Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

Di buat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu :

Nurhidayah, M.Pd

Di Susun Oleh :

Fitria Apriliani

(19116778)

PAI III F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberi
rahmat, taufiq, dan hidayah-nya. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul SEJARAH PENGEMBANGAN
KURIKULUM DI INDONESIA.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan


kepada saya dalam mata kuliah pengembangan kurikulum. Mata kuliah ini mencakup
pengembangan kurikulum yang dibutuhkan oleh seorang guru dalam menjalani
tugasnya di sekolah. Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menambah
pengetahuan para pembaca tentang perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa
kemerdekaan hingga sekarang.

Pada akhirnya, saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah pengembangan kurikulum yang telah mengarahkan saya dalam pembuatan
makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kebumen, 29 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Pendidikan Agama Islam masa kemerdekaan I (1945-1965) .................. 3


B. Pendidikan Agama Islam masa kemerdekaan II (1965-Sekarang) ......... 5
C. Penyebab Kurikulum Pendidikan Agama Islam berubah-ubah ............. 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10

A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1


ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas No. 20, 2003).

Sebelum masa kemerdekaan, Pendidikan Agama sudah diatur oleh


pemerintah. Baik pemerintah Belanda maupun ketika pemerintahan masa
Jepang. Dalam mendekati umat Islam, sikap-sikap yang ditempuh oleh Jepang
adalah : Kantor Urusan Agama pada zaman Belanda disebut Kantoor Voor
Islamiche Zaken yang dipimpin oleh orang Belanda, diubah oleh Jepang
menjadi Kantor Sumubi yang dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari yang
merupakan pendiri Nahdlatul Ulama.

Pendidikan Islam merupakan proses bimbingan dari pendidik terhadap


perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya
pribadi muslim yang baik. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia dari
zaman dahulu sampai sekarang mengalami banyak perubahan dari sistem
hingga kurikulum yang digunakan. Pengembangan kurikulum pendidikan
agama Islam tersebut disesuaikan dengan kondisi dan keadaan pada masa
tersebut.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam
pada masa kemerdekaan I (1945-1965)?

1
2. Bagaimana sejarah pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam
pada masa kemerdekaan II (1965-Sekarang)?
3. Apa penyebab kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia
berubah-ubah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah pengembangan kurikulum PAI pada masa
kemerdekaan I (1945-1965)
2. Mengetahui sejarah pengembangan kurikulum PAI pada masa
kemerdekaan (1965- Sekarang)
3. Mengetahui faktor penyebab kurikulum PAI di Indonesia berubah-
ubah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan agama Islam masa kemerdekaan I (1945-1965)


Pendidikan Islam di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak jaman
penjajahan Jepang dan Belanda. Namun dalam masa tersebut, Pendidikan
Islam belum berkembang dan belum diterapkan pemerintah. Perubahan
kurikulum di Indonesia terjadi hampir lima tahun sekali. Perubahan tersebut
perlu dimaknai secara positif, karena kurikulum harus responsif terhadap
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Pada masa era kemerdekaan tahun 1945-1965, dalam masa revolusi
pemerintah tetap membina pendidikan agama. Secara formal institsional
pembinaan pendidikan agama dipercayakan kepada Departemen Agama dan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu dikeluarkanlah
peraturan-peraturan bersama antara kedua Departemen tersebut untuk
mengelola pendidikan agama di sekolah-sekolah umum baik negeri maupun
swasta.
Pada bulan Desember 1946, dikeluarkanlah Surat Keputusan Bersama
(SKB) antara Menteri PP dan K dengan Menteri Agama, yang mengatur
pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah umum yang berada di bawah
kementerian PP dan K. Keluarnya SKB tersebut, menjadikan semacam
dualisme pendidikan di Indonesia. Di satu sisi Departemen Agama mengelola
semua jenis pendidikan Agama baik di sekolah-sekolah agama maupun di
sekolah-sekolah umum. Di pihak lain, Departemen PP dan K mengelola
kepercayaan untuk melaksanakan sistem Pendidikan Nasional.
Selanjutnya Pendidikan Agama ini diatur secara khusus dalam UU
Nomor 4 Tahun 1950 pada Bab XII pasal 20, yaitu : Dalam sekolah-sekolah

3
negeri diadakan pelajaran agaa, orang tua murid yang menentukan apakah
anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.
Pada tahun 1951, keluarlah Peraturan Bersama Menteri PP dan K serta
Menteri Agama Nomor 1432/Kab. Tanggal 20 Januari 1951 (Pendidikan),
Nomor K1/652 tanggal 20 Januari 1951 (Agama), diatur tentang Peraturan
Pendidikan Agama di sekolah-sekolah1, yaitu :
Pasal 1 : Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan (umum dan
kejuruan) diberi pendidikan agama.
Pasal 2 : (1) Di sekolah-sekolah rendah pendidikan agama dimulai
pada kelas 4; banyaknya 2 jam dan satu minggu. (2) Di lingkungan yang
istimewa, Pendidikan Agama dapat dimulai pada kelas 1, dan jamnya dapat
ditambah menurut kebutuhan. Tetapi tidak melebihi 4 jam semingg, dengan
ketentuan bahwa mutu pengetahuan umum bagi sekolah-sekolah rendah itu
tidak boleh dikurangi dibandingkan sekolah-sekolah rendah di lain-lain
lingkungan.
Pasal 3 : Di seklah-sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas,
baik sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah kejuruan, diberi
pendidikan agama 2 jam dalam tiap-tiap minggu.
Pasal 4 : (1) Pendidikan Agama diberikan menurut agama murid
masing-masing. (2) Pendidikan Agama baru diberikan pada suatu kelas yang
mempunyai murid sekurang-kurangnya 10 orang, yang menganut suatu
macam agama. (3) Murid dalam suatu kelas yang memeluk agama lain dari
pada agama yang sedang diajarkan pada suatu waktu, boleh meninggalkan
kelasnya selama pelajaran itu.
Pada tahun 1952, untuk menyempurnakan pendidikan agama,
pemerintah membentuk tim kepanitiaan yang dipimpin oleh K.H. Imam
Zarkasy dari Pondok Gontor Ponorogo serta disahkan oleh Menteri Agama.
Pada bulan Desember 1960, saat sidang pleno MPRS, diputuskan
sebagai berikut : Melaksanakan Manipol Usdek di bidang
1
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm.138

4
Mental/Agama/Kebudayaan dengan syarat spiritual dan material agar setiap
warga negara dapat mengembangkan kepribadiannya dan kebangsaan
Indonesia, serta menolak pengaruh-pengaruh buruk kebudayaan asing (Bab II
pasal 2 ayat 1). Dalam ayat 3, dinyatakan bahwa pendidikan agama menjadi
mata pelajaran di sekolah-sekolah umum, mulai dari Sekolah Dasar sampai
Universitas, dengan pengertian bahwa murid berhak tidak ikutserta dalam
pendidikan agama jika wali murid atau murid dewasa menyatakan keberatan.

B. Pendidikan Agama Islam masa kemerdekaan II (1965 - sekarang)

Pergantian regim, dari Orde Lama ke masa Orde Baru, telah merubah
tatanan pemerintahan. Dalam Tap MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966, Bab II
pasal 3 disebutkan tentang tujua Pendidikan Nasional Indonesia, yaitu untuk
membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti
yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945. Pemurnian Pancasila ini
dianggap sebagai jaminan tegaknya Orde Baru. Selanjutnya dalam pasal 4
disebutkan tentang isi pendidikan adalah :

1. Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat


keyakinan beragama
2. Mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan
3. Membina dan mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.

Tahun 1973 pemerintah Orde Baru menyelenggarakan Pemilu untuk


menentukan wakil rakyat yang duduk di DPR maupun MPR. MPR hasil
pemilu 1973 mengeluarkan ketetapan Nomor IV/MPR/1973 yang dikenal
dengan GBHN. Dalam GBHN tersebut terdapat rumusan tujuan Pendidikan
Nasional, sebagai berikut :

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk


mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan dilluar sekolah
berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki

5
oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu,
maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan falsafah negara
Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan
yang berpancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat
jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat
mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, data menyuburkan sikap
demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang
tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan
mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam
UUD 19452.

Rumusan diatas selanjutnya dimuat dan ditetapkan dalam GBHN


melalui ketetapan MPR, tahun 1978,1983,1988,1998, dan 1999.

Dalam bidang pendiidkan agama Islam, sejak tahun 1966, emlalui tap
MPRS ditetapkan bahwa pendidikan agama menjadi hak wajib mulai dari
Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi Umum Negeridi seluruh
Indonesia.

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem


Pendidikan Nasional mempunyai tujuan Pendidikan Nasioal yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Mata pelajaran pendidikan agama wajib masuk dalam kurikulum


pendidikan dasar dan menengah, serta kurikulum pendidikan tinggi.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

2
Ibid, hlm 140.

6
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Sehubungan dengan itu, maka peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan
agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik seagama.

C. Penyebab kurikulum Pendidikan Agama Islam berubah

Perubahan Kurikulum dalam sistem pendidikan hampir mengalami


perubahan di setiap perubahan materi pendidikan. Faktanya dalam perjalanan
sejarah sejak kemerdekaan Indonesiatahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional memang telah mengalami perubahan berulang kali, yaitu tahun 1947,
1952, 1964,1968,1975,1984,1994, 2004,2006, dan yang terbaru sekarang
kurikulum 2013.

Perubahan kurikulum tersebut merupakan konsekuensi logis dari


terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai perangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamissesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat agar kurikulum tetap
sesuai dengan zamannya.

Berbagai alasan atau rasionalisasi yang menjadi pangkal kurikulum


senantiasa berubah dari periode ke periode adalah suatu hal alamiahseiring
perkembangan zaman. kurikulum merupakan salah satu bagian penting dari
sistem pendidikan suatu negara. Maka dari itu, apa-apa yang mempengaruhi
penyelenggaraannya secara langsung juga turut memengaruhi penyusunan dan
pengembangan kurikulum itu sendiri. Kurikulum sebagai bagian inti dari
kerangka apa-apa yang dididikkan/diajarkan dalam sebuah proses pendidikan
menjadi sesuatu yang amat tendesial dalam pencapaian tujuan pendidikan
nasional.

Faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum di Indonesia, yaitu :

7
1) Faktor Internal
Ada beberapa yang menjadi penyebab dalam faktor internal, diantaranya :
a) Meliputi bakat, kemampuan, dan kebutuhan pendidikan serta usia dan
latar belakang sosial.
b) Pada aspek nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, kekuatan dan
kelemahan khusus, sikap pendidik terhadap pengembangan kurikulum
dan inovasi secara umum, kepuasan pendidik, serta peran dan gaya
pendidik dalam pembelajaran.
c) Etos sekolah dan struktur kebijakan, asumsi umum dan kepuasan yang
mencakup tradisi, distribusi kekuatan, hubungan otoritas, metode
konfirmasi penerimaan untuk norma-norma yang berhubungan dengan
berbagai penyimpangan.
d) Sumber materi yang mencakup perencanaan, pabrik, peralatan, potensi
untuk meningkatkan beberapa hal
e) Sensitivitas terhadap keragaman masalah dan kekurangan yang ada
dalam kurikulum yang dikembangkan.
2) Faktor eksternal
Ada beberapa yang menjadi penyebab dalam faktor eksternal, diantaranya :
a) Perubahan sosial dan budaya
b) Sistem pendidikan dan tantangannya
c) Perubahan substansi alam sebagai sumber belajar
d) Kontribusi potensi sistem pendukung guru
e) Sumber daya sekolah

Dalam sistem pendidikan, kurikulum Pendidikan Agama Islam


terdapat faktor yang menyebabkan Pendidikan Agama Islam belum mencapai
mencapai hasil yang optimal, yaitu pertama lebih mengutamakan pencapaian
target penyampaian materi daripada menjadikan proses pembelajaran PAI
menjadi bermakna. Kedua beban materi dalam kurikulum PAI dirasakan
masih lebih tinggi, padat isi dan misi dibanding dengan jumlah yang tersedia.

8
Ketiga kerja sama sekolah, keluarga dan masyarakat dalam bidang PAI pada
umumnya kurang berlangsung intensif. Keempat, pelaksanaan PAI di sekolah
umum terlalu memerhatikan aspek kognitif dan aspek psikomotor cenderung
diabaikan. Kelima, dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
melahirkan tren modernisasi dan globalisasi dengan membawa budaya asing
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan kepribadian bangsa. Keenam,
kurangnya fasilitator pendukung serta lingkungan yang tidak kondusif. 3

Pengembangan kurikulum PAI perlu mengalami perubahan yang harus


lebih ditingkatkan secara efektif dan efisien, serta lebih menekankan pada
pendidikan akhlak pada peserta didik. Evaluasi pembelajaran PAI harus
dikembangkan mengukur sikap perilaku keberagaman peserta didik. Dalam
penerapan pembelajaran PAI, membutuhkan pera penting keluarga yang
merupakan saran pendidikan pertama bagi peserta didik. Maka dari itu,
dibutuhkan kerja sama antara sekolah dan keluarga.

3
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Depok : Rajagrafindo Persada, 2013), hlm
36

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan dan perkembangan zaman sangat cepat, serta tuntutan dan


tuntutan masyarakat pun semakin meningkat. Satuan pendidikan harus
mengantisipasi berbagai perubahan dan tuntutan tersebut. Dari zaman Orde
Lama sampai Orde baru, perubahan kurikulum PAI terjadi di setiap perubahan
materi pendidikan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.. Pendidikan
Agama Islam yang merupakan bagian dari satuan pendidikan di Indonesia
dirasa perlu diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena kebutuhan
pelajaran akhlak yang dapat membentuk manusia yang memiliki akhlak yang
baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

B. Saran

Dalam pendidikan di Indonesia, pendidikan Islam sangat amat


dibutuhkan karena dapat membentuk peserta didik yang mempunyai akhlak
dan perilaku yang baik (akhlaqul karimah). Maka dari itu, dalam penerapan
pembelajarannya harus menggunakan metode yang tepat agar mencapai suatu
tujuan pendidikan tersebut. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan tentang kurikulum pendidikan agama Islam di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fatah Syukur. 2012. Sejarah Pendidikan Islam. Semarang : Pustaka Rizki


Putra.

Akmal Hawi. 2013. Kompetensi Agama Islam. Depok : Rajagrafindo Persada.

Alhamuddin. 2019. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia


(Sejak zaman kemedekaan hingga reformasi). Jakarta : kencana

11

Anda mungkin juga menyukai