Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu: Muslim, S.Ag., M.Ag

“ KONDISI OBJEKTIF PENDIDIKAN ISLAM ”

DI SUSUN OLEH :
Agustin Ananda Mamasta (12011326518)
Andriani Putri (12011327479)
Anerta Varnelia (12011326690)
Aulia Putri (12011326386)
Diah Ayu Puspitasari (12011323333)
Indah Egis Khairumi (12011324210)
Nurhaisah (12011323512)
Putri Febriani Lisamsi (12011323379)
Rahmad Ramadhan (12011313309)
Wina Husaini (12011324352)
Wiwin Afrianti (12011324352)
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

1
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
tugas diskusi kelompok yang telah diberikan oleh bapak Muslim, S.Ag., M.Ag. yang berjudul
“Kondisi Objektif Pendidikan Islam”.

Untaian sholawat beserta salam senantiasa terlimpahkan untuk insan mulia yaitu baginda
nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan pelajaran kepada kita semua.
Semoga kita bisa mencontoh Baginda nabi Muhammad SAW yang memiliki akhlak dan
kepribadian sempurna.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 6 Juni 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 4

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3. Tujuan penulisan.......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan Islam......................................................................... 5

2.2. Kondisi Objektif Pendidikan Islam............................................................... 5

2.3. Problematika Pendidikan Islam Masa Kini................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10

3.2 Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan buta, buta mata karena meski terlihat dia
membuka mata tapi tidak sama sekali faham apa yang terjadi dengan kenyataan hidup,
dengan itu kebutaan manusia di latih untuk bisa melihat dan tahu dari mana, apa dan
bagaimana sebenarnya kenyataan hidup ini, untuk bisa mengetahui hakikat hidup yang
sebenarnya manusia membutuhkan banyak pengarahan, pendidikan mulai dari lahir sampai
dia mati karena pendidikan dalam kehidupan itu tidaklah ada batasnya, maka dari itu
pendidikan itu penting, untuk mengetahui apa tujuan dan akan kemana nanti setelah hidup ini
berakhir.
Dalam berpendidikan manusia tidaklah langsung bisa menangkap apa itu pendidikan
yang sebenarnya, tapi masih membutuhkan banyak sistem, teori, dan berbagai banyak macam
sarana penting lainya dalam menuntaskan makna pendidikan dalan kehidupan, dalam
berbagai pendidikan yang ada pastilah mempunyai kurikulum tersendiri untuk bisa
mengetahui rancangan seperti apa pendidikan yang akan di ajarkan dalam pendidikan itu, dan
untuk mempermudah rancangan itu maka di perlukannya sebuah alat atau media agar
nantinya tidak hanya tinggal teori dalam menjalankan berbagai keinginan dalam dunia
pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan islam?
1.2.2. Bagaiman keadaan kondisi objektif pendidikan islam?
1.2.3. Bagaimana kondisi problematika pendidikan islam masa kini?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengatahui serta memahami pengertian pendidikan islam
1.3.2. Untuk mengatahui serta memahami kondisi objektif pendidikan islam
1.3.3. Untuk mengatahui serta memahami kondisi problematika pendidikan islam masa kini

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi
istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini
mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan
yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula
sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal dan non formal.

Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda
untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan
dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.

Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan Islam. Menurut Athiyah
Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna
dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya
teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya.

Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pemaparan definisi pendidikan islam di atas dapat
disimpulkan bahwa definisi pendidikan islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia
kepribadian islam yang luhur.

Fungsi ilmu pendidikan islam

a. Untuk mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya
dengan semakin luasnya wawasan akan menimbulkan berbagai kreatifitas.
b. Untuk melestarikan nilai-nilai insane yang akan menjadi filter bagi wawasan hidupnya
sehingga wawasannya menjadi tepat.
c. Untuk membuka pintu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan
hidupnya.

2.2. Kondisi Objektif Pendidikan Islam

5
Setelah Indonesia merdeka setahun berikutnya, sekitar tahun 1946 pemerintah Indonesia mulai
mengatur tentang peraturan pendidikan islam dan menggantikannya sebagai pendidikan budi
pekerti. Selain itu anatar Menteri Agama dan Menteri Pendidikan mengeluarkan peraturan baru
yaitu pendidikan agama diajarkan pada kelas 4 sampai kelas 6 sekolah Rakyat/Sekolah Dasar.
Meskipun peraturan tersebut telah ditetapkan ada beberapa kendala pada pelaksanaannya yakni
tidak semua sekolah menerapkan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut. Pada
tahun 1950 pemerintah membentuk sebuah panitia yang dimana terdiri dari Prof. Mahmud
Yunus dari Departemen Agama dan Mr. Hadi dari Departemen P&K karena keadaan di
Indonesia sudah pulih kembali, sehingga pada bulan Januari 1951 panitia tersebut dapat
mengeluarkan beberapa peraturan yang berisi: “Pendidikan agama tetap diberikan pada kelas 4
Sekolah Rakyat, untuk daerah yang agamanya sangat kuat maka setiap sekolah boleh
memberikannya pada kelas 1 Sekolah Rakyat, pada tingakatan sekolah lanjutan seperti
tingakatan pertama dan atas pendidikan agama diberikan selama 2 jam selama seminggu”. Hal
tersebut sesuai dengan BAB II pasal 2 ayat 3 yang berbunyi “Pendidikan agama menjadi mata
pelajaran di sekolah-sekolah umum, mulai sekolah rendah (dasar) sampai Universitas.”

Seiring berjalannya waktu pelaksanakan pendidikan agama mulai berkembang dan pendidikan
agama menjadi vak wajib pada Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.
kemudian Departemen Agama mendirikan beberapa lembaga pendidikan islam seperti Madrasah
Ibtidaiyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri. Dengan adanya
surat surat keputusan bersama antara Menteri Agama dan Menteri P & K No. 0299/U/1984 (Dik.
Bud): 045/1984 (Agama) Tahun 1984 tentang Pengaturan pembakuan kurikulum sekolah umum
dan kurikulum madrasah, yang berisi “Mengizinkan kepada lulusan Sekolah (Madrasah) Agama
untuk melanjutkan ke sekolah-sekolah umum yang lebih tinggi”, pemerintah RI mengakui
terhadap persamaan derajat dan kemampuan ilmiah antara madrasah agama Islam dan sekolah
umum di Indonesia. Setelah pendidikan islam berkembang, maka munculah sebuah pesantren
yang dimana sistem pendidikannya berbeda dengan yang di lembaga pendidikan yang didirikan
oleh Departemen Agama. Basis pesantren ini nonformal dan  mewajibkan semua santri yang
ingin mencari pendidikan islam menginap diasrama pesantren yang sekarang sudah dikenal
sebagai pondok pesantren. Latar belakang berdirinya pesantren ini karena pada awal
kemerdekaan ketika mencari ilmu agama mereka hanya menggunakan tempat-tempat sederhana
seperti surau dan masjid karena tempat tersebut sudah tidak dapat menampung banyaknya anak

6
yang ingin mencari ilmu maka muncullah pondok pesantren tersebut. Materi yang mereka
pelajari dipondok pesantren tersebut seperti Bahasa Arab, Al-Qur’an dan Hadist. Sehingga
pondok pesantren ini menjadi peranan penting dalam mempertahankan eksistensi umat islam.
Jika dibanding dengan keadaan Indonesia sekarang ini, lembaga-lembaga pendidikan islam
belum tidak mampu menyedot perhatian dan pilihan utama bagi pelajar dan mahasiswa karena
mereka justru tertarik memasuki lembaga-lembaga pendidikan sekuler. Hal ini terkait dengan
pandangan keadaan pendidikan islam yang selalu tertinggal, tidak maju, tidak bonafide dan
semaju apapun tetap saja masih terkesan tertinggal. Selain itu perilaku umat islam yang
kontraproduktif seperti sikap praktis-pragmatis dan mengutamakan kegiatan-kegiatan yang
kurang strategis karena kurangnya pemahaman dan kesadaran mereka terhadapa urgensi
pendidikan islam yang ada dimadrasah atau pun yang ada di pondok pesantren.

Oleh karena itu, semua perangkat untuk kelangsungan pendidikan islam perlu ditata kembali
agar pendidikan islam mampu mencapai hasil yang maksimal. Penataan menjadi baik dari
kondisi semula yang serba kekurangan dapat disebut sebagai inovasi. Sehingga inovasi ini
mampu mewujudkan harapannya manakala dilakukan dengan menggunakan strategi-strategi
yang baik seperti strategi inovasi pendidikan islam secara teoritis-konseptual dan secara
aplikatif-institusional.

2.3. Problematika Pendidikan Islam Masa Kini

Problem Konseptual-Teoritis: Ketertinggalan pendidikan Islam ini salah satunya


dikarenakan oleh terjadinya penyempitan terhadap pemahaman pendidikan Islam yang hanya
berkisar pada aspek kehidupan ukhrawi yang terpisah dengan kehidupan duniawi, atau aspek
kehidupan rohani yang terpisah dengan kehidupan jasmani. Oleh karena itu, akan tampak adanya
pembedaan dan pemisahan antara yang dianggap agama dan bukan agama, yang sakral dengan
yang profan, antara dunia dan akhirat. Cara pandang yang memisahkan antara yang satu dengan
yang lain ini disebut sebagai cara pandang dikotomi. Adanya dikotomi inilah yang salah satu
penyebab ketertinggalan pendidikan Islam.Hingga kini pendidikan Islam masih memisahkan
antara akal dan wahyu, serta pikir dan zikir.

7
Hal ini menyebabkan adanya ketidakseimbangan paradigmatik, yaitu kurang
berkembangnya konsep humanisme religius dalam dunia pendidikan Islam, karena pendidikan
Islam lebih berorientasi pada konsep ‘abdullah (manusia sebagai hamba), ketimbang sebagai
konsep khalifatullah (manusia sebagai khalifah Allah). Selain itu orientasi pendidikan Islam yang
timpang tindih melahirkan masalah-masalah besar dalam dunia pendidikan, dari persoalan
filosofis, hingga persoalan metodologis. Di samping itu, pendidikan Islam menghadapi masalah
serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus menerus semakin cepat, lebih-lebih
perkembangan ilmu pengetahuan yang hampir-hampir tidak memperdulikan lagi sistem suatu
agama. Kondisi sekarang ini, pendidikan Islam berada pada posisi determinisme historik dan
realisme.

Terjadinya pemilahan-pemilahan antara ilmu umum dan ilmu agama inilah yang
membawa umat Islam kepada keterbelakangan dan kemunduran peradaban, lantaran karena
ilmu-ilmu umum dianggap sesuatu yang berada di luar Islam dan berasal dari non-Islam. Agama
dianggap tidak ada kaitannya dengan ilmu, begitu juga ilmu dianggap tidak memperdulikan
agama. Begitulah gambaran praktik kependidikan dan aktivitas keilmuan di tanah air sekarang
ini dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dan dirasakan oleh masyarakat. Sistem
pendidikan Islam yang ada hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama saja. Di sisi lain, generasi
muslim yang menempuh pendidikan di luar sistem pendidikan Islam hanya mendapatkan porsi
kecil dalam hal pendidikan Islam atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan ilmu-ilmu
keislaman.

Problem Mendasar : Sekularisme sebagai Paradigma Pendidikan : Jarang ada orang mau
mengakui dengan jujur, sistem pendidikan kita adalah sistem yang sekular-materialistik. Tapi
perlu diingat, sekularisme itu tidak otomatis selalu anti agama. Tidak selalu anti “iman” dan anti
“taqwa”.Sekularisme itu hanya menolak peran agama untuk mengatur kehidupan publik,
termasuk aspek pendidikan. Jadi, selama agama hanya menjadi masalah pribadi dan tidak
dijadikan asas untuk menata kehidupan publik seperti sebuah sistem pendidikan, maka sistem
pendidikan itu tetap sistem pendidikan sekular, walaupun para individu pelaksana sistem itu
beriman dan bertaqwa (sebagai perilaku individu).

Problem-problem Cabang: Masalah-masalah cabang yang dimaksud di sini, adalah segala


masalah selain masalah paradigma pendidikan, yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8
pendidikan. Masalah-masalah cabang ini tentu banyak sekali macamnya, di antaranya yang
terpenting adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan
perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar
rendah, buku perpustakaan tidak lengkap.Sementara laboratorium tidak standar,
pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.Bahkan masih banyak
sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki
laboratorium dan sebagainya.
2. Rendahnya Kualitas Guru Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan.
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan
tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 tentang Sisdiknas yaitu
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
3. Rendahnya Kesejahteraan Guru: Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam
membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.Dengan pendapatan rendah, banyak
guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain,
memberi les pada sore/malam hari, menjadi tukang ojek online, pedagang buku/LKS,
pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan
konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama.
Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat
serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain.
Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal,
formal dan non formal.

semua perangkat untuk kelangsungan pendidikan islam perlu ditata kembali agar
pendidikan islam mampu mencapai hasil yang maksimal. Penataan menjadi baik dari kondisi
semula yang serba kekurangan dapat disebut sebagai inovasi. Sehingga inovasi ini mampu
mewujudkan harapannya manakala dilakukan dengan menggunakan strategi-strategi yang
baik seperti strategi inovasi pendidikan islam secara teoritis-konseptual dan secara aplikatif-
institusional.

3.2. Saran
penulis menyadari bahwa makalh ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Akan
tetapibukan berarti maklah ini tidak berguna. Besar harapan yang terdapat dalam hati
semoga makalah ini dapapat memberikan manfaat bagi si pembacanya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anggun, W. (n.d.). Ilmu Pendidikan Islam “ Pengertian, Ruang Lingkup Dan Fungsi Ilmu
Pendidikan Islam. Retrieved Juli Minggu, 2021, from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/wahyuanggunsafitri/5564087e539373313eea9905/ilmu-
pendidikan-islam-pengertian-ruang-lingkup-dan-fungsi-ilmu-pendidikan-islam
Islamiced. (n.d.). PENGERTIAN, DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM. Retrieved Juni
minggu, 2021, from islamiced: https://islamiced.wordpress.com/tugas/ilmu-pendidikan-
islam/pengertian-dasar-dan-tujuan-pendidikan-islam

https://duta.co/problematika-pendidikan-islam-masa-kini-kajian-fundasional-dan-operasional

11

Anda mungkin juga menyukai