Anda di halaman 1dari 20

REORIENTASI KURIKULUM PAI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

Dosen Pengampu

Listiyani Siti Romlah, M.Pd

Disusun oleh :

Putri Eka Fitoura (1811010317)

Donny Arya Ferdian (1811010443)

Agnila Farasi (1811010256)

Ina Nurayini (1711010065)

Kelompok : 10
Kelas :F
Semester : VI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT berkat karunia maupun rahmat , hidayah dan
nikmat iman, islam kepada kita semua, dan tidak lupa pula sholawat serta salam
kita junjung agungkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. Yang akan kita
nantikan syafaat nya di yaumil akhir nanti.

Pada kesempatan kali ini pemakalah akan menyampaikan beberapa hal


mengenai ”Reorientasi Kurikulum PAI” yang bertujuan untuk mengetahui materi
dari pembahasan tersebut. Kami ucapkakan terimakasih kepada dosen pengampu
Ibu Listiyani Siti Romlah, M.Pd. Yang telah memberi kami materi tersebut,
dalam pemenuhan tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

Pemakalah berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan


serta bermanfaat bagi pembaca untuk tahu lebih jauh tentang pembahasan materi
ini,jika ada kritik dan saran akan kami terima sebagai pemakalah. Karena hal
tersebutdapat menjadi motivasi dan bahan koreksi bagi kami, sekian. Dan mohon
maaf atas segala kekurangan dan kepada Allah SWT kami mohon ampun.

Bandar Lampung, Juni 2021

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Reorientasi Kurikulum PAI ..................................................... 2


B. Komponen Kurikulum PAI ........................................................................ 4
C. Fungsi Reorientasi Kurikulum PAI............................................................ 10
D. Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)............................................... 11
E. Kerangka Dasar Reorientasi Kurikulum PAI............................................. 12
F. Dasar Kurikulum Pendidikan Islam ........................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi industri semakin pesat dan membawa
dampak besar bagi dunia pendidikan, yang telah memasuki era milenial
dengan ditandai oleh revolusi Industri 4.0 menyebabkan adanya
perkembangan pada kurikulum pendidikan terutama pada pendidikan Agama
Islam.
Untuk itu maka diadakan nya sebuah reorientasi atau peninjauan kembali
mengenai kurikulum PAI yang akan diterapkan di sekolah atau madrasah.
Karena kurikulum bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan keadaan,
situasi, kondisi saat ini yakni era revolusi industri 4.0 kurikulumitu sendiri
meliputi Tujuan, Materi, Strategi Pembelajaran, Organisasi Kurikulum,
Evaluasi
Sedangkan pendidikan agama Islam meliputi Fikih, Sejarah Kebudayaan
Islam, Al-Qur’an-Hadist dan Akidah Akhlak yang menjadi dasar
pembelajaran PAI disekolah ataupun di madrasah. Maka reorientasi
kurikulum PAI menjadi hal yang penting dan perlu untuk dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Reorientasi Kurikulum PAI ?
2. Apa saja Komponen Kurikulum PAI ?
3. Apakah Fungsi Reorientasi Kurikulum PAI ?
4. Apakah ada Tantangan Reorientasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Reorientasi Kurikulum PAI
2. Untuk mengetahui Komponen Reorientasi Kurikulum PAI
3. Untuk mengetahui Fungsi Reorientasi Kurikulum PAI
4. Untuk mengetahui adanya Tantangan Reorientasi Kurikulum Pendidikan
Agama Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reorientasi Kurikulum PAI


1. Reorientasi
Reorientasi berasal dari bahasa Inggris reorientation yang berarti
tindakan yang mngubah fokus atau arah seseorang atau sesuatu (the act of
changing the focus or direction of somebody/someone)1. Menurut KBBI
reorientasi adalah peninjauan kembali wawasan (untuk menentukan sikap
dan sebagainya.
2. Kurikulum
Kurikulum menurut etimologis berasal dari kata yang diambil dari
Bahasa Yunani yaitu curir yang berarti “pelari”, serta curere yang artinya
“tempat berpacu”. Istilah ini dahulunya digunakan dalam dunia olahraga.
Jika ditinjau dari segi istilah, kata kurikulum dapat diartikan sebagai suatu
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari agar dia bisa mendapatkan
medali atau penghargaan lainnya.2
Kemudian, hal tersebut diadaptasi ke dalam dunia pendidikan
menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari atau ditempuh oleh
seorang peserta didik demi mendapatkan ijazah sebagai penghargaannya.
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian kurikulum
yakni :
a. Menurut UU no. 20 tahun 2003
Kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19).

1
https://www.oxfordlearnersditionaries.com/definition/english/reorientasi
2
https:// www.portaluniversitasquality.ac.id/pengertian-peranan-dan-fungsi-kurikulum/

2
3

b. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, M.A


Menyatakan dalam bukunya berjudul Kurikulum dan
Pengajaran. Kurikulum adalah serangkaian rencana yang disusun
demi melancarkan proses belajar-mengajar. Rencana tersebut
dilakukan di bawah bimbingan dan tanggung jawab lembaga
pendidikan dan para pengajar di lembaga tersebut
c. Menurut Dr. H. Nana Sudjana
Beliau berpendapat dalam bukunya yang berjudul Pembinaan
dan pembinaan di Sekolah, bahwa kurikulum merupakan niat dan
harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang mana
dilaksanakan oleh guru di sekolah3
Dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum adalah kumpulan
rencana, tujuan, materi pembelajaran, cara mengajar yang digunakan
sebagai pedoman oleh para pendidik untuk tercapainya tujuan
pembelajaran serta merupakan alat atau sarana yang menunjang
keberhasilan tujuan pembelajaran tersebut.
3. PAI
Pendidikan Agama Islam atau sering di sebut dengan PAI
merupakan mata pelajaran atau subyek yang diajarkan di sekolah-sekolah
atau di madrasah yang meliputi al-Qur’an Hadist, SKI, Akidah Akhlak,
FIQH, yang berlandaskan pada al-Qur’an dan hadist. Menurut Zakiah
Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
secara menyeluruh.4
Dapat disimpulkan bahwa reorientasi kurikulum PAI, merupakan
sebuah tindakan yang dilakukan untuk meninjau kembali atau meninjau ulang
kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan agama Islam yang bertujuan
untuk membentuk peserta didik menjadi insan yang kamil, berlandaskan pada
sumber utama hukum Islam al-Qur’an dan Hadist.

3
https://salamadian.com/pengertian-kurikulum/
4
http://scholar.google.co.id/journalpendidikan/pengertian-pendidikan-agama-Islam/
4

B. Komponen Kurikulum PAI


Ada beberapa komponen kurikulum PAI yang terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian
serta medianya, dan evaluasi, yang mana kberkaitan erat satu dengan lainnya
jika dikaitkan dengan kurikulum PAI maka di dalamnya harus bermuatan
nilai-nilai ajaran Islam pada setiap komponen. Untuk lebih jelasnya yang
dimaksud dari ke empat komponen kurikulum tersebut sebagaimana dalam
uraian berikut ini:
1. Tujuan
Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikenal katagori tujuan
sebagai berikut :
a. Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional merupakan, tujuan jangka panjang,
tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan di
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang – undang RI tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 3 Yaitu:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab5
b. Tujuan Institusional (Tujuan Lembaga atau satuan Pendidikan)
Tujuan instittusional adalah tujuan dari lembaga atau satuan
pendidikan yang diharapkan maupun dicapai seperti tujuan
pendidikan dalam tingkat SD, SLTP, SMU, SMK, Perguruan Tinggi.

5
Undang–undang RI No 23 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
5

c. Tujuan Kurikuler atau Tujuan Pengajaran (Tujuan mata Pelajaran)


Tujuan kurikuler merupakan bagian dari Tujuan Institusional
yang berisi program-program pendidikan yang menjadi sasaran suatu
bidang studi atau mata kuliah, seperti tujuan mata pelajaran Agama,
Matematika, Bahasa Indonesia.
Komponen Tujuan, merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dalam pengembangan kurikulum. Sebab setiap rencana harus
memiliki tujuan agar dapat ditentukan apa yang harus dicapai, serta apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Komponen Tujuan,
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum. Sebab setiap rencana harus memiliki tujuan
agar dapat ditentukan apa yang harus dicapai, serta apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Tujuan yang akan dicapai kurikulum PAI ialah membentuk anak
didik menjadi berakhlak mulia, dalam hubungannya dengan hakikat
penciptaan manusia. Sehubungan dengan kurikulum pendidikan Islam ini,
dalam penafsiran luas, kurikulumnya berisi materi untuk pendidikan
seumur hidup.
Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati,
dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan pelatihan.
Maka secara garis besar (umum) tujuan pendidikan agama Islam
ialah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam, sehingga ia menjadi
manusia muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia
baik dalam kehidupan pribadi, bermasyrakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan tersebut tetap berorientasi pada tujuan penyebutan nasional yang
terdapat dalam UU RI. No. 20 tahun 2003.
6

Selanjutnya tujuan umum PAI diatas dijabarkan pada tujuan


masing-masing lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan
yang ada. Selain itu, pendidikan agama Islam sebagai sebuah program
pembelajaran yang diarahkan untuk :
1) Menjaga akidah dan ketaqwaan peserta didik,
2) Menjadi landasan untuk lebih rajin mempelajari dan mendalami ilmu-
ilmu agama,
3) Mendorong peserta didik untuk lebih kritis, kreatif, dan inovatif,
4) Menjadi landasan prilaku dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat6
2. Materi
Isi/materi kurikulum pada hakekatnya adalah semua kegiatan dan
pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.7 Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas
sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tapi harus merupakan
kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan bagi pengetahuan baik bagi
pengetahuan itu sendiri, maupun siswa dan lingkungannya.8 Ada dua hal
yang harus diperhatikan ketika membicarakan isi kurikulum.
Pertama, isi kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi
belajar dan mengajar. Bahan itu tidak hanya berisikan informasi factual,
tetapi juga mencakup pengetahuan, ketrampilan, konsep-konsep, sikap
dan nilai.
Kedua, dalam proses belajar mengajar, dua elemen kurikulum yaitu
isi dan methode, berinteraksi secara konstan. Isi memberikan signifikansi
jika ditransmisikan kepada anak didik dalam beberapa hal dan cara, dan
itulah yang disebut metode atau pengalaman belajar mengajar.

6
Hamdan, Pengembangan dan Pembinanaan Kurikulum (Teori dan Praktek Kurikulum
PAI), Banjarmasin, 2009. h. 40.
7
Zainal Arifin, Komponen dan Organisasi Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2011. h. 88
8
Nana Syaudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Bandung :
Remaja Rosdakarya. 1997. h. 127
7

Hubungann antara isi dan metode sangatlah dekat, tetapi keduanya


dipisahkan menjadi elemen-elemen kurikulum, masing-masing dapat
dinilai dengan criteria yang berbeda. Baik isi maupun metode harus
signifikan sehingga hasil dari belajar efektif bisa diraih dengan baik.18
Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian,
yaitu :
a. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan
prosedur keilmuan,
b. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai dan moral,
c. Estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai
seni.
Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum tersebut, maka pengembangan
isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Mengandung bahan kajian / topic yang dapat dipelajari peserta didik
dan dalam proses pembelajaran,
b. Berorientasi pada standart komptensi lulusan, standart kompetensi
mata pelajaran dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.9
3. Metode atau Strategi Pembelajaran
Metode atau strategi merupakan komponen ketiga dalam
pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang
memiliki peran sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi
kurikulum. Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan
mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja.
Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang
ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum
berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran. Metode atau
strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum
itu dilaksanakan disekolah.

9
Op cit. h. 88-89
8

Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus


diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu
mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang
baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya
menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi
pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan
penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.10Metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya / kekuatan dalam pembelajaran.
Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal, dinamakan metode. Metode pembelajaran yang berorientasi pada
guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut
kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses
pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri.
Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana
cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai
tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan
pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru
tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses
dinamika kelompok (kooperatif), seperti; pembelajaran moduler,
obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.

10
Hamid syarif. Pengembangan kurikulum. Pasuruan: garoeda buana indah, 1993. h. 108
9

Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi


yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi
tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat
penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik tetapi
dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik
untuk belajar secara individual. Demi tercapainya tujuan pendidikan,
strategi yang jitu sangat diperlukan. Strategi tersebut merujuk pada metode
dan peralatan yang digunakan dalam proses belajar dan mengajar
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam
pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang
lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja
kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator
kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun
juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk
penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk
pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi
kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan
dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan
kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan.
Hasil–hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh
guruguru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam
memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan
pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara
penilaianmserta fasilitas pendidikan lainnya. Evaluasi pada kurikulum
ditujukan untuk memeriksa apakah kurikulum yang diterapkan tersebut
efektif dan mampu mencapai tujuan pendidikan
10

C. Peran dan Fungsi Kurikulum PAI


Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di
masyarakat. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling
tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif,
serta peran kritis dan evaluatif.
1. Peran Konservatif (melestarikan)
Maksud dari peranan ini adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai
akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan
mudahnya pengaruh budaya asing masuk dalam budaya lokal. Melalui
peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai
pengaruh yang dapat merusak nilai luhur mayarakat.
2. Peran Kreatif
Peran kreatif kurikulum maksudnya dimana kurikulum harus
mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Jadi apabila kurikulum tidak
mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan
tertinggal, yang berarti apa yang akan diberikan di sekolah pada akhirnya
akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan
tuntutan sosial masyarakat.
3. Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya baru yang
mana harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan
evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam
menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat
untuk kehidupan anak didik.
Selanjutnya terdapat fungsi kurikulum yakni sebagai berikut :
1. Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
2. Pedoman dan program harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan
11

3. Fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang sekolah berikutnya dan


penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan
4. Standar dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan,
atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada
semester maupun pada tingkat pendidikan tertentu
D. Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapaitujuan pendidikan. Ia merupakan sekumpulan studi keislaman
yang meliputi al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Tarikh, dan
Kebudayaan Islam. Sama halnya dengan kurikulum mata pelajaran lain,
kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah juga menjadi acuan dalam
kegiatan pembelajaran PAI.
Kurikulum PAI dicantumkan dalam kesatuan yang integral bersama–
sama dengan bidang studi lainnya dalam satuan kurikulum untuk sekolah.
Setiap guru agama sebagai pelaksana kurikulum PAI diharapkan dapat
mempelajari dengan sebaik–baiknya dan kemudian dapat menggunakannya
sesuai dengan teknik pengajaran berdasarkan prinsip interaktif dan
komunikatif dengan memperhatikan kegiatan murid, akan tetapi harus
bertindak sebagai pembimbing dan dapat mengkoordinir lingkungan serta
menyediakan fasilitas agar anak belajar sendiri.
PAI di sekolah dimaksudkan agar peserta didik berkembang sebagai
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki
pengetahuan agama yang luas, dan berakhlaqul karimah. Untuk itu,
dibutuhkan kurikulum PAI yang kontekstual dan dapat melayani harapan
masyarakat. Kegiatan pembelajaran PAI dan evaluasi hasil belajar PAI harus
dirancang secara kontekstual. Mata pelajaran PAI masuk pada kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
12

Maha Esa serta berakhlak mulia, cakupan materinya meliputi etika, budi
pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Guna mewujudkan harapan tersebut, kurikulum disusun dengan
berpedoman pada SI-SKL, SK-KD, serta panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum seperti prinsip umum, prinsip
relevansi, fleksibilitas, prinsip kontinuitas, praktis, efektivitas. Kurikulum
PAI yang telah dikembangkan di sekolah selanjutnya dilaksanakan oleh guru
PAI pada setiap satuan pendidikan dengan menggunakan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
E. Kerangka Dasar Reorientasi Kurikulum PAI
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan Islam adalah yang bersifat intergrated dan komprehensif serta
menjadikan al-Qur’an dan hadis sebagai sumber utama dalam penyusunan.
Didalam al-Quran dan hadis ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan
sebagai pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum pendidikan Islam. Kerangka dasar tersebut adalah tauhid dan
perintah membaca.11
1. Tauhid
Tauhid merupakan prinsip utama dalam kehidupan manusia baik
dengan Allah seperti ibadah maupun dengan manusia seperti muamalah
dan dengan alam yakni menjaga kelestarian nya.
2. Perintah Membaca dalam Firman Allah SWT QS al-Alaq 1-5:

11
Jurnal AL-AFKAR Vol. III, No. II, Oktober 2014
13

Artinya :

Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah
yang paling pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Q.S. 96: 1-5).

Firman Allah SWT itu merupakan bahan pokok pendidikan yang


mencakup seluruh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia.
Membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan
(cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan
(verbalization), pemikiran (reasoning), daya cipta (creativity) juga sekaligus
merupakan bahan pendidikan itu sendiri.

F. Dasar Kurikulum Pendidikan Islam


Dalam reorientasi kurikulum PAI Yang menjadi dasar-dasar dalam
penyusunan kurikulum pendidikan Islam adalah :
1. Dasar Agama
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk sistem
pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan,dan
kurikulumnyapada ajaran Islam yang meli puti aqidah, ibadah, muamalat,
dan hubungan-hubungan yang berlaku didalam masyarakat. Hal ini
bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua
sumber utama syariat Islam yaitu al-Quran dan Sunnah.
2. Dasar Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan tujuan pendidikan Islam, dengan
dasar filosofis sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam
mengandung suatu kebenaran, terutama dari sisi nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
14

3. Dasar Psikologis
Asas ini memberikan bahwa kurikulum pendidikan Islam
hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan
pertumbuhan dan perkembangan yang dilaluianak didik. Kurikulum
pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri perkembangan
anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa,
emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, dan
perbedaan individual antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya.
4. Dasar Sosial
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam
yang tercermin pada dasar sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat
Islam dan kebudayaannya. Baik segi dari pengetahuan, nilai-nilai ideal,
cara berpikir dan adat kebiasaan, serta seni. Sebab tidak ada suatu
masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak ada suatu kebudayaan yang
tidak berada pada masyarakat. Kaitannya dengan kurikulum pendidikan
Islam sudah tentu kurikulum ini harus mengakar terhadap masyarakat dan
perubahan serta perkembangan.
5. Dasar Organisatoris
Dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan
pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa reorientasi kurikulum PAI harus dilakukan
untuk meninjau kembali beberapa komponen kurikulum PAI untuk
mengetahui bahwa kurikulum tersebut telah diterapkan dengan baik. Ada
beberapa komponen yang harus ditinjau dalam kurikulum PAI seperti Tujuan,
Materi, Metode dan Strategi, Evaluasi.
Terdapat pula Peran dan Fungsi dalam reorientasi Kurikulum PAI
ialah, peran konservatif (melestarikan), peran kreatif, peran Kritis dan
Evaluatif, fungsinya adalah Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh
harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
Pedoman dan program harus dilakukan oleh subjek dan objek
pendidikan, fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang sekolah
berikutnya dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan, standar
dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai
batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada semester maupun
pada tingkat pendidikan tertentu.
Karena Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapaitujuan pendidikan.
Ia merupakan sekumpulan studi keislaman yang meliputi al-Qur’an
Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Tarikh, dan Kebudayaan Islam, sehingga ada
beberapa dasar kurikulum Pendidikan Agama Islam yakni Tauhid serta Q.S
Al – Alaq 1-5.
Dan dalam pendidikan Islam yang terkait dengan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam meliputi dasar Agama, dasar Falsafah, dasar
Psikologis, dasar Sosial Dasar Organisatoris.
.

15
16

B. Saran
Proses inovasi pendidikan diperlukan sebagai penunjang tercapainya
proses kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien maka diharapkan
bagi pendidik untuk bisa membuat serangkaian aktivitas pembelajaran yang
berasal dari ide-ide baru yang diadopsi dari berbagai model ataupun metode
pengajaran yang ada.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak


terdapat kekurangannya. Dibalik kekurangan tersebut penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk kelengkapan dan lebih sempurnanya
pambuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdan, Pengembangan dan Pembinanaan Kurikulum (Teori dan Praktek


Kurikulum PAI), Banjarmasin, 2009.

Hamid syarif. Pengembangan kurikulum. Pasuruan: garoeda buana indah, 1993.

https://www.oxfordlearnersditionaries.com/definition/english/reorientasi

https://www.portaluniversitasquality.ac.id/pengertian-peranan-dan-fungsi-
kurikulum/

https://salamadian.com/pengertian-kurikulum/

http://scholar.google.co.id/journalpendidikan/pengertian-pendidikan-agama-Islam/

https://salamadian.com/pengertian-kurikulum/

http://scholar.google.co.id/journalpendidikan/pengertian-pendidikan-agamaIslam/

Jurnal AL-AFKAR Vol. III, No. II, Oktober 2014

Nana Syaudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik.


Bandung : Remaja Rosdakarya. 1997

Zainal Arifin, Komponen dan Organisasi Kurikulum. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya. 2011

17

Anda mungkin juga menyukai