Dosen Pengampu :
Nurhidayah, M.Pd
Di Susun Oleh :
Fitria Apriliani
(19116778)
PAI III F
FAKULTAS TARBIYAH
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberi
rahmat, taufiq, dan hidayah-nya. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul SEJARAH PENGEMBANGAN
KURIKULUM DI INDONESIA.
Pada akhirnya, saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah pengembangan kurikulum yang telah mengarahkan saya dalam pembuatan
makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam
pada masa kemerdekaan I (1945-1965)?
1
2. Bagaimana sejarah pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam
pada masa kemerdekaan II (1965-Sekarang)?
3. Apa penyebab kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia
berubah-ubah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah pengembangan kurikulum PAI pada masa
kemerdekaan I (1945-1965)
2. Mengetahui sejarah pengembangan kurikulum PAI pada masa
kemerdekaan (1965- Sekarang)
3. Mengetahui faktor penyebab kurikulum PAI di Indonesia berubah-
ubah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
negeri diadakan pelajaran agaa, orang tua murid yang menentukan apakah
anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.
Pada tahun 1951, keluarlah Peraturan Bersama Menteri PP dan K serta
Menteri Agama Nomor 1432/Kab. Tanggal 20 Januari 1951 (Pendidikan),
Nomor K1/652 tanggal 20 Januari 1951 (Agama), diatur tentang Peraturan
Pendidikan Agama di sekolah-sekolah1, yaitu :
Pasal 1 : Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan (umum dan
kejuruan) diberi pendidikan agama.
Pasal 2 : (1) Di sekolah-sekolah rendah pendidikan agama dimulai
pada kelas 4; banyaknya 2 jam dan satu minggu. (2) Di lingkungan yang
istimewa, Pendidikan Agama dapat dimulai pada kelas 1, dan jamnya dapat
ditambah menurut kebutuhan. Tetapi tidak melebihi 4 jam semingg, dengan
ketentuan bahwa mutu pengetahuan umum bagi sekolah-sekolah rendah itu
tidak boleh dikurangi dibandingkan sekolah-sekolah rendah di lain-lain
lingkungan.
Pasal 3 : Di seklah-sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas,
baik sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah kejuruan, diberi
pendidikan agama 2 jam dalam tiap-tiap minggu.
Pasal 4 : (1) Pendidikan Agama diberikan menurut agama murid
masing-masing. (2) Pendidikan Agama baru diberikan pada suatu kelas yang
mempunyai murid sekurang-kurangnya 10 orang, yang menganut suatu
macam agama. (3) Murid dalam suatu kelas yang memeluk agama lain dari
pada agama yang sedang diajarkan pada suatu waktu, boleh meninggalkan
kelasnya selama pelajaran itu.
Pada tahun 1952, untuk menyempurnakan pendidikan agama,
pemerintah membentuk tim kepanitiaan yang dipimpin oleh K.H. Imam
Zarkasy dari Pondok Gontor Ponorogo serta disahkan oleh Menteri Agama.
Pada bulan Desember 1960, saat sidang pleno MPRS, diputuskan
sebagai berikut : Melaksanakan Manipol Usdek di bidang
1
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm.138
4
Mental/Agama/Kebudayaan dengan syarat spiritual dan material agar setiap
warga negara dapat mengembangkan kepribadiannya dan kebangsaan
Indonesia, serta menolak pengaruh-pengaruh buruk kebudayaan asing (Bab II
pasal 2 ayat 1). Dalam ayat 3, dinyatakan bahwa pendidikan agama menjadi
mata pelajaran di sekolah-sekolah umum, mulai dari Sekolah Dasar sampai
Universitas, dengan pengertian bahwa murid berhak tidak ikutserta dalam
pendidikan agama jika wali murid atau murid dewasa menyatakan keberatan.
Pergantian regim, dari Orde Lama ke masa Orde Baru, telah merubah
tatanan pemerintahan. Dalam Tap MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966, Bab II
pasal 3 disebutkan tentang tujua Pendidikan Nasional Indonesia, yaitu untuk
membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti
yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945. Pemurnian Pancasila ini
dianggap sebagai jaminan tegaknya Orde Baru. Selanjutnya dalam pasal 4
disebutkan tentang isi pendidikan adalah :
5
oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu,
maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan falsafah negara
Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan
yang berpancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat
jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat
mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, data menyuburkan sikap
demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang
tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan
mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam
UUD 19452.
Dalam bidang pendiidkan agama Islam, sejak tahun 1966, emlalui tap
MPRS ditetapkan bahwa pendidikan agama menjadi hak wajib mulai dari
Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi Umum Negeridi seluruh
Indonesia.
2
Ibid, hlm 140.
6
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Sehubungan dengan itu, maka peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan
agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik seagama.
7
1) Faktor Internal
Ada beberapa yang menjadi penyebab dalam faktor internal, diantaranya :
a) Meliputi bakat, kemampuan, dan kebutuhan pendidikan serta usia dan
latar belakang sosial.
b) Pada aspek nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, kekuatan dan
kelemahan khusus, sikap pendidik terhadap pengembangan kurikulum
dan inovasi secara umum, kepuasan pendidik, serta peran dan gaya
pendidik dalam pembelajaran.
c) Etos sekolah dan struktur kebijakan, asumsi umum dan kepuasan yang
mencakup tradisi, distribusi kekuatan, hubungan otoritas, metode
konfirmasi penerimaan untuk norma-norma yang berhubungan dengan
berbagai penyimpangan.
d) Sumber materi yang mencakup perencanaan, pabrik, peralatan, potensi
untuk meningkatkan beberapa hal
e) Sensitivitas terhadap keragaman masalah dan kekurangan yang ada
dalam kurikulum yang dikembangkan.
2) Faktor eksternal
Ada beberapa yang menjadi penyebab dalam faktor eksternal, diantaranya :
a) Perubahan sosial dan budaya
b) Sistem pendidikan dan tantangannya
c) Perubahan substansi alam sebagai sumber belajar
d) Kontribusi potensi sistem pendukung guru
e) Sumber daya sekolah
8
Ketiga kerja sama sekolah, keluarga dan masyarakat dalam bidang PAI pada
umumnya kurang berlangsung intensif. Keempat, pelaksanaan PAI di sekolah
umum terlalu memerhatikan aspek kognitif dan aspek psikomotor cenderung
diabaikan. Kelima, dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
melahirkan tren modernisasi dan globalisasi dengan membawa budaya asing
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan kepribadian bangsa. Keenam,
kurangnya fasilitator pendukung serta lingkungan yang tidak kondusif. 3
3
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Depok : Rajagrafindo Persada, 2013), hlm
36
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11