Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN

“MAKALAH”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampuh: Dr. Mu’awanah. M.Pd.

Oleh;

1. Ivan Luthfi Amirudin (22501010)

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA
INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dipanjatkan kehadirat Allah Swt karena telah memberikan


anugerah berupa rahmat-Nya serta sholawat terpanjat kepada Nabi Muhammad Saw.
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah “SEJARAH PENDIDIKAN
ISLAM”.

Makalah bertema “PENDIDIKAN PESANTREN” disusun untuk memenuhi


salah satu tugas matakuliah semester dua dalam program PASCASARJANA IAIN
Kediri

penulis memohon maaf jika terdapat kekeliruan maupun kekurangan baik


secara penulisan, materi dan penyampaian didepan kelas, penulis sangat mengarapkan
kritikan dan saran untuk memperbaiki makalah ini kedepannya. Penulis berharap
mekalah ini memiliki manfaat kepada pembaca

Kediri, 29 Maret 2023

Ivan luthfi Amirudin

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Topik dan Bahasa .......................................................................................................... 2

C. Tujuan penulisan ........................................................................................................... 2

BAB II....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

A. Pengertian pendidikan pesantren .................................................................................. 3

B. Sejarah perkembangan pesantren .................................................................................. 4

C. Karaktristik dan unsur-unsur pendidikan pesantren ...................................................... 8

D. Pembaharuan sistem pendidikan Islam di pesantren................................................... 12

BAB III ................................................................................................................................... 16

PENUTUP .............................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki pemeluk agama Islam dengan kuantitas tinggi
bahkan menjadi mayoritas agama yang dianut masyarakat-nya. Hal tersebut
mempengaruhi model sistem pendidikan yang unik dan menjadi salah satu
sistem pendidikan yang digandrungi oleh khususnya masyarakat pemeluk
Islam yaitu pesantren. Model pendidikan tersebut sangat langka kita temui di
negara-negara lain. Pesantren di namakan unik dan khas karena apa yang ada
dipesantren sulit ditemui pada lembaga pendidikan umum lainnya. Seperti
dalam pesantren ada seorang Kyai dan Bunyai sebagai pimpinan dan guru
utama, seorang guru disebut dengan panggilan Ustadz (guru laki-laki) dan
Ustadza (guru perempuan), peserta didik di pesantren dinamakan santriwan
(laki-laki) dan santriwati (perempuan), Pondok sebagai tempat tinggal, Kitab
Kuning, Masjid, dan metode belajar yang khas pesantren. Menurut Amir yang
dikutip Adnan mengatakan bahwa pesantren merupakan model pendidikan
asli Indonesia.1
Adanya lembaga pesantren di Indonesia berawal dari perkembangan
agama Islam yang dibawah saudagar di Nusantara sejak zaman kerjaan Hindu
Buddha. Seiring dengan minat masyarakat yang semangat untuk belajar
tentang agama Islam maka mulai itulah pesantren mulai berdiri dan meluas di
nusantara. Kemudian tokoh penyembar Islam, seperti para Walisangga sangat
mempunyai peran yang penting dalam perkembangan pesantren di Indonesia.2
Berkembang dan tumbuh pesatnya tidak lepas atas pengaruh masyarakatyang
berprofesi sebagai Kyai, Bunyai, santri, bahkan ustadz-ustadza yang mengajar

1
Adnan Mahdi, “Sejarah Dan Peran Pesantren Dalam Pendidikan Di Indonesia,” Jurnal Islamic
Review 2, no. 1 (April 2013): 2.
2
Aisatun Nurhayati, “Literatur Keislaman Dalam Konteks Pesantren,” Pustakaloka 5, no. 1 (2013):
106.

1
di pesnatren tersebut. Pesantren adalah lembaga yang berdiri sendiri karena
semua kegiatan dalam pesantren tidak lepas dari pimpinan pesantren yaitu
seorang kyai, semua keputusan tertinggi berada dibeliau.3
Berdasarkan penjelasan diatas maka makalah ini akan membahas sejarah
singkat dan perkembangnya lembaga pesantren, karakteristik, dan
pembaharuan yang diakukan oleh lembaga pesantren dalam dunia pendidikan
Islam.

B. Topik dan Bahasa


1. Apa pengertian pendidikan pesantren?
2. Bagaimana sejarah perkembangan pesantren?
3. Bagaimana karektristik pendidikan pesantren?
4. Bagaimana pembaharuan sistem pendidikan Islam di pesantren?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian dari pendidikan pesantren
2. Mengetahui sejarah perkembangan pesantren
3. Mengetahui karaktristik pendidikan pesantren
4. Mengetahui pembaharuan pendidikan Islam di pesantren

3
Agus Agus Susilo and Ratna Wulansari, “Sejarah Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia,” Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam 20, no. 2 (December 29, 2020): 85.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan pesantren


Pondok pesantren berasal dari dua kata yaitu pondok dan pesantren, kata
pondok berarti tempat yang penuh dengan kesederhaan bangunannya. Ada yang
menjelaskan bahwa pondok berasal dari Bahasa Arab “funduq” yang memiliki
arti kamar tidur, tempat tinggal yang sederhana. Fungsi dari pondok pada
umumnya digunakan sebagai tempat untuk menampung para pencari ilmu yang
berasal dari daerah yang jauh. Sedangkan kata kedua yaitu pesantren memiliki
kata dasar dari “santri” dengan imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang
berarti tempat tinggal seorang santri.4
Adapun yang mengatakan bahwa kata “santri” berasal dari bahasa Tamil
atau India berasaldari kata asli “shastri” dengan memiliki arti guru mengaji atau
seorang yang faham mengenai kitab-kitab dalam agama Hindu.dalam pendapat
lain menjelaskan kata pesantren berasal dari gabungan dua kata bahasa Sankrit,
yakni “sant” yang memiliki arti manusia baik dan kata kedua “tra”dengan artian
suka menolong. Jika di artikan secara bebas maka pesantren adalah tempat
mencari ilmu manusia yang baik-baik.5 Secara terminologi kata pesantren adalah
lembaga pendidikan Islam dengan konsep menginap atau tinggal di pondok
(asrama) dengan melakukan kegiatan setiap hari sesuai ajaran agama.6
Dari penjelasan diatas maka dapat di artikan bahwa lembaga yang
dinamakan pondok pesantren adalah lembaga pendidikan bercorak Islam yang
memberikan pengajaran kepada santrinya melalui metode yang khas yaitu
bandongan dan sorogan. Disisi lain pesantren juga dijadikan tempat untuk
mempersiapkan pendakwah dalam menyebarkan ajaran agama Islam.

4
Riskal Fitri and Syarifuddin Ondeng, “Pesantren di Indonesia: Lembaga Pembentukan Karakter,” Al
Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam 2, no. 1 (June 2022): 44.
5
Mahdi, “Sejarah Dan Peran Pesantren Dalam Pendidikan Di Indonesia,” 3-4.
6
Susilo and Wulansari, “Sejarah Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia,” 86.

3
B. Sejarah perkembangan pesantren
Tersebarnya agama Islam di nusantara tidak jauh dari tradisi lokal yang
diislamisasi. Dengan melalui tradisi yang ada menjadi cikal bakal tersebarnya
agama Islam di tanah nusantara dengan cara yang damai. Semakin banyaknya
orang belajar agama Islam kepada para tokoh penyebar Islam dimasa itu. Banyak
santri yang berasal dari daerah jauh maka mereka menginap dan mendirikan
tempat sederhana untuk beristirahat.hal itu yang menjadi faktor munculnya
pondok pesantren.7
Pesantren bermunculan tidak lepas dari pengaruh keberadaan walisanga
yang sangat eksis pada abad 15- 16 Masehi di tanah Jawa. Dalam dunia
pesantren ada ulama yang dikenal menjadi gurunya-guru pesantren di tanah Jawa
yaitu Sunan Gresik yang memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim yang wafat
pada 1419 M.8 Sedangkan Raden Rahmat (Sunan Ampel) diakui sebagai
pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur, Perjuangan tersebut
dilanjutkan Raden Fatah yang diakui sebagai orang pertama yang
mengorganisasikan pondok pesantren ditanah jawa sebagai kelanjutan usaha
gurunya yaitu Sunan Ampel selaku pendiri pondok pesantren pertama di tanah
Jawa.9
Pesantren sudah berdiri di tanah nusantara sebelum eropa masuk ke
wilaya Nusantara sekitar abad XVI M. Oleh karena itu pesantren adalah tradisi
Hindu-Budha yang diislamisasi oleh para kyai. Seperti yang dilakukan oleh para
wali sanga mengislamisasi tradisi Hindu-Budha yang mengakar dalam lapisan

7
Gatot Krisdiyanto et al., “Sistem Pendidikan Pesantren dan Tantangan Modernitas,” Tarbawi : Jurnal
Ilmu Pendidikan 15, no. 1 (June 30, 2019): 15, https://doi.org/10.32939/tarbawi.v15i1.337.
8
Soffan Rizqi, Rifqi Muntaqo, and Rahmat Lutfi Guefera, “Pendidikan Pesantren Dan
Perkembanganya,” PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 4, no. 1 (June 10, 2021):
17.
9
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam; Perubahan Konsep, Filsafat Dan Metodologi Dari Era Nabi
SAW Sampai Ulama Nusantara (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), 263.

4
masyarakat Nusantara.10 Pesantren mulanya berfungsi sebagai lembaga
pendidikan ilmu Islam dan menjadi lembaga pusat penyebaran agama Islam.11
Mengenai asal-usul pondok pesantren yang absolut terjadi perbedaan
pendapat pada pakar sejarah. Ada tiga pendapat yang dikemukakan oleh para
pakar sejarah tentang asal-usul berdirinya pesantren, yaitu:12
1. Pesantren bukan berasal dari budaya agama lain melainkan dari agama
Islam sendiri yaitu berasal dari kebiasaan tarekat salah satunya seorang
santri melakukan suluk dengan bimbingan seorang kyai selama beberapa
hari berturut-turut. Dari kegiatan itu seorang kyai menyiapkan tempat
khusus untuk menampung santri-santri yang melakukan suluk. Selain
kegiatan itu kyai juga membekali santrinya dengan pemabahaman kitab
karangan ulama salaf dari berbagai disiplin Ilmu agama melalui pengajian.
Kegiatan itu yang diyakini oleh pakar sejarah menjadi asal-usul pesantren
2. Pesantren yang ada dinusantara mengadopsi lembaga pendidikan Islam
Timur Tengah yaitu kuttab, yaitu lembaga pendidikan di zaman
pemerintahan Bani Umayyah. Yang berasal pengajaran berawal dari
halaqah. Hal ini hampir sama dengan lembaga pendidikan bercorak Islam
di Timur Tengah yaitu Al-Azhar, Mesir. Yang berasal dari sistem
pengajaran yang tradisional menjadi pelajaran yang berkembang menjadi
universitas
3. Beda dengan pendapat sebelumnya yang berasal dari budaya Islam.
Pendapat yang ini beranggapan bahwa pesantren di nusantara mengapdopsi
budaya sistem pendidikan dari agama Hindu-Budha. Karena sebelumnya
Hindu-Budha sudah melakukan budaya menginap di sekitar pura dan
vihara biasa disebut mandala, ditempat inilah pimpinan agama Hindu-
Budha mempersiapkan kader dalam menyebarkan agamanya.

10
Rika Mahrisa et al., “Pesantren dan Sejarah Perkembangan di Indonesia” 13, no. 2 (2020): 33.
11
Al Furqon, Konsep Pendidikan Islam Pondok Pesantren Dan Upaya Pembenahannya (Padang: UNP
Press, 2015), 81.
12
Furqon, 79–81.

5
Munculnya banyak perspektif tersebut dilatar belakangi karena tidak ada
bukti yang disetujui semua pihak namun dari ketiga perspektif tersebut memiliki
sisi kebenaran yang dapat diyakini.
Pada masa kerajaan Mataram Islam, pondok pesantren mendapatkan
perhatian dari Sultan Agung yang menjabat dari tahun 1613 sampai 1645. beliau
dikenal dengan julukan Sultan Abdurrahman dan Khalifatullah Sayyidin
Panotogomo Ing Tanah Jawi, sebagai wujud perhatiannya kepada Pendidikan
Islam khususnya tentang pesantren Sultan Agung menawarkan tanah untuk
dibangun tempat Pendidikan bagi kaum santri dan beliau membuat iklim yang
positif terhadap perkembangan intelektual dalam bidang agama sampai berhasil
mengembangkan Lembaga Pendidikan tidak kurangnya sekitar 300-an Lembaga
pesantren.13 Mahmud Yunus mengatakan Pendidikan agama di Jawa pada masa
mataram menjadi puncak keemasan bidang Pendidikan Islam abad ke 19 M.14
Pada masa penjajahan, pondok pesantren mendapatkan hambatan dari
Belanda dalam melakukan pembelajaran. Belanda mendirikan lembaga yang
disebut priesterreden (Pengadilan Agama) pada tahun 1882 M, lembaga tersebut
bertugas mengawasi kehidupan beragama dan lembaga pendidikan pesantren.
Semakin tahun semakin ketat peraturan yang dibuat untuk kelembagaan yang
bercorak agama. Walaupun selalu didesak pergerakannya pesantren, para kyai
dan santri tetap bertahan dan berkembang melalui strategi yang sangat baik.15
Setelah jepang berhasil mengusir Belanda dari tanah Indonesia mereka
menguasai semua bidang seperti Pendidikan agama. pada masa ini Pendidikan
agama dapat lebih leluasa dalam pengajaranya karena penekanan dari penjajah
Jepang tidak ketat seperti penjajah sebelumnya. terlihat dari berbagai kebijakan
jepang terhadap urusan agama Islam di Indonesia.16

13
Hadi Purnomo, Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren (Yogyakarta: Bildung Pustakan Utama,
2017), 43.
14
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1992),
192.
15
Furqon, Konsep Pendidikan Islam Pondok Pesantren Dan Upaya Pembenahannya, 82.
16
Muh Amin, “Pendidikan Islam Masa Penjajahan Belanda Dan Jepang,” Jurnal Pilar: Jurnal Kajian
Islam Kontemporer 10, no. 2 (2019): 7.

6
Setelah kemerdekaan NKRI perkembangan pesantren semakin pesat.
Pesantren juga mendapatkan pengakuan sebagai awal dari dasar pendidikan
nasional, pernyataan tersebut diberikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan RI yaitu mentri Ki Hajar Dewantara. Pengakuan tersebut dengan
alasan bahwa pesantren sesuai dengan jiwa kepribadian dari bangsa Indonesia.17
Pada tahun awal kemerdekaan bulan desember BP. KNIP merumuskan untuk
meperhatikan perkembangan lembaga pondok pesantren dan madrasah. Beberapa
hari kemudian tepatnya 27 Desember 1945 merumuskan bahwa pendidikan
agama harus mendapatkan tempat yang layak dan pondok pesantren juga berhak
mendapatkan batuan material. Dilanjutkan pada masa orde baru, pemerintah
memberikan perhatian terhadap pendidikan Islam pesantren dan memberikan izin
untuk mendirikan madrasah dan sekolah untuk menjaga keeksisannya. Masa
reformasi, pemerintah membuat undang-undang tentang pendidikan Islam
khususnya lembaga pesantren. Hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa
pemerintah memperhatikan pendidikan Islam khususnya pesantren.18
Waktu bertambah waktu pesantren digolongkan beberapa tipe seperti
pendapat Mafred Ziemek yang dikutip Imam Syafi’i, sebagai berikut,
a. Pesantren tradisional
b. Pesantren mempunyai asrama fisik,
c. Pesantren fisik,
d. Pesantren modern,
e. Pesantren yang tidak memiliki lembaga pendidikan formal,
f. Ma’had Aly. 19
Lebih ringkas lagi tentang pengolongan pesantren yang dikemukakan
oleh Ridwan Nasir yang dikutip Wardah: pesantren salah/klasik, pesantren semi

17
Sri Haryanto, “Dinamika Pertumbuhan Pesantren,” Manarul Qur’an: Jurnal Ilmiah Studi Islam 14,
no. 1 (2014): 51.
18
Syeh Hawib Hamzah, “Perkembangan Pesantren di Indonesia (Era Orde Lama, Orde Baru,
Reformasi),” SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education) 2, no. 1 (June
1, 2014): 6–11, https://doi.org/10.21093/sy.v2i1.490.
19
Imam Syafe’i, “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter,” Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 1 (May 16, 2017): 92–93, https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2097.

7
berkembang, pesantren berkembang, pesantren khalaf/modern, dan pesantren
ideal.20
Pesantren semakin bertambah tahun semakin terus berkembang dari segi
sistem, jumlah pondok dan materi agama yang diajarkan. Semakin majunya
zaman diabad ke21 saat ini. Pondok pesantren sudah mengalami perkembangan
yang sangat besar. Dulu pesantren hanya dikenal hanya pendidikan baca tulis Al-
Qur’an dan Hadis, kini pondok pesantren banyak mengalami modernisasi. Dilihat
dari semakin beragam program yang diajarkan. Bahkan pondok pesantren
sekarang dijadikan pusat pembelajaran agama Islam yang membawa pengaruh
yang besar kepada masyarakat luas dengan berdakwah di media yang cangih.21

C. Karaktristik dan unsur-unsur pendidikan pesantren


Setiap pondok pesantren pasti memiliki unsur-unsur yang melengkapi
kehidupan keberlangsungan suatu pondok pesantren, sebagai berikut:
1. Kyai
Kyai adalah seorang tokoh sentral dalam pondok pesantren, maju
mundurnya sebuah pesantren sangat dipengaruhi oleh kewibawaan seorang
kyai. Bahkan pamor pesantren biasanya menurun jika kyai sepuh yang
memimpin wafat, dan banyak yang menggantikan tidak seeksis kyai yang
wafat.22 Asal usul dari kata kyai berasal dari Bahasa Jawa dipakai untuk tiga
gelar yang berbeda:23
a. Gelar benda-benda yang di kramatkan
b. Gelar untuk orang-orang tua
c. Gelar yang diberikan untuk seorang yang memhami keilmuan agama
yang dalam.

20
Wardah Hanafie Das and Abdul Halik, Pendidikan Islam Di Pondok Pesantren: Problematika Dan
Solusi (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), 52–53.
21
Krisdiyanto et al., “Sistem Pendidikan Pesantren dan Tantangan Modernitas,” 15.
22
Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai Dan Pesantren (yogyakarta: eLSAQ Press, 2007), 169.
23
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES,
1982), 55.

8
Seorang kyai mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Memiliki tugas untuk berdakwah untuk mengajar, membimbing,
mendidik, umat manusia agar menjadi orang dengan religiusitas yang
baik.
b. Mengkampanyekan amal ma’ruf nahi munkar kepada umat dan
khusunya kepada umara’
c. Memberikan uswatun hasanah kepada masyarakat, dengan
menerapkan prilaku baik untuk dirinya dan keluarga terlebih dahulu.
d. Memberikan penjelasan kepada umat dan umara’ berbagai macam
syariat Islam yang bersumber pada Al-Qur’an Hadis.
e. Memberikan solusi bagi masalah-masalah yang terjadi di tengah
kehidupan umat dengan bersumber pada ajaran Al-Qur’an hadis dan
pendapat para ahli agama.
f. Membentuk iklim masyarakat yang memiliki budi luhur dan bermoral
g. Menjadi rahmat bagi seluruh alam, dengan bertindak dengan penuh
keadilan dan toleransi terhadap perbedaan.24
2. Pondok/ asrama
Pondok merupakan tempat yang sederhana, tempat tersebut digunakan
sebagai tempat tinggal santri dan kyai. Pondok adalah tempat santri untuk
mengembangkan ketrampilan agar kelak setelah lulus dapat hidup dengan
mandiri.25 Adapun alasan santru untuk tingal dipesantren yaitu:26
a. untuk memperdalam keilmuan agama Islam melalui literature kitab
klasik dengan bimbingan seorang kyai.
b. Untuk mencari pengalaman sebagai bekal kehidupan masa depan dari
berbagai bidang seperti organisas, pengajaran, maupun bidang social
lainnya.
c. Memfoskan diri untuk belajar secara struktur.

24
Hamda Rasyid, Bimbingan Ulama: Kepada Umara Dan Umat (Jakarta: Pustaka Beta, 2007), 22.
25
Mahdi, “Sejarah Dan Peran Pesantren Dalam Pendidikan Di Indonesia,” 6.
26
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1994), 52.

9
Keberadaan pondok di lingkungan pesantren tentunya simbiosis
mutualisme antara santri dan kyai bahkan juga lingkungan sekitar pesantren.
Bagi yang belajar di pesantren maka akan mendapatkan waktu banyak dan
teratur untuk belajar kepada kyai dan ustadz yang ada di pondok, bagi kyai
maka akan mendapatkan bantuan tenaga dari santri disisilain kyai
mengamalkan keilmuan yang sudah dibelajari, bagi lingkungan pesantren
maka akan tercipta iklim lingkungan yang religius bahkan masyarakat sekitar
pesantren dapat membuka toko yang menjual keperluan sehari-hari santri.27
3. Santri
Kata santri memiliki artian yang sempit dan luas, Ali Anwar
mendefinisikan, santri secara sempit adalah orang yang belajar di sekolah
agama, Sedangkan dalam artian luas atau umum, santri merupakan
masyarakat jawa yang menjalankan agama Islam dengan sungguh-sungguh,
rajin ibadah sholat, ibadah sholat jum’at ke ibadah masjid pada hari jum’at
dan ibadah yang lain.28

4. Masjid
Dalam lingkungan pesantren, masjid tidak hanya digunakan sebagai pusat
peribadatan saja, namun masjid memiliki fungsi lain jika dalam lingkungan
pesantren yaitu sebagai tempat alternatife selain ruangan kelas untuk
pembelajaran materi kitab klasik atauun ilmu umum kepada satri yang
dilakukan oleh para kyai dan ustadz. Masjid juga digunakan sebagai
pembeljaran praktek santri seperti sholat, khutbah, dan praktek ibadah
lainnya.29

27
Hafidz Rustiawan, “Moderasi Sistem Pendidikan di Pesantren,” ALQALAM 22, no. 2 (August 31,
2005): 280, https://doi.org/10.32678/alqalam.v22i2.1380.
28
Ali Anwar, Pembaharuan Pendidikan Di Pesantren Lirboyo Kediri (Kediri: IAIT Press, 2008), 23.
29
Atsmarina Awanis, “Sistem Pendidikan Pesantren,” Jurnal Cakrawala IAINU Kebumen 2, no. 2
(2018): 68.

10
5. Kitab-kitab Klasik
Kitab kuning menjadi pelajaran wajib untuk diikuti bagi yang belajar
pada pesantren salaf maupun pondok pesantren khalaf, keahlian dalam
menguasai kitab kuning dikarenakan kitab kuning menjadi sumber belajar
keilmuan tentang agama Islam yang ditulis para ahli agama. Dalam
memahami kitab kuning santri haruslah memiliki juga keahlian nahwu shorof.
Kitab kuning sudah menjadi rujukan sejak abad pertengahan, namun tetap
eksis menjadi rujukan keilmuan Islam sampai sekarang.30
Kitab-kitab yang dikaji dalam pondok pesantren digolongkan sesuai
dengan disiplin keilmuan menjadi beberapa kualifikasi: nahwu, shorof, ushl
fiqh, hadist, fiqh, tauhid, tasawuf dan cabang lainya seperti tarikh dan
balaghah. Bahkan beberapa kitab tercetak beberapa jilid ada yang tipis dan
tebal.31
Menurut Mukti Ali yang dikutip Sangkot Nasution mengemukakan
32
karaktristik pesantren sebagai berikut: Pertama Hubungan keakraban antara
santri dan Kyai, kedua Keputusan semua bergantung pada Kyai, ketiga
Kehidupan dengan sederhana dan hemat, keempat Jiwa persaudaraan dan tolong
menolong mewarnai pergaulan dilingkungan pesantren, kelima Tindakan mandiri
santri sangat terlihat, keenam Peraturan ketat sangat ditekankan dalam kehidupan
sehari-hari seorang santri, ketujuh Berkorban apapun demi tujuan pendidikan.
Lebih ringkas ddari mukti tentang karakteristik pesantren, ferdian
menyimpulkan pondok pesantren memiliki kerakteristik sebagai berikut: pertama
pendidikan yang memiliki sistem klasik dengan penuh kebebasan dari pada
sekolah modern. kedua sistem pendidikan mengutamakan keserderhanaan,

30
Diyan Yusri, “Pesantren dan Kitab Kuning,” Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan 6, no. 2 (2020):
653, https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i2.605.
31
Ar Rasikh, “Pembelajaran Kitab Kuning pada Pondok Pesantren Khusus Al-Halimy Desa Sesela
Kabupaten Lombok Barat,” Jurnal Penelitian Keislaman 14, no. 1 (June 5, 2018): 73,
https://doi.org/10.20414/jpk.v14i1.492.
32
Sangkot Nasution, “Pesantren: Karakteristik dan Unsur-unsur Kelembagaan,” Tazkiya: Jurnal
Pendidikan Islam 8, no. 2 (2019): 126–27.

11
idealism, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian. Ketiga
kehidupan dipesantren mencerimkan sikap demokrasi.33

D. Pembaharuan sistem pendidikan Islam di pesantren


Membicarakan pesantren tidak lepas dengan sistem pendidikan yang
digunakan. dalam perkembangan zaman banyak terjadi perubahan untuk
menjawab tantangan zaman, sebelum lebih dalam membahas maka harus
diketahui terlebih dahulu pengertian dari pembaharuan
Pembaharuan merupakan terjemahan dari reformation yang memiliki
makna act of improving or changing something.34 pembaharuan dapat juga
diartikan sebagai Modernisasi yang berasal dari kata modern, kata tersebut
digunakan sebagai sebutan era baru sebagai pembeda dengan era sebelumnya.35
Modernisasi adalah usaha mengubah konsep, paham, budaya yang bertujuan
menyesuikan dengan kondisi baru dari efek kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan.36 Menurut Harun Nasution dikutip Fathor, mendefinisikan
pembaharuan adalah tindakan yang diawali pikiran untuk mengubah suatu yang
sudah ada dengan menyesuaikan kemajuan zaman baik secara keilmuan maupun
teknologi.37
Menurut Soekanto dalam Lyly Bayu memberikan unsur-unsur yang harus
berada dalam kegiatan pembaharuan, sebagai berikut:38
1. Pola berfikir secara ilmiah, masuk akal, sesuai dengan fakta yang dapat di
pertangungjawabkan.

33
Ferdinan, “Pondok Pesantren, Ciri Khas Perkembangannya,” Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan 1,
no. 1 (2016): 19, https://doi.org/10.26618/jtw.v1i1.348.
34
Ahmad Syauqi Fuady, “Pembaharuan Sistem Pendidikan di Pesantren,” Jurnal Al-Insyiroh: Jurnal
Studi Keislaman 6, no. 1 (2020): 104.
35
Indhra Musthofa, “Modernisasi Pendidikan Islam Pesantren Dalam Tinjaun Filosofis Metodologis,”
Jurnal At Tarbiyat : Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 2 (2019): 130.
36
Lyly Bayu Aji and Marhaeni Dwi Setyarini, “Modernisasi Pendidikan di Pondok Pesantren Miftahul
‘Amal Jiken, Blora,” Journal of Economic Education and Entrepreneurship 1, no. 1 (June 23, 2020):
3, https://doi.org/10.31331/jeee.v1i1.1219.
37
Fathor Rosi, “Pembaharuan Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren,” Vidya Balina: Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Ekonomi 3, no. 5 (2018): 10.
38
Aji and Setyarini, “Modernisasi Pendidikan di Pondok Pesantren Miftahul ‘Amal Jiken, Blora,” 3.

12
2. Mewujudkan sistem organisasi melalui proses, pengolahan, pelaksanaan,
pemeliharaan dan pengendalianyang akuntabel
3. Terdapat teknik dalam pengumpulan data secara struktur
4. Membuat iklim favourable di masyarakat terhadap perubahan melalui alat
komunikasi
5. Membangun kekuatan organ isasi yang kuat, dengan difukung oleh SDM
yang mumpuni pada bidang-bidang tertentu untuk mendukung modernisasi
6. Terdapat setralisasi keputusan dalam perencanaan dan pelaksaan

Dalam melakukan suatu pembaharuan sistem pendidikan Islam di


pesantren, maka pondok pesantren harus melakukan berbagai cara dengan
melihat aspek-aspek yang harus dilakukan perombakan, ada beberapa aspek yang
harus menadapatkan pembaharuan seperti berikut:
1. Pembaharuan aspek kurikulum
Kurikulum sangat berperan penting dalam kegiatan pembelajaran,
pembaharuan kurikulum dilakukan harus mengikuti perubahan kebiasaan
baru masyarakat sesuai dengan perjalanan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi komunikasi. Maka kurikulum digunakan
sebagai alat mencapai tujuan dari pendidikan dengan menyesuaikan
kebutuhan masyarakat perubahan kurikulum ini dapat di lihat dengan
adanya mata pelajaran baru dan pengaturan jam pembelajaran sesuai
kebutuhan.39
2. Pembaharuan aspek metodologi pembelajaran
Metode pembelajaran pesantren yang sangar terkenal yaitu sorogan
dan bandongan atau weton. Sistem sorogan merupakan sistem individual
yang diberikan kepada santri yang baru masuk. Sedangkan metode
bandongan adalah merupakan sistem pengajaran yang utama, metode ini

39
Husnul Amin, “Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren dan StrategiBertahannya, Menuju
Pesantren Idaman Masa Depan Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi,” Raudhah Proud To Be
Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah 4, no. 1 (June 15, 2019): 5,
https://doi.org/10.48094/raudhah.v4i1.37.

13
gerombolan santri duduk belajar disekeliling kyai, kyai membaca kitab
kuning kemudian santri mendengarkan dan membuat tulisan di kitab yang
dikaji.40
Dalam perkembangan zaman banyak pesantren membuat
pembaharuan dalam metode pembelajaran, pengasuh dan pengurus
pesantren memasukan metode baru bagi pesantren seperti pelatihan
menjahit, pelatihan bengkel, pelatihan perkebunan dan lainnya. Metode ini
dimasukan pesantren dengan tujuan agar lulusan pesantren dapat memiliki
ketrampilan yang baik. Terlebih semakin zaman maka teknologi akan
semakin maju, pendidik harus mampu memanfaatkan secara maksimal
teknologi dalam sistem dan metode pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang dituju.41
3. Pembaharuan aspek pendidik
Pembaharuan SDM dalam pesantren berorientasi pada peningkatan
kualitas seorang ustadz atau pengajar yang dapat dilihat dengan usaha
pencapaian kompetensi yang beradap pada diri pendidik. Pembaharuan ini
untuk kepentingan kesuksesan pembelajaran. Hal ini untuk mewujudkan
kualitas lulusan yang dapat bertahan dalam setiap perubahan zaman.
Menghasilkan peserta didik yang professional, mumpuni pada bidang-
bidang yang diminati, mental kuat, memiliki motivasi tinggi, dan berdaya
saing.42
4. Pembaharuan aspek peserta didik
Dalam melakukan pembaharuan dalam aspek peserta didik (Santri)
maka pesantren harus melihat in-put melewati seleksi dengan ketat,
setalah santri melakukan seleksi dan lolos maka pesantren melakukan
pendidikan dan pemantapan keilmuan dengan efektif. Jika hal tersebut

40
Fuady, “Pembaharuan Sistem Pendidikan di Pesantren,” 11–12.
41
Fuady, 12.
42
Amin, “Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren dan StrategiBertahannya, Menuju Pesantren
Idaman Masa Depan Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi,” 6.

14
dilakukan maka out-put yang diharapkan sesuai dengan visi misi
lembaga.43
Dari penjelasan diatas mengenai pembaharuan dalam aspek peserta
didik, upaya tersebut akan menjadikan pondok pesantren berdaya saing
dan akan menemukan startegi untuk mempersiapkan tuntutan zaman.

43
Amin, 6.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kata pondok berasal dari Bahasa arab “funduq” yang memiliki arti kamar
tidur dan santri berasal dari kata “shastri” dalam Bahasa Tamil atau India
yang memiliki maknah guru yang mengaji atau orang yang faham kitab
dalam agama hindu. Dalam artian yang singkat pondok pesantren adalah
lembaga pendidikan bercorak agama Islam yang mengajarakan berbagai
kitab-kitab klasik dengan metode yang khas yaitu bandongan dan
sorogan. Dalam pendidikan ini seorang yang menjadi peserta didik
haruslah menginap diasrama atau pondok yang sudah disediakan.
2. Awal mulai berdirinya pesantren tidak diketahui pasti, namun diyakini
bahwa Maulana Malik Ibrahim yang menjadi tongak pendirian pesantren
ditanah Jawa, dan Raden Rahmad diyakini sebagai Pembina pesantren
pertama di tanah jawa. Ada tiga pendapat mengenai asal usul pesantren: a.
pesantren berasal dari budaya Islam karena berasal dari budaya tarekat, b.
pesntren mengadopsi budaya timur tengah (kuttab). c. pesantren
mengadopsi budaya hindu budha dengan alasan budaya nginap disekitan r
pura dan vihara. Dalam kelembagaan pesatren dibagi menjadi beberapa
pengolongan: a. pesantren tradisional, b. pesantren mempunyai asrama
fisik, c. pesantren fisik, d. pesantren modern, e. pesantren tidak memiliki
lembaga pendidikan formal, f. Mahad Aly.
3. Dalam sebuah pesantren haruslah memiliki beberapa karakteristik.
Pesantren memiliki tokoh sentral dengan gelar Kyai, beliau yang akan
menjadi pusat keputusan dalam berlangsungnya semua kegiatan yang ada.
Pondok pesnatren harus memiliki santri atu peserta didik untuk di
bombing oleh seorang kyai Dalam pesantren biasanya akan terdapat
bangunan tempat tidur dari kegiatan yang ada, walaupun itu tidak semua
pesantren memiliki bangunan tempat tidur karena terdapat juga pesantren

16
yang tidak memiliki asrama. Terdapat masjid sebagai pusat kegiatan santri
dan kyai seperti belajar, musyawarah, mengaji dan lainnya. Ciri khas dari
pondok pesantren yaitu mengaji kitab-kitab salaf yang biasa dijuluki kitab
kuning.
4. Pembaharuan dalam pesantren bertujuan untuk mempersiapkan out-put
berdaya saing. Maka pesantren memperbarui beberapa aspek seperti dalam
aspek kurikulum dengan memasukan pengetahuan umum atau baru dan
merombak jam pembelajaran sesuai kebutuhan. Pembaharuan aspek
metode pembelajaran, guru harus memnafaatkan teknologi yang ada
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Peningakatan sumber daya manusia
sepeerti pendidik dengan mengikutkan pendidik untuk belajar di luar
lembaga. Pembaharuan selanjutnya dari aspek peserta didik, pondok
pesantren akan melakukan seleksi dengan ketat bagi santri yang akan
PPDB setelah lolos seleksi maka pesnatren berkewajiban untuk
membimbing santri dengan maksimal.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Lyly Bayu, and Marhaeni Dwi Setyarini. “Modernisasi Pendidikan di Pondok
Pesantren Miftahul ‘Amal Jiken, Blora.” Journal of Economic Education and
Entrepreneurship 1, no. 1 (June 23, 2020): 1.
https://doi.org/10.31331/jeee.v1i1.1219.

Amin, Husnul. “Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren dan StrategiBertahannya,


Menuju Pesantren Idaman Masa Depan Dalam Menghadapi Tantangan
Globalisasi.” Raudhah Proud To Be Professionals : Jurnal Tarbiyah
Islamiyah 4, no. 1 (June 15, 2019): 1–10.
https://doi.org/10.48094/raudhah.v4i1.37.

Amin, Muh. “Pendidikan Islam Masa Penjajahan Belanda Dan Jepang.” Jurnal Pilar:
Jurnal Kajian Islam Kontemporer 10, no. 2 (2019).

Anwar, Ali. Pembaharuan Pendidikan Di Pesantren Lirboyo Kediri. Kediri: IAIT


Press, 2008.

Awanis, Atsmarina. “Sistem Pendidikan Pesantren.” Jurnal Cakrawala IAINU


Kebumen 2, no. 2 (2018).

Das, Wardah Hanafie, and Abdul Halik. Pendidikan Islam Di Pondok Pesantren:
Problematika Dan Solusi. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1994.

———. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES,
1982.

Ferdinan. “Pondok Pesantren, Ciri Khas Perkembangannya.” Tarbawi : Jurnal Ilmu


Pendidikan 1, no. 1 (2016). https://doi.org/10.26618/jtw.v1i1.348.

Fitri, Riskal, and Syarifuddin Ondeng. “Pesantren di Indonesia: Lembaga


Pembentukan Karakter.” Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam 2, no.
1 (June 2022).

Fuady, Ahmad Syauqi. “Pembaharuan Sistem Pendidikan di Pesantren.” Jurnal Al-


Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman 6, no. 1 (2020).

Furqon, Al. Konsep Pendidikan Islam Pondok Pesantren Dan Upaya


Pembenahannya. Padang: UNP Press, 2015.

18
Hamzah, Syeh Hawib. “Perkembangan Pesantren di Indonesia (Era Orde Lama, Orde
Baru, Reformasi).” SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of
Islamic Education) 2, no. 1 (June 1, 2014): 14.
https://doi.org/10.21093/sy.v2i1.490.

Haryanto, Sri. “Dinamika Pertumbuhan Pesantren.” Manarul Qur’an: Jurnal Ilmiah


Studi Islam 14, no. 1 (2014).

Krisdiyanto, Gatot, Muflikha Muflikha, Elly Elvina Sahara, and Choirul Mahfud.
“Sistem Pendidikan Pesantren dan Tantangan Modernitas.” Tarbawi : Jurnal
Ilmu Pendidikan 15, no. 1 (June 30, 2019): 11–21.
https://doi.org/10.32939/tarbawi.v15i1.337.

Lubis, Saiful Akhyar. Konseling Islami Kyai Dan Pesantren. yogyakarta: eLSAQ
Press, 2007.

Mahdi, Adnan. “Sejarah Dan Peran Pesantren Dalam Pendidikan Di Indonesia.”


Jurnal Islamic Review 2, no. 1 (April 2013).

Mahrisa, Rika, Siti Aniah, Haidar Putra Daulay, and Zaini Dahlan. “Pesantren dan
Sejarah Perkembangan di Indonesia” 13, no. 2 (2020).

Musthofa, Indhra. “Modernisasi Pendidikan Islam Pesantren Dalam Tinjaun Filosofis


Metodologis.” Jurnal At Tarbiyat : Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 2 (2019).

Nasution, Sangkot. “Pesantren: Karakteristik dan Unsur-unsur Kelembagaan.”


Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (2019): 8.

Nurhayati, Aisatun. “Literatur Keislaman Dalam Konteks Pesantren.” Pustakaloka 5,


no. 1 (2013).

Purnomo, Hadi. Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. Yogyakarta: Bildung


Pustakan Utama, 2017.

Ramayulis. Sejarah Pendidikan Islam; Perubahan Konsep, Filsafat Dan Metodologi


Dari Era Nabi SAW Sampai Ulama Nusantara. Jakarta: Kalam Mulia, 2011.

Rasikh, Ar. “Pembelajaran Kitab Kuning pada Pondok Pesantren Khusus Al-Halimy
Desa Sesela Kabupaten Lombok Barat.” Jurnal Penelitian Keislaman 14, no.
1 (June 5, 2018): 72–86. https://doi.org/10.20414/jpk.v14i1.492.

Rasyid, Hamda. Bimbingan Ulama: Kepada Umara Dan Umat. Jakarta: Pustaka
Beta, 2007.

19
Rizqi, Soffan, Rifqi Muntaqo, and Rahmat Lutfi Guefera. “Pendidikan Pesantren Dan
Perkembanganya.” PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
4, no. 1 (June 10, 2021): 16–30.

Rosi, Fathor. “Pembaharuan Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren.” Vidya


Balina: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ekonomi 3, no. 5 (2018).

Rustiawan, Hafidz. “Moderasi Sistem Pendidikan di Pesantren.” ALQALAM 22, no. 2


(August 31, 2005): 269. https://doi.org/10.32678/alqalam.v22i2.1380.

Susilo, Agus Agus, and Ratna Wulansari. “Sejarah Pesantren Sebagai Lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia.” Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra
Islam 20, no. 2 (December 29, 2020): 83–96.

Syafe’i, Imam. “PONDOK PESANTREN: Lembaga Pendidikan Pembentukan


Karakter.” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 1 (May 16, 2017):
61. https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2097.

Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: Mutiara Sumber


Widya, 1992.

Yusri, Diyan. “Pesantren dan Kitab Kuning.” Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan 6,
no. 2 (January 1, 2020): 647–54. https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i2.605.

20

Anda mungkin juga menyukai