Latar Belakang Didirikannya Pondok Pesantran Darussholah Dusun Krajan Desa Gumirih
Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. mendeskripsikan hal apa yang melatar belakangi terbentuknya pondok pesantren
Darussholah Desa Gumirih
2. mendeskripsikan mengenai hal pro dan kontra dalam proses pendirian pondok
pesantren Darussholah Desa Gumirih
3. mendeskripsikan dampak yang dirasakan masyarakat sekitar dengan berdirinya
pondok pesantren Darussholah Desa Gumirih
1.4. Manfaat
a. Penieliti
Peneliti dapat mendeskripsikan dan menambah wawasannya secara mendalam mengenai
sebuah lembaga yang dinamakan pondok pesantren.
b. Masyarakat
Bagi masyarakat sendiri kehadiran pondok pesantren Darussholah ini dapat menjadi
sebuah lembaga pendidikan berbasis Agama dan pembelajaran mengenai pembenahan
norma-norma yang tidak sesuai.
Menurut pendapat para ilmuwan, istilah pondok pesantren adalah merupakan dua
istilah yang mengandung satu arti. Orang Jawa menyebutnya “pondok” atau “pesantren”.
Sering pula menyebut sebagai pondok pesantren. Istilah pondok barangkali berasal dari
pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang
terbuat dari bambu atau barangkali berasal dari bahasa Arab “funduq” artinya asrama
besar yang disediakan untuk persinggahan.
Jadi pesantren secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat awala pe- dan
akhiran -an sehingga menjadi pe-santria-an yang bermakna kata “shastri” yang artinya
murid. Sedang C.C. Berg. berpendapat bahwa istilah pesantren berasal dari
kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama
Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab-kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari
kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku suci agama atau buku-buku tentang
ilmu pengetahuan
Pondok pesantren merupakan tempat belajar bagi para santri. Disana para santri
ditempa dan di didik oleh para Kyai dalam memahamkan berbagai ilmu pengetahuan
terutama ilmu Agama islam.
Kyai merupakan titik pusat bagi pergerakan sebuah pesantren. Kyai merupakan
sumber inspirasi dan sumber pengetahuan bagi santrinya secara absolut. Seringkali dalam
sebuah pesantren, kyai adalah perintis, pengelola, pemimpin, pengasuh, bahkan sebagai
pemilik tunggal, sehingga kepemimpinan seorang kyai terlihat otoriter. Terbentur dengan
kepemimpinan seorang kyai, orang-orang di luar pesantren akan sulit sekali menembus
dunia pesantren.
Kyai bebas menentukan format pesantrennya, sesuai dengan format yang diinginkannya,
tanpa campur tangan siapapun. Meski format itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh
gaya dan kemampuan kyai tersebut. Hal itulah yang akhirnya menentukan ciri khas dari
sebuah pesantren.
Bagi seorang santri, peran kyai yang paling besar adalah sebagai guru dan teladan bagi
santrinya. Seorang kyai adalah tokoh ideal bagi komunitas santri. Seluruh waktu kyai
habis untuk mengajar santrinya. Seorang kyai juga menjadi model santrinya, sehingga
seorang kyai harus selalu menjaga citranya, jangan sampai melakukan perbuatan yang
melanggar syari'at Islam.
BAB III
METODE PENELITIAN
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber
untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal. Tujuan wawancara
adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Dan keduanya
bicara secara bergiliran. Wawancara biasanya melibatkan transfer informasi dari orang
yang diwawancarai ke pewawancara. Orang yang memberikan informasi disebut
narasumber.
Ada pula beberapa jenis wawancara seperti :
1. Wawancara terstruktur
Jenis wawancara satu ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Wawancara terstruktur dianggap lebih efektif karena pertanyaan akan
sesuai dengan urutan, sehingga wawancara lebih lancar dan tidak ada informasi yang
terlewatkan.
2. Wawancara bebas
Wawancara bebas atau sering disebut tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang
tidak berpedoman pada daftar pertanyaan. Biasanya, jenis wawancara ini cenderung
lebih santai atau tidak formal. Hal yang perlu diperhatikan bahwa pertanyaan tersebut
harus berhubungan dengan data-data yang diinginkan dan hindari pertanyaan tidak
terkendali.
Metode wawancara yang peneliti gunakan untuk makalah ini adalah wawancara
terstruktur, karena peneliti berpedoman pada beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada narasumber.
3.2. Obervasi
Dalam observasi ini, peneliti menggunakan metode observasi terus terang, Observasi
terus terang merupakan teknik dimana peneliti mengungkapkan terus terang kepada
narasumber atau komunitas atau masyarakat bahwa peneliti sedang melakukan observasi
sehingga seluruh proses penelitian diketahui. Karena peneliti langsung menuju ke tempat
observasi yaitu di Ponpes Darussollah desa Gumirih untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan.
3.3. Dokumentasi
Umur : 24 tahun
4.2. Tentang Pro dan Kontra Dalam Pendirian Pondok Pesantren Darussholah
Desa Gumirih
Dalam pendirian sebuah pondok pesantren, tidaklah selalu lancar sesuai apa yang
diharapkan. Terkadang adanya kendala dari internal pondok pesantren ataupun eksternal
yang menjadi sumber kendala. Demikian terjadi pada Pondok Pesantren Darussholah
Desa Gumirih ini. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, proses pembangunan
pondok pesantren Darussholah menemui sebuah pro dan kontra dari masyarakat.
Dengan keadaan masyarakat pada saat itu yang masih meyakini animisme dan dinamisme
kemudian menciptakan sebuah pro dan kontra. Ada masyarakat yang mendukung penuh
pembangunan Pondok Pesantren Darussholah karena merasa ingin menimba ilmu
pendidikan terutama pendidikan Islamiyah dengan lebih dalam dan cermat. Ada juga
golongan masyarakat yang menciptakan kontra dengan meremehkan pendiri Pondok
Pesantren dikarenakan pendirinya asli orang desa. Dengan alasan bahwa masyarakat
sekitar telah mengerti karakter sang pendiri Pondok Pesantren Darussholah.
Dengan keteguhan hati dan niat berhasil lah Pondok Pesantren Darussholah didirikan
meskipun menciptakan pro dan kontra di lingkungan masyarakat.
Banyak sekali dampak positif yang dirasakan masyarakat sekitar dengan adanya
Pondok Pesantren Darussholah. Dengan fungsinya sendiri adalah sebagai tempat
pendidikan bagi masyarakat, dampak sosialnya adalah menyediakan pendidikan yang
layak. Bagi masyarakat yang kurang mampu untuk menempuh pendidikan, pesantren
Darussholah menyediakan pendidikan dengan mengandalkan beasiswa bagi santri yang
kurang mampu.
Selain dampak sosial, ada juga dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar pondok
pesantren. Seperti halnya banyak sekali masyarakat yang membuka toko kios khusus alat
tulis bagi pelajar. Dengan adanya hal ini menjadi sebuah bentuk yang positif pula bagi
kelangsungan pondok pesantren. Bukan hanya pondok pesantren yang mendukung
masyarakat, tetapi masyarakat juga mendukung pondok pesantren Darussholah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Faktor yang melatar belakangi berdirinya pondok pesantren Darussholah Desa Gumirih
adalah keadaan masyarakat pada saat itu yang walaupun sudah memeluk agama Islam
tetapi mereka masih saja mempercayai kepercayaan Animisme dan Dinamisme yang
menyimpang dari ajaran Islam. Selain itu faktor kedua adalah kurangnya pemahaman dan
juga pendidikan bagi masyarakat sekitar. Hal itu yang menjadi pendorong berdirinya
Pondok Pesantren Darussholah di Desa Gumirih Banyuwangi.
Dengan keadaan masyarakat pada saat itu yang masih meyakini animisme dan dinamisme
kemudian menciptakan sebuah pro dan kontra. Ada masyarakat yang mendukung penuh
pembangunan Pondok Pesantren Darussholah, ada juga golongan masyarakat yang
menciptakan kontra dengan meremehkan pendiri Pondok Pesantren dikarenakan
pendirinya asli orang desa. Dengan alasan bahwa masyarakat sekitar telah mengerti
karakter sang pendiri Pondok Pesantren Darussholah.
5.2. Saran
Sebagai manusia yang dikaruniai akal oleh Sang Pencipta hendaklah memanfaatkan
kelebihan itu dengan sangat baik. Sebagai generasi muda, jangan pernah berhenti untuk
menimba ilmu dimanapun itu berada. Karena ilmu adalah suatu hal yang benar-benar
penting bagi makhluk yang berakal.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bing.com/newtabredir?url=https%3A%2F%2Fponpes.net%2Fapa-itu-pondok-
pesantren%2F
Perkembangan Islam & Berdirinya Pondok Pesantren Di Kp. Dakaka Kec. Cigudeg Bogor |
(iain-surakarta.ac.id)