Disusun Oleh:
Rismayana (2113111022)
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen Muhammad Kanzul Fikri, S.E., MEI.
Mata Kuliah Kepesantrenan, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa
bimbingan dari beliau mungkin, kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan
format yang telah ditentukan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya,
mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peniliti dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
A. Definisi Pesantren
B. Komponen-komponen Pesantren
BAB III
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesantren merupakan pendidikan tradisional yang juga disebut dengan
nama pondok.Dimana berkembang setelah masuknya agama Islam di Indonesia
yang sangat berpengaruh terutama di pulau jawa yang dibawa oleh wali
songo.Pada masa Wali Songo pesantren masih sangat sederhana bangunannya
yaitu musola kecil beratap daun alang-alang.Sedangkan saat ini mengalami
perubahan dengan bangunan yang lebih bagus dari sebelumnya.Modal sikap
keberagaman para santri saat itu masih mengandalkan mode pembelajaran
padaa saat itu ialah pada siang hari para santri dibawa kelahan pertanian
sementara pada malam harinya para santri belajar tenang dasar khusus al-
Qur’an dan As-Sunnah.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi Pesantren?
b. Apa saja komponen-komponen Pesantren?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pesantren
B. Komponen-Komponen Pesantren
1. Pondok
2. masjid
Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren
karena masjid merupakan pusat pendidikan dalam tradisi pesantren. Masjid
ini berfungsi sebagai manifestasi universalisme dari system pendidikan
tradisional. Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam.
Dimanapun kaum muslimin berada, mereka slalu menggunakan masjid
sebagai tempat pertemuan, pusat pendidikan,aktivitas administrasi dan
cultural. Bahkan saat di daerah dimana umat Islam belum begitu terpengaruh
oleh kehidupan Barat, para ulama dengan penuh pengabdian mengajar
murid-murid di masjid, serta memberi nasehat kepada para santri tersebut
untuk meneruskan tradisi yang terbentuk sejak zaman pemulaan Islam.
3. Pengajaran kitab-kitab klasik
Zaman sekarang kebanyakan pesantren telah memasukkan pengajaran
pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam
pendidikan pesantren. Namun, pengajaran kitab-kitab klasik yang diajarkan
di pesantren dapat digolongkan dalam delapan kelompok diantaranya:
a. Nahwu (syntax) dan saraf (morfologi)
b. Fiqih
c. Ushul fiqih
d. Hadist
e. Tafsir
f. Tauhid
g. Tasawuf dan etika
h. Cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah
4. Santri
Sebuah peantren tidak dapat dikatakan jika tidak ada santri karena
santru merupakan komponen paling penting untuk berlangsungnya kegiatan
pembelajaran. Menurut tradisi pesantren terdapat dua kelompok santri yaitu:
a. Santri Mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap
dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di
pesantren baiasanya memegang tangguang jawab untuk mengurusi
kepentingan pesantren sehari-hari juga memikul tanggung jawab
mengajar santri muda tentang kitab-kitab dasar dan menengah.
b. Santri Kalong, yaitu santri yang berasal dari desa-desa disekeliling
pesantren yang biasanya tidak menetap di pesantren. Untuk mengikuti
pelajarannya di pesantren, mereka bolak-balik (nglaju) dari rumahnya
sendiri.
5. Kyai
Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren
yang kyai merupakan pendiri sebuah pesantren. Sudah sewajaranya bahwa
pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan
pribadi kyainya.
Para kyai dengan kelebihan pengetahuannya dalam Islam, sering kali
dilihat sebagai oaring yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan
dan rahasia alam, dengan demikian mereka dianggap memiliki kedudukan
yang tidak terjangkau, terutama oleh kabanyakan awam. Dalam beberapa hal
mereka menujukkan kekhususan mereka dalam bentuk-bentuk pakaian yang
merupakan symbol kealiman yaitu kopiah dan sorban.
BAB III
A. Kesimpulan
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang menjaga tradisi lama
agar ilmu, cara pembelajaran tidak luntur, bahakan mengalami perubahan.
Pesantren dimasa ke masa mengalami perubahan dengan adanya pesantren
modern yang jumlahnya sangat banyak. Namun tidak ada pengurangan
dalam tradisi lama, malah mengambil hal yang positif sesuai perkembangan
zaman.
Pesantren dari masa ke masa slalu memiliki fungsi utama yaitu
sebagai tempat untuk tafaqquh fidddi. Meskipun secara epiris bentuk
bangunan dan metode pembelajarannya mengalami perubahan yang sangat
signifikan.
Nilai-nilai yang berkembang dilingkungan pesantren menjadi sebuah
model bagi masyarakat I lingkungan pesantren. Model tersebut di transfer
dari bentuk perilaku walisongo dalan beribadah, ber mu’amalah dan
bermasyarakat terus menerus sampai sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Dhofier, Zamakhsyari, MH,Ph.D,1982,Tradisi Pesantren,Studi tentang
Pandangan Hidup Kyai,Jakarta:LP3ES
Bisri Tas’an, Drs,M.Ag,2012,Pesantren Dari Masa ke Masa,Antara Cita
dan Realita,Wonosobo:LP3M
Masyhud, Sulthon, dkk, 2002, Tipologi Pondok Pesantren,Jakarta: Putra
Kencana