Nim : 80200220040
wilayah timur tengah. Namun, sebagaimana yang telah diketahui, mayoritas penduduk
Indonesia memeluk agama islam. Fakta tersebut telah berlangsung cukup lama dan masih
melekat pada Indonesia sampai saat ini. Berbicara mengenai islam di Indonesia memang
merupakan suatu hal yang menarik, karena kegiatan-kegiatan bernafaskan islam sangat jelas
terlihat dalam kehidupan masyarakat yang memeluk agama islam dan begitu pula dengan
Pesantren yang melembaga di tengah- tengah masyarakat saat ini merupakan salah satu
lembaga Pendidikan tertua yang ada di Indonesia. Awal kehadiran pondok pesantren bersifat
tradisional untuk mendalami ilmu-ilmu agama Islam sebagai pedoman hidup dengan
menekankan pentingnya moral dalam bermasyarakat. Kiprah pesantren dalam berbagai hal
sangat dirasakan oleh masyarakat. Salah satu yang menjadi contoh utama adalah, selain
gerakan-gerakan protes terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Protes tersebut selalu
lebih tetap. Misalnya, selain kurikulum agama, pesantren juga menawarkan mata pelajaran
umum dengan menggunakan kurikulum ganda, yaitu kurikulum Kemendiknas dan kurikulum
Kemenag. Meskipun demikian, karena otoritas pesantren ada pada kyai, seringkali pesantren
juga membuat kurikulum sendiri sebagai tambahan dari materi kurikulum kemendiknas dan
kemenag, karena dianggap kedua kurikulum tersebut belum mengakomodir semangat institusi
pesantren tersebut. Elemen pokok dalam Pondok Pesantren ada lima elemen meliputi kyai,
santri, pondok, masjid, dan pengajaran kitab klasik. Manakalah ada satu elemen yang tidak
dijumpai di dalam Pondok pesantren maka Lembaga tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren saat ini yang berada di tengah- tengah masyarakat ada yang masih
tetap kosisten dengan Pondok Pesantren tradisional yang di dalamnya masih di jumpai masjid
selain sebagai tempat untuk beribadah juga di masjid itulah juga dijadikan sebagai tempat
transfer ilmu pengetahuan baik itu menghafal, pengajaran ilmu pengetahuan umum, juga
pembelajaran kiutab klasik, dan kyai bukan hanya sebagai guru juga sebagai orang yang
menjadi panutan dalam pondok pesantren teresbut dan bermukim bersama santri di dalam
pondok pesantren itu pula. Di dalam pondok pesantren tradisional seperti ini hanya
menggunakan kurikulum yang dibuat oleh Pondok pesantren terdahulu yang dilanjutkan terus-
menerus dan biasanya tidak dijumpai Pendidikan formal seperti pondok- pondok pesantren
yang kebanyakan sekarang ini. Pada saat ini kita lebih sering menjumpai pondok pesantren
yang selain menerapkan sistem pengajaran klasik pondok pesantren juga menerapkan
kurikulum Kemenag dan Kemendiknas sebagai salah satu upaya untuk menarik anak untuk
melanjutkan Pendidikan di pondok pesantren yang tidak hanya ilmu agama yang di suguhkan
akan tetapi juga diberikan pelajaran Umum baik itu pondok pesantren yang bekerjasama
dengan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Madrasah, Sekolah Menegah Atas, atau bahkan
Indonesia yang pertama yaitu pesantren yang sangat tradisional. Pesantren yang masih
mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalam arti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam
sistem pendidikannya atau tidak ada inovasi yang menonjol dalam corak pesantrennya dan jenis
pesantren inilah yang masih tetap eksis mempertahankan tradisitradisi pesantren klasik dengan corak
keislamannnya. Masjid digunakan untuk pembelajaran Agama Islam disamping tempat shalat.
Pesantren tipe ini biasanya digunakan oleh kelompok-kelompok tarikat. Olek karena itu, pesantrennya
disebut pesantren tarikat. Namun mereka tidak tinggal dimasjid yang dijadikan pesantren. Para santri
pada umumnya tinggal di asrama yang terletak di sekitar rumah kyai atau dirumah kyai. Tipe pesantren
ini sarana fisiknya terdiri dari masjid dan rumah kyai, yang pada umumnya dijumpai pada awal-awal
Kedua yaitu pesantren yang mempuyai sarana fisik, seperti; masjid, rumah kyai, pondok atau
asrama yang disediakan bagi para santri, utamanya adalah bagi santri yang datang dari daerah jauh,
sekaligus menjadi ruangan belajar. Pesantren ini biasanya adalah pesantren tradisional yang sangat
Ketiga atau pesantren salafi ditambah dengan lembaga sekolah (madrasah, SMU atau kejuruan)
yang merupakan karakteristik pembaharuan dan modernisasi dalam pendidikan Islam di pesantren.
Meskipun demikian, pesantren tersebut tidak menghilangkan sistem pembelajaran yang asli.
Keempat yaitu pesantren modern, Pesantren ini terbuka untuk umum, corak pesantren ini telah
mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam sistem pendidikan maupun unsur-unsur
kelembagaannya. Materi pelajaran dan sistem pembelajaran sudah menggunakan sistem modern dan
klasikal. Jenjang pendidikan yang diselenggarakan mulai dari tingkat dasar (barangkali PAUD dan juga
taman kanak-kanak) ada di pesantren tersebut sampai pada perguruan tinggi. Di samping itu, pesantren
modern sangat memperhatikan terhadap mengembangkan bakat dan minat santri sehingga santri bisa
mengeksplor diri sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Hal yang tidak kalah penting adalah
keseriusan dalam penguasaan bahasa asing, baik bahsa Arab dan Inggris maupun bahasa internasional
lainnya. Sebagai contoh misalnya, pesantren Gontor, Tebuireng dan pesantren modern lainnya yang ada
di tanah air.
Dan yang kelima yaitu pesantren yang tidak memiliki lembaga pendidikan formal, tetapi
memberikan kesempatan kepada santri untuk belajar pada jenjang pendidikan formal di luar pesantren.
Pesantren tipe ini,dapat dijumlai pada pesantren salafi dan jumlahnya di nusantara relatif lebih kecil
Dinamika yang ditemukan saat ini adalah kurangnya minat anak untuk melanjutkan
Pendidikan di Pondok Pesantren atau bahkan minat anak untuk mempelajari agama secara
mendalam, hal ini tidak hanya dirasakan oleh peminat yang mau melanjutkan Pendidikan di
pondok pesantren akan tetapi juga sangat terasa di Lembaga Pendidikan Umum yang dimana,
anak terkadang menganggap bahwa pembelajaran agama hanyalah sebuah pelajaran yang tidak
begitu berpengaruh yang tanpa disadari bahwa tujuan kita hidup kita di Dunia adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan mecari bekal untuk kehidupan yang kekal di akhirat.
Persoalan selanjutnya yang biasa juga kita temukan di tengah- tengah masyarakat adalah ada
yang memasukkan anaknya untuk menempuh Pendidikan pesantren dan berpikir bahwa
pesantren sebagi bengkel untuk perbaikan akhlak sehingga kadang kita menemukan anak yang
lamanya sebelum menempuh Pendidikan di Pondok Pesantren, maka dari itu anak harus di
yakinkan sebelum menempuh masuk pondok pesantren dan setelah masuk dan menempuh
Pendidikan di Pondok Pesantren tujuannya adalah untuk belajar ilmu agama dan menjadi
manusia yang dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat kelak agar ilmu yang
didapatkan di dalam pondok pesantren dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa dan negara. Namun tidak jarang juga ditemukan persepsi di masyarakat bahwa orang
tua menyekolahkan anaknya di pesantren hanya dalam kurun waktu tertentu dengan persepsi
bahwa setidaknya anaknya telah mendapat landasan teori tentang agama, setelah itu anaknya
ditarik dari Pendidikan pesantren dan kembai melanjutkan Pendidikan di sekolah umum.
Dalam dinamika kehidupan saat ini Pondok Pesantren harus meninjau keberadaannya
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pondok pesantren memiliki peran yang besar dalam
dinamika masyarakat. Maka, untuk dapat tetap berperan dalam dinamika masyarakat,
pesantren perlu meninjau aspek epistemologi dan aksiologinya. Hal tersebut perlu dilakukan,
karena selain berkaitan dengan perannya bagi masyarakat, keberadaan pesantren memiliki
potensi untuk menjadi lembaga pendidikan islam yang mengenalkan islam secara lebih luas
tidak hanya bagi bangsa Indonesia melainkan juga bangsa lain. Sehingga bukan tidak mungkin
bangsa lain yang ingin mempelajari islam, dapat mempelajarinya melalui pondok pesantren
yang merupakan lembaga pendidikan islam dengan corak Indonesia. sebagai Lembaga
Pendidikan Islam seiring dengan perkembangan teknologi, Pondok Pesantren harus mengikuti
perkembangan zaman agar tetap bisa eksis di tengah- tengah masyarakat sehingga tetap eksis
untuk menarik perhatian anak di lingkungan masyarakat untuk melanjutkan dan menempuh