SUPERVISI PENDIDIKAN
Oleh:
Kelompok 8
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas berstruktur mata kuliah Supervisi
Pendidikan sebagai salah satu komponen penilaian yang dibebankan kepada para
mahasiswa oleh dosen pembimbing Hairullah, M.Pd
Dalam kesempatan ini pula, penyusun mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik berupa materil
maupun nonmaterial.
Penyusun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
penyususn sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sehingga ada perbaikan pada kesempatan selanjutnya. Di sisi lain,
penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada
umumnya dan bagi penyusun khususnya. Terima kasih atas perhatiannya.
Kelompok 8
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merancang masa
depan umat manusia yang dalam konsep dan implementasinya harus
memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Konsep
pendidikan dapat diibaratkan pakaian yang tak dapat diimpor dan
diekspor. Ia harus diciptakan sesuai keinginan ukuran dan model dari
orang yang memakainya sehingga tampak pas dan serasi. Demikian pula
halnya konsep pendidikan yang diterapkan di Indonesia amat dipengaruhi
oleh berbagai kebijakan politik pemerintah, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perkembangan dan perubahan masyarakat,
adat istiadat, kebudayaan dan lain-lain.
Secara historis, pendidikan Islam sudah dikenal sejak kedatangan
Islam ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem perorangan dan
berlangsung secara sederhana serta tidak mengenal tingkatan seperti
pendidikan pesantren, kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti
dalam pendidikan modern. Berbagai kelemahan di atas merupakan
persoalan yang harus dijawab oleh sistem dan kebijakan pendidikan di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan unsur penting
sekaligus merupakan amanat tertinggi bangsa ini sebagai sarana untuk
membina dan membangun manusia seutuhnya sebagaimana termaktub
dalam UUD 1945” Untuk Memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa kemerdekaan?
2. Bagaimana kebijakan pemerintah orde lama di bidang pendidikan
islam?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah orde baru di bidang pendidikan
islam?
4. Bagaimana kebijakan pendidikan islam pada era reformasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa
kemerdekaan
2. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah orde lama di bidang
pendidikan islam
3. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah orde baru di bidang
pendidikan islam
4. Untuk mengetahui kebijakan pendidikan islam pada era reformasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
H.A.Timur Jailani, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Perguruan Agama, Jakarta:
CV.Darmaga, 1999, h.16
3
1.1652/Tanggal 20 Januari 1951 (Agama) diatur tentang penndidikan
agama di sekolah-sekolah, yaitu:
1. Pasal 1: Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan (umum dan
kejuruan) diberikan pendidikan agama.
2. Pasal 2: (a) Di sekolah-sekolah rendah pendidikan agama dimulai dari
kelas IV, banyaknya 2 jam dalam satu minggu, (b) Di lingkungan
yang istimewa pendidikan agama dapat dimulai dari kelas 1 dan
jamnya dapat ditambah menurut kebutuhan. Tetapi tidak melebihi 4
jam seminggu, dengan ketentuan bahwa mutu pengetahuan umum
bagi sekolah-sekolah rendah di lain lingkungan.
3. Pasal 3: Di sekolah-sekolah SLTP dan SLTA, baik sekolah umum
maupun sekolah-sekolah kejuruan diberi pendidikan agama 2 jam
dalam tiap-tiap minggu.
4. Pasal 4: (a) Pendidikan agama diberikan menurut agama murid
masing-masing, (b) Pendidikan agama baru diberikan pada suatu kelas
mempunyai murid sejurang-kurangnya 10 orang yang menganut suatu
macam agama, (c) Murid dalam suatu kelas yang memeluk agama lain
daripada agama yang sedang diajarkan pada suatu waktu, boleh
meninggalkan kelasnya selama pelajaran itu.
2
Zuairini, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, , 1992, h. 195
4
Kemudian penyelenggaraan pembinaan pendidikan agama pada
sekolah umum dan perguruan agama (Pesantren dan Madrasah), landasan
yuridisnya bukan semata-mata UU.NO 4/1950 pasal 20 jo No.12/1954
akan tetapi dimulai sejak dibentuknya Departemen Agama berdasarkan PP
nomor I/ SD tanggal 3 januari 1946 atas dasar pertimbangan usulan
BPKNIP 22 desember 1945 agar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengusahakan pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran baru
meliputi 10 persoalan termasuk di dalamnya masalah pengajaran agama,
madrasah dan pondok pesantren.
Selanjutnya sekitar tahun 1950, kedaulatan Indonesia mulai pulih,
maka rencana pendidikan agama untuk seluruh wilayah Indonesia makin
disempurnakan dengan dibentuknya panitia bersama yang dipimpin oleh
Prof.Mahmud Yunus dari Departemen Agama dan Mr. Hadi dari
departemen P&K. Hasil dari panitia itu adalah SKB yang dikeluarkan pada
bulan januari 1951 (Pendidikan), NO.K.1/652 dan tanggal 20 januari 1951
(Agama) yang berisi:
1. Pendidikan Agama yang diberikan mulai kelas IV SR( Sekolah
Rakyat)
2. Daerah-daerah yang masyarakat agamanya kuat seperti Sumatera,
Kalimantan dll. Maka pendidikan agama diberikan mulai kelas 1 SR,
dengan catatan bahwa pengetahuan umum yang tidak boleh berkurang
dibandingkan dengan sekolah yang pendidikan agamanya di berikan
mulai kelas IV
3. Di sekolah lanjutan pertama dan tingkat atas ( umum dan kejuruan)
diberikan pendidikan agama sebanyak 2 jam perminggu
4. Pendidikan agama diberikan kepada murid-murid sedikitnya 10 orang
dalam satu kelas dan mendapat izin dari orang tua/ walinya
5. Pengangkatan guru agama, biaya pendidikan agama dan materi
pendidikan agama ditanggung oleh Departemen Agama.3
3
Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam,Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Grameda
Widiasarana,2001 ,h.25
5
Mencermati berbagai kebijakan pemerintah tersebut baik dari segi
pengelolaan, pelaksanaan, maupun dari segi pendanaan menunjukan
bahwa pemerintah sejak Indonesia merdeka menaruh perhatian yang
sangat besar terhadap pengembangan pemdidikan Islam.
4
Karel A. Stenbrink, Pesantren, Madrasah, dan Sekolah Jakarta: PT. Pustaka, LP3 ES, 1994,
h.93-94
5
St. Hasniyati Gani Ali, KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PEMBINAAN PENDIDIKAN
ISLAM, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 8 No. 2, Juli-Desember, 2015, h.104
6
Perubahan sangat signifikan terhadap posisi pendidikan agama di
sekolah terjadi sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 2/1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Melalui undang-undang ini pendidikan
agama merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang, jalur,
dan jenis pendidikan. Dan keberadaan pendidikan agama merupakan
bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan nasional. Pasal-pasal berikut
akan menunjukkan pernyataan di atas:
1. Pasal 4: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”.
2. Pasal 39 ayat 2: “Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang
pendidikan wajib memuat (a) pendidikan Pancasila, (b) pendidikan
Agama, dan (c) pendidikan Kewarganegaraan.
3. Penjelasan pasal 39 ayat 2: “Pendidikan agama merupakan usaha
untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa ssuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang
bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.
4. Penjelasan pasal 28 (ayat 2): “Tenaga pengajar pendidikan agama
harus beragama sesuai dengan agama yang diajarkan dan agama
peserta didik yang bersangkutan”. Dalam perkembangan berikutnya,
upaya-upaya untuk menggalakkan pendidikan agama bagi siswa
sekolah terus dilakukan. Misalnya, pada tanggal 14 Juni 1996,
7
Presiden Soeharto mencanangkan pekan penyelenggaraan Pesantren
Kilat untuk mengisi hari-hari waktu libur panjang bagi siswa sekolah.6
6
Mohammad Kosim, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM, Jurnal Tadrîs. Vol.
1, No. 2, 2006, h.133
7
Undang-Undang Nomor 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004
Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm. 164
8
3. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang
terdiri dari VIII Bab dan 84 pasal memuat berbagai kebijakan
menyangkut kedudukan, fungsi, tujuan,, kualifikasi, hak dan
kewajiban,pembinaan dan pengembangan, penghargaan perlindungan
sangsi, cuti dan lain-lain bagi guru dan dosen.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan yang memuat 8 macam standar yaitu, standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan,standar pengelolaan standar sarana dan prasarana,
standar pembiayaan dan standar penilaian.
5. Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007 Tentang pendidikan agama
dan keagamaan. Kebijakan ini diharapkan dapat membawa perubahan
pada sisi manajerial dan proses pendidikan Islam. Peraturan
pemerintah tersebut secara eksplisit bagaimana seharusnya pendidikan
agama dan keagamaan di laksanakan.
6. Keputusan Menteri Agama RI nomor 2 tahu 2008 tentang kompetensi
lulusan Pendidikan Agama dan Bahasa Arab.
9
3. Pasal 36 ayat (3): “Kurikulum disusun dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak
mulia, …”.
4. Pasal 37 ayat (1): “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, …”; ayat
(2) “Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa”. Penjelasan pasal 37 ayat
(1) berbunyi : “ Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia”.
8
Mohammad Kosim, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM, Jurnal Tadrîs. Vol.
1, No. 2, 2006, h.134-135
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Uraian yang telah dikemukakan menggambarkan pembinaan
pendidikan Islam di Indonesia, Jejak rekam pelaksanaan pendidikan
agama yang dipantau adalah pembinaan pendidikan Islam sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini. Pendidikan agama Islam merupakan
perwujudan dari amanah UUD 1945 dan berbagai perundangan yang
berlaku seperti SKB 2 Menteri yang menangani pendidikan agama.baik di
lembaga pendidikan umum maupun di madrasah.Selanjutnya di era orde
lama pendidikan agama mulai diberikan sejak kelas IV SR, waktunya 2
jam perminggu, sedangkan pengangkatan guru, pendanaan maupun sarana
ditanggung oleh DepartemenAgama.
Kemudian pada masa Orde baru MPRS menetapkan pelaksanaan
PAI dimasukkan sebagai kurikulum yang wajib dilaksanakan mulai SD
sampai perguruan Tinggi Negeri. Pada era reformasi kedudukan
pendidikan Islam bertambah jelas karena ditunjang berbagai peraturan
perundang-undangan, namun realitasnya di lapangan menunjukkan bahwa
meskipun Pendidikan Islam sebagai sub system Pendidikan nasional,
tetapi dari segi kelembagaan maupun pendanaan masih dipandang sebelah
mata
11
DAFTAR PUSTAKA
12