Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Sejarah Pendidikan Islam Dr.Hj.Mardia Hayati,M.Ag

MAKALAH
DAMPAK PENDIDIKAN ISLAM DI BAWAH MANAJEMEN
DIKNAS VERSUS KEMENAG DI INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 10 :

Chairisiva Sunandar ( 12210821457 )


Muhammad Rayhan ( 12210811424 )
Nur Hasanah ( 12210820487 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadapan Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang sangat

sederhana ini dengan judul “Dampak Pendidikan Islam di Bawah Manajemen Diknas

Versus Kemenag di Indonesia”.

Tidak lupa tim penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu

mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam Ibu Dr.Hj.Mardia Hayati, M.Ag yang telah

memberikan bimbingan dan dorongan semangat kepada tim penulis untuk

menyelesaikan makalah ini, serta tim penulis yang telah memberikan partisipasinya

dalam menyusun makalah ini.

Makalah ini telah tim penulis susun dengan maksimal dan melalui referensi dari

beberapa buku dan jurnal sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas

dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka

tim penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata, kami

ucapkan terima kasih atas perhatiannya semoga makalah ini bermanfaat.

Pekanbaru, 1 Desember 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan pembahasan Masalah .................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4
A. Pengertian Diknas dan Kemenag ............................................................ 4
B. Manajemen Pendidikan Islam di Diknas ................................................. 5
C. Manajemen Pendidikan Islam di Kemenag ............................................. 7
D. Dampak Manajemen Pendidikan Islam di Diknas dan Kemenag ........... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 15
A. Kesimpulan.............................................................................................. 15
B. Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan Islam di Indonesia menjadi bagian integral dalam

pembentukan karakter masyarakat, seiring dengan keberagaman etnis dan

agama yang menjadi ciri khas bangsa. Pembentukan tersebut dapat dilakukan

melalui peningkatan sumber daya manusia secara berkesinambungan dan cara

menilai kualitas bangsa dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut.1

Dalam kondisi ini diperlukan pendekatan manajemen yang bijaksana untuk

menjaga keseimbangan antara kepentingan umum dan kearifan lokal, terutama

dalam hal manajemen oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Diknas) dan Kementerian Agama (Kemenag). Perbedaan manajemen kedua

kementerian ini memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan dan

pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia.

Seiring dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, yaitu semboyan

keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia, pendidikan Islam di bawah

manajemen Diknas diarahkan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang

inklusif dan harmonis. Sebaliknya, manajemen Kemenag menekankan pada

identitas keislaman dan nilai-nilai spiritual dalam proses pendidikan.

1
Abdullah, Ilmu Pendidikan Islam, (Makasar: Alauddin Unirsity Pres, 2018), Hal.24.
1
2

Perbedaan filosofi ini menjadi dasar utama untuk menjelajahi dampak yang

mungkin terjadi dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Melalui pemahaman mendalam tentang perbedaan dampak antara

pendidikan Islam di bawah manajemen Diknas dan Kemenag, kita dapat

mengevaluasi kebijakan pendidikan yang sedang berlangsung dan

mengidentifikasi arah yang lebih baik untuk mencapai tujuan pembangunan

karakter dan moral dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penelitian

ini akan membahas dampak pendidikan Islam di bawah manajemen Diknas

dan Kemenag untuk memberikan gambaran yang jelas tentang peran

keduanya dalam membentuk masa depan pendidikan Islam di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Diknas dan Kemenag ?

2. Bagaimana manajemen pendidikan islam di Diknas ?

3. Bagaimana manajemen pendidikan islam di Kemenag ?

4. Bagimana dampak manajemen pendidikan Islam di Diknas dan

Kemenag ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Diknas dan Kemenag.

2. Mengetahui bagaimana manajemen pendidikan islam di Diknas.

3. Mengetahui bagaimana pendidikan islam di Kemenag.


3

4. Mengetahui bagimana dampak manajemen pendidikan Islam di Diknas

dan Kemenag.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diknas dan Kemenag

Dinas Pendidikan Nasional atau Diknas adalah lembaga pemerintah Indonesia

yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia.

Kementerian ini dibentuk pada tahun 1945 dengan nama Kementerian

Pendidikan. Sejak saat itu, kementerian ini mengalami beberapa kali perubahan

nama dan struktur organisasi hingga akhirnya menjadi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan pada tahun 2009. Diknas berfungsi untuk melaksanakan

kebijakan pemerintah di bidang pendidikan nasional, mulai dari pendidikan dasar

hingga pendidikan tinggi. Kementerian ini bertanggung jawab atas pelaksanaan

fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan serta penyelenggaraan pendidikan

anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan vokasi, dan

pendidikan tinggi, serta kebudayaan.

Kementerian Agama (Kemenag) didirikan pada tanggal 3 Januari 1946 dan

bertugas menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang agama. Kemenag

dihasilkan dari kompromi antara teori Islam dan sekuler, sehingga timbul dari

formula Indonesia asli yang mengandung kompromi konsep sekuler dan Islami.

Berdirinya Kemenag disiarkan melalui RRI dengan menteri pertama adalah Haji

Mohammad Rasjidi. Dia adalah ulama berpendidikan Islam modern, yang dikenal

sebagai pemimpin terkemuka dan tokoh Muhammadiyah. Kemenag pertama

4
5

diangkat langsung Presiden Soekarno. Dasar tugas Kemenag adalah negara

menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-

masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Artinya,

Kemenag bertugas mengurus segala hal terkait agama dalam arti seluas-luasnya.2

B. Manajemen Pendidikan Islam di Diknas

Manajemen Pendidikan Islam di bawah Departemen Pendidikan Nasional

atau setara (Diknas) merujuk pada upaya pengelolaan dan pengaturan sistem

pendidikan Islam dalam konteks pendidikan formal di suatu negara. Adapun

diantaranya :

1. Integrasi Pendidikan Islam dalam Kurikulum Nasional

a. Keuntungan Integrasi

1) Pendidikan Islam di bawah Diknas terintegrasi dalam kurikulum

nasional, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

2) Siswa Muslim dan non-Muslim dapat belajar bersama,

memperkaya keragaman dan membangun pemahaman antaragama.

b. Tantangan Integrasi

1) Menyesuaikan kurikulum agar mencakup aspek-aspek keislaman

tanpa mengorbankan substansi pelajaran umum.

2
Muslih and Miftachul Ulum, “Pendidikan Islam Antara Dua Atap: Studi Pada Kebijakan
Pendidikan Islam Di Sekolah Dan Madrasah”, (2019), Hal.118.
6

2) Mendorong partisipasi aktif guru dan siswa dalam memahami dan

menghargai nilai-nilai keagamaan.

2. Peningkatan Toleransi Antaragama

a. Pengaruh Integrasi terhadap Toleransi

1) Integrasi pendidikan Islam dapat merangsang pemahaman dan

toleransi antaragama di kalangan siswa.

2) Terbentuknya lingkungan belajar yang menghormati perbedaan

keyakinan.

3. Kualitas Pengajaran Pendidikan Islam

a. Dukungan Pemerintah dalam Pengembangan Kurikulum

1) Pemerintah Diknas memberikan dukungan finansial dan sumber

daya untuk pengembangan kurikulum pendidikan Islam.

2) Upaya meningkatkan kompetensi guru dan fasilitas belajar yang

memadai.

b. Perbandingan Standar Kualitas dengan Pendekatan Lain

1) Evaluasi standar kualitas pendidikan Islam di bawah Diknas dan

perbandingannya dengan pendekatan manajemen lainnya.

2) Peningkatan kualitas sebagai langkah menuju keunggulan

pendidikan Islam di Indonesia.

4. Tantangan dan Peluang di Bawah Diknas

a. Tantangan dalam Menyelenggarakan Pendidikan Islam yang

Berkualitas, yaitu dengan menanggapi tantangan terkait pemahaman


7

dan penerapan nilai-nilai keislaman tanpa mengorbankan standar

kualitas pendidikan nasional dan mengatasi ketidakseimbangan

sumber daya dan dukungan antara berbagai wilayah di Indonesia.

b. Peluang untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam, antara lain

dengan meningkatkan kerjasama antarlembaga pendidikan Islam dan

sekolah umum dan penggunaan teknologi informasi untuk

meningkatkan akses dan kualitas pembelajaran.

Melalui pemahaman mendalam terhadap penjelasan di atas, kita dapat

mengevaluasi sejauh mana manajemen Diknas telah memberikan dampak positif

terhadap pengembangan pendidikan Islam di Indonesia dan sekaligus

mengidentifikasi potensi peningkatan yang dapat dilakukan di masa depan.

C. Manajemen Pendidikan Islam di Kemenag

Manajemen Pendidikan Islam di Kementerian Agama (Kemenag) merujuk

pada peran dan tanggung jawab Kementerian Agama dalam mengelola aspek-

aspek pendidikan Islam di suatu negara. Kementerian Agama seringkali memiliki

tanggung jawab khusus terkait dengan pendidikan agama dan keagamaan. Dalam

konteks ini, beberapa maksud atau fokus manajemen pendidikan Islam di

Kemenag mencakup :

1. Penguatan Identitas Keislaman

a. Fokus pada Aspek Keagamaan dan Spiritual:


8

Pendidikan Islam di bawah Kemenag menekankan pengajaran

nilai-nilai keislaman secara mendalam, termasuk ajaran agama, etika,

dan moral. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang kokoh

terkait identitas keagamaan bagi peserta didik.

b. Pemberdayaan Lembaga Keagamaan (Pesantren, Madrasah):

Kemenag memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan

lembaga keagamaan, seperti pesantren dan madrasah, untuk

memastikan pengajaran yang sesuai dengan ajaran Islam.

Pemberdayaan ini melibatkan dukungan finansial, pelatihan tenaga

pengajar, dan fasilitas yang memadai.

2. Aspek Spiritual dalam Pendidikan

a. Pentingnya Aspek Spiritual dalam Pembentukan Karakter:

Kemenag menekankan pentingnya pengembangan aspek spiritual

dalam pendidikan Islam, dengan tujuan membentuk karakter yang kuat

dan religius. Pembelajaran tidak hanya berfokus pada aspek kognitif,

tetapi juga pada aspek spiritualitas siswa.

b. Upaya Penguatan Ajaran Keagamaan:

Adapun Varian Pembelajaran pada pengawasan Kemenag dibagi

beberapa kelompok. Salah satunya yaitu kelompok madrasah merupakan

varian lembaga pendidikan Islam yang mengombinasikan mata pelajaran


9

agama dan mata pelajaran umum.3 Untuk tingkat pendidikan dasar,

disebut madrasah ibtidaiyah (MI) dengan masa belajar 6 tahun; untuk

tingkat pendidikan menengah pertama, disebut Madrasah Tsanawiyah

(MTs.) dengan masa belajar 3 tahun; dan untuk tingkat pendidikan mene-

ngah disebut madrasah aliyah (MA) dengan masa belajar 3 tahun.

Madrasah kelompok ini merupakan model madrasah paling banyak

dijumpai di Indonesia dengan jumlah yang banyak dan tingkat penyebaran

yang merata.

Tingkat keanekaragaman madrasah kelompok yang ini juga cukup

besar. Keanekaragaman itu tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat

fisik dan kuantitatif seperti bangunan kelas, fasilitas pendidikan, dan

jumlah murid, tetapi juga menyangkut hal-hal yang bersifat kualitatif

seperti tujuan pendidikan, kurikulum, dan ideologi keagamaan.4 Program

pendidikan di bawah Kemenag dirancang untuk memastikan bahwa siswa

mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam.

Pelaksanaan kurikulum yang mencakup studi keislaman, tafsir, dan praktik

ibadah.

3. Keunikan Pendidikan Islam di Bawah Kemenag:

a. Karakteristik Program dan Kegiatan:

3
Ahmad Mukhlasin, “Dualisme Penyelenggaraan Pendidikan”, (2021), Hal.85.
4
Arief Subhan, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2012), Hal.318.
10

Pendidikan Islam di bawah Kemenag cenderung menekankan pada

pengembangan nilai-nilai agama dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Program dan kegiatan ekstrakurikuler sering kali mencakup pengajaran

seni dan budaya Islam, serta partisipasi dalam kegiatan sosial yang

mencerminkan nilai-nilai keagamaan. Madrasah Diniyah ditawarkan

kepada generasi Muda muslim sebagai komplementer terhadap

pendidikan umum yang ditempuh, baik tingkat SD, SMP, maupun

SMA.5

b. Pengembangan Sikap Toleransi dan Kepedulian:

Kemenag berupaya untuk membentuk siswa yang tidak hanya kuat

dalam identitas keislaman, tetapi juga mampu memahami dan

menghargai keberagaman agama di sekitarnya. Pengembangan sikap

toleransi dan kepedulian terhadap sesama menjadi aspek penting dalam

pendidikan Islam di bawah Kemenag.

4. Tantangan

Adapun tantangan dalam Menyelenggarakan Pendidikan Islam yang

Berkualitas serta tantangan keuangan, ketersediaan sumber daya manusia

yang berkualitas, dan integrasi teknologi dalam pembelajaran agama.

Dengan memahami aspek-aspek di atas, dapat diidentifikasi bagaimana

pendidikan Islam di bawah manajemen Kemenag memberikan dampak pada

5
Ibid., Hal.319.
11

pembentukan karakter dan nilai-nilai keagamaan di kalangan peserta didik.

Tantangan dan peluang yang dihadapi dapat menjadi dasar untuk terus

meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia di masa depan.

D. Dampak Manajemen Pendidikan Islam di Diknas dan Kemenag

Permasalahan pendidikan di Indonesia secara umum, diidentifikasi dalam

empat krisis pokok yaitu kualitas, relevansi, elitisme, dan manajemen. Berbagai

indikator kuantitatif dikemukakan, antara lain analisis komparatif yang

membandingkan situasi pendidikan antara negara di kawasan Asia. Masalah

tersebut merupakan masalah besar, mendasar, dan multidimensional, sehingga

sulit dicari ujung pangkal pemecahannya. Permasalahan ini terjadi pada

pendidikan secara umum di Indonesia, termasuk pendidikan Islam yang dinilai

justru lebih besar problematikanya.6

1. Dampak pendidikan islam di Diknas

a. Integrasi Nilai-nilai Keagamaan, Diknas dapat memastikan integrasi

nilai-nilai keagamaan, termasuk ajaran Islam, dalam kurikulum

umum. Ini membantu siswa memahami dan menghayati nilai-nilai

moral dan etika yang dijunjung tinggi dalam agama Islam.

6
Sanaky, Permasalahan Dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan Yang Bermutu,
(2008), Hal.84.
12

b. Pemberian Prioritas pada Pendidikan Agama, Diknas dapat

memberikan prioritas pada pendidikan agama Islam, memastikan

bahwa ada cukup waktu dan sumber daya yang dialokasikan untuk

pembelajaran mata pelajaran ini.

c. Harmonisasi Pendidikan Agama dengan Kurikulum Nasional, Diknas

dapat berupaya memastikan bahwa pendidikan agama Islam

terintegrasi secara harmonis dengan kurikulum nasional, sehingga

menciptakan keselarasan antara aspek keagamaan dan umum dalam

pendidikan.

d. Koordinasi dengan Lembaga Pendidikan Non-Islam, Diknas dapat

berperan dalam mempromosikan dialog antaragama dan toleransi

dengan mengkoordinasikan program pendidikan Islam dengan

lembaga pendidikan non-Islam.

2. Dampak manajemen pendidikan islam di Kemenag

Salah satu masalah yang sering dikemukakan para pengamat

pendidikan Islam adalah adanya kekurangan jam pelajaran untuk

pengajaran agama Islam yang disediakan di sekolah-sekolah umum seperti

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Umum, dan seterusnya Masalah inilah

yang dianggap sebagai penyebab utama timbulnya kekurangan para

pelajar dalam memahami, menghayati, dan mer meng- amalkan ajaran

agama. Sebagai akibat dari kekurangan ini, para pela- jar tidak memiliki
13

bekal yang memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh

negatif akibat globalisasi yang menerpa ke- hidupan. Banyak pelajar yang

terlibat dalam perbuatan yang kurang terpuji seperti tawuran, pencurian,

penodongan, penyalahgunaan obat narkotik, dan sebagainya. Semua

perbuatan yang dapat meng- hancurkan masa depan para pelajar ini

penyebab utamanya adalah karena kekurangan bekal pendidikan agama.

Hal ini terjadi dise- babkan karena kurangnya jam pelajaran agama yang

diberikan di sekolah-sekolah sebagaimana tersebut di atas.7

Pada umumnya, kurikulum madrasah di Indonesia baik negeri

maupun swasta merupakan kombinasi antara mata pelajaran agama dan

umum. Terdapat beberapa madrasah yang secara khusus hanya

mengajarkan pengetahuan agama, yaitu madrasah diniyah, tetapi siswa

madrasah diniyah biasanya juga belajar di sekolah umum. Dengan

demikian, masalah kedudukan pengetahuan umum (sekuler) dan

pengetahuan agama sudah tidak menjadi persoalan di kalangan muslim

Indonesia. Meskipun demikian, identitas utama madrasah adalah lembaga

pendidikan Islam. Karena alasan identitas inilah madrasah dikelola

Departemen Agama bukan Departemen Pendidikan.

Untuk madrasah negeri dan swasta, Departemen Agama telah

membuat standar kurikulum. Orientasi ideologi keagamaan yang

berkembang di lingkungan madrasah negeri sepenuhnya merujuk kepada


7
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), Hal.18.
14

rumusan dan kebijakan Departemen Agama. Oleh karena itu, ideologi

keagamaan dan tujuan pendidikan yang dirumuskan Departemen Agama

merupakan cermin dari kehendak politik pemerintah yang berkuasa.

Sebagai contoh, pada masa Orde Baru, orientasi "membangun muslim

Pancasilais" menjadi landasan penting dalam merumus- kan kebijakan

tentang pendidikan Islam di Indonesia. Sepanjang Orde Baru, konteks

"membangun muslim Pancasilais" itulah yang menjadi latar belakang

kebijakan Departemen Agama.

Kebijakan itu sebenarnya juga berlaku bagi madrasah swasta. Akan

tetapi, karena madrasah swasta tidak langsung di bawah Departemen

Agama, mereka memiliki peluang untuk berkembang sejalan dengan cita-

cita yang sejak awal menjadi latar belakang pendiriannya. Ditambah

dengan adanya ikatan atau asosiasi dengan organisasi sosial keagamaan,

maka madrasah swasta berkembang dengan ideologi keagamaan yang

sejalan dengan organisasi keagamaan tempat madrasah bernaung. Materi-

materi yang berkaitan dengan ideologi keagamaan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinas Pendidikan Nasional atau Diknas adalah lembaga pemerintah

Indonesia yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan nasional di

Indonesia. Kementerian Agama (Kemenag) didirikan pada tanggal 3 Januari 1946

dan bertugas menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang agama. Dengan

mengetahui manajemen Diknas dan Kemenag melalui pemahaman mendalam

terhadap penjelasan di atas, kita dapat mengevaluasi sejauh mana manajemen

Diknas dan Kemenag telah memberikan dampak positif terhadap pengembangan

pendidikan Islam di Indonesia dan sekaligus mengidentifikasi potensi

peningkatan yang dapat dilakukan di masa depan.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami selesaikan sebagai salah satu tugas

perkuliahan pada semester tiga ini. Namun kami sebagai penyusun, menyadari

bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk

itu kami mengharapkan partisipasi dosen pembimbing dan rekan-rekan

mahasiswa berupa kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami bisa

membuat makalah lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Ilmu Pendidikan Islam. Makasar: Alauddin Unirsity Pres, 2018.


Mukhlasin, Ahmad. “Dualisme Penyelenggaraan Pendidikan”. Cybernetics: Journal
Educational Research and Sosial Studies., 2021.
Muslih, and Miftachul Ulum. “Pendidikan Islam Antara Dua Atap: Studi Pada
Kebijakan Pendidikan Islam Di Sekolah Dan Madrasah”. Mudir : Jurnal
Manajemen Pendidikan., 2019.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2010.
Sanaky. “Permasalahan Dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan Yang
Bermutu”., 2008.
Subhan, Arief. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana, 2012.

16

Anda mungkin juga menyukai