Makalah
Disusun Oleh
DOSEN PENGAMPU:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Shalawat dan taslim tak lupa kita kirimkan kepada panutan
kita Muhammad saw. Nabi yang telah menjadi rahmatan lil ‘alamin diseluruh
alam semesta ini.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya segala pengetahuan bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa. Dan Tuhan telah menurunkan pengetahuan baik melalui utusan-Nya berupa
wahyu, maupun berbagai hal yang ada di alam semesta. Kebenaran pengethauan
bersifat mutlak seperti dalam pengetahuan keagamaan karena bersumber langsung
dari Tuhan.
Dilihat dari kemajemukan agama yang ada di Indonesia agam Islam
mendominasi ragam agama yang ada, maka mayoritas penduduk di Indonesia
menganut agama Islam. Dari alasan diatas dalam usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa, Negara Indonesia memasukkan Sistem Pendidikan Agama Islam kedalam
sistem pendidikan Nasional, karena pendidikan agama dapat memainkan peran
yang lebih kuat dalam memperbaiki akhlaq masyarakat.
Pendidikan agama juga sangat dianjurkan sekalipun di Negara yang
maju,karena sifat religiusitas harus ditanamkan. Dengan adanya itu, orang akan
mempunyai pegangan dan mempunyai rasa Ketuhanan dan Keimanan. Maka, dari
alasan tersebut dalam makalah kami akan membahas beberapa hal yang kami
rangkum pada rumusan masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan agama Islam dalam lingkup pendidikan nasional?
2. Bagaimana SKB 3 Menteri 1975 dan kebijakan pemerintah dalam
pembinaan madrasah dan pesantren?
3. Bagaimana perumusan tujuan dan pembinaan pondok pesantren dalam
masa pembangunan?
4. Bagaimana sistem dan metode pendidikan di pondok pesantren?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendidikan agama Islam dan lingkup pendidikan
nasional.
2. Untuk mengetahui SKB 3 Menteri 1975 dan kebijakan pemerintah dalam
pembinaan madrasah dan pesantren.
1
2
3
4
serta diperkuat dengan Ketetapan MPRS Tahun 1966 serta Tap-Tap MPR
selanjutnya. Oleh karena bilamana suatu tujuan pendidikan dalam negara kita
tidak relevan dengan tujuan asasi bangsa, akan menimbulkan kecurigaan yang
merugikan kelangsungan hidup pondok pesantren itu sendiri.
Menurut penafsiran MPRS No. XXVII Tahun 1966 Pasal 2: "Dasar
Pendidikan adalah falsafah Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Sedang menurut Tap MPR No. IV Tahun 1973 dan Tahun 1978 serta Tap-
Tap MPR tentang GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara) berikutnya, Dasar
Pendidikan Nasional adalah Pancasila. Sedangkan tujuan pendidikan menurut
ketetapan tersebut dalam Pasal 3, dinyatakan bahwa: "Tujuan pendidikan ialah
membentuk manusia Pancasilai sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti
yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945." Dan menurut
Tap MPR No. IV 1978: Pendidikan bertujuan untuk meningkat-kan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, cinta tanah air, berbudi
luhur, berjiwa pembangunan terhadap diri sendiri dan bertanggung jawab atas
pembangunan masyarakat.
Dalam GBHN 1988 tujuan Pendidikan Nasional lebih diperjelas lagi
aspek-aspeknya. Jadi, jelaslah bahwa negara kita menghendaki agar semua rakyat
Indonesia dididik menjadi manusia Pancasila yang sebenar-benarnya. Manusia
Pancasilais adalah insan yang di dalam dirinya berbentuk mental moral budi
pekerti serta keyakinan agama yang kuat yang diimbangi dengan kecerdasan dan
keterampilan yang tinggi dalam jasmani yang sehat.
Tujuan ini mengandung pengertian bahwa semua usaha pendidikan harus
dapat menghasilkan manusia yang harmonis antara lahir dan batin, jasmaniah dan
rohaniah yang tidak hanya mampu hidup secara self-standing melainkan juga
menjadi warga negara yang berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa, dan
agama yang berjiwa sosial konstruktif.
9
bahasa lokal, dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung dalam kitab
tersebut. Sedangkan metode sorogan adalah dimana santri aktif memilih kitab
kuning, membacanya, kemudian menerjemahkannya di hadapan kyai, sementara
itu kyai mendengarkan bacaan santrinya dan mengoreksi bacaan atau
terjemahannya jika diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara konsepsional, sistem pendidikan nasional sebagaimana dikehendaki
oleh UUD 1945, adalah sejalan atau paling tidak, tidak ada pertentangannya
dengan konsep dasar pendidikan Islam.
SKB 3 Menteri itu memberikan nilai positif dengan menjadikan status
madrasah yang sejajar dengan sekolah-sekolah umum.
untuk menciptakan rumusan formal dari tujuan pondok pesantren yang
bersifat integral, komprehensif, atau total meliputi segala jenis pondok dalam
hubungannya dengan masa pembangunan, harus tidak terlepas dari cita-cita/
tujuan bangsa kita sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 serta
diperkuat dengan Ketetapan MPRS Tahun 1966 serta Tap-Tap MPR selanjutnya.
Sistem pondok pesantren selalu diselenggarakan dalam bentuk asrama atau
komplek asrama dimana santri mendapatkan pendidikan dalam suatu situasi
lingkungan sosial keagamaan yang kuat dalam ilmu pengetahuan yang dilengkapi
pula dengan atau tanpa ilmu pengetahuan umum. Dalam perkembangan
selanjutnya, pondok pesantren disamping memberikan pelajaran ilmu agama, juga
ilmu pengetahuan umum dengan system madrasah atau sekolah.
B. Saran
Makalah ini setidaknya memberikan sedikit pengetahuan tentang Pendidikan
Islam sebaga Sub Sistem Pendidikan Nasional sehingga dapat menjadi bahan
pembelajaran. Dan dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Chalidjah. 1995. Kajian Perbandingan Pendidikan. Surabaya : Al-Ikhlas.
Hasan, M. Ali dan Mukti Ali. 2003. Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta :
Pedoman Ilmu Jaya,
Zaman, Muh. Kamilu. Makalah Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional. Diakses dari
http://kamiluszaman.blogspot.com/2015/09/pendidikan-islam-dalam-
sistem.html pada tanggal 20 Desember 2021.
12