Disusun oleh:
Desita Asmarani
NIM:202200401010
Segala puji sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia - Nya yang selalu tercurahkan kepada kita. Sholawat serta
salam kita tujukan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita
nantikan syafa'atnya di yaaumul akhir.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah,juga
dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada pembaca untuk lebih
mengetahui tentang segala sesuatu mengenai “peran pesantren dalam dakwah di
indonesia
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan dan kesalahan. Olehkarena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pambaca demi kebaikan dan kesempurnaan yang
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................4
B. Rumusan masalah............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian pesantren........................................................................................5
B. Potensi PondokPesantren.................................................................................6
C. Tujuan Pesantren.............................................................................................6
D. Konsep Pesantren Sebagai Potensi Dakwah....................................................8
E. Mengembangkan Dakwah Informasi.............................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana peran pesantren dalam dakwah
2. Apakah pesantren sangat berperan penting dalam dakwah
1
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 39.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pesantren
Secara bahasa pesantren berasal dari kata Santri yang mendapat awalan
pe-dan akhiran-an yang berarti tempat tinggal para santri. Kata santri sendiri,
shastri, yaitu orang yang tahubuku-bukusuci agama atau orang yang telah sarjana
ahlikitab suci.2Istilah pesantren di Indonesia lebih populer dengan sebutan
pondok pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok (kamar, gubuk,
rumah, kecil) dipakai dalam bahasa Indonesia dengan menekankan kesadaran
bangunan.
Sedangkan dalam bahasa Arab berasal dari kata Funduq, yang berarti
hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. Dengan demikian,
pesantren adalah sebuah tempat dimana para santri meninginap dan menuntut
ilmu (mathlab).
Pesantren adalah salah satu lembaga Iqomatuddin. Diantara lembaga-
lembaga iqomqtuddin lainya yang memiliki dua fungsi utama, yaitu : fungsi
kegiatan tafaquhfi Ad-Din (pengajaran, pemahaman dan pendalaman agama
Islam) dan fungsi Injar (menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam kepada
masyarakat)2
Secara garis besar pondok pesantren atau lembaga atau tempat
pendidikan dan pengajaran agama Islam yang mempunyai tujuan untuk
melestarikan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Sebagai salah
satukekayaan budaya Islam di indonesia, pondok pesantren memiliki ciri khas
tersendiri, terlihat dari sistem pendidikan yang diterapkan.
9
Samsul Munir Amin, Op.Cit., 5
Oleh karena itu tugas seorang da’i yang pokok sebenarnya adalah
membuat manusia ya’lamun, mengetahui mana yang basyiran (menggembirakan
karena memenuhi kebutuhan hidup) dan mana yang nadziran (memberi
advis/solusi hidup), dan untuk itu seorang da’i harus mampu menyampaikan
dengan jelas (balaghul mubin). Disinilah posisi da’i sebagai muballigh
(penyampai
penerang) yang bertugas melakukan tabligh (menyampaikan dan menerangkan).
Ketika kita memasuki era globalisasi10, kemudian dihadapkan dengan era
informasi, karena era globalisasi tersebut salah satunya ditandai dengan era
informasi. Dalam era informasi ini, media massa menguasai kehidupan kita,
dengan demikian tantangan pengembangan masyarakat semakin kompleks.
Masyarakat yang berada dalam era informasi, mereka dalam menata hidupnya
ditentukan oleh informasi yang mereka terima11. Coba perhatikan dan rasakan
ketika bagaimana kita beli barang, bagaimana kita berpakaian, bagaimana kita
memilih music, bagaimana kita bergaya dan bagaimana kita berpolitik. Upaya
dakwah khususnya pembangunan masyarakat yang kita lakukan mengalami
kesulitan karena informasi yang ada sering tidak mendukung tujuan upaya
pembangunan kita yaitu ketaqwaan12 menjalankan kehidupan berdasarkan
petunjuk Sang Khaliq.
Cukup banyak dakwah dilakukan, baik dakwah yang menyampaikan jaran
Islam maupun dakwah yang menyampaikan informasi tentang kehidupan dan
pembangunan kehidupan ummat Islam. Ada dakwah yang berupa oral misalnya
ada ceramah, pidato, khutbah dan sejenisnya. Ada dakwah yang berupa tulisan
misalnya ada kitab, buku, makalah, jurnal, artikel dan sejenisnya. Ada dakwah
yang melalui multimedia misalnya ada dakwah di radio, di TV, di Film, di
internet dan yang lain. Namun kenyataannya dakwah kita tidak sepenuhnya
berhasil, kalau tidak boleh dikatakan gagal, atau bangkrut, karena gencarnya
10
Piort, The Sociology of social Change, terj. Alimandan: Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta,
Prenada, 2008
11
A. Muis, Media Massa Islam dan Era Informasi, dalam Rusjdi Hamka dan Rofiq, (ed.): Islam
dan Era Informasi, (Jakarta, Pustaka Panjimas”, 1989)
12
Dedy Djamaluddin Malik, Peranan Pers Islam di Era Informasi, dalam Rusjdi Hamka dan
Rofiq (ed.): “Islam dan Era Informasi, (Jakarta, Pustaka Panjimas”, 1989)
informasi yang tidak mendukung kehidupan ummat seperti yang diharapkan,
yang kita cita-citakan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengembangan pondok pesantren untuk ikut terlibat dalam pembangunan
bangsa dan khususnya pembangunan masyarakat sekitarnya adalah akan muncul
beberapa wujud kemungkinan, di antaranya adalah:
1. Pesantren sebagai Pusat Pengembangan potensi dakwah santri untuk
masyarakat dan menanta lingkungan sosial tatkala selesai mondok.
2. Pesantren sebagai Pusat Ininformasi Keislaman, dalam mana masyarakat
bisa mendapatkan produk-produk tertentu.
3. Pesantren sebagai Tempat Forum Rembuk Tokoh, dalam mana masyarakat
bersama kyai dapat berusaha menyelesaikan masalah-masalah social-budaya.
4. Pesantren sebagai Pusat Berbagi Ilmu, dalam mana masyarakat datang ke
pesantren untuk mencari ilmu-ilmu agama.
5. Pesantren sebagai Tempat Wisata Keluarga. Pesantren dikembangkan untuk
menjadi tempat wisata bagi keluarga yang mana masyarakat akan
memperoleh informasi-informasi keagamaan dan pesantren itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Muis, Media Massa Islam dan Era Informasi, dalam Rusjdi Hamka dan Rofiq, (ed.): Islam dan
Era Informasi,( Jakarta, Pustaka Panjimas”, 1989)
Babun Suharto, Dari Pesantren Untuk Umat, Surabaya:IMTIYAZ, 2011), Cet Ke I Davis,
Gordon B, Sitem Informasi Managemen, Bagian II,Jakarta, (Pustaka Binaman
Pressindo, 1995).
Dedy Djamaluddin Malik, Peranan Pers Islam di Era Informasi, dalam Rusjdi Hamka dan
Rofiq (ed.): “Islam dan Era Informasi, (Jakarta, Pustaka Panjimas”, 1989).
Departemen Agama RI, Pondok Pesantrendan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya ( Jakarta: Direktorat Jendral Agama RI, 2003).
Devito, Joseph A, Komunikasi Antar Manusia, Edisi kelima, (Jakarta, Professional Books,
1997).