PENDAHULUAN
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
nasional, standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
kesempatan untuk memilih dan menempuh pendidikan sesuai dengan minat dan
1
Undang–undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Jakarta: Cemerlang, hlm 70
1
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai sejarah
panjang dan unik. Secara historis, pesantren termasuk pendidikan Islam yang
paling awal dan masih bertahan hingga sekarang. Berbeda dengan lembaga–
yang sangat penting, hal ini bukan saja karena sejarah munculnya yang cukup
lama, tetapi juga karena pesantren secara signifikan telah ikut andil dalam upaya
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
2
Sindu Galba, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, (Jakarta, Rinneka Cipta, 2004) h. 2
3
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta, Gema Insani Press, 2000) h. 120-121
2
bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan “ustadz”
menjalankan visi dan misi pondok pesantren tersebut4. Pondok pesantren adalah
lembaga yang lain, yang baru, dengan warna Indonesai yang berbeda dengan apa
hingga menelurkan kader ulama, guru agama Islam, dan muballigh yang sangat
4
Ibid… h. 120-121
5
Choirul Fuad Yusuf dkk, Pesantren Dan Demokrasi Jejak Demokrasi Dalam Islam,(Jakarta, Titian
Pena, 2010) h. 189
3
Direktur Jendral Pendidikan Luar sekolah dan Pemuda departemen Pendidikan
pondok pesantren adalah dasar hukum bagi pelaksanaan pendidikan luar sekolah
di pondok pesantren.
pendidikan Pondok Modern Gontor, mulai dari cara berpakaian santrinya juga
diterapkan sejak tahun 1936. Sistem perjenjangan tersebut terdiri dari program
Ibtida’iyah, dengan masa belajar 6 tahun, yakni ditempuh secara berurutan dari
kelas 1-6. Jika mengikuti standar pendidikan nasional, kelas I-II-III di KMI,
6
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam),
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada ,2000), cat I, H, 200
4
setingkat SLTP/MTs. Adapun kelas IV-V-VI, setingkat SLTA/MA. Program
intensif di KMI untuk lulusan SMP atau MTs dan di atasnya, ditempuh selama 4
tahun, yakni dengan urutan jenjang kelas kelas 1-3-5-6. Kelas intensif ini
sebenarnya hanya diselenggarakan pada kelas 1 dan 3, karena itu disebut sebagai
kelas 1 intensif dan 3 intensif. Sedangkan di kelas 5 mereka akan belajar secara
reguler besama-sama dengan lulusan SD/MI yang sudah duduk di kelas 5.7
Aliyah. Hanya ada kelas 1 hingga kelas 6, karena memiliki struktur pendidikan
sendiri. Adapun jika santri lulus SMP dan masuk gontor dia akan melewati kelas
intensif. Jenjangnya adalah kelas 1,3,5 dan 6 , kelas 2 dan kelas 4 tidak dilalui
antara siswa yang berasal dari SMP dan siswa yang berasal dari sekolah Islam
sangatlah terjadi perbedaan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik
santri serta hasil belajar santri yang sangat berbeda. Dimana santri yang berasal
dari sekolah islam lebih menonjol dan lebih menguasai ilmu agama dibanding
siswa yang lulus dari SMP. Pada kenyataan nya terdapat masalah- masalah yang
7
,KH. R. Zainudin Fananie ,Pedoman Pendidikan Modern dengan pengantar Drs. Husnan Bey
Fananie, MA (MANA TAHUN TERBIT, PENERBIT DAN TEMPAT
TERBITNYA?????????????????)
5
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pemahaman ilmu agama santri di kelas 1 Intensif dengan Judul
Intensif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Strategi guru PAI dalam menyetarakan materi ilmu agama di kelas
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam materi
Konawe Selatan?
C. Tujuan Penelitian
6
1. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam menyetarakan materi ilmu agama
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat guru
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Selatan
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi para Guru PAI di Pondok Pesantren Gontor 6
b. Sebagai bahan rujukan (referensi) bagi peneliti lain yang akan melakukan
7
E. Defenisi Operasional
berikut dijelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan.
sifatnya dimensional.
2. Penyetaraan ilmu agama adalah cara menyetarakan materi ilmu agama setiap
santri agar santri yang lulus dari sekolah umum dan santri yang lulus dari
3. Kelas intensif adalah kelas yang lulusannya ada yang berasal dari SMP dan
sekolah Islam yang memiliki latar belakang penguasaan ilmu agama yang
berbeda.