran agama Islam kepada masyarakat Jawa
adalah melalui jalur pendidikan. Lembaga pendidikan Islam yang didirikan pada masa
awal penyebaran Islam merupakanprototype dari sistem pendidikan pesantren.
B. Asal-usul Pesantren
Pesantren yang merupakan “Bapak” dari pendidikan islam di indonesia,
didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuha zaman. Hal ini bisa dilihat dari
perjalanan sejarah, dimana bila dirunut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan
Ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader Ulama atau Da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “ Tempat Belajar Para
Santri “. Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat
dari bambu. Disamping itu kata “Pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang berarti “Hotel atau Asrama”.[4]
Kelangsungan hidup suatu pesantren amat tergantung kepada daya tarik tokoh
sentral (Kiai atau Guru) yang memimpin, menuruskan atau mewarisinya. jika pewaris
menguasi sepenuhnya baik pengetahuan agama, wibawa, ketermpilan mengajar dan
kekayaan lainnya yang diperlukan. Sebaliknya pesantren akan menjadi mundur atau
hilang, jika pewaris atau keturunan Kiai yang mewarisinya tidak memenuhi persyaratan.
Jadi seorang figur pesantren memang sangat menentukan dan benar-benar diperlukan.
Biasanya santri yang telah menyelesaikan dan diakui telah tamat, diberi izin oleh
Kiai untuk membuka dan mendirikan pesantren baru didaerah asalnya. Dengan cara
demikian pesantren-pesantren berkembang diberbagai daerah terutama pedesaan dan
pesantren asal dianggap sebagai pesantren induknya.
Sementara itu yang menjadi cirri khas pesantreen dan sekaligus menujukan
unsure-unsur pokoknya, yang memebedakannya dengan lembagapendidikan lainnya,
yaitu :
a. Pondok
Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya,. Adanya pondok sebagai
tempat tingggal bersama anatara kiai dengan para santrinya dan bekerjas sama untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehaari-hari, merupakan pembe da dengan lembaga
pendidikan yang belangsung di mesjid atau langgar.
b. Adanya Mesjid
5 Amin Rais, Cakrawala Islam, Antara Cita Dan Fakta,Mizan, Bandung, 1989, Hal.162
Sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Mesjid yang merupakan
unsure pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi sebagai tempat unuk
melakukan sholat berjama’ah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagia tempat belajar-
mengajaar.
c. Santri
Merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, biasanya terdiri dari dua
kelompok, yaitu :
Santri Mukim Ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap
dalam pondok pesantren.
Santri Kalong Ialah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar
pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang
kerumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di peantren.
d. Kiai
Sorongan, disbut juga sebagai cara mengajar perkepala yaitu setiap santri
mendapat kesempatan tersendiri untuk memperoleh pembelajaran seara langsung dari
Kiai. Dengan cara sorongan ini, pelajaran diberikan oleh pembantu Kiai yang disebut
“Badal”. Mula-mula Badal tersebut membacakan matan kitab yang tertulis dalam
bahasa arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata kedalam bahasa daerah, dan
menerangkan maksudnya, setelah itu santri disuruh membaca dan mengulangi pelajaran
tersebut satu persatu, sehingga setiap santri menguasinya.
Metode Bendungan atau Halqah dan sering juga disebut Wetonan, para santri
duduk disekitar kiai dengan membentuk lingkaran, dengan cara bendungan ini kiai
mangajarkan kitab tertentu pada sekelompok santri. Karena itu metode ini biasa juga
dikatakan sebagai proses belajar mengaji secara kolektif. Dimana baik kiai maupun
santri dalam halaqah tersebut memegang kitab masing-masing. Kiai membacakan teks
kitab, kemudian menerjemahkannya kata demi kata, dan menerangkan maksudnya.
Santri menyimak kitabnya amasing-masing dac mendengarkan dengan seksama
terjemahan dan penjelasan-penjelasan kiai. Kemudian santri mengulang dan
mempelajari kembali secar sendiri-sendiri.
1. Tujuan Khusus
Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang ‘alim dalam ilmu agama
yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.
2. Tujuan Umum
Yakni membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam
yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar
dan melalui ilmu dan amalnya.[7]
a) Adanya kiai
b) Adanya santri
c) Adanya masjid
d) Adanya pondok atau asrama
Dalam penjelasan lain juga dijelaskan tentang ciri-ciri pesantren dan juga
pendidikan yang ada didalamnya, maka ciri-cirinya adalah
Dengan adanya tranformasi, baik kultur, sistem dan nilai yang ada di pondok
pesantren, maka kini pondok pesantren yang dikenal dengan salafiyah (kuno) kini telah
berubah menjadi khalafiyah (modern). Transformasi tersebut sebagai jawaban atas
kritik-kritik yang diberikan pada pesantren dalam arus transformasi ini, sehingga dalam
sistem dan kultur pesantren terjadi perubahan yang drastis, misalnya
Sedangkan menurut Mas’ud dkk ada beberapa tipologi atau model pondok
pesantren yaitu
Adapun metode hafalan berlangsung dimana santri menghafal teks atau kalimat
tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Materi hafalan biasanya dalam bentuk syair atau
nazham. Sebagai pelengkap metode hafalan sangat efektif untuk memelihara daya ingat
(memorizing) santri terhadap materi yang dipelajarinya, karena dapat dilakukan baik
didalan maupun diluar kelas.14
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman kini pondok pesantren banyak yang
menggunakan sistem klasikal, dimana ilmu yang dipelajari tidak hanya agama saja,
melainkan ilmu umum juga dipelajari.
1. Dasar Social Psychologist
2. Dasar Yuridis / Hukum
Pasal 39 ayat 2 dinyatakan, isi kurikulum setiap jenis dan jalur serta jenjang
pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan Agama dan pendidikan
kewarganegaraan. Sehubungan dengan hal tersebut pendidikan pondok pesantren
merupakan bagian dasar dan inti dari kurikulum nasional, dengan demikian juga
merupakan perpaduan dalam sistem pendidikan nasional.
Gerakan reformasi tahun 1998 juga menuntut adanya reformasi dalam bidang
pendidikan. Tuntutan reformasi tersebut dipenuhi oleh DPR bersama Pemerintah untuk
penyempurnaan dari Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989,
maka ditetapkanlah UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pada tanggal 11 Juni 2003.[12]
Pasal 1 ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada pasal 1 ayat 1 dan 2 dan 16 diatas sangat jelas bahwa pendidikan,
pendidikan nasional dan pendidikan berbasis masyarakat berakar dan bersumber pada
pengembangan agama yang kesemuanya menjadi tradisi dan kebudayan dalam pondok
pesantren yang merupakan pendidikan berbasis masyarakat.
Tujuan ini dapat tercapai melaui pendidikan kegamaan yang maksimal, maka
pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang dapat mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan yang dimaksud.
Pasal 30, khusus menyangkut pendidikan keagamaan yang terdiri dari 5 ayat dan
salah satu ayatnya yaitu ayat 4 secara eksplisit menyebutkan lembaga pesantren sebagai
bahagian dari pendidikan nasional yaitu: Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan
diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera dan bentuk lain yang sejenis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakteristik pondok pesantren adalah ada kyai, santri, masjid, dan asrama.
Tipologi pondok pesantren yaitu Pesantren Salafi , Pesantren Khalafi ,Pesantren Kilat ,
dan Pesantren terintegrasi.
B. Saran-saran
Amien Rais M.Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan. 1989.
Arifin HM.Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta:Bumi Aksara. 1991.
Pustaka. 2003.
Rais Amin, Cakrawala Islam, Antara Cita Dan Fakta,Mizan, Bandung, 1989.