Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM
(Perkembangan Kurikulum Madrasah di Indonesia)

Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas :

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu : DR. H. Zakariyah, M.Pd.I

Di Susun Oleh :

1. M. MISBAHUL ULUM NIRM. 020.10.IV.1103


2. MUHAMMAD MASRUR AMIRRUDDIN NIRM. 020.10.IV.1116
3. MACHFUD NIRM. 020.10.IV.1105

PROGRAM PASCA SARJANA


ISTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-KHOZINY
BUDURAN SIDOARJO
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Kurikulum Yang Berlaku Pada Madrasah Di Indonesia ......................... 3

B. Perkembangan Kurikulum Madrasah Sebelum Kemerdekaan Indonesia . 7

C. Perkembangan Kurikulum Madrasah Setelah Kemerdekaan Sampai Sekarang

.............................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 15

A. Kesimpulan ......................................................................................... 15

B. Penutup ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Madrasah dalam konteks Indonesia, pada dasarnya merupakan fenomena
modern yang baru muncul pada abad 20 M, karena pada masa awal masuk dan
berkembangnya Islam, masyarakat Islam masih menggunakan rumah-rumah,
langgar, surau, masjid dan kemudian berkembang menjadi pesantren sebagai
tempat belajar. Dalam perkembangan selanjutnya, madrasah di Indonesia lahir
sebagai hasil tarik menarik antara pesantren sebagai lembaga pendidikan
Islam pada masa awal yang sudah ada di satu sisi dengan pendidikan modern
(umum) disisi lain 1.
Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna
mencapai suatu tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya berupa
ide, suatu cita-cita tentang manusia atau warga negara yang mau dibentuk.
Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanakan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan pendidikan tertentu2.
Dikarenakan pendidikan Islam merupakan subsistem dari pendidikan
nasional, maka ketika pendidikan nasional mengalami pengembangan
kurikulum, maka secara otomatis pendidikan Islam akan menyesuaikan dengan
kurikulum terbaru. Dengan semangat pembaruan dan pengembangan
kurikulum banyak sekali para pemikir Islam yang menawarkan konsep
pengembangan kurikulum pendidikan Islam3.

1 Muhammad Nasir, Jurnal, Pengembangan Kurikulum Berbasis Madrsah, Vol.10 No.2 Oktober
2009
2 Abd.Rahman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Transformatif, CV.Budi
Mulia, 2016, hlm. 7.
3 Muhammad Irsad, Jurnal, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Madrasah
(Studi Atas Pemikiran Muhaimin), Vol. 2, No. 1, November 2016, hlm. 233.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Kurikulum yang berlaku pada Madrasah di Indonesia ?
2. Bagaimana Perkembangan Kurikulum Madrasah sebelum
kemerdekaan Indonesia?
3. Bagaimana Perkembangan Kurikulum madrasah setelah kemerdekaan
sampai sekarang?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan
penulisan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Kurikulum yang berlaku pada Madrasah di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui Perkembangan Kurikulum Madrasah sebelum
kemerdekaan Indonesia.
3. Untuk mengetahui Perkembangan Kurikulum madrasah setelah
kemerdekaan sampai sekarang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum Yang Berlaku Pada Madrasah Di Indonesia


Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya
adalah currere, secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan
tersebut ada batas start dan batas finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian
tersebut dijabarkan bahwa belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana
mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai
bahan agar dapat mencapai gelar 4.
Dalam Undang - undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan dalam
pasal selanjutnya di jelaskan bahwa Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan peningkatan iman dan takwa, akhlak mulia, potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan
lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agama, dinamika
perkembangan global dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan5.
Kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan
pengajaran. Dapat kita bayangkan bagaimana bentuk pelaksanaan suatu
pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki kurikulum. Dengan
berpedoman pada kurikulum interaksi pendidikan anntara guru dan siswa
berlangsung. Interaksi ini tidak berlangsung pada ruang hampa, tetapi terjadi
pada ruang tertentu, yang mencakup antara lain lingkungan fisik, alam, sosial
budaya, ekonomi, politik dan relegi6.

4 Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta ; Rineka Cipta. 2004, hlm. 2
5 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
6 Nana Syaudi Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2005, hlm. 3

3
Dalam perspektif Pendidikan Islam, kurikulum merupakan materi yang
diajarkan oleh guru pada siswa yang tersusun secara sistematis dengan yang
hendak dicapai yaitu tujuan pendidikan Islam. Dalam konteks pendidikan
kurikulum (manhaj) sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru
latih dengan orang-orang yang dilatihnya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterapilan, dan sikap mereka serta nilai-nilai7.
Dalam Islam kurikulum pendidikan harus berdasarkan aqidah Islam sebab
apabila aqidah Islam sudah menjadi azas yang mendasari kehidupan
kehidupan seorang muslim, azas bagi negaranya azas bagi hubungan
kehidupan sesama muslim, asas bagi aturan dan masyarakat umumnya maka
seluruh pengetahuan yang diterima oleh seorang muslim harus berdasarkan
aqidah Islam juga. Hal itu berupa pengetahuan yang berkaitan dengan
kehidupan pribadi, hubungan antar sesama muslim, masalah-masalah politik
dan kenegaraan atau masalah apapun yang ada kaitannya dengan kehidupan
dunia dan kehidupan akhirat 8.
Kurikulum yang berlaku di madrasah sangat identetik dengan apa yang
disebut dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam ( PAI ). Adapun dasar
pelaksanaan pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa aspek
diantaranya :
1. Aspek Normatif
Aspek normatif yang dipakai adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, al maslahah
al mursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya. Banyak ayat Al-Qur’an dan
Sunnah yang secara langsung maupun tidak langsung mewajibkan umat
manusia melaksanakan pendidikan, khususnya pendidikan agama. Adapun
pelaksanaan pendidikan agama Islam itu ditujukan kepada :
a. Kewajiban orang tua mendidik anaknya
b. Kewajiban bagi setiap orang Islam untuk belajar agama.
c. Kewajiban mengajarkan agama kepada orang lain.

7 Abd.Rachman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Transformatif,


Yogyakarta, 2016, CV. Budi Utama, hlm. 8
8 Ibid, hlm. 9

4
2. Apek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Manusia
merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya zat yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat
mereka memohon pertolongan. Hal ini terjadi pada masyarakat yang masih
primitif maupun modern, mereka akan merasa tenang dan tentram apabila
dapat mendekat dan mengabdi pada zat yang Maha kuasa.
3. Aspek Historis
Pendidikan agama Islam tumbuh dan berkembang bersamaan dengan
datangnya Islam. Hal ini terjadi sejak zaman Nabi Muhammad SAW yang
mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat sekitarnya yang dimulai
dari keluarga dekat beliau. Pada tahap awal antara dakwah dan pendidikan
Islam tidak bisa dipisahkan karena tugas utama Nabi adalah dakwah
(menyeru) manusia agar masuk Islam. Islam harus disampaikan agar
dipahami, dihayati sampai diamalkan karena dalam pendidikan Islam juga
mencakup area kognitif, afektif dan psikomotorik 9.
4. Aspek Yuridis
Karena Indonesia adalah negara hukum maka seluruh aspek
kehidupan termasuk kegiatan pendidikan agama didasarkan pada hukum
(perundang-undangan) yang berlaku. Dalam hal ini ada 2 dasar
operasional :
a. Dasar Idiil, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:
ketuhanan yang Maha Esa.
b. Dasar Operasional yaitu PP. Republik Indonesia No. 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan ( 7 ) Bab III Pasal
7 isinya yaitu :

9 Chabib Thoha dan Abdul Mu'ti, PBM-PAI Di Sekolah Eksistensi Dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam, Semarang, 1998, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, hlm. 32-66

5
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
SD / MI / SDLB / PaketA, SMP / MTs / SMPLB / Paket B ,
SMA / MA / SMALB / Paket C, SMK / MAK atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pegetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan
kesehatan.
Tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang hendak dicapai
oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama Islam karena
mendidik anak yang pertama ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan
yang teguh sehingga akan menghasilkan kekuatan untuk menjalankan
kewajiban agamanya.
Ada beberapa pendapat tentang tujuan PAI adalah sebagai berikut :
1. Imam Ghozali berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
untuk mendekatkan diri kepada Alloh, bukan untuk mencari pangkat
dan kemewahan. Tujuan siswa dalam pendidikan, bukan semata –
mata untuk mencari kekuasaan, uang, kehormatan atau kesombongan,
tapi untuk pendidikan budi pekerti atau moral.
2. Prof. Dr. Muchtar Yahya berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam
ada 4 yaitu :
1) Memahami ajaran agama
2) Keluhuran budi pekerti
3) Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
4) Persiapan untuk bekerja.
Menurut Hery Noer Aly dan Munzier tujuan pendidikan Islam ada dua
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan agama Islam
adalah berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan
beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan pendidikan Islam khusus adalah sebagai
berikut :

6
1. Mendidik individu yang saleh dengan memperhatikan segenap
dimensi perkembangannya; rokhaniah, emosional, social intelektual
dan fisik.
2. Mendidik anggota kelompok social yang saleh, baik dalam keluarga
maupun masyarakat muslim.
3. Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar.
Landasan kurikulum pendidikan Islam mengacu pada hal-hal sebagai
berikut :
1. Landasan Agama
Tujuan akhir dari kurikulum pendidikan Islam harus dapat membina
peserta didik agar memiliki iman yang kokoh berpegang teguh terhadap
ajaran agama berakhlak mulia dan melengkapinya dngan ilmu-ilmu atau
keterampilan yang bermanfaat didunia dan akhirat.
2. Landasan Filosofis
Dasar filosofis kurikulum pendidikan Islam adalah wahyu Allah SWT
dan tuntunan Nabi Muhammad SAW serta dari para ulama terdahulu
3. Landasan Psikologis
Kurikulum dalam pendidikan Islam harus sesuai dengan tingkatan
perkembangan peserta didik berikut dengan kematangannya.
4. Landasan Sosial
Kurikulum pendidikan Islam harus turut serta dalam proses
kemasyarakatan dimana siswa berada
5. Landasan Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Kurikulum pendidikan Islam diharapkan selalu sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi10.

B. Perkembangan Kurikulum Madrasah Sebelum Kemerdekaan Indonesia.


Sejarah perkembangan kurikulum pada masa periode penjajahan, yaitu
sejak datangnya orang-orang Eropa yaitu pada masa Belanda dan masa
pemerintahan Jepang sampai periode kemerdekaan.

10 Zuhri, Kurikulum Pendidikan Pesantren (Konsepsi dan Aplikasinya), Yogyakarta, 2016,


CV.Budi Utama, Hlm.114-115

7
Kurikulum pada masa Belanda mempunyai misi penyebaran agama dan
untuk mempermudah pelaksanaan perdagangan di Indonesia. Pada abad 16 dan
17 berdirilah lembaga-lembaga pendidikan dalam upaya penyebaran agama
Kristen di Indonesia, pendidikan tersebut untuk bangsa Belanda dan pribumi.
Dengan adanya lembaga pendidikan tersebut pihak Belanda merasakan
perlunya pegawai rendahan yang dapat membaca dan menulis.
Pada sekitar abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda mulai
memperkenalkan sekolah-sekolah modern menurut sistem pengajaran yang
berkembang di dunia Barat. Untuk menjembatani agar tidak terjadi
kesenjangan yang terlalu jauh, maka sistem pendidikan pesantren yang ada
harus diperbaharui. Usaha pemerintah kolonial Belanda melalui politik
pendidikan, mendapat respon dari umat Islam. Penyatuan lembaga pendidikan
yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda, yang kemudian diimbangi
dengan berdirinya madrasah-madrasah, yang dalam batas-batas tertentu
merupakan lembaga pendidikan ala Belanda yang diberi muatan keagamaan11.
Pada masa Jepang, perkembangan pendidikan mempunyai arti tersendiri
bagi bangsa Indonesia yaitu terjadinya keruntuhan sistem pemerintahan
kolonial Belanda. Tujuan utamanya pendidikan pada masa pendudukan Jepang
adalah untuk memenangkan perang 12. Pada masa ini munculah sekolah rakyat
yang disebut Kokumin Gako selama 6 tahun lamanya, selanjutnya pelajaran
berbau Belanda dihilangkan dan Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
pengantar.
Untuk memperoleh dukungan dari umat Islam, pemerintah Jepang
mengeluarkan kebijakan menawarkan bantuan dana bagi madrasah. Berbeda
dengan pemerintah Belanda, pemerintah Jepang membiarkan dibukanya
kembali madrasah-madrasah yang pernah ditutup pada pemerintahan
sebelumnya. Hal ini dilakukan karena pada kenyataan bahwa pengawasan
pemerintah Jepang sendiri tidak dapat menjangkau madrasah dan pesantren
yang sebagian besar berlokasi di desa-desa terpencil. Namun demikian
pemerintah Jepang tetap mewaspadai bahwa madrasah-madrasah itu memiliki

11 Fatah Syukur, dalam Zainal Ismail, et al., Pedoman Majlis Taklim : Proyek Penerangan
Bimbingan Dakwah Khotbah Agama Islam, Jakarta, 1984, hlm. 252.
12 Sukardjo,M,, dkk; Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya; Jakarta, 2012, hlm.143.

8
potensi perlawanan yang membahayakan bagi pendudukan Jepang di
Indonesia13.
Pada masa penjajahan Jepang, madrasah awaliyah digalakkan secara luas.
Majelis Islam tinggi menjadi penggagas dan sekaligus menjadi penggerak
utama untuk berdirinya madrasah-madrasah awaliyah yang peruntukkan bagi
anak-anak yang berusia minimal 7 tahun. Program pendidikan pada madrasah
awaliyan ini lebih ditekankan pada pembinaan keagamaan dan diselenggarakan
pada sore hari. Hal inidimaksudkan untuk memberi keseimbangan bagi anak-
anak yang pada umumnya mengikuti sekolah-sekolah rakyat pada pagi hari.
Perkembangan madrasah itu ikut mewarnai pola pengorganisasian pendidikan
agama yang lebih sisematis14.

C. Perkembangan Kurikulum Madrasah Setelah Kemerdekaan Sampai


Sekarang.
Perkembangan madrasah pada awal kemerdekaan Indonesia sangat terkait
dengan Departemen Agama yang mulai resmi berdiri tanggal 3 Januari 1946.
Lembaga inilah yang secara intensif memperjuangkan politik pendidikan Islam
di Indonesia. Usaha Departemen Agama dalam bidang pendidikan Islam
bertumpu pada aspirasi umat Islam agar pendidikan Agama diajarkan di
sekolah-sekolah. Secara lebih spesifik usaha ini ditangani oleh bagian khusus
yang mengurusi masalah pendidikan Islam. Dalam salah satu dokumen
disebutkan bahwa dalam bagian pendidikan dilingkungan Departemen Agama
meliputi: (1) Memberi pengajaran di sekolah negeri dan partikulir (2) Memberi
pengetahuan umum di Madrasah (3) Mengadakan pendidikan guru agama
(PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN)15.
Secara garis besar perkembangan kurikulum setelah kemerdekaan
Indonesia dibagi dalam periode sebagai berikut :

13 Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta,1999, Logos Wahana Ilmu,Cet.IV,


hlm.118
14 Ibid. hlm.119
15 Ainurrofik Dawam dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren,
Jakarta,1994, Cet. I, Listafariska Putra, hlm.43

9
1. Kurikulum 1947
Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana
Pelajaran 1947. Ketika itu penyebutannya lebih populer menggunakan leer
plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah curriculum dalam bahasa
Inggris. Asas pendidikan yang ditetapkan adalah Pancasila. Situasi
perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran
1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran
1947 sering juga disebut kurikulum 1950. Susunan Rencana Pelajaran
1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata
pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya.
Garis-garis besar pengajaran pada saat itu menekankan pada cara guru
mengajar dan cara murid mempelajari. Misalnya, pelajaran bahasa
mengajarkan bagaimana cara bercakap-cakap, membaca, dan menulis.
Ilmu Alam mengajarkan bagaimana proses kejadian sehari-hari,
bagaimana mempergunakan berbagai perkakas sederhana (pompa,
timbangan, manfaat bes berani), dan menyelidiki berbagai peristiwa
sehari-hari, misalnya mengapa lokomotif diisi air dan kayu, mengapa
nelayan melaut pada malam hari, dan bagaimana menyambung kabel
listrik. Pada perkembangannya, rencana pelajaran lebih dirinci lagi setiap
pelajarannya, yang dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952.
“Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru mengajar satu mata
pelajaran”. Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat yaitu sekolah
khusus bagi lulusan SR 6
2. Kurikulum 1952
Tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada
tahun 1952 ini diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum
ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul
Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana).

10
Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.
Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis.
3. Kurikulum 1964
Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini
adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi
pengembangan daya cipta, rasaZ, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan
dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional
praktis.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. “Yang melatar belakangi adalah pengaruh konsep di

11
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal
saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah
“satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap
satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus
(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis
rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
6. Kurikulum 1984 ( Kurikulum CBSA )
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang
disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari
oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam
waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional
dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar,
yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai
siswa.
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian
waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi
siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan
pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan
menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

12
8. Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan
pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-
tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya
penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang
telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu
kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
1) Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.
2) Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan
kebutuhannya.
Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi
siswa baik secara individual maupun klasikal. Tahun 2004 pemerintah
mengeluarkan kurikulum baru dengan namakurikulum berbasis
kompetensi.
9. Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan,
muncullah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol
adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran
sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.
Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan
(SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata
pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengembangan perangkat pembelajaran, seperti

13
silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan
(sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota16.
10. Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi
yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun
untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek
yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan
budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses
dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari
melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal
35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan
bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring
pendapat dan masukan dari masyarakat.

16 Taqwim Islami, Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia, http:// taqwimislamy.com /


index.php / en / 57-kurikulum / 297-sejarah-perkembangan-kurikulum-diindonesia, diunduh pada
Rabu, 19 September 2017

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu, meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kehasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik.
Saat pemerintah kolonial Belanda mulai memperkenalkan sekolah-sekolah
modern menurut sistem pengajaran yang berkembang di dunia Barat. Untuk
menjembatani agar tidak terjadi kesenjangan yang terlalu jauh, maka sistem
pendidikan pesantren yang ada harus diperbaharui. Madrasah dikelola untuk tujuan
idealisme ukhrawi semata, dengan mengabaikan tujuan hidup duniawi. Akibatnya,
madrasah memiliki posisi yang jauh berbeda dengan sistem pengajaran pada sekolah
yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Setelah Kemerdekaan Kurikulum mulai diberlakukan mulai tahun 1947 dengan
nama Rencana Pelajaran. Hingga sekarang kurikulum telah diubah sebanyak 10 kali,
diantaranya :
1. Kurikulum 1947 (Rencana Pelajaran)
2. Kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai)
3. Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan)
4. Kurikulum 1968 (Pembaharuan Rencana Pendidikan)
5. Kurikulum 1975 (Satuan Pelajaran)
6. Kurikulum 1984 (Cara Belajar Siswa Aktif / CBSA )
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi / KBK)
9. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
10. Kurikulum 2013 (KURTILAS)
B. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sadar dan tahu betul dalam
makalah ini masih banyak kekurangannya. Maka dari itu, sangat mengharapkan kritik
dan sarannya yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

15
Daftar Pustaka

Muhammad Nasir, Jurnal, Pengembangan Kurikulum Berbasis Madrsah, Jurnal


Penelitian Vol.10 No.2 Oktober 2009
Abd.Rahman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Transformatif, Yogyakarta, 2016, CV.Budi Mulia
Muhammad Irsad, Jurnal, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di
Madrasah (Studi Atas Pemikiran Muhaimin), 2016
Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta,2004, Rineka Cipta.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
Nana Syaudi Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung,
2005, PT Remaja Rosdakarya.
Abd.Rachman Assegaf, Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Islam Transformatif, Yogyakarta, 2016, CV. Budi Utama.
Chabib Thoha dan Abdul Mu'ti, PBM-PAI Di Sekolah Eksistensi Dan Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Semarang, 1998, Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo.
Zuhri, Kurikulum Pendidikan Pesantren (Konsepsi dan Aplikasinya), Yogyakarta,
2016, CV.Budi Utama.
Fatah Syukur, dalam Zainal Ismail, et al., Pedoman Majlis Taklim, Jakarta,1984,
Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Khotbah Agama Islam,
Sukardjo, M, dkk; Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta, 2012
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta,1999, Logos Wahana
Ilmu,Cet.IV.
Ainurrofik Dawam dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis
Pesantren, Jakarta, 1994, Cet. I, Listafariska Putra.
Taqwim Islami, Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia, http://
taqwimislamy.com / index.php / en / 57-kurikulum / 297-sejarah-
perkembangan-kurikulum-diindonesia, diunduh pada Rabu, 19 September
2017.

16

Anda mungkin juga menyukai