PENDAHULUAN
moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari (Hasbullah, 1996 :
39).
Pesantren memiliki peran penting dan strategis dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal yang
melatarbelakanginya sebagai lembaga syiar agama Islam yang memegang kendali paling
sekaligus sebagai lembaga pendidikan Islam yang relatif tua yang mampu bertahan dan
berkembang hingga saat ini. Sebagai lembaga Islam, pondok pesantren telah berusaha
nilai-nilai keislaman dengan titik berat pada aspek pendidikan. Di pihak lain, pondok
sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna membentuk masyarakat
sesuai dengan perubahan zaman serta adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Akan tetapi, pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan agama
Islam yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat. Pesantren adalah
lembaga yang dapat dikatakan merupakan wujud proses perkembangan sistem
pendidikan Islam yang juga memerlukan inovasi dalam pendidikan, bukan hanya
terutama mengarah pada santri yang berdiam dalam pondok. Namun di sisi lain masih
terdapat proses reformasi yang luas, yang menuju pada ilmu pendidkan kemasyarakatan
merupakan bagian pendidikan yang sangat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek
sikap dan nilai. Agama mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan
manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan dirinya sendiri yang dapat menjamin
arti tugas keagamaannya, karena dapat berupa penjabaran nilai-nilai hidup keagamaan
bagi kemaslahatan masyarakat luas. Dengan tugas seperti ini pondok pesantren akan
dijadikan milik bersama, didukung dan dipelihara oleh kalangan yang lebih luas serta
sehari-hari, dan bukan hanya kegiatan dalam tempat peribadatan ataupun kehidupan
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok
manusia pengabdi Allah yang ahli agama dan berwawasan luas sehingga mampu
Pondok pesantren Ma’ahid Kudus adalah salah satu lembaga pendidikan Islam
tertua di Kudus yang seiring dengan perkembangan zaman melakukan berbagai adaptasi
pondok saja melainkan juga berkiprah dengan masyarakat. pondok pesantren Ma’ahid
aqidah dan membentuk akhlak karimah, serta berupaya untuk tetap mengeksistensikan
upaya mendirikan pengajian yang diadakan tiap jumat kliwon yang dilaksanakan sebulan
sekali yang bertempat di Aula Ma’ahid Kudus yang diikuti oleh masyarakat setempat dan
dari berbagai daerah yang berada disekitar dan luar kota Kudus. Isi materi yang
disampaikan meliputi Aqidah, Akhlak, tafsir Quran serta berbagai permasalahan
kontemporer.
dalam sekolah (formal) dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan formal berupa
pendidikan di dalam sekolah sedang pendidikan luar sekolah berupa kegiatan di luar
pondok pesantren. Adapun peran yang lebih menonjol daripada peran pondok pesantren
Ma’ahid Kudus adalah pendidikan formal karena dilihat dari para alumni banyak yang
pendidikan formal yang dilihat dari perannya lebih menonjol, karena pendidikan non
formal yang diselenggarakan pondok pesantren Ma’ahid Kudus memiliki ke-khasan dan
keunikan tersendiri dibandingkan dengan yang lain. Pendidikan non formal yang
diadakan tiap hari Jum’at Kliwon. Latar belakang dari peseta pengajian bervariasi dari
tingkat profesi pekerjaan, usia, jenis kelamin dan pendidikan. Dilihat dari profesi
pekerjaan banyak yang dari petani, pedagang dan pegawai. Rata-rata usia peserta
pengajian antara 35-60 tahun. Adapun yang menarik dari pengajian ini adalah dari segi
pelaksanaannya yaitu dalam satu pertemuan dapat menyajikan dua tema dan
menghadirkan dua ustadz, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti atau
penghambatnya.
B. Penegasan Istilah
penafsiran yang berbeda-beda mengenai judul skripsi ini, maka penulis perlu
1. Peran
Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988: 667). Peran dalam judul ini, penulis maksudkan
sesuatu yang menjadi faktor utama untuk menjadikan sarana terhadap berhasilnya
suatu masalah.
2. Pondok pesantren
Pondok pesantren terdiri atas dua kata, yaitu kata pertama “pondok” dan kata
kedua “pesantren”. Kata pondok berasal dari kata “funduq” berarti “penginapan”
sedang kata pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan “pe-“ dan
akhiran “–an” sehingga mempunyai arti “tempat tinggal para santri” (Dhofier,
1983:18).
3. Meningkatkan
4. Pendidikan
5. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan dan
18 januari 2012
Bertitik tolak dari batasan istilah di atas, maka dapat ditegaskan bahwa yang
dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan tentang bagaimana
ilmu agama.
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
masyarakat ?
Pendidikan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi
2. Secara Praktis
b. Bagi pondok pesantren Ma’ahid Kudus dapat memberi motivasi untuk lebih
E. Kajian Pustaka
Penelitian-penelitian yang sejenis telah dilakukan, akan tetapi dalam hal tertentu
menunjukan perbedaan. Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang dapat penulis
1. Eka Sulistyana ( UMS, 2002) dalam skripsinya yang berjudul Peranan Pondok
dalam usaha peningkatan pendidikan Islam ditempuh melalui dua lini. Pertama secara
pendalaman bahasa Arab dan pendalaman pendidikan agama Islam seperti kajian-
kajian kitab dan pengetahuan Islam dan umum. Kedua, secara ekstern yaitu
pelaksanaan di madrasah.
2. Suci Nurjanah ( UMS, 2010 ) dalam skripsinya yang berjudul Peran Pendidikan
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta adalah salah satu lembaga yang
bernuansa islami, yang mampu menanamkan nilai religius, kemandirian, kedisiplinan
3. Edi suwanto ( UMS, 2006 ) dalam thesisnya yang berjudul Manajemen Kegiatan
mengenalkan Islam dan memahami hakikat Islam kepada kaum muslimin serta
4. Lila fauziah ( UMS, 2010 ) dalam skripsinya yang berjudul Peran Pondok Pesantren
modern imam syuhodo mempunyai peran yang sangat penting bagi pembinaan
untuk selalu mendalami ilmu agama melalui majlis ta’lim yang bertempat di masjid
atau mushola.
Berdasar pada penelitian hasil-hasil skripsi yang sudah terpapar di atas, memang
sudah ada penelitian-penelitian yang serupa dengan yang akan penulis teliti. Akan
tetapi dari lokasi dan studi kasus penelitiannya jelas berbeda. Penelitian ini lebih
masyarakat dalam bentuk pengajian umum dan peneliti mengambil lokasi di pondok
pembaharuan.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang prosedurnya menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
a. Subjek penelitian
(Arikunto, 1996:113).
2) Ustadz pengajian
3) Pengelola pengajian
b. Sumber data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh (
Suharsimi,: 114).
Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh seorang peneliti
langsung dari objek, sedang data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung dari objeknya tetapi melalui sumber lain baik lisan ataupun tertulis.
adalah:
a. Observasi
gejala-gejala subyek yang diteliti ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung dalam situasi yang sebenarnya atau situasi buatan ( Marzuki, 1986: 60),
sedangkan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung
dalam situasi yang sebenarnya. Metode ini digunakan dalam mengamati letak
Kudus.
b. wawancara
Wawancara atau interview adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya-
jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan
penelitian ( Hadi, 1987 : 193). Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik
membawa garis besar hal-hal yang akan ditanyakan ( Arikunto, 1998: 27).
Metode wawancara dalam penelitian ini dipakai penulis untuk mengambil data
c. Metode dokumentasi
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya ( Arikunto, 1998:
149). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang struktur organisasi,
tenaga pendidikan, jumlah peserta pengajian, dan data lain yang diperlukan dalam
penelitian.
4. Analisis data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode penelitian,
karena dengan analisa data dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
suatu urutan menamai populasinya serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca (
Orientasi umum penelitian ini terletak pada aspek bagaimana peran pondok
metode yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif
dihimpun yang kemudian diseleksi, disusun secara sistematis, serta dianalisa dengan
mengaitkan data satu dengan lainnya yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan,
dengan metode:
a. Deduktif, cara berfikir yang berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan
bertitik tolak pada pengetahuan umum akan ditarik kesimpulan yang sifatnya
b. Induktif, cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus kemudian
Secara umum sebuah skripsi akan lebih sistematis jika disusun dengan
sistematika yang sesuai dengan kaidah yang baik, maka dalam skripsi ini penulis
BAB I Pendahuluan. Pembahasan dalam bab ini meliputi latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian yaitu : 1) Pondok pesantren
Indonesia, dasar dan tujuan Pondok pesantren di Indonesia, fungsi pondok pesantren,
masyarakat.
BAB III Gambaran umum Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus dan Perannya dalam
bedirinya, Letak geografis, visi dan misi, tujuan dan target pondok Pesantren Ma’ahid
Kudus, struktur organisasi Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus, profil santri dan pondok,
BAB IV Analisa, bab ini merupakan inti dari penulisan ini, analisa berupa data
permasalahan pada penelitian. Yaitu analisa mengenai peran pondok pesantren Ma’ahid