Anda di halaman 1dari 8

Kurikulum berbasis kompetensi di pesantren

1. 1. Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Pesantren OLeh :Omay Komarudin Tugas


Makalah Mata Kuliah KBK Prodi Pengembangan Kurikulum S2 1. Ancangan
Fenomena masyarakat atau orang tua sekarang kecenderungannya meyekolahkan
anaknya ke sekolah yang bernuansa keagamaan ( TKIT,SDIT,SMPIT dan SMAIT )
bahkan ke sekolah yang berbasis pesantren. Menurut catatan penulis, di daerah
Tasikmalaya yang sekolahnya menerapkan system pesantren ( di asrama kan ) selalu
dibanjiri oleh calon santri yang mendaftar bahkan banyak yang tidak tertampung.
Berikut ini data penerimaan siswa baru ( PSB ) dari sekolah yang menerapkan system
berasrama ( pesantren ) dan sekolah yang disekitarnya ada pesantren: No pendaftar
diterima Ditolak Pesantren Sukamanah 550 550 - Pesantren Sukahideng 750 700 50
Pesantren At-Tajdid 90 90 - Pesantren Al-Furqon 400 280 120 Pesantren Condong
550 500 50 Pesantren Amanah 700 600 100 Tren ini nampaknya akan terus
meningkat, kepercayaan masyarakat akan terus tumbuh, tidak pernah surut. Yang pada
awalnya masyarakat memandang sebelah mata pada pesantren, justru sekarang
menjadi pilihan pertama menyekolahkan anaknya sebelum ke sekolah negeri. Ada apa
dengan fenomena ini?Apa rahasia proses pendidikan pesantren? Apa Pesantren itu ?
Dan kurikulum apa yang diterapkan pada pesantren itu? 2. Tentang Pesantren
Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan
pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping
itu, kata pondok mungkin berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau
hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan
pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa,
sedangkan di Minangkabau disebut surau (Madjid,1997).
2. 2. a. Etimologi Menurut situs Wikipedia.org Istilah pesantren berasal dari kata pesantri-an artinya tempat santri, di mana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa
(Wikipedia ) Istilah pondok berasal dari Bahasa Arabfunduuq ( ( yang berarti
penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan namadayah. Biasanya
pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren,
kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka
biasanya disebut lurah pondok.Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan
keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan. Pesantren telah ada di
Indonesia sejak tahun 1596( Wikipedia.org), mungkin namanya belum pesantren
hanya disebut kegiatan keagamaan. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspielsalah seorang pengkaji keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat
studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh) dan Palembang
(Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan
penting dan telah menarik santri untuk belajar.[5] b. Elemen Dasar Sebuah Pesantren
Beberapa ilmuwan yang mengamati pesantren menyepakati unsur-unsur sebuah
pesantren adalah ; pondok, kiai, masjid, kitab klasik dan santri. Pondok Pondok pada
dasarnya adalah asrama pendidikan Islam Tradisional tempat siswa ( santri ) tinggal
dibawah bimbingan Kiai.BIasanya pondok lokasinya berdekatan dengan rumah Kiai
supaya lebih memdudahkan komunikasi dengan santrinya dalam hal
pengggemblengan akhlak atau perilakunya.( Wikipedia.org ). Bahkan Zamakhsari
Dhofir (1982:46) mengulas hubungan kiai dan santrinya supaya dekat agar ada sikap
timbal balik antara Kyai dan santri di mana para santri menganggap Kyai seolah-olah

menjadi bapaknya sendiri, sedangkan santri dianggap Kyai sebagai titipan Tuhan yang
harus senantiasa dilindungi Sikap timbal balik tersebut menimbulkan rasa
kekeluargaan dan saling menyayangi satu sama lain, sehingga mudah bagi Kyai dan
ustaz untuk membimbing dan mengawasi anak didiknya atau santri. Segala sesuatu
yang dihadapi oleh santri dapat dimonitor langsung oleh Kyai dan ustaz, sehingga
dapat membantu memberikan pemecahan ataupun pengarahan yang cepat terhadap
santri, mengurai masalah yang dihadapi para santri.
3. 3. Masjid Masjid ini merupakan unsur pesantren yang tidak bias dipisahkan dan
dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama
dalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab
Islam klasik. Zamakhsyari Dhofir (1982: 49) berpendapat bahwa: Kedudukan masjid
sebagai sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi
universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional . Pengajaran Kitab-kitab
Klasik Pengajaran kitab-kitab klasik di pesantren bertujuan untuk meneruskan tujuan
utama pesantren yaitu mendidik calon-calon ulama yang setia terhadap paham Islam
tradisional. Karena itu kitabkitab Islam klasik merupakan bagian integral dari nilai
dan paham pesantren yang tidak dapat dipisah-pisahkan.Masyarakat menyebut kitab
klasik itu kitab kuning, entah dari mana asal-usul istilah ini, mungkin disebabkan
warna kertas dari kitab tersebut berwarna kuning, tetapi realitasnya saat ini kitab-kitab
Islam klasik sudah banyak dicetak dengan kertas putih. Pengajaran kitab-kitab Islam
klasik oleh pengasuh pondok (Kyai) atau ustaz biasanya dengan menggunakan sistem
sorogan, wetonan, dan bandongan. Adapun kitab-kitab Islam klasik yang diajarkan di
pesantren menurut Zamakhsyari Dhofir dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok,
yaitu: (1) Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi), (2) Fiqih (hukum), (3) Ushul Fiqh
(yurispundensi), (4) Hadits, (5) Tafsir, (6) Tauhid (theologi), (7) Tasawuf dan Etika,
(8) Cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah) dan Balaghah [11]Zamakhsyari
Dhofir, 1982: 50 Keberadaan kitab klasik tidaklah dapat dipisahkan dengan Kyai di
pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasi nilai-nilai ajaran Islam,
sedangkan Kyai merupakan personifikasi dari nilai-nilai itu. Selain itu kiai
mempunyai kekuatan-kekuatan kharismatik dan mistik yang juga karena
kemampuannya menguasai kitab-kitab Islam klasik. Sehubungan dengan hal ini, Moh.
Hasyim Munif mengatakan bahwa: Ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab
kuning tetap merupakan pedoman hidup dan kehidupan yang sah dan relevan. Sah
artinya ajaran itu diyakini bersumber pada kitab Allah Al-Quran dan sunnah
Rasulullah (Al-Hadits), dan relevan artinya ajaran-ajaran itu masih tetap cocok dan
berguna kini atau nanti [12]Moh. Hasyim Munif, 1989: 25
4. 4. Santri Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama di
pesantren. Menurut Zamakhsyari Dhofir berpendapat bahwa: Santri yaitu muridmurid yang tinggal di dalam pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab kuning
atau kitab-kitab Islam klasik yang pada umumnya terdiri dari dua kelompok santri
yaitu: - Santri Mukim yaitu santri atau murid-murid yang berasal dari jauh yang
tinggal atau menetap di lingkungan pesantren. - Santri Kalong yaitu santri yang
berasal dari desa-desa sekitar pesantren yang mereka tidak menetap di lingkungan
kompleks peantren tetapi setelah mengikuti pelajaran mereka pulang (Dhofir, 1982:
51) Dalam menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya mereka mengurus
sendiri keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara santri
yang satu dengan lainnya. Santri diwajibkan menaati peraturan yang ditetapkan di
dalam pesantren tersebut dan apabila ada pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai

dengan pelanggaran yang dilakukan. Kyai Istilah Kyai bukan berasal dari bahasa
Arab, melainkan dari bahasa Jawa(Manfred Ziemek, 1986 130 ).Kata Kyai
mempunyai makna yang agung, keramat, dan dituahkan. Sebutan Kyai dimaksudkan
untuk para pendiri dan pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah
membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan dan memperdalam
ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui pendidikan. Begitu pentingnya
kedudukan Kiai, selain sebagai tokoh sentral dalam tata kehidupan pesantren,
sekaligus sebagai pemimpin pesantren bahkan pemimpin agama di masyarakat
sekitarnya. Dalam kedudukan ini nilai kepesantrenannya banyak tergantung pada
kepribadian Kyai sebagai suri teladan dan sekaligus pemegang kebijaksanaan mutlak
dalam tata nilai pesantren. Jenis pesantren Dari sekian banyak pesantren di Indonesia,
dapat dikategorikan menjadi dua yaitu : pesantren salaf dan pesantren kholaf ( modern
), entah siapa yang mencetuskan istilah tersebut. Tapi ringkasnya, pesantren Salaf
adalah pesantren yang murni mengajarkan Pendidikan Agama
5. 5. sedangkan Pesantren Modern menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum
atau Kurikulum. Pesantren salaf Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama
Islam saja umumnya disebut pesantren salaf. Pola tradisional yang diterapkan dalam
pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka bisa dengan mencangkul
sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai
balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut. Sebagian besar
pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan
membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri,
pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan
kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di
waktu malam.Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu
formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan kyai atau ustaz mereka
untuk memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an. Pesantren modern Ada juga
pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, di mana persentase ajarannya lebih
banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum (matematika, fisika,
dan lainnya). Ini sering disebut dengan istilah pondok pesantren modern, dan
umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian,
dan pengendalian diri.Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan
ilmu formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau
madrasah.Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadangkadang juga dikenal dengan
nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah
Aliyah. 3. Tentang Kurikulum dan Kompetensi Pengertian Kurikulum
6. 6. Robert S. Zais mengatakan dalam curriculum principle and foundation bahwa
kurikulum adalah a race course of subject matters to be mastefred,
artinya suatu lapangan dari mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Pengertian
kurikulum ini menekankan pada isi, sedangkan pengertian Menurut caswell dan
Campbelldalam bukunya curriculum development ( 1935 ) kurikulum . To be
composed of all experiences children have under the guidance of teachers.( nana
syaodih ; pengembnagan kurikulum teri dan praktek( remaja rosda karya tahun 2007
hal 4 ). Nampkanya menekankan pada pengalaman belajar. Sedangkan rumusan yang
agak lebih lengkap kurikulum di definiskan oleh : Romine ( 1994 ) yang dikutip oleh
Oemar Hamalik dalam bukunya dasar2 pengembangan kurikulum yaitu curriculum
is interpreted to mean all of oraganized course,activities and experiences which pupils
have under direction of school wether in classroom or not. Dari pendapat diatas jelas

kurikulum bukan hanya sebatas mata pelajran saja tetapi meliputi semua kegiatan baik
di dalam atau pun di luar sekolah. Sdangkan versi pemerintah kurikulum tertuang
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan
bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari sekian definsi
kurikulum, penulis mengambil intisari degfinisinya yaitu kurikulum adalah :mata
pelajaran( isi dan bahan),pengalaman atau aktivitas belajar, cara dan tujuan yang ingin
dicapai. Pengertian Kompetensi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi
adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatuhal.
Sedangkan menurut berbagai literature, Kompetensi dapat diartikan : 1. Pemilikan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu
(Rustyah, 1982). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. 2.
Kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan
(Herry, 1998). 3. Penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan, menurut Finch dan
Crunkilton dalam Mulyasa (2004: 38). Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi
mencakup tugas, ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus
7. 7. dimiliki peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas - tugas pembelajaran sesuai
dengan jenis pekerjaan tertentu. 4. Gambaran Hakikat kualitatif dari perilaku guru
yang tampak sangat berarti, menurut Broke dan Stone (Uzer Usman, 2007:14) 5.
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan,menurut UU No.
13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10). 6. Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan standard nasional yang telah disepakati, menurut UU No. 20/2003
tentang Sisdiknas penjelasan pasal 35 (1) 7. Pernyataan tentang bagaimana sesorang
dapat mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja
sesuai dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
tempat kerja (industri), menurut Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI). Dari berbagai definisi kompetensi menurut para ahli diatas, jelas saling
melengkapi ada yang Nampak kurang lengkap mungkin disesuaikan dengan kondisi
saat itu dan tempat itu,ada pula pengertian kompetensi yang dianggap cocok atau
sesuai. Kalau di kolaborasikan dari no 1-7, intinya kompetensi adalah Kemampuan
yang dapat didemonstraikan mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap. Jika
digabungkan pengertian kurikulum dan pengertian kompetensi adalah kemampuan
tentang materi pelajaran, pengalaman belajar yang dapat didemonsatraikan dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan kurikulum yang
akan dicapai. Dalam hal ini difokuskan pada aktivitas di pesantren 4. Kurikulum
Berbasis Kompetensi di Pesantren Dari pengertian pesantren, kurikulum dan
kompetensi, penulis coba menganalisa tentang aktivitas pesantren yang dekat dengan
rumah yaitu ; 1. Pesantren Al-Falah Kebonkalapa ( Salaf ) 2. Pesantren Sukahideng
dan Sukamanah ( semi modern ) 3. Pesantren At-Tajdidd Muhammadiyah ( SMPSMA ) kategori boarding school
8. 8. 4. Pesantren Gontor ( pesantren modern ) No urut 1 s.d 3, penulis dating langsung
dan mengamati serta mewawancarai proses belajarnya, sedangkan no urut 4 hasil
analisa penulis karena keingin tahuan proses belajar mengajat di Gontor. Berikut

perbandingan empat pesanten yang mewakili golomgan peantren Salaf, kholaf dan
boarding school. Tabel Perbandingan Pesantren Bidang Non Kurikulum Aspek
Pesantren Al- Semi Falah (Salaf ) Boarding Boarding School ( P- Pesantren School
( Sukamanah At-tajdiid ) Modern (Gontor) ) - Milik Status -Subsystem Milik pribadi
pendidikan muhammadiyah nasional - Falsafah Milik yayasan - Milik institusi - Keihklasan,Kesederha naan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah, Kebebasan - Bebas Bagi PNF dan tidak baik waktu, Sifat Masih berlaku Pendidikan tempat, bebas
berlaku untuk PF biaya dan formal kurikulum sekolah dan Gontor Pendidikan formal
baik kurikulum sekolah dan nya Gontor nya waktu - Agama (Ukhrawi) - Agama
(Ukhrawi) - Agama (duniawi) - Memahami dan - Memahami dan - - Memahami
mengamalkan Tujuan mengamalkannys dan sesuai mengamalkan secara - Agama
(duniawi) secara tekstual Memahami dan mengamalkannys dengan sesuai dengan
tenpat tenpat dan zaman dan zaman
9. 9. tekstual Kepemimpin - Karismatik Rasional - Rasional Kharismatik dan an
Madzhab rasional Asariyah Asariyah Wahabiyah / Non Madzhab Muhammadiyah
Hapalan Sangat Sangat diharuskan diharuskan diharuskan ditambah Sangat
diharuskan dengan diskusi dan analisa Pengasuhan Tidak ada Ada pengasuhan
pengasuhan Ada pengasuh dan Dibimbing oleh senior oleh senior pembimbing khusus
dan pengasuh oleh senior setiap 15 orang satu pengasuh Bahasa Daerah - Indonesia Bahasa Arab - Arab pengantar - Daerah - Arab - Bahasa Inggris - Indonesia Bahasa Inggris - Kadang Bahasa Indonesia Jenjang/Lama Bebas Bebas nya Belajar tapi pada
Sesuai dengan Minimal 6 tahun umumnya mengikuti pendidikan formal pendidikan
formal Peran Santri terbatas diberdayakan Biaya Bebas Ada diberdayakan biaya Ada
biaya makan,listrik,mengaji makan,listrik,mengaji Diberi delegasi Ada biaya
makan,listrik,mengaji, , uang bangunan dan , uang bangunan dan uang bangunan dan
lain2 lain2 lain2 Sangat patuh Kepatuhan Sangat patuh Sangat patuh patuh Peran Kiai
Sangat Sangat Dominan Ada dominan Kedispilinan manajemen Ada manajemen
sistem sistem Bebas hanya Ada peraturan ketat Ada peraturan ketat Ada peraturan
ketat diberitahukan norma-norma agama saja Asrama - Hidup - bersama bersama
Hidup Hidup bersama - Dialog Hidup bersama - Dialog
10. 10. menerima., - Dialog memiliki ilmu - - Menjadi ilmu Menjadi ilmu sebagai dan
sebagai mengamalkan - sarana Menjadi ilmu sebagai sarana pengembangan diri
pengembangan diri sarana pengembangan diri nya - - - - Mengabdi Bertanggungjawab
Bertanggungjawab Bertanggungjawab pada kyai pada unit kerjanya pada unit
kerjanya pada unit kerjanya Pengurus - Memberi - Memberi masukan/pertimba ngan
kyai - masukan/pertimba ngan kyai Memberi masukan/pertimbang an kyai Tabel
Perbandingan Komponen Pengembangan Kurikulum Aspek Pesantren Al- Semi Falah
(Salaf ) Boarding Boarding School School ( P-At- Pesantren Modern ( tajdiid )
(Gontor) Sukamanah ) - Agama (Ukhrawi) - Agama - Agama (duniawi) (Ukhrawi) Memahami - Memahami - Memahami dan mengamalkannys dan Tujuan
mengamalkan mengamalka dan (duniawi) sesuai - Memahami dan secara tekstual n
dengan tenpat dan zaman secara Pelajaran Al-quran, Jurumiyah, mengamalkannys
sesuai dengan tempat tekstual Mata Agama dan zaman Mapel - Al-Quran - Tajwid :
dari Diknas dengan : Durusullughoh ditambah Bahasa Arab Dirasah safinatunnaj
Hidayatus Mutholaah Islamiyah a, Sibyan Imla/Dictation Ilmu Sulam
Insya/Composition keguruan dan

11. 11. Taufik, - Tauhid : Mahfudzot Akhalul Jawahirul Baniin Kalamiyah Muhadatsah :
Safinatun Naja, Taufiq, pendidikan - Akhlak ; dan Sharaf Ilmu Pasti Balaghoh
Tajwid/Tahsinul Qur'an Ilmu Terjamah Qur'an Pengetahuan Alam Ulumul Qur'an
Tauhid Ilmu : Tarikh Islam Pengetahuan Fiqh Akhlakul Banin - Nahwu Bahasa
Inggris Tafsir Sulam Munajat Washaya psikologi Nahwu - Fiqih Sulam Khat Sosial
Usul Fiqh Ahadits Mukhtarah Keindonesiaa Nahwu Wadhih Ulumul Hadits n/ dan
jjurumiyah Akhlak Kewarganega - Shorof Al : Amshilatut Setiap Sholat bada
Pengjian Jam pondok sekolah 14.00 Grammar Agama Dari pukul 04.00 s.d 22.00
Sholat, waktu PBM pukul raan. baada Setiap di Reading Tarbiyah Tasrifiyah Jam
Belajar Faraid 07.00 dari s.d belajar di gontor dimulai pada jam 04.30 saat salat subuh
dan berakhir pada pukul 22:00. Jam belajar ini terbagi menjadi dua bagian:
Pendidikan formal dimulai dari pukul
12. 12. 07:00 - 12:15 Pengasuhan 24 jam Metode Diskusi, classical, Diskusi, wetonan,
wetonan, sorogan, sorogan, halaqoh demonstrasi dll classical, demonstrasi dll halaqoh
dan dan klasikal klasikal Sumber Kitab-kitab belajar Kitab kuning Materi klasik
keagamaan Membuat bernuansa buku sendiri kemuhammadiyahan bidang dan
keagamaan, buku dari Gontor bahasa dan keterampilan serta pelajaran umum
Madzhab Asariyah Asariyah Wahabiyah / Non Madzhab Muhammadiyah Hapalan
Sangat Sangat diharuskan diharuskan Pengasuhan Tidak Sangat diharuskan ditambah
Sangat diharuskan dengan diskusi dan analisa ada Ada pengasuhan pengasuhan Ada
oleh senior pengasuh dan Dibimbing oleh pembimbing khusus setiap senior oleh
senior 15 orang satu pengasuh dan pengasuh Bahasa Bahasa - Daerah - Indonesia Bahasa Arab pengantar Daerah - Arab - Arab - Bahasa Inggris - Indonesia - Inggris Kadang Bahasa Indonesia Evaluasi Hapalan, essai tes hafalan , tes hafalan
esai,berkembang , tes hafalan bentuk bentuk praktek praktek secara menjadi bentuk
secara langsung praktek secara langsung Tidak ada Bahasa,keterampil tes
esai,berkembang menjadi esai,berkembang menjadi Eskul , langsung
Bahasa,keterampilan,silat Keterampilan,
13. 13. ekskul an kesenian, Kepramukaan dan olahraga. Perpustakaa - Tidak ada - Ada Ada - Ada n, - Manual -Manual, - Manual, elektronika -Manual, dokumentasi
elektronika - Computer elektronika dan - Computer alat pendidikan - Computer 5.
Bagaimana memulai pengembangan kurikulum di pesantren ? Untuk mengembangkan
kurikulum di pesantren, diasumsikan tidak terlepas dari kehidupan dan pengalaman
pendiri pesantren itu. Seperti halnya pesantren Gontor yang didirikan pada tanggal 9
Oktober 1926 Mmemadukan berbagai ilmu dan pengalaman dengan cara mensintesis
dari berbagai perguruan tinggi kenamaan di Asia dan Afrika.Dari Universitas Al
Azhar (Mesir) yang tampil sebagai kubu pertahanan Islam, wakaf dan usaha pertanian
yang luas dan abadi, Universitas Syanggit (Afrika Utara) dengan sistem beasiswanya,
Universitas Aligargh (India) yang berusaha tak kenal lelah dengan modernisasinya,
dan Shantini Ketan (Tagore, India) dengan kebersahajaan atau kesederhanaannya,
kekeluargaan, dan kedamaiannya, telah berhasil membentuk masa depan anak-anak
bangsanya melalui pendidikan. Sedangkan pesantren Al-Falah yang didirikan pada
tahun 1936 menduplikasi hasil mengajinya K.H Ahmad Faqih di Cilenga yang satu
angkatan dengan K.H ZaenAL Mustopa Pahlawan Nasional dari pesantren
Sukamanah.Sama halnya dengan pesantren Al-falah, Pesantren Sukamanahjuga
mengajarkan materi sesuai dengan apa yang didapatkan ketika mengaji di Pesantren
Cilenga yaitu pengkajian kitab kuning. Sedangkan Pesantren At-tajdid mengadopsi
system pondok gontor yang digabungkan dengan kurikulum Diknas ditambah dengan

ciri khas kemuhammadiyahan. Selanjutnya untuk pengembangan kurikulum di


Pesantren Salaf nyaris tidak ada, yang ada di pengembangan kurikulum yaitu di
pesantren At-tajdiid dan Gontor, yang meramu dan membuat sendiri silabus dan
modulnya. Dari gambaran contoh kegiatan sehari-hari kita bisa melihat implementasi
kurikulum Berbasis Kompetensi di pesantren. Contoh
14. 14. JADWAL KEGIATAN HARIAN PESANTREN AL-FALAH WAKTU
KEGIATAN 04.00 04.30 Bangun pagi dan persiapan shalat shubuh 04.30 05.00
Shalat shubuh berjamaah 05.00 06.00 Tasrifan/Nahwu 06.00 07.15 Safinah,Tijan
12.00 - 13.00 Shalat Dhuhur 12.40 13.40 Sulam Taufik dan Munajat 15.00 15.30
Shalat Ashar berjamaah 15.30 17.30 Akhlak Banin 17.30 18.00 Persiapan shalat
Maghrib (membaca al-Quran) 18.00 19.00 Shalat Maghrib, membaca dzikir, tadarus
al-Quran 19.00 19.30 Makan malam 19.30 20.00 Shalat Isya berjamaah 20.00
21.30 Imriti 21.30 22.00 Persiapan tidur malam 22.00 04.00 Tidur malam
Comments JADWAL KEGIATAN HARIAN PESANTREN SUKAMANAH WAKTU
KEGIATAN 04.00 04.30 Bangun pagi dan persiapan shalat shubuh 04.30 05.00
Shalat shubuh berjamaah 05.00 06.00 Tilawah/tahfidz al-Quran dan pembelajaran
bahasa Arab 06.00 07.15 Persiapan masuk sekolah (mandi, makan pagi,
membersihkan kamar/menertibkan barang pribadi) 07.15 07.30 Apel pagi (persiapan
masuk sekolah)
15. 15. 07.30 12.00 Kegiatan pembelajaran di sekolah 12.00 - 13.00 Shalat Dhuhur
berjamaah dan makan siang 13.00 15.00 Kegiatan pembelajaran di sekolah 15.00
15.30 Shalat Ashar berjamaah 15.30 17.30 Sulam Taufik 17.30 18.00 Persiapan
shalat Maghrib (membaca al-Quran) 18.00 19.00 Shalat Maghrib, membaca dzikir,
tadarus al-Quran 19.00 19.30 Makan malam 19.30 20.00 Shalat Isya berjamaah
20.00 21.30 Kitab Kunimh 21.30 22.00 Belajar pelajaran sekolah dan Persiapan
tidur malam (diabsen, berdoa) 22.00 04.00 Tidur malam (dikontrol oleh
murobbi/yah secara insidentil) Comments JADWAL KEGIATAN HARIAN
PESANTREN AT-TAJDID WAKTU KEGIATAN 04.00 04.30 Bangun pagi dan
persiapan shalat shubuh 04.30 05.00 Shalat shubuh berjamaah 05.00 06.00
Tilawah/tahfidz al-Quran dan pembelajaran bahasa Arab 06.00 07.15 Persiapan
masuk sekolah (mandi, makan pagi, membersihkan kamar/menertibkan barang
pribadi) 07.15 07.30 Apel pagi (persiapan masuk sekolah) 07.30 12.00 Kegiatan
pembelajaran di sekolah 12.00 - 13.00 Shalat Dhuhur berjamaah dan makan siang
13.00 15.00 Kegiatan pembelajaran di sekolah 15.00 15.30 Shalat Ashar
berjamaah 15.30 17.30 Kegiatan mandiri (kegiatan ekstrakurikuler, mengerjakan
PR, belajar, bermain yang edukatif, is dan lain-lain)
16. 16. 17.30 18.00 Persiapan shalat Maghrib (membaca al-Quran) 18.00 19.00 Shalat
Maghrib, membaca dzikir, tadarus al-Quran 19.00 19.30 Makan malam 19.30
20.00 Shalat Isya berjamaah 20.00 21.30 Kegiatan pembelajaran agama/pesantren.
21.30 22.00 Persiapan tidur malam (diabsen, berdoa) 22.00 04.00 Tidur malam
(dikontrol oleh murobbi/yah secara insidentil) Comments
17. 17. Referensi 1. ^Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan
Hidup Kyai, LP3S, Jakarta, 1983, hlm.18. 2. ^Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren
Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hal.5 3. ^Sudjono Prasodjo,
Profil Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982), hlm. 6. 4. ^Wahab, Rochidin. Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia (Bandung: Alfabeta,CV, 2004) hal.153,154 5. ^Hielmy,

Irfan. Wancana Islam (ciamis:Pusat Informasi Pesantren,2000), hal. 120 6. ^Fatah, H


Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri, Abdul Mukti. Rekontruksi Pesantren Masa
Depan, (Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005), hal.11 7. ^Zamakhsyari Dhofir,
1982: 49 8. ^Zamakhsyari Dhofir, 1982: 49 9. ^Imron Arifin, 1993: 6 10.
^Zamakhsari Dhofir, 1982: 49 11. ^Zamakhsyari Dhofir, 1982: 50 12. ^Moh. Hasyim
Munif, 1989: 25 13. ^Zamakhsari Dhofir, 1982: 51 14. ^Manfred Ziemek, 1986 130
15. ^M. Habib Chirzin, 1983: 94 16. ^HS, Mastuki, El-sha, M. Ishom. Intelektualisme
Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006), hal.1 17. ^Haedari, H.Amin. Transformasi
Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007), hal.3 18. ^Majalah Tajdid
(ciamis:Lembaga Penelitian dan Pengembangan, 2009), hal. 358 19.
^http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/1301-ulamapembaharupesantren

Anda mungkin juga menyukai