Anda di halaman 1dari 5

Tugas Final Pemikiran Pendidikan Islam

Nama : Andi Astitah

Nim : 80200220040

Dosen : 1. Prof. Dr. Syarifuddin Onddeng, M.Ag

2. Prof. Dr. H. Muhammad Amri, Lc, M.Ag

ESSAY PESANTREN DAN ELEMEN- ELEMEN PESANTREN

Indonesia bukan merupakan negara islam, seperti negara-negara yang berada di

wilayah timur tengah. Namun, sebagaimana yang telah diketahui, mayoritas penduduk

Indonesia memeluk agama islam. Fakta tersebut telah berlangsung cukup lama dan masih

melekat pada Indonesia sampai saat ini. Berbicara mengenai islam di Indonesia memang

merupakan suatu hal yang menarik, karena kegiatan-kegiatan bernafaskan islam sangat jelas

terlihat dalam kehidupan masyarakat yang memeluk agama islam dan begitu pula dengan

Lembaga pedidikan yang bernuansa islam seperti Pesantren.

Pesantren yang melembaga di tengah- tengah masyarakat saat ini merupakan salah satu

lembaga Pendidikan tertua yang ada di Indonesia. Awal kehadiran pondok pesantren bersifat

tradisional untuk mendalami ilmu-ilmu agama Islam sebagai pedoman hidup dengan
menekankan pentingnya moral dalam bermasyarakat. Kiprah pesantren dalam berbagai hal

sangat dirasakan oleh masyarakat. Salah satu yang menjadi contoh utama adalah, selain

pembentukan kader-kader ulama dan pengembangan keilmuan Islam, juga merupakan

gerakan-gerakan protes terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Protes tersebut selalu

dimotori dari dan oleh kaum santri.


Pendidikan pesantren menjadi semakin terstruktur dan kurikulum pesantren menjadi

lebih tetap. Misalnya, selain kurikulum agama, pesantren juga menawarkan mata pelajaran

umum dengan menggunakan kurikulum ganda, yaitu kurikulum Kemendiknas dan kurikulum
Kemenag. Meskipun demikian, karena otoritas pesantren ada pada kyai, seringkali pesantren

juga membuat kurikulum sendiri sebagai tambahan dari materi kurikulum kemendiknas dan

kemenag, karena dianggap kedua kurikulum tersebut belum mengakomodir semangat institusi

pesantren tersebut. Elemen pokok dalam Pondok Pesantren ada lima elemen meliputi kyai,

santri, pondok, masjid, dan pengajaran kitab klasik. Manakalah ada satu elemen yang tidak

dijumpai di dalam Pondok pesantren maka Lembaga tersebut tidak dapat dikatakan sebagai

Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren saat ini yang berada di tengah- tengah masyarakat ada yang masih

tetap kosisten dengan Pondok Pesantren tradisional yang di dalamnya masih di jumpai masjid

selain sebagai tempat untuk beribadah juga di masjid itulah juga dijadikan sebagai tempat

transfer ilmu pengetahuan baik itu menghafal, pengajaran ilmu pengetahuan umum, juga

pembelajaran kiutab klasik, dan kyai bukan hanya sebagai guru juga sebagai orang yang

menjadi panutan dalam pondok pesantren teresbut dan bermukim bersama santri di dalam

pondok pesantren itu pula. Di dalam pondok pesantren tradisional seperti ini hanya

menggunakan kurikulum yang dibuat oleh Pondok pesantren terdahulu yang dilanjutkan terus-

menerus dan biasanya tidak dijumpai Pendidikan formal seperti pondok- pondok pesantren

yang kebanyakan sekarang ini. Pada saat ini kita lebih sering menjumpai pondok pesantren

yang selain menerapkan sistem pengajaran klasik pondok pesantren juga menerapkan

kurikulum Kemenag dan Kemendiknas sebagai salah satu upaya untuk menarik anak untuk

melanjutkan Pendidikan di pondok pesantren yang tidak hanya ilmu agama yang di suguhkan

akan tetapi juga diberikan pelajaran Umum baik itu pondok pesantren yang bekerjasama

dengan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Madrasah, Sekolah Menegah Atas, atau bahkan

Sekolah Menengah Kejuruan.


Dari ulasan diatas pondok pesantren tersebut ada lima tipe pondok pesantren di

Indonesia yang pertama yaitu pesantren yang sangat tradisional. Pesantren yang masih

mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalam arti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam

sistem pendidikannya atau tidak ada inovasi yang menonjol dalam corak pesantrennya dan jenis

pesantren inilah yang masih tetap eksis mempertahankan tradisitradisi pesantren klasik dengan corak

keislamannnya. Masjid digunakan untuk pembelajaran Agama Islam disamping tempat shalat.

Pesantren tipe ini biasanya digunakan oleh kelompok-kelompok tarikat. Olek karena itu, pesantrennya

disebut pesantren tarikat. Namun mereka tidak tinggal dimasjid yang dijadikan pesantren. Para santri

pada umumnya tinggal di asrama yang terletak di sekitar rumah kyai atau dirumah kyai. Tipe pesantren

ini sarana fisiknya terdiri dari masjid dan rumah kyai, yang pada umumnya dijumpai pada awal-awal

berdirinya sebuah pesantren.

Kedua yaitu pesantren yang mempuyai sarana fisik, seperti; masjid, rumah kyai, pondok atau

asrama yang disediakan bagi para santri, utamanya adalah bagi santri yang datang dari daerah jauh,

sekaligus menjadi ruangan belajar. Pesantren ini biasanya adalah pesantren tradisional yang sangat

sederhana sekaligus merupakan ciri pesantren tradisional.

Ketiga atau pesantren salafi ditambah dengan lembaga sekolah (madrasah, SMU atau kejuruan)

yang merupakan karakteristik pembaharuan dan modernisasi dalam pendidikan Islam di pesantren.

Meskipun demikian, pesantren tersebut tidak menghilangkan sistem pembelajaran yang asli.

Keempat yaitu pesantren modern, Pesantren ini terbuka untuk umum, corak pesantren ini telah

mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam sistem pendidikan maupun unsur-unsur

kelembagaannya. Materi pelajaran dan sistem pembelajaran sudah menggunakan sistem modern dan

klasikal. Jenjang pendidikan yang diselenggarakan mulai dari tingkat dasar (barangkali PAUD dan juga

taman kanak-kanak) ada di pesantren tersebut sampai pada perguruan tinggi. Di samping itu, pesantren

modern sangat memperhatikan terhadap mengembangkan bakat dan minat santri sehingga santri bisa

mengeksplor diri sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Hal yang tidak kalah penting adalah

keseriusan dalam penguasaan bahasa asing, baik bahsa Arab dan Inggris maupun bahasa internasional
lainnya. Sebagai contoh misalnya, pesantren Gontor, Tebuireng dan pesantren modern lainnya yang ada

di tanah air.

Dan yang kelima yaitu pesantren yang tidak memiliki lembaga pendidikan formal, tetapi

memberikan kesempatan kepada santri untuk belajar pada jenjang pendidikan formal di luar pesantren.

Pesantren tipe ini,dapat dijumlai pada pesantren salafi dan jumlahnya di nusantara relatif lebih kecil

dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya.

Dinamika yang ditemukan saat ini adalah kurangnya minat anak untuk melanjutkan

Pendidikan di Pondok Pesantren atau bahkan minat anak untuk mempelajari agama secara

mendalam, hal ini tidak hanya dirasakan oleh peminat yang mau melanjutkan Pendidikan di

pondok pesantren akan tetapi juga sangat terasa di Lembaga Pendidikan Umum yang dimana,

anak terkadang menganggap bahwa pembelajaran agama hanyalah sebuah pelajaran yang tidak

begitu berpengaruh yang tanpa disadari bahwa tujuan kita hidup kita di Dunia adalah untuk

mendekatkan diri kepada Allah dan mecari bekal untuk kehidupan yang kekal di akhirat.

Persoalan selanjutnya yang biasa juga kita temukan di tengah- tengah masyarakat adalah ada

yang memasukkan anaknya untuk menempuh Pendidikan pesantren dan berpikir bahwa

pesantren sebagi bengkel untuk perbaikan akhlak sehingga kadang kita menemukan anak yang

setelah menempuh Pendidikan di pesantren beberapa tahun akan Kembali ke kebiasaan

lamanya sebelum menempuh Pendidikan di Pondok Pesantren, maka dari itu anak harus di

yakinkan sebelum menempuh masuk pondok pesantren dan setelah masuk dan menempuh

Pendidikan di Pondok Pesantren tujuannya adalah untuk belajar ilmu agama dan menjadi
manusia yang dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat kelak agar ilmu yang

didapatkan di dalam pondok pesantren dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, masyarakat,

bangsa dan negara. Namun tidak jarang juga ditemukan persepsi di masyarakat bahwa orang

tua menyekolahkan anaknya di pesantren hanya dalam kurun waktu tertentu dengan persepsi

bahwa setidaknya anaknya telah mendapat landasan teori tentang agama, setelah itu anaknya

ditarik dari Pendidikan pesantren dan kembai melanjutkan Pendidikan di sekolah umum.
Dalam dinamika kehidupan saat ini Pondok Pesantren harus meninjau keberadaannya

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pondok pesantren memiliki peran yang besar dalam

dinamika masyarakat. Maka, untuk dapat tetap berperan dalam dinamika masyarakat,
pesantren perlu meninjau aspek epistemologi dan aksiologinya. Hal tersebut perlu dilakukan,

karena selain berkaitan dengan perannya bagi masyarakat, keberadaan pesantren memiliki

potensi untuk menjadi lembaga pendidikan islam yang mengenalkan islam secara lebih luas

tidak hanya bagi bangsa Indonesia melainkan juga bangsa lain. Sehingga bukan tidak mungkin

bangsa lain yang ingin mempelajari islam, dapat mempelajarinya melalui pondok pesantren

yang merupakan lembaga pendidikan islam dengan corak Indonesia. sebagai Lembaga

Pendidikan Islam seiring dengan perkembangan teknologi, Pondok Pesantren harus mengikuti

perkembangan zaman agar tetap bisa eksis di tengah- tengah masyarakat sehingga tetap eksis

untuk menarik perhatian anak di lingkungan masyarakat untuk melanjutkan dan menempuh

Pendidikan di Pondok pesantre.

Anda mungkin juga menyukai