Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Pengertian Pesantren dan Komponen-Komponen Pesantren”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepesantrenan

DOSEN PENGAMPU : Muhammad Kanzul Fikri, S.E., MEI.

Disusun Oleh:
Rismayana (2113111022)

Hikmah Putri Octaviani (2113111002)

Eka Febriani (2113111036)

Program Study Kepesantrenan


Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA)
Blokagung Tegalsari Banyuwangi
Tahun : 2021
KATA PENGANTAR
Sembah puji bagi Allah Yang Maha Kaya, yang mencukupi segala rizqi kefakiran
semesta alam raya. Salam sanjungan dan ta’dim pada nabi yang telah mengajari umatnya
menjadi manusia kaya yang bermanfaat, atau menjadi manusia miskin namun bermartabat,
Rasulullah Muhammad SAW. Berkat rahmat dan karunianya pula, kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Pengertian Pesantren dan Komponen-Komponen Pesantren. Yang insyaallah
tepat pada waktunya

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen Muhammad Kanzul Fikri, S.E., MEI.
Mata Kuliah Kepesantrenan, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa
bimbingan dari beliau mungkin, kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan
format yang telah ditentukan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya,
mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peniliti dan pembaca.

Banyuwangi,26 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

BAB II

A. Definisi Pesantren

B. Komponen-komponen Pesantren

BAB III

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesantren merupakan pendidikan tradisional yang juga disebut dengan
nama pondok.Dimana berkembang setelah masuknya agama Islam di Indonesia
yang sangat berpengaruh terutama di pulau jawa yang dibawa oleh wali
songo.Pada masa Wali Songo pesantren masih sangat sederhana bangunannya
yaitu musola kecil beratap daun alang-alang.Sedangkan saat ini mengalami
perubahan dengan bangunan yang lebih bagus dari sebelumnya.Modal sikap
keberagaman para santri saat itu masih mengandalkan mode pembelajaran
padaa saat itu ialah pada siang hari para santri dibawa kelahan pertanian
sementara pada malam harinya para santri belajar tenang dasar khusus al-
Qur’an dan As-Sunnah.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi Pesantren?
b. Apa saja komponen-komponen Pesantren?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pesantren

1. Dari Segi Bahasa

Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau


ponpes, istilah pondok barangkali berasal dari pengertian asarama-asarama
para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari
bamboo,atau berasal dari bahasa Arab funding yang berarti hotel atau asrama.
Dimana para santrinya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan
guru yang lebih dikenal kyai . Kata Pesantren berasal dari kata “santri” yang
dengan awalan ‘pe’ dan akhir ‘an’ berarti tempat tinggal santri. Menurut C.C.
Berkata pesantren berasal dari bahasa india yaitu shastri berasal dari kata
shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama, atau ilmu tentang
pengetahuan. Dari asal usul kata santri pula banyak sarjana berpendapat
bahwa pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan kegamaan bangsa
Indonesia pada masa menganut agama Hindu Bundha yang bernama mandala
yang diislamkan oleh para kyai.

2. Pendapat Para Tokoh

Para tokoh yang ahli dalam bidang pemdidikan dan pesantren


mendefinisikan pesantren atau pondok pesantren sabaga berikut;

a. Abdurruhman Mas’ud menegaskan bahwa secara teknis pesantren adalah


tempat santri tinggal dan belajar

M. Arifin berpendapat bahwa pondok pesantren adalah salah satu lembaga


pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat, dengan
system asrama (komplek) dimana para santri menerima pendidikan agama
melaui system pengajiam atau madrasah yang sepenuhnya berada dibwah
kepemimpinan seorang kyai.

Suyoto menekankan pemahaman pesantren dari segi fungsi pondok


pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang dipergunakan untuk
penyebaran agama dan tempat mempelajri agama.

KH. Abdurrohman Wahid menegaskan pesantren adalah sebuah kompleks


dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan disekitarnya .

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan


bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang dikelola oleh
seorang atau beberapa kyai agar santri mampu menguasai ilmu-ilmu agama.

B. Komponen-Komponen Pesantren

Pesantren memiliki lima komponen yang menjadikan bahwa suatu


lembaga pengajian tersebut telah berkembang menjadi sebuah pesantren
Komponen tersebut antara lain:

1. Pondok

Pondok merupakan ciri has tradisi pesantren diamana para santri


tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru
yang lebih dikenal dengan sebutan “kyai”. Asrama atau pondok berada
dalam lingkungan komplek pesantren , dimana kyai bertempat tinggal yang
juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan
kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Komplek pesantren biasanya
dikelilingi oleh tembok agar santri dapat diawasi keluar dan masuknya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Keadaan pondok pesantren biasanya sangat sederhana mereka tidur


diatas lantai tanpa kasur. Papan-papan dipasng pada diding untuk
menyimpan tas atau barang-barang lain. Para santri tidak boleh tinggal diluar
komplek pesantren , kecuali mereka yang berasal dari masyarakat sekeliling
pondok. Alasannya, agar kyai dapat mengawasi dan menguasai para santri.
Pesantren pada umumnya tidak menyediakan kamar khusus untuk santri
senior, mereka tinggl diluar bersama yunior. Dalam pesantren besar biasanya
terdiri dari beberaapa tempat tinggal yang diorganisir olehseorang seksi.
Pondok tempat tinggal santri wanita biasanya dipisah dengan pondok santri
laki-laki, selain dipisahkan oleh rumah kyai dan keluarganya, juga oleh
masjid dan bangunan-bangunan lain.

System pondok bukan saja merupakan komponen paling peting dari


tradisi pesantren. Walaupun keadaan pondok sangat sederhana, para santri
dapat belajar dengan lingkungan social yang baru.

2. masjid
Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren
karena masjid merupakan pusat pendidikan dalam tradisi pesantren. Masjid
ini berfungsi sebagai manifestasi universalisme dari system pendidikan
tradisional. Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam.
Dimanapun kaum muslimin berada, mereka slalu menggunakan masjid
sebagai tempat pertemuan, pusat pendidikan,aktivitas administrasi dan
cultural. Bahkan saat di daerah dimana umat Islam belum begitu terpengaruh
oleh kehidupan Barat, para ulama dengan penuh pengabdian mengajar
murid-murid di masjid, serta memberi nasehat kepada para santri tersebut
untuk meneruskan tradisi yang terbentuk sejak zaman pemulaan Islam.
3. Pengajaran kitab-kitab klasik
Zaman sekarang kebanyakan pesantren telah memasukkan pengajaran
pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam
pendidikan pesantren. Namun, pengajaran kitab-kitab klasik yang diajarkan
di pesantren dapat digolongkan dalam delapan kelompok diantaranya:
a. Nahwu (syntax) dan saraf (morfologi)
b. Fiqih
c. Ushul fiqih
d. Hadist
e. Tafsir
f. Tauhid
g. Tasawuf dan etika
h. Cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah

Dalam penyampaian materi para ustad memiliki strategi dan evaluasi


pembelajaran. Adapun cara mereka menyampaikan dan mengevaluasi sejauh
mana materi dapat dikuasai oleh para santri ada empat model yaitu:
1) Metode Sorogan, ialah suatu medeol pembelajarn yang mirip
mentoring system, dimana santri diajak memahami kandunagn kitab
kuning secara perlahan-lahan, detail, teliti mengikuti pikiran dan
konsep-konsep yang termuat dalam kitab dari kata per kata.
2) Metode Bandongan, adalah model pembelajaran yang berupa
pengkajian kitab-kitab induk dimana seorang kyai atau ustadz
membacakan dan menjabarkan isi kandungan kitab kuning sementara
para santri mendengarkan dan memberi makna.
3) Metode Musyawarah atau diskusi, adalah kegiatan belajar mengajar
diamana para santri dianjurkan untuk menelaah, memahami suatu
topic atau masalah yang terdapat pada masing-masing kitab kuning.
4) Metode Muhafadhoh atau hafalan, yakni kegiatan belajar mengajar
dimana santri menghafal materi yang dipelajarinya karena dapat
dilakukan baik didalam maupun diluar kelas.

4. Santri
Sebuah peantren tidak dapat dikatakan jika tidak ada santri karena
santru merupakan komponen paling penting untuk berlangsungnya kegiatan
pembelajaran. Menurut tradisi pesantren terdapat dua kelompok santri yaitu:
a. Santri Mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap
dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di
pesantren baiasanya memegang tangguang jawab untuk mengurusi
kepentingan pesantren sehari-hari juga memikul tanggung jawab
mengajar santri muda tentang kitab-kitab dasar dan menengah.
b. Santri Kalong, yaitu santri yang berasal dari desa-desa disekeliling
pesantren yang biasanya tidak menetap di pesantren. Untuk mengikuti
pelajarannya di pesantren, mereka bolak-balik (nglaju) dari rumahnya
sendiri.

5. Kyai
Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren
yang kyai merupakan pendiri sebuah pesantren. Sudah sewajaranya bahwa
pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan
pribadi kyainya.
Para kyai dengan kelebihan pengetahuannya dalam Islam, sering kali
dilihat sebagai oaring yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan
dan rahasia alam, dengan demikian mereka dianggap memiliki kedudukan
yang tidak terjangkau, terutama oleh kabanyakan awam. Dalam beberapa hal
mereka menujukkan kekhususan mereka dalam bentuk-bentuk pakaian yang
merupakan symbol kealiman yaitu kopiah dan sorban.

BAB III

A. Kesimpulan
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang menjaga tradisi lama
agar ilmu, cara pembelajaran tidak luntur, bahakan mengalami perubahan.
Pesantren dimasa ke masa mengalami perubahan dengan adanya pesantren
modern yang jumlahnya sangat banyak. Namun tidak ada pengurangan
dalam tradisi lama, malah mengambil hal yang positif sesuai perkembangan
zaman.
Pesantren dari masa ke masa slalu memiliki fungsi utama yaitu
sebagai tempat untuk tafaqquh fidddi. Meskipun secara epiris bentuk
bangunan dan metode pembelajarannya mengalami perubahan yang sangat
signifikan.
Nilai-nilai yang berkembang dilingkungan pesantren menjadi sebuah
model bagi masyarakat I lingkungan pesantren. Model tersebut di transfer
dari bentuk perilaku walisongo dalan beribadah, ber mu’amalah dan
bermasyarakat terus menerus sampai sekarang.

DAFTAR PUSTAKA
Dhofier, Zamakhsyari, MH,Ph.D,1982,Tradisi Pesantren,Studi tentang
Pandangan Hidup Kyai,Jakarta:LP3ES
Bisri Tas’an, Drs,M.Ag,2012,Pesantren Dari Masa ke Masa,Antara Cita
dan Realita,Wonosobo:LP3M
Masyhud, Sulthon, dkk, 2002, Tipologi Pondok Pesantren,Jakarta: Putra
Kencana

Anda mungkin juga menyukai