Pendidikan Nasional
PENDAHULUAN
1
Zamahsyari Dhofier, Tradisi pesantren (Jakarta: LP3ES, 1984), hal. 18.
2
Manfred Ziemek , Pesantren Islamiche Bildung In Sosialen Wandel, Butche B Soendjojo (Jakarta : Guna Aksara,1986), hal.16.
3
Ictiar Baru Van Houve. Ensiklopedi Islam (Jakana: Ictiar Baru Van Houve, 1993), hal. 107.
4
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren,
(Jakarta: INIS, 1994), hal. 6.
Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya yang berjudul Tradisi Pondok Pesantren
mendefiniskan pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari,
mernahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral
keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari5 Pengertian tradisional dalam batasan ini
menunjukkan bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun lalu dan telah menjadi bagian yang
mendalam bagi sistem kehidupan sebagaian besar umat lslam Indonesia.6
Pesantren adalah benteng moral dan aqidah masyarakat yang tak bisa tergantikan.
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut Pesantren salafi. Pola
tradisional yang diterapkan dalam Pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka
bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya dan sebagai
balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut. Sebagian besar Pesantren salafi
menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang
rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20
jam waktu sehari penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hingga mereka
tidur kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar
ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan kyai atau ustadz mereka untuk
memperdalam pelajaran agama dan Al-Qur'an.
Setiap bangsa modern memiliki regulasi berbeda dalam menegakkan sistem kebangsaan
dan kenegaraan, termasuk bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan hal yang tidak terpisahkan
dari sistem kebangsaan dan kenegaraan. Sebagai bentuk implementasi dari amanat Pancasila dan
UUD tahun 19945 maka dalam hal Pendidikan, bangsa Indonesia mengatur Sistem Pendidikan
Nasional dalam UU nomor 20 tahun 2003 yang didalam nya memuat Visi dan Misi Pendidikan
Nasional. Oleh karena itu, untuk mencapai Visi dan Misi Pendidikan Nasional maka Pendidikan
Pesantren harus memiliki strategi. Setiap Pesantren memiliki strategi yang berbeda sesuai dengan
ciri khas dan karakter masing-masing Pesantren.
METODE PENELITIAN
5
Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Kyai (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 43.
6
Babun Suharto, Dari Pesantren untuk Umat, Reinventing Eksistensi Pesantren di Era Globalisasi. Surabaya: Imtiyaz, 2011),
hal.11.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif-Kualitatif. Bogdan dan Taylor
mendefinisikan "Metodologi Kualitatif" sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut mereka, pendekatan ini, diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau
hipotetis, tetapi perlu memandangnya sehagai bagian dari suatu keutuhan.7
Deskriptif Kualitatif adalah penelitian yang data-datanya berupa kata-kata (bukan angka-
angka, yang berasal dari wawancara, catatan laporan, dokumen dll) atau penelitian yang di
dalamnya mengutamakan untuk pendeskripsian secara analisis suatu peristiwa atau proses
sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami untuk memperoleh makna yang mendalam dari
hakekat proses tersebut.8
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas empiris sesuai fenomena secara
rinci dan tuntas, serta untuk mengungkapkan gejala secara holistis kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.
Sedangkan jenis penelitiannya adalah menggunakan studi kasus. Dimana suatu kejadian
yang akan diungkap adalah di Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Gempur Santoso
mengatakan bahwa studi kasus adalah penelitian yang pada umumnya bertujuan untuk
mempelajari secara mendalam terhadap suatu individu, Kelompok, lembaga, atau masyarakat
tertentu. Tentang latar belakang, keadaan sekarang, atau interaksi yang terjadi.9
Sedangkan menurut Moh. Nazir, studi kasus atau penelitian kasus adalah penelitian
tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja kelompak, lembaga maupun masyarakat.
Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit
sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus. maupun
status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang
bersifat umum.10
7
Lexy Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
8
Nana Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 1989), h. 203.
9
Gempur Santoso. Fundamental penelitian kuantitatif dan kualitatif (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2005). hal.30
10
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988), hal.66
PEMBAHASAN
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 visi dan misi Pendidikan Nasional
sebagai berikut11 :
Soerjono Soekanto mengutip Roben Melver mengartikan Pranata Sosial adalah Lembaga
Sosial sebagai prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar
11
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-20-2003-sistem-pendidikan-nasional
manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.12 Sedangkan Koentjaraningrat
memberikan pengertian bahwa Pranata Sosial atau Lembaga Sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam
kehidupan manusia.13
Untuk mencapai visi dan misi Pendidikan Nasional sesuai Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 Pesantren Zainul Hasan Genggong memiliki strategi dalam penyelenggaraan
Pendidikan Pesantren sebagai berikut :
A. Staregi penyelenggaraan Pendidikan Pesantren dalam mencapai visi dan misi Pendidikan
Penyelenggaraan Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong meliputi 2 sistem
Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama, terdiri dari Pendidikan Dasar sampai Pendidikan
Tinggi. Kedua sistem Pendidikan ini dilaksanakan secara terpadu, antara sistem Pendidikan
Sekolah yang disebut dalam istilah Pesantren dengan sistem khalafiyah atau sistem modern.
Dalam jalur Pendidikan sekolah telah memasukan beberapa mata pelajaran umum pada madrasah-
madrasah sebagai penerapan kurikulum nasional dan pelajaran agama berupa kitab-kitab klasik
atau di sebut kitab kuning sebagai kurikulum muatan lokal yang tersusun dalam program
pengajaran, baik sebagai Intra-Kurikuler maupun Ekstra-Kulikuler. Dan sistem salafiyah atau
disebut sistem tradisional. Madrasah Dirosah khossoh masih tetap meggunakan kitab kuning
sebagai referensi dengan menggunakan metode salafiyah pula.
Strategi penyelenggaraan Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong, memacu kepada
sebuah proses yang berorientasi pada visi, misi dan tujuan Pendidikan baik secara kelembagaan
jalur sekolah maupun secara khusus sebagai Pendidikan Islam karena di bawah pembinaan
Pondok Pesantren yang dituntun memiliki ciri khas, yang merupakan cerminan filosofis para
Pendiri dan Pembina Pondok. Pesantren memiliki ciri khas yang melekat pada Lembaga
Pendidikan yang tergolong Pendidikan berprestasi sejarah tinggi .
Strategi Pendidikan yang digunakan untuk mencapai, visi, misi dan tujuan terlebih dahulu
harus dibahas mengenai indikator visi Sekolah dan Pesantren. Indikator dari visi sekolah dan
Pesantren Zainul Hasan Genggong adalah :
1. Memiliki prestasi atau unggul dalam beragama dan budi pekerti
2. Memiliki prestasi atau unggul dalam prestasi belajar
12
Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Tentang Struktur Masyarakat, (Jakarta : CV Rajawali 1984), hal.69
13
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan,(Jakarta : PT Gramedia 1974 ), hal.75
3. Memiliki prestasi unggul dalam disiplin dan istiqomah
Dari indikator visi Sekolah dan Pesantren yang dijadikan visi Pendidikan Pesantren Zainul
Hasan Genggong agar dapat tercapai, maka harus di tindak lanjuti dengan melaksanakan visi
melalui penyelenggaraan pendidikan, penerapan nilai dan norma yang menjadi nilai filosofis
Pendidikan pesantren, serta penuh keteladan dalam berbagai aspek kehidupan. Baik aspek teoritis
dan praktis Pendidikan pesantren. Misi Pendidikan dalam Pesantren dapat di jabarkan sebagai
berikut .
1. Melaksanakan ibadah secara istiqomah baik ibadah yang wajib maupun yang sunnah:
a. Melaksanakan solat maktubah secara berjamaah
b. Melaksanakan solat sunnah berjamaah ,seperti solat tahajjud dan dhuha .
c. Membudayakan dan membiasakan aurat (wirit) setlah solat wajib
d. Membudayakan rajin beribadah setiap hari
2. Menerapkan akhlakul karimah atau budi pekerti pada setiap kegiatan sehari-hari di
sekolah dan di pesantren :
a. Bersikap hormat kepada semua kia ,semua keluarga kia, semua guru,semua pengurus
pesantren
b. Bersikap hormat kepda yang lebih tua dan bersikap kasih saying pada setiap orang yang
lebih muda,
c. Bersikap sopan santun dalam ucapan dan tingkah laku terhadap sesame teman di dalam
lingkungan sekolah ,pesantren maupun di luar sekolah dan pesanttren ,
d. Bersikap baik dan taat kepda semua tata tertib sekolah dan peraturan pesantren yang
disebut qonon asasi Pesantren Zainul Hasan Genggong.
e. Mambudayakan ucapan salam setiap berjumpa dengan para kia guru dan pengurus serta
tetam sesama
3. Melaksanakan kegiatan untuk mencapi prestasi belajar :
a. Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif
b. Melaksanakan bimbingan belajar untuk meningkatkan peroleh DANEM
c. Melaksanakan bimbingan belajar mengajar al-quran dan kitab
d. Melaksanakan bimbingan belajar yang lebih efektif bagi siswa yang berprestasi
e. Melaksanakan kegiatan ekstra-kurikular yang lebih dalam bidang olahraga dan seni
f. Melaksanakan kegiatan ekstra-kurikuler berbahasa arab dan inggris
g. Menyiapkan wadah bagi siswa yang berprestasi dan berbakat,baik di bidang olahraga
maupun seni,
h. Melakukan kerja sama dengan Lembaga Pendidikan yang meyelenggarakan kegiatan
computer.
4. Menerepkan kegiatan secara istiqomah dan disiplin dalam kegiatan sehari-hari:
a. Melaksakan semua kegiatan rutin secara terus menerus baik di sekolah maupun pesantren,
b. Siswa telah hadir di sekolah 10 menit sebelum proses belajar mengajar dimulai
c. Santri telah hadir di masjid 5 menit sebelum sholat bejamaah di mulai
d. Mengikuti semua senua kegiatan proses belajar dengan tertib
e. Tertib dalam memnuhi kewajiban dan tertib pula dalam menerima haknya.
f. Memakai seragam setiap mengikuti kegiatan sekolah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
g. Bersedia menerima sanksi jika melanggar qonon asasi pesantren zainul hasan
5. Melaksanakan kebersihan lingkungan :
a. Menjaga dan memelihara kerapian dan kebersihan kelas
b. Mengamankan semua fasilitasyang dimiliki sekolah baik diluar kelas maupun di dalam
kelas
c. Menyiapkan tempat kapur dan bak sampah baik di luar kelas maupu n di dalam kelas.
B. Penjabaran indikator visi dan misi Pendidikan Pesantren Zainul Hasan Genggong dapat
digambarkan sebagai berikut
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA