Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung
Email korespondensi:
2190040048@student.uinsgd.ac.id
2190040031@student.uinsgd.ac.id
2190040039@student.uinsgd.ac.id
Abstrak: realita pendidikan Islam saat ini yang masih tertinggal bisa berawal dari pondasi
atau system kurikulum yang ada. Sebagaimana dalam sebuah bangunan, pondasi adalah
hal yang penting demi kuatnya sruktur bangunan diatasnya. Desain kurikulum yang
merupakan pondasi kurikulum yang dibuat, belum dapat menjawab tantangan atau
kebutuhan baik itu dari unsur peserta didik, pendidik, masyarakat sekitar, dan masyarakat
global, sehingga cenderung rapuh dan tidak mampu menopang beban bangunan yang lebih
berat. Saat ini pendidikan agama Islam masih dipandang setengah mata oleh masyarakat,
bahkan pemeluk agama Islam sendiri. Seyogyanya desain kurikulum pendidikan Agama
Islam melakukan pembaharuan yang berkelanjutan dengan memperhatkan prinsip, pola
atau bentuk dan tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
Abstract: the reality of Islamic education result nowadays may come from the unestablished system of
education, such as a building, a base part has an important role to empower the building on it. And so do with
Curriculum design as a base part of an education build, should be reach the goals of education, fulfill the future
challenge, and basic needs in the future both for students, teachers and global societies. Its caused to
unestablished education building, and doesn’t support the education goals. Nowadays, Islamic education
assumed as a partial power by society and muslim belivers its self, that’s why there should be a sustainable
reform of Curriculum design, by giving the most attention to underlying principals, design and clearance
goals of Islamic education.
1
PENDAHULUAN
Melihat fenomena yang terjadi saat ini kekisruhan banyak terjadi di masyarakat,
dari sisi hukum, sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan banyak hal yang menjadi pr besar
bangsa ini. Namun hal yang mendasar dari itu semua adalah sumberdaya manusia yang
mulai mengalami krisis karakter. Dan itu terjadi diberbagai segment usia terlebih usia
produktif termasuk remaja. Diusia ini seharusnya para remaja mendapatkan pendidikan
yang beroriontasi pada seluruh aspek potensi fitrah manusia, terlebih di Negara kita
mayoritas penduduk muslim, pendidikan agama Islam seharusnya mampu menjawab
tantangan yang ada di masyarakat.
Pendidikan Islam sejatinya sebuah hal yang niscaya dilakukan oleh seluruh umat
Islam termasuk yang berada di Indonesia, agar anak keturunan dibelakang mereka
memiliki aqidah yang sama, sehingga kelak dapat berkumpul kembali di syurganya Allah
SWT. Tentunya dengan menggunakan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi zaman
dimana berbeda disetiap zamannya.
Karena itulah pengembagan kurikulum merupakan hal yang vital dalam proses
pendidikan, termasuk dalam pendidikan agama islam. Desain kurikulum menjadi hal yang
sangat perlu diperhatikan, agar kelak kurikulum tersebut dapat dipergunakan dengan baik
dan berhasil mewujudkan tujuan yang diharapkan dari proses pendidikan agama islam.
METODOLOGI
2
diatas. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang bersifat
tekstual yakni berupa pandangan dan pemikiran yang berada dalam bahan pustaka yang
dimaksud. Sejalan dengan metode yang dipakai, maka teknik pengumpulan data yang
tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumenter: artinya, data
dikumpulkan melalui dokumen-dokumen seperti yang dimaksud sebagai bahan pustaka.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Sebagaimana pernyataan Lofland yang dikutip Lexy J. Moleong (2017: 157), data kualitatif
berbentuk data lunak, berupa kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data tertulis, yaitu data tentang landasan
filosofis-teologis dalam kurikulum PAI. Teknik yang digunakan dalam pengumpulkan data
yaitu studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini merupakan penelaahan terhadap pemikiran
para tokoh tentang desain kurikulum PAI. Data yang telah terkumpul akan dilakukan
penganalisisan melalui proses satuan (unityzing), kategorisasi, penafsiran dan penarikan
simpulan (Lexy J. Moleong: 2016).
Hasil Penelitian
Prinsip-prinsip
Pengertian
Desain
Kurikulum PAI
Kurikulum
3
Pembahasan
4
B. Prinsip-prinsip dalam Mendesain Kurikulum
Ada beberapa prinsip dalam mendesain kurikulum, menurut Saylor dalam Umar
Hamalik bahwa prinsip-prinsip dalam mendesain kurikulum ada 8 yaitu,
Nana syadih dan Oemar hamalik mengemukakan bahwa pola desain pendidikan
kurikulum ada 3.
1. Subjeckt Centered desaign Desain yang berpusat pada mata pelajaran dan bahan
ajar.
2. Learner Centered Design Desain kurikulum yang mengutamakan peran siswa.
3. Problems Centered Design Desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah
yang dihadapi masyarakat.
5
Sedangkan menurut Winaya Sanjaya dalam Ery Pransiska bahwa pola atau jenis
desain kurikulum dibagi menjadi 4, yaitu;
Dalam desain pendidikan agama Islam dapat menyatukan ketiga desain kurikulum,
dengan tetap memperhatikan hal-hal yang fundamental, dan hal-hal yang mutaghoyyirat
(bisa berubah) bisa dipertajam sesuai dengan realita yang ada. System kombinasi.
6
2. Desain Kurikulum Berorientasi Kepada Masyarakat
Sebelum mendesain atau melakukan pengembangan kurikulum perlu
dilakukan analisis dan diagnosis kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Oleh
karena itu pendidikan agama Islam harus dikembangkan juga didesain untuk dapat
melayani kebutuhan masyarakat yang fokus pada pengembangan pada kompetensi
pengetahuan agama, keterampilan agama, sikap yang utuh terpadu dalam ilmu dan
amal. Kuat secara keimanan, kuat secara ilmu keislaman, dan professional atau
ihsan dalam amalnya.
Rancangan kurikulum ini didasari bahwa peserta didik yang dididik di
satuan pendidikan kelak akan kembali kepada masyarakat dan menjadi bagian
masyatakat yang diharapkan menjadi masyarakat yang selalu menanamkan nilai
religiusitas dan menyebarkannya ditengan lingkungannya.
3. Desain Prespective Status Quo
Diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat. Dalam
perspektif ini kurikulum merupakan seperangkat rencana pendidikan yang
mengarahkan siswa didik supaya memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
bisa menjadi manusia dewasa yang bisa bermasyarakat dengan baik. Sehingga
aspek-aspek penting dalam kehidupan menjadi hal yang paling urgent dalam
merancang kurikulum dalam perspektif ini.
Sehingga para perancang kurikulum merumuskan beberapa hal yang
prinsipil yaitu : Kompetensi skill bahasa dan komunikasi sosial, soft skill dalam
dunia vokasi dan profesi, kegiatan keagamaan, kesehatan dan semua hal yang
berhubungan dengan pelibatan masyarakat.
4. Desain Teknologi.
7
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Simpulan
Pola jenis kurikulum dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada di satuan
pendidikan yang ada, tidak hanya terfokus pada satu pola saja, bisa dengan pola kombinasi.
Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Syaiful. (2014). Desain Pendidikan Agama Islam Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Idea Press.
8
Lexy J. Moleong. (2016). Metodologi Penelitian Kualititif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.