Anda di halaman 1dari 13

PONDOK PESANTREN LEMBAGA PERTAMA KALI

DI INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Makalah


Mata Kuliah : Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
Dosen Pengampu : Bapak Rosidin, M.Pd.I

Disusun oleh:

1. Norma fitriana (20111339)


2. Alif wachdah (20111362)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
2023
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq, hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tanpa halangan suatu apapun. Tak lupa penulis haturkan shalawat
serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak. Penulisan makalah berjudul “Pondok
Pesantren Lembaga Pertama Kali Di Indonesia” bertujuan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Metodologi studi islam. Dalam penyusunan makalah ini, kami
banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh
karena itu saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.H.Ahmad Tantowi,M.Si.,M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Islam
Kendal (STIK) yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah
ini.
2. Bapak Rosidin, M.Pd.I selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah
Pendidikan Islam Di Indonesia yang telah memberikan banyak pengarahan dan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang berperan dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis
agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah
ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kendal , 3 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Asal Usul Pesantren………………….…………………………………....3
B. Pertumbuhan Kelembagaan
pesantren……………………………………………………………….….4
C. Karakteristik Pendidikan Pesantren……………………………………….6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................ 9
B. Saran ....................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan islam di Indonesia antara lain ditandai oleh
munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap,mulai dari yang
amat sederhana, sampai dengan tahap yang sudah terhitung modern dan
lengkap. Salah satunya adalah pesantren. Menurut Ahmad Syafi‟i Nur “
pesantren atau pondok adalah lembaga yang dapat dikatakan merupakan
wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan dan selanjutnya,ia
dapat merupakan bapak dari pendidikan Islam“. Kehadiran pesantren tidak
dapat dipisahkan dari tuntutan umat. Karena itu, pesantren sebagai
lembaga pendidikan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan
masyarakat di sekitarnya sehingga keberadaannya di tengah-tengah
masyarakat tidak menjadi terasing. Dalam waktu yang sama segala
aktifitasnya pun mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat
sekitarnya. Berdasarkan pemikiran diatas, maka makalah ini mencoba
menjelaskan asal usul pesantren, pertumbuhan, dan karakteristik
kelembagaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Asal-Usul Pesantren?
2. Bagaimanakah Pertumbuhan Kelembagaannya?
3. Bagaimana Karakteristik Pesantren?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Asal-usul pesantren
2. Menjelaskan Pertumbuhan Kelembagaan pesantren
3. Menjelaskan Bagaimana Karakteristik Pesantren

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal-Usul Pesantren
Tidak jelas dan tidak banyak referensi yang menjelaskan kapan
pesantren pertama berdiri, bahkan istilah pesantren, kiai dan santri masih
diperselisihkan. Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata santri
yang mendapat imbuhan awalan Pe dan akhiran an yang menunjukan
tempat. Dengan demikian pesantren artinya “Tempat para santri”. Selain
itu, asal kata pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata sant
(Manusia Baik) dengan suku Tra (Suka Menolong) sehingga kata
pesantren dapat berarti “Tempat Pendidikan Manusia baik-baik”.
Ada yang berpendapat bahwa pada umumnya berdirinya suatu pesantren
diawali dari pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu
seorang guru atau kiai. Karena keinginan menuntut dan memperoleh ilmu
dari kiai atau guru tersebut maa masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah
datang kepadanya untuk belajar. Mereka lalu membangun tempat tinggal
yang sederhana disekitar tempat tinggal guru atau kiai tersebut.
Wahjoetomo, mengatakan bahwa pesantren yang berdiri di tanah air,
khususnya di jawa dimulai dan dibawa oleh wali songo, dan tidak
berlebihan bila dikatakan bahwa pondok pesantren yang pertama didirikan
adalah “Pondok Pesantren yang pertama didirikan oleh Syekh Maulana
Malik Ibrahim atau terkenal dengan sebutan Syekh Maulana Maghribi
(Wafat tanggal 12 Robi‟ul awal 822 H atau tanggal 8 april 1419 M ) Di
Gresik. Secara terminologis Steenbrink menjelaskan bahwa dilihat dari
bentuk dan sistemnya, pesantren berasal dari India. Ini membuktikan
sebelum proses penyebaran islam di Indonesia sudah digunakan secara
umum untuk pengajaran Hindu Jawa. Setelah Islam tersebar di jawa sistem
tersebut diambil oleh Islam. Juga istilah ngaji, istilah pondok, langgar di

3
jawa, Surau di Minangkabau, Rangkang Aceh, bukan berasal dari bahasa
arab, merupakan istilah yang terdapat di India. Mahmud yunus
menyatakan dalam sejarah pendidikan islam bahwa asal usul pesantren
yang menggunakan bahasa arab pada awal pelajarannya, ternyata dapat
ditemukan di Baghdad ketika menjadi pusat dan ibukota wilayah islam.
Dengan mengemukakan pendapat para pakar tersebut,membutikan bahwa
persoalan-persoalan historis tentang asal-usul pesantren tidak dapat
diselesaikan dan dipahami secara keseluruhan,sebelum problematika yang
lannya terselesaikan terlebih dahulu, yaitu tentang kedatanga Islam di
indonesia.
B. Pertumbuhan Kelembagaan Pesantren
Akar Historis keberadaan pesantren dapat dilacak jauh kebelakang
kemasa-masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Ketika para wali songo
menyiarkan dan menyebarkan Islam di tanah Jawa, mereka memanfaatkan
Masjid dan pondok pesantren sebagai sarana dakwah yang efektif. Para
wali songo itu mendirikan masjid dan padepokan (Pesantren) sebagai
pusat kegiatan mereka dalam mengajarkan dan mendakwahkan agama
Islam. Misalnya, Raden rahmat (Yang dikenal sebagai sunan Ampel)
mendirikan pesantrennya didaerah kembang kuning (Surabaya). Pesantren
ini pada mulanya hanya mempunyai tiga orang santri, yaitu Wiryo Suryo,
Abu Hurairoh dan Kiai Bangkuning. Pada perkembangan selanjutnya,
epistemologi pesantren direduksi dengan munculnya istilah pesantren
virtual atau pesantren online. Berbeda dengan konsep pesantren yang
sudah mapan pada saat ini, pesantren virtual mengurangi beberapa aspek
yang sudah lazim terdapat dalam sebuah pesantren. Keberadaan Masjid,
pemondokan/asrama dan Kyai sudah tidak menjadi persyaratan dalam
pesantren virtual. Salah satu aspek yang memiliki kesamaan antara
pesantren virtual dan pesantren non virtual terletak pada materi pelajaran
dan santri/peserta didik, meskipun sebagian peneliti masih meragukan
konsep santri dalam pesantren. virtual. Pesantren virtual banyak
bermunculan setelah keberhasilan fenomena fatwa online yang

4
berkembang pada akhir 2000an. Setelah melalui beberapa kurun masa
pertumbuhan dan perkembangannya, pondok pesantren bertambah banyak
jumlahnya dan tersebar di pelosok-pelosok tanah air. Pertumbuhan dan
perkembangan pesantren ini didukung oleh beberapa faktor sosio-kutural-
keagamaan yang kondusif sehingga eksistensi pesantren ini semakin kuat
berakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Dalam Bukunya Dr. Faisal Ismail MA, Paradigma Kebudayaan islam
Studi Kritis dan refleksi Historis, bahwa Faktor-Faktor yang menopang
menguatnya keberadaan pesantren ini antara lain dapat disebutkan sebagai
berikut:
a) Karena agama islam telah semakin tersebar dipelosok-pelosok tanah air,
maka masjid-masjid dan pesantren-pesantren semakin banyak pula
didirikan oleh umat islam untuk dijadikan sarana pembinaan dan
pengembangan syiar islam.
b) Siasat belanda yang terus memecahbelah antara penguasa dan ulam
telah mempertinggi semangat jihad umat islam untuk melawan belanda.
Menghadapi situasi ini, para ulama hijrah ketempat-tempat yang jauh dari
kota dan mendirikan pesantren sebagai basis pemusatan kekuatan mereka.
c) Kebutuhan Umat Islam yang semakin mendesak akan sarana pendidikan
yang islami, karena sekolah-sekolah belanda secara terbatas hanya
menerima murid-murd dari kelas sosial tertentu.
d) Semakin lancarnya hubungan antara indonesia dan tanah suci Mekkah
yang memungkinkan para pemuda islam indonesia untuk belajar ke
Mekkah yang merupakan pusat studi Islam. Sepulangnya dari mekah,
banyak diantara mereka yang mendirikan pesantren untuk mengajarkan
dan mengembangkan agama islam di daerah asal mereka masing-masing .
Demikianlah, pada masa awal pembentukannya pondok pesantren telah
tumbuh dan berkembang secara subur dengan tetap menyandang ciri-ciri
tradisionalnya. Setelah berabad-abad lamanya, pesantren semakin
berkembang dan kini jumlahnya mencapai ribuan.

5
Menurut buku laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama pada
tahun 1982, jumlah pesantren yang ada di Indonesia tercatat sebanyak
4.890 buah.
C. Karakteristik Pendidikan Pesantren
Untuk mengetahui karakteristik pendidikan pesantren, maka dapat
dilacak dari berbagai segi yang meliputi keseluruhan sistem pendidikan
seperti materi pelajaran dan metode pengajaran, prinsip-prinsip
pendidikan, sarana dan tujuan pendidikan pesantren, kehidupan kyai dan
santri serta hubungan keduanya.
a. Materi pelajaran dan Metode Pengajaran
Sebagai lembaga pendidikan islam, pesantren pada dasarnya hanya
mengajarkan agama, sedangkan sumber kajian atau mata pelajarannya
ialah kitab-kitab dari bahasa Arab. Pelajaran agama yang dikaji
dipesantren adalah Al-Qur‟an dengan tajwidnya dan tafsirnya, aqaid dan
ilmu kalam, fiqih dan usul fiqih, hadits dan mustholahul hadits, bahasa
Arab dengan ilmu alatnya seperti nahwo, sharaf, bayan, ma‟ani, badi, dan
arud, tarikh, mantiq dan tasawuf. Kitab yang dikaji di pesantren umumya
kitab-kitab yang di tulis dalam abadpertengahan, yaitu abad ke-12 sampai
dengan abad ke-15 atau lazim disebutdengan “Kitab Kuning“ .
Adapun metode yang lazim dipergunakan dalam pendidikan pesantren
ialah wetonan, sorogan, dan hafalan. Metode Wetonan adalah metode
kuliah dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk disekeliling
kyai yang menerangkan pelajaran. Santri menyimak kitab masing-masing
dan mencatat jika perlu.
Metode sorogan adalah suatu metode dimana santri menghadap guru atau
kyai seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan
dipelajarinya, kyai membacakan dan menerjemahkannya kalimat
perkalimat kemudian menerangkan maksudya.
Metode Hafalan ialah suatu metode dimana santri menghafal teks atau
kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Biasanya cara menghafal ini
diajarkan dalam bentuk syair atau Nazam .

6
b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan esantren tidak dibatasi seperti dalam lembaga-lembaga
pendidikan yang memakai sistem klasikal. Umumnya, kenaikan tingkat
seorang santri ditandai dengan tamat dan bergantinya kitab yang
dipelajarinya. Apabila seorang santri telah menguasai satu kitab dan telah
lulus imtihan (Ujian) yang diuji oleh kiai nya, maka ia berpindah ke kitab
yang lain. Jadi jenjang pendidikan tidak ditandai dengan naiknya kelas
seperti dalam pendidikan formal, tetapi pada penguasaan kitab-kitab yang
telah ditetapkan dari yang paling rendah sampai paling tinggi .
c. Fungsi Pesantren
Azyumardi azra menyatakan bahwa ada tiga fungsi pesantren tradisional.
Pertama, transmisi dan transfer ilmu-ilmu keislaman, Kedua, Pemeliharaan
Tradisi keislaman dan ketiga, reproduksi ulama .
d. Prinsip-Prinsip Pendidikan Pesantren Pesantren
memiliki prinsip-prinsip utama dalam menjalankan pendidikannya.
Setidaknya ada dua belas prinsip yang dipegang teguh pesantren :
1) theocentric
2) Sukarela dalam pengabdian
3) kearifan
4) kesederhanaan
5) kolektivitas
6) mengatur kegiatan bersama
7) ebebasan terpimpin
8) kemandirian
9) pesantren adalah tempat mencari ilmu dan mengabdi
10) mengamalkan ajaran agama
11) belajar di pesantren bukan untuk mencari Ijazah
12) restu kiai artinya semua perbuatan yang dilakukan oleh setiap warga
pesantren sangat bergantung pada kerelaan dan do’a dari kyai.

7
e. Sarana dan tujuan Pesantren
Dalam bidang sarana, pesantren tradisional ditandai oleh ciri khas
kesederhanaan. Sejak dulu lingkungan atau kompleks pesantren sangat
sederhana. Tentu saja kesederhanaan secara fisik kini sudah berubah total.
Banyak pesantren tradisional yang memiliki gedung yang megah. Namun,
kesederhanaan dapat dilihat dari sikap dan prilaku kiai dan santri serta
sikap mereka dalam pergaulan sehari-hari. Sarana belajar misalnya, masih
tetap dipertahankan seperti sedia kala, dengan duduk diatas lantai dan di
tempat terbuka dimana kiai menyampaikan pelajaran.
Mengenai tujuan pesantren,sampai kini belum ada suatu rumusan yang
definitif. Antara satu pesantren dengan pesantren yang lain terdapat
perbedaan dalam tujuan, meskipun semangatnya sama, yakni untuk meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat serta meningkatkan ibadah kepada Allah
SWT. Adanya keberagaman ini menandakan keunikan masing-masing
pesantren dan sekaligus menjadi karakteristik kemandirian dan
independensinya.
f. Kehidupan Kyai dan Santri
Kehidupan di pesantren berkisar pada pembagian kegiatan berdasarkan
shalat lima waktu. Dengan sendirinya pengertian waktu pagi, siang dan
sore di pesantren menjadi berbeda dengan penger tian diluar. Dalam hal
inilah misalnya sering dijumpai santri yang menanak nasi ditengah malam,
mencuci pakaian menjelang terbenam matahari

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Tidak jelas dan tidak banyak referensi yang menjelaskan kapan


pesantren pertama berdiri, bahkan istilah pesantren, kyai dan santri
masih diperselisihkan.
2. Akar Historis keberadaan pesantren dapat dilacak jauh kebelakang
kemasa-masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Ketika para wali songo
menyiarkan dan menyebarkan Islam di tanah Jawa, mereka
memanfaatkan Masjid dan pondok pesantren sebagai sarana dakwah
yang efektif. Para wali songo itu mendirikan masjid dan padepokan
(Pesantren) sebagai pusat kegiatan mereka dalam mengajarkan dan
mendakwahkan agama Islam.
3. Untuk mengetahui karakteristik pendidikan pesantren, maka dapat
dilacak dari berbagai segi yang meliputi keseluruhan sistem
pendidikan:seperti materi pelajaran dan metode pengajaran, prinsip-
prinsip pendidikan, sarana dan tujuan pendidikan pesantren, kehidupan
kyai dan santri serta hubungan keduanya.
B. Saran

Demikinlah hasil makalah yang kami susun,semoga makalah ini


memberikan informasi yang akan memperdalam ilmu pembaca,dan tidak
menjadi satu-satunya rujukan pembaca,karena kami menyadari akan
kekurangan makalah ini,akan tetapi makalh ini segalanya berlandasan
dari sumber-sumber terpercaya. Demi kesempurnaan makalah ini dan
makalah selanjutnya, kami bersedia menerima kritik dan saran dari
pembaca. Demikian kami ucapkan terimakasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

 Abuddin Nata,H.(Ed),Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-


Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia,grasindo,jakarta,2001,h.93
 Ahmad Syafi‟i Nur,Pesantren :Asal Usul Dan Pertumbuhan
Kelembagaan,Dalam Buku yang di Edit oleh Abuddin Nata yang berjudul
Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan
Islam Di Indonesia,Grasindo,Jakarta,2001
 Azyumardi Azra,Prof.Dr.H.,Pendidikan Islam;Tradisi Dan Modernisasi
Menuju Milenium Baru,Logos,Jakarta,2002
 Dawam rahardo,M. (Ed.),Pesantren Dan
Pembaharuan,LP3ES,Jakarta,1974 Hasbullah, Drs.,Sejarah pendidikan
Islam di Indonesia,Raja Grafindo Persada,Jakarta,1996
 Fakhrurrozi, Hatta. “Pesantren Virtual: Dinamisasi Atau Disrupsi
Pesantren?”. Pedagogia: Jurnal Pendidikan 10, no. 1 (April 12, 2021):
156. Accessed April 26, 2021.
 Mahmud Yunus,Sejarah pendidikan Islam,Raja Grafindo
Persada,Jakarta,1996 Marwan Saridjo et.al.,Sejarah Pondok Pesantren
Di Indonesia,Drama Bakti,Yakarta,1982
 Mastuki HS,M.Ag dan M.Ishom El-saha,M.Ag. ,Intelektualisme
Pesantren;Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Perkembangan
Pesantren,Diva Pustaka,Jakarta,2003

10

Anda mungkin juga menyukai