Kelompok 3:
Zulfa Nurul Maulida 222101010093
Auliatul Magfihirah 223101010001
Sayyidah Farah Nafiza 223101010004
Ahmad Fathan Maulana 223101010005
Moh. Assrof Ulil Albab 223101010006
Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah menganugrerahkan rahmat beserta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang mengusung judul materi “PROFIL IDEAL
LULUSAN PESANTREN; PELUANG DAN TANTANGAN”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4-5
1.3 Tujuan .................................................................................................................5
BAB II ...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN ............................................................................................................6
2.1 Sejarah BerdirinyaPesantren ............................................................................ 6-7
2.2 Kontribusi Pesantren........................................................................................ 7-8
2.3 Lulusan Pesantren Tradisional, Modern,dan Kombinasi ................................. 9-11
2.4 Peluang dan Tantangan Yang Dihadapi Pesantren ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Upaya Pesantren dalam Memajukan dan Mengembangkan Pesantren ........... Error!
Bookmark not defined.
BAB III ........................................................................................................................ 15
PENUTUP ................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu lembaga pendidikan yang berkembang di Indonesia yaitu
lembaga pendidikan pesantren. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam
tertua di Indonesia, bahkan pesantren telah ada sebelum Indonesia merdeka dan ada
sejak agama Islam masuk ke Indonesia.
4
1.2.4 Bagaiman peluang dan tantangan yang dihadapi pesantren?
1.2.5 Jelaskan upaya pesantern dalam melanjutkan dan mengembngkan
pesantren?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah pesantren.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja kontribusi pesantetren.
1.3.3 Untuk mengetahui seperti apa lulusan pesanteren modern dan
kombinasi.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaiman peluang dsn tantangan yang dihadapi
pesantren.
1.3.5 Untuk mengetahui upaya pesantren dalam melanjudkan dan
mengembangkan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Pesantren
Pada mulanya, proses terjadinya pondok pesantren sangat sederhana. Orang
yang menguasai beberapa bidang ilmu agama islam, misalnya: ilmu fiqih, ilmu
hadis, ilmu tauhid, ilmu akhlak, dan ilmu tasawuf yang bisanya dalam bentuk
penguasaan beberapa kitab klasik (kitab kuning) muali mengajarkan ilmunya di
surau-surau, majelis-majlis ta'lim, rumah guru atau masjid kepada masyarakat
sekitarnya. Lama kelamaan sang kyai semakin terkenal dan pengaruhnya semakin
luas, kemudian para santri dari berbagai daerah datang untuk berguru kepada kyai
tersebut. 1
1
Mu’awanah, “Manajemen Pesantren Mahasiswa” (Kediri: STAIN Press, 2009),16.
2
DEPAG, Pola, “Pengembangan Pondok Pesantren” ( Jakarta:Ditpekapontren Ditjen
Kelembagaan Agama Islam DEPAG, 2003), 10.
6
mengajarkan ajaran-ajaran agama hindu. Pondok pesantren di indonesia
baru diketahui keberadaan dan perkembangannya setelah abad ke-16.3
3
Ibid,. 11.
7
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional yang
mempertahankan metode pengajaran klasik. Mereka mengajarkan ilmu
agama Islam, seperti Al-Qur'an, Hadis, Fiqih, Tauhid, dan sejarah Islam.
b. Pengajaran Nilai-nilai Islam
Selain mengajarkan ajaran agama, pesantren juga mengutamakan
pembentukan karakter dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini membantu siswa untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam
dalam praktek kehidupan sehari-hari.
c. Pembinaan Akhlak
Pesantren memperhatikan pembinaan akhlak (etika) yang baik, seperti
kesabaran, kejujuran, kerja keras, dan kepedulian sosial. Hal ini penting
dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran
Islam.
d. Pengembangan Kajian Islam
Banyak pesantren yang juga menjadi pusat pengembangan kajian Islam dan
pemikiran keagamaan. Mereka mendukung pemahaman Islam yang
moderat dan toleran, serta menjadi tempat bagi para ulama dan cendekiawan
untuk berkumpul dan berdiskusi.
e. Pemberdayaan Masyarakat
Pesantren seringkali juga berperan dalam pemberdayaan masyarakat lokal.
Mereka tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga memberikan
bantuan sosial, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur di sekitar
lingkungan pesantren.
f. Pelestarian Budaya Lokal
Sebagian besar pesantren juga berkontribusi dalam melestarikan budaya
lokal sambil mengintegrasikan nilai-nilai keislaman. Mereka
mempertahankan tradisi lokal dalam konteks Islam, sehingga menciptakan
keberagaman kultural yang kaya dalam masyarakat.
8
2.3 Lulusan Pesantren Tradisional, Modern dan kombinasi keduanya.
Secara umum, pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan
Islam yang bersistem pondok atau asrama. Di dalam pondok pesantren, seorang
santri atau pelajar akan diberikan pendidikan khusus. Mulai dari mempelajari,
memahami, mendalami, menghayati, hingga mengamalkan ajaran Islam yang
benar dengan penekanan pada pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat.
Sedangkan menurut peraturan Menteri Agama RI, disebutkan bahwa
pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang berbasis
masyarakat, baik sebagai satuan pendidikan atau sebagai wadah
penyelenggaraan pendidikan.
Pondok pesantren merupakan sebuah warisan, dan cikal bakal dari
pendidikan Islam tradisional di Indonesia yang mempunyai ciri khas dan
keunikan tersendiri. Namun seiring dengan perkembangan jaman,
ketradisionalan lembaga pendidikan di pondok pesantren mulai mengalami
banyak inovasi dan pembaharuan baik dari metode pembelajarannya maupun
dari kurikulum pendidikan yang digunakan.4
Maka tidak heran, apabila dewasa ini sering kita jumpai istilah
pondok pesantren modern pondok pesantren tradisional,dan pondok pesantren
Kombinasi.
a. Pesantren tradisional adalah pesantren yang masih mempertahankan
tradisi pesantren klasik. Kurikulum pesantren tradisional berfokus
pada kajian agama Islam, seperti Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Tauhid,
Akhlak, dan Tasawuf.Metode pembelajaran yang diterapkan di
pesantren tradisional umumnya terbagi menjadi beberapa metode,
diantaranya yaitu sorogan dan wetonan.
Sorogan adalah metode pembelajaran dimana seorang santri berhadapan
dengan guru atau kyai, kemudian membaca kitab kuning dan
memberinya makna. Sementara sang kyai atau guru hanya
4
Zamakharyari Dhofier, “Tradisi Pesantren, ( Study Tentang Pandangan Hidup Kiai)”, (
Jakatta: LP3ES,1994), 33-34.
9
mendengarkan dan memberi catata, komentar atau bimbingan bila
diperlukan.
Sedangkan wetonan adalah merode pembelajaran sebagaimana metode
ceramah dalam perkuliahan. Dimana para santri mengikuti pelajaran
dengan duduk melingkar di sekeliling kyai yang menerangkan materi
pelajaran. Setiap santri menyimak sambil memperhatikan kitabnya
masing-masing dan membuat catatan di dalamnya.
Lulusan pesantren tradisional memiliki karakteristik yang kuat dalam hal
keagamaan. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran
agama Islam, serta memiliki keterampilan dalam membaca dan memahami
kitab-kitab kuning.5
Studi Kasus:
5
Habib Chirzin, “Teguh Pada Nilai-Nilai Salaf Dan Ahlussunnah Wal Jama’ah”, Rubik
Wawasa dalam Jurnal Pesantren, (NO. Perdana, Oktober- Desember, 1984), 39.
10
metode pembelajaran yang diterapkan umumnya menekankan pada
penguasaan ilmu modern dan bahasa arab disamping ilmu agama.
Metode pembelajaran pondok pesantren modern yaitu:
Metode ceramah, yaitu kiai atau ustadz menyampaikan
materi pembelajaran kepada santri secara lisan.
Metode tanya jawab, yaitu kiai atau ustadz memberikan
pertanyaan kepada santri untuk menguji pemahaman
mereka.
Metode diskusi, yaitu santri berdiskusi dengan kiai atau
ustadz untuk membahas suatu materi pembelajaran.
Metode praktik, yaitu santri mempraktikkan materi
pembelajaran yang telah diberikan. 6
Lulusan pondok pesantren modern memiliki keunggulan-keunggulan
tentang pemahaman agama islam yang baik, memiliki pengetahuan yang luas
karena lulusan pondok pesantren modern juga mengikuti pendidikan formal,
sehingga mereka memiliki pengetahuan umum yang luas, mereka dapat
mengikuti perkembangan zaman dan berkontribusi secara aktif dalam
masyarakat. Dan memiliki kemampuan berbahasa arab yang baik dan memiliki
jiwa kemimpinan yang kuat.
Studi Kasus:
Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur merupakan salah satu contoh
pesantren modern di Indonesia. Pesantren ini didirikan oleh KH. Ahmad Sahal dan
KH. Zainuddin Fanani pada tahun 1926. Sistem pendidikan di pesantren ini
menggunakan sistem klasikal dan kurikulum nasional. Metode pembelajaran di
6
Karel A. Steenbrink, Pesantren, Madrasah dan Skolah; “Pendidikan Islam dalam Kurun
Modern”, ( Jakarta: LP3S, 1986). 17.
11
pesantren ini beragam, seperti ceramah, diskusi, praktikum, dan karya tulis.
Kurikulum di pesantren ini mencakup materi-materi keagamaan dan umum.
Studi Kasus:
7
Zamkhasyari Dhofier, “Tradisi Pesantren (Studi Tentang Pandangan Kiai)”, (
Jakarta:LP3ES,1994), 28-29
12
Peluang yang dimiliki pesantren
13
c. Mengintegrasikan pendidikan agama dan keagamaan: Pesantren harus
menjadi tempat yang mengintegrasikan pendidikan agama dan keagamaan.
Dengan mengembangkan program pendidikan agama yang kuat dan
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, pesantren dapat membangun
kepribadian Islam yang lebih kuat dan berpengalaman.
d. Meningkatkan kualitas pesantren; Pesantren harus terus mengembangkan
kualitasnya untuk menjadi lembaga pendidikan yang berkesan dan menarik.
Hal ini mencakup pengembangan infrastruktur, sumber daya manusia, dan
kerjasama dengan pemerintah dan pihak lain.
e. Mengembangkan jaringan: Pesantren harus membangun jaringan dengan
lembaga pendidikan lain, baik itu pesantren, sekolah, atau lembaga
pendidikan formal[4]. Jaringan ini dapat membantu pesantren dalam
mengakses sumber daya, informasi, dan keahlian yang tidak ada di dalam
pesantren itu sendiri.
f. Mengadopsi kebijakan pemerintah: Pesantren harus terus mengadopsi
kebijakan pemerintah yang mendukung pembangunan pesantren dan
pendidikan[3]. Hal ini mencakup persediaan sumber daya, pengendalian
pengajaran, dan penetapan standar pendidikan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menghadapi tantangan, lulusan pesantren perlu menerapkan
ajaran agama ke dalam kehidupan yang maju, menyesuaikan diri dengan
aturan di luar pesantren, dan mengatasi keterbatasan dalam memaksimalkan
potensi akademik, spiritual, sosial, dan emosional. Mereka juga perlu
mengembangkan kreativitas, berkolaborasi dengan berbagai pihak, dan
menggunakan teknologi dan informasi untuk mengembangkan diri.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, disarankan kepada pembaca untuk
bisa membaca dengan cermat apa yang telah penulis sampaikan agar
informasi yang didapatkan agar dapat memahami materi ini dengan baik.
Penulis juga tidak membatasi para pembaca untuk menggali informasi dari
sumber lain untuk melengkapi kekurangan atau letidaktepatan pembahasan
pada makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
16