Anda di halaman 1dari 65

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MTs

Makalah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah

Di Susun

Oleh

Neli Martati, S.Ag

Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

MTsN 2 Pasaman

Rao, Kabupaten Pasaman


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan

petunjuk di jalan yang diridhai oleh Yang Maha Esa dengan berbagai Ilmu

pengetahuan yang sangat berharga bagi masa depan kehidupan.

Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

memberikan dorongan ,sehingga makalah ini bisa saya selesaikan terakhir saya

menyadari selaku manusia tentu masih banyak kekurangan di sana sini dalam

makalah ini maka saya dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari semua

pihak, terimakasih.

Lubuk sikaping, Februari 2015

Penulis

Elvia Sandra, S.PdI

                                                                       

                   
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil

refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya.

Kurikilum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik

menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam

kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan, persaingan, ketidak pastian dan

kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini diciptakan untuk menghasilkan

tamatan yang kompeten, cerdas dalam membangun integritas sosial, serta

mewujudkan karakter nasional.

Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, telah

dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan

efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi

pembelajaran. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi

kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum.

Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif

dan komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan

pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah secara

kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi,


ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi. Dengan cara

seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran.

Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus

menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, penguasaan

keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan

kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum

nasional Pembelajaran Agama di Madrasah yang berbasis kompetensi yang

mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di Madrasah secara

nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan kurikulum Aqidah Akhlaq di Madrasah sesuai dengan kebutuhan

Madrasah.

Oleh karena itu, peranan dan efektivitas pembelajaran agama di Madrasah

sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat

mutlak harus ditingkatkan. Yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual

yang dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.

Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian

integral dari pembelajaran Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang

menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi

secara substansial mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai

keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlakqul Karimah dalam kehidupan sehari-

hari.
B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas banyak hal yang harus di ketahui, oleh karena itu kami

memberikan rumusan masalah yaitu sebagai berikut;

1.  Apa itu pembelajaran akidah ahlak ?

2.  Bagaimana fungsi dan tujuan pembelejaran akidah ahlak ?

3.  Bagaimana karakteristik pembelajaran akidah ahlak ?

4.  Apa saja ruang lingkup pembelajaran akidah ahlak ?

5.  Metode apa saja yang digunakan untuk mencapai pembelajaran akidah ahlak ?

6.  Bagaimana evaluasi belajar yang dilakukan ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini tiada lain untuk mengetahui pembalajaran

akidah ahlak yang telah disebutkan dalam rumusan masalah diatas antara lain;

1. Meamahami apa itu pembelajaran akidah ahlak

2. Mengetahui fungsi dan tujuan pembelajaran akidah ahlak

3. Mengetahui karakteristik pembelajaran akidah ahlak

4. Mengetahui ruang lingkup pembelajaran akidah ahlak

5. Mengetahui metode yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran akidah

ahlak

6. Mengetahui tatacara evaluasi terhadap siswa sebagai akhir dari  pembelajaran

akidah ahhlak
Bab II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlaq

1. Pengertian Aqidah Akhlaq

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yang berartinya

adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut

istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima

dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat

digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain

disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati

membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang

menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa

aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang

muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap

muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu  yang

artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan.

Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara

spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan


itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik

atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan

spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela

atau akhlakul madzmumah.

2. Dasar Aqidah Akhlaq

Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan

sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an

dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria

atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang

pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak

Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi

Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”

Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik

dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut

dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka

kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan


          
               
         
    
yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan
dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah
Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”

Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits

atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam

diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku

Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap

umat Islam (orang muslim).

Pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia

dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan

masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pembelajaran itu juga

diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta

saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan

kesatuan dan persatuan bangsa.

B. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlaq

1. Fungsi

Mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah berfungsi untuk :

a) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat.


b) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlaq

mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu

dalam lingkungan keluarga.

c) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial

melalui Aqidah Akhlaq.

d) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam

keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari ;

e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal yang negatif dari lingkungannya atau

dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari ;

f) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq, serta

sistem dan fungsionalnya ;

g) Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlaq pada jenjang

pembelajaran yang lebih tinggi.

2. Tujuan

Mata pelajaran Aqidah Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang

terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang Aqidah dan Akhlaq Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yan terus berkembang dan meningkat

kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang pembelajaran yang lebih tinggi.


C. Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlaq

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dapat

membedakannya dengan mata pelajaran lain.  Adapun karakteristik mata pelajaran

Aqidah dan Akhlaq adalah sebagai berikut:

1.  Pembelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan mata pelajaran yang

dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam yang

bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.  Untuk kepentingan pembelajaran,

dikembangkan materi Aqidah dan Akhlaq pada tingkat yang lebih rinci sesuai

tingkat dan jenjang pembelajaran.

2.  Prinsip-prinsip dasar Aqidah adalah keimanan atau keyakinan yang tersimpul

dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa atau hati manusia yang diperkuat dengan

dalil-dalil naqli, aqli, dan wijdani atau perasaan halus dalam meyakini dan

mewujudkan rukun iman yang enam yaitu, iman kepada Allah, malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada takdir.  Prinsip-

prinsip Akhlaq adalah pembentukan sikap dan kepribadian seseorang agar

berakhlak mulia atau Akhlaq Al-Mahmudah dan mengeliminasi akhlak tecela

atau akhlak Al-Madzmumah sebagai manifestasi akidahnya dalam perilaku

hidup seseorang dalam berakhlak kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada diri

sendiri, kepada sesama manusia, dan kepada alam serta makhluk lain. 

3. Mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan salah satu rumpun mata

pelajaran pembelajaran agama di madrasah (Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq,

Syari’ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang secara


integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam

pengembangan keilmuan dan kajian keislaman, termasuk kajian Aqidah dan

Akhlaq yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya.

4.  Mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq tidak hanya mengantarkan peserta didik

untuk menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang Aqidah dan Akhlaq

dalam ajaran Islam, melainkan yang terpenting adalah bagaimana peserta didik

dapat mengamalkan Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan sehari-hari. Mata

pelajaran Aqidah dan Akhlaq menekankan keutuhan dan keterpaduan antara

pengetahuan, sikap, dan perilaku atau lebih  menekankan pembentukan ranah

efektif dan psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.

5.  Tujuan mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq adalah untuk membentuk peserta

didik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki akhlaq mulia. 

Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi

Muhammad SAW, untuk memperbaiki akhlak manusia.  Dengan demikian,

pembelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan jiwa pembelajaran agama Islam.

Mengembangkan dan membangun akhlak yang mulia merupakan tujuan

sebenarnya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.  Sejalan dengan tujuan itu

maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta

didik haruslah memuat pembelajaran akhlak dan oleh karena itu setiap guru

mengemban tugas menjadikan dirinya dan peserta didiknya berakhlak mulia.

D. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlaq


Cakupan kurikulum Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah

Tsanawiyah meliputi:

1. Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Allah,

keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan Mu’jizat-Nya dan

Hari Akhir.

2.  Aspek akhlaq terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas, bertauhid,

inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf, ta’awun, tafahum,

tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan bermusyawarah.

3.  Aspek akhlaq tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan ghibah.

E. Standar Kompetensi Bahan Kajian Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Dengan landasan Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, peserta

didik beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia/berbudi pekerti

luhur yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan

Allah, sesama manusia dan alam sekitar ; mampu menjaga kemurnian aqidah

Islam ; memiliki keimanan yang kokoh yang dilandasi dengan dalil-dalil naqli (Al

Qur’an dan Hadist), dalil aqli, maupun dalil wijdani (perasaan halus), serta

menjadi pelaku ajaran Islam yang loyal, komitmen dan penuh dedikatif baik untuk

keluarga, masyarakat maupun bangsanya, dengan tetap menjaga terciptanya

kerukunan hidup beragama yang dinamis.

Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlaq berisi sekumpulan kemampuan

minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh pembelajaran di

Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan


psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat

aqidah serta meningkatkan kualitas akhlaq sesuai dengan ajaran Islam.

Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah adalah

sebagai berikut:

1.  Meyakini sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang nafsiyah dan salbiyah,

berakhlak terpuji kepada Allah dan menghindari akhlak tercela kepada Allah

dalam kehidupan sehari-hari.

2.  Meyakini dan mengamalkan sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang

Ma’ani/Ma’nawiyah serta sifat Jaiz bagi Allah, berakhlak terpuji kepada diri

sendiri, menghindari akhlak tercela kepada diri sendiri. Serta meneladani

perilaku kehidupan Rasul/Sahabat/Ulama dalam kehidupan sehari-hari.

3.  Meyakini kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul serta

mempedomani dan mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

4.  Meyakini Nabi dan Rasul Allah beserta sifat-sifat dan Mu’jizat-Nya dan

meneladani akhlaq Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari

5.  Meyakini adanya hari akhir dan alam ghoib dalam kehidupan sehari-hari,

berakhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela terhadap lingkungan

sosial/sesama manusia dalam masyarakat.

6.  Berakhlak terpuji terhadap flora dan fauna serta menghindari akhlak tercela

terhadap flora dan fauna serta meneladani akhlak para Rasul/Sahabat atau ulul

Amri dalam kehidupan sehari-hari.


Berkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakan

di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tambah dengan buku reverensi atau

kitab penunjang misalnya buku-buku yang berakitan dengan pelajaran akhlak

seperti kitab Ihya Ulumuddin. Sehingga guru tidak hanya terpaku dengan materi

yang ada pada buku itu-itu saja. Dan siswa akan lebih berkembang dengan

membanding dan menyocokkan materi tersebut.

F. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah digunakan

beberapa metode pembelajaran yang dalam penggunaan metodenya telah

disesuaikan dengan kemampuan dasar, tujuan yang hendak dicapai serta materi/

pokok bahasan yang hendak disampaikan.

Selain metode tanya jawab yang menjadi pokok pembahasan penelitian ini,

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah menggunakan

metode sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah sangat lazim digunakan dalam proses belajar mengajar.

Tidak berlebihan sekiranya penulis katakan bahwa metode ceramah adalah

metode yang sangat pertama sekali. Berdasarkan observasi di kelas guru lebih

sering menggunakan metode ini. Metode ceramah digunakan oleh guru mulai

awal pertemuan sampai dengan akhir pertemuan (mulai awal kegiatan inti

sampai jam pelajaran habis).

2.  Metode Diskusi
Merode diskusi ini dilaksanakan pada materi-materi tertentu saja, yang

dianggap manarik untuk dibahas. Itu pun sifatnya tidak rutin minimal dua kali

dalam satu bulan. Karena metode ini hampir mendekati fungsi dan manfaatnya

dengan metode tanya jawab.

3.  Metode Pemberian Tugas

Dalam memberikan tugas ini ada yang langsung dikerjakan di sekolah

seperti menjawab soal-soal latihan yang ada dibuku, membuat rangkuman dan

sebagainya, dan langsung diselesaikan pada waktu pelajaran tersebut. dan ada

juga pemberian tugas untuk dikerjakan dirumah oleh siswa.

G. Pendekatan Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana

pembelajaran yang terpadu melalui pendekatan:

1.  Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman

dan keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan.

2.  Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan

merasakan hasil-hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

3.  Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan

perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam Al

Qur’an dan Hadist serta dicontohkan oleh para ulama.

4.  Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Aqidah

dan Akhlaq dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik,


sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan

penalaran.

5.  Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam

menghayati aqidah dan akhlaq mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta

didik.

6.  Fungsional, menyajikan materi Aqidah dan Akhlaq yang memberikan manfaat

nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.

7.  Keteladanan, yaitu pembelajaran yang menempatkan dan memerankan guru

serta komponen Madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai cerminan dari

individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia.

H. Penilaian (Evaluasi Hasil Belajar)

Untuk mengetahui kompetensi peserta didik sebagai hasil pembelajaran

Aqidah Akhlaq, perlu dilakukan penilaian dengan rambu-rambu sebagai berikut:

1. Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian

hasil belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku

mereka.

2.  Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang

kemajuan belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat kemmpuan dasar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran dalam kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu.

3.  Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq adalah upaya pengumpulan informasi

untuk menntukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi


meliputi : pengetahuan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar ini dilakukan

sepenuhnya oleh Madrasah yang bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan

sebagai pertimbangan utama dalam memasuki pembelajaran jenjang berikutnya.

4. Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq secara nasional dilakukan dengan

mengacu kepada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar dan indikator

yang telah ditetapkan di dalam Kurikulum Nasional. Penilaian tingkat nasional

berfungsi untuk memperoleh informasi dan data tentang mutu hasil

penyelenggaraan mata pelajaran Aqidah Akhlaq.

5.  Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur

dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.

6.  Penilaian dilakuakan melalui tes dan non tes.

7.  Pengukuran terhadap ranag afektif dapat dilakukan dengan menggunakan cara

non tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.

8. Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan

menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya.

Secara umum penilaian dalam pembelajaran Aqidah dan Akhlaq dapat

dilihat pada buku Pedoman Khusus Aqidah dan Akhlaq.

I. Pengorganisasian Materi

Pengorganisasian materi pada hakekatnya adalah kegiatan mensiasati

proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsur-unsur

instrumental melalui upaya pengorganisasian isi materi yang rasional, menyeluruh

dan berkelanjutan. Pengorganisasian materi perlu memperhatikan keutuhan ruang


lingkup (scope), urut-urutan (sequence), dan keterkaitan (synthesizing) isi materi.

Pengembangan materi bisa menggunakan model hirarkis, prosedural, webbed atau

tematik sesuai dengan karateristik materi. Proses perancangan dan pelaksanaan

penyampaian isi materi hendaknya memperhatikan pr insip-prinsip anatara lain :

1. dari mudah ke sulit.

2. dari sederhana ke komplek.

3. dari konkret ke abstrak.

J. Keterpaduan

Pola pembinaan Pembelajaran Aqidah dan Akhlak dikembangkan dengan

menggunakan tiga pola keterpaduan, yaitu :

1.  Keterpaduan Pembinaan, yakni menekankan keterpaduan antara tiga

lingkungan pembelajaran yaitu : lingkungan keluarga, madrasah dan

masyarakat. Untuk itu guru Aqidah dan Akhlak perlu mendorong dan

memantau kegiatan pembelajaran agama Islam yang dialami oleh peserta didik

di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud

keselarasan dan kesesuaian sikap serta perilaku dalam pembinaannya.

2.  Keterpaduan Isi dam Kompetensi, yakni menekankan keterpaduan keterkaitan

Aqidah dan Akhlak dan keteladanan. Pencapaian kompetensi pada setiap

level/kelas dirancang dapat mengaitkan keterkaitan dua unsur yaitu:

a). Pembelajaran Aqidah dan Akhlak, dan

b).unsur keteladanan dan keterpaduan aspek pengetahuan, sikap dan

pengamalan.
3.  Keterpaduan Lintas Kurikulum, menekankan keterpaduan tanggung jawab

lembaga, kepala madrasah dan guru mata pelajaran lain dalam pembinaan

keimanan dan ketaqwaan peserta didik. 

Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, telah

dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan

efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi

pembelajaran. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi

kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum.

Pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam

kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan.

Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlaq berisi sekumpulan kemampuan

minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh pembelajaran di

Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan

psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat

aqidah serta meningkatkan kualitas akhlaq sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah digunakan

beberapa metode pembelajaran yang dalam penggunaan metodenya telah

disesuaikan dengan kemampuan dasar, tujuan yang hendak dicapai serta materi/

pokok bahasan yang hendak disampaikan.


B. Kritik dan Saran

Didalam pembelajaran Akidah Ahlak tidak semua metode pembelajaran

yang digunakan sesuai dengan aplikasi yang diterapkan sekolah. Jadi setiap

metode yang diterapkan dalam pembelajaran akidah ahlak harus sesuai dengan

keadaan peserta didik di setiap lembaga.


Daftar Pustaka

Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen pengembangan Kurikulum. Bandung, PT Remaja


Rosdakarya
Ibrahim dan Darsono. 2009.Membangun Akidah dan Akhlak untuk kelas VII
Madrasah Tsanawiyah. Solo,PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Hidayat, Junaidi. 2007.Ayo Memahami Akidah dan Akhlak untuk MADRASAH
TSANAWIYAH/SMP ISLAM KELAS VII. Jakarta, Erlangga
Alilurrahman. 2013. Implementasi pembelajaran Akidah Ahlak Madrasah
Tsanawiyah. alinurrahman.files.wordpress.com/2012/02/bab-i.doc. 08 Mei
HAKIKAT IMAN,ISLAM DAN IHSAN

Makalah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah

Di Susun

Oleh

Elvia Sandra, S.PdI

Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

MTsN Lubuk Sikaping

Lubuk Sikaping Kab. Pasaman


2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan

petunjuk di jalan yang diridhai oleh Yang Maha Esa dengan berbagai Ilmu

pengetahuan yang sangat berharga bagi masa depan kehidupan.

Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

memberikan dorongan ,sehingga makalah ini bisa saya selesaikan terakhir saya

menyadari selaku manusia tentu masih banyak kekurangan di sana sini dalam

makalah ini maka saya dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari semua

pihak, terimakasih.

Lubuk sikaping, Agustus 2015

Penulis

Elvia Sandra, S.PdI

                                                                       
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada dasarnya merupakan

pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran yang optimal guna mencapai

perolehan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam

hal ini strategi pengajaran merupakan alternative untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif dan efesien.

Pelajaran aqidah akhlak merupakan merupakan salah satu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan memahami dan

mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan

mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui contoh-contoh perilaku dan

cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian materi pembelajaran Akidah Akhlak bukan hanya

mengajarkan pengetahuan tentang Agama semata akan tetapi bagaimana bias

membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat

dan kehidupannya dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada.

B.  TUJUAN

1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak.

2. Untuk mengetahui pengertian Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak serta

hubungan Akidah dan Akhlak.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu Strategia,yang berarti

sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai suatu

keuntungan.

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang

diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk

memenangkan peperangan. Tapi pada intinta strategi digunakan untuk

memperolehkesuksesan atau keberhasilan untuk mencapai tujuan.

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Abin Syamsudin Makmun strategi

didefenisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai

sasaran yang telah ditetapkan. Demikian juga strategi juga diartikan sebagai

perencanaan, langkah dan rangkaian untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran, jadi didalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana

dan langkah-langkah dalam mencapai tujuan.

Jadi Strategi yaitu siasat/cara melakukan kegiatan-kegiatan

pembelajaran yang mencakup metode dan tekhnik mengajar.


Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar

proses pendidikan yaitu sebagai berikut :

a). Berorientasi pada tujuan

b). Aktivitas

c). Individualitas

d). integritas

2.  Pembelajaran

Menurut Joice Bruce pembelajaran yaitu suatu proses yang kompleks

dengan maksud memberi pengalaman belajar kepada peserta didik untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sedangkan menurut

Yusufhadi Miarso pembelajaran yaitu suatu usaha mengelola lingkungan

belajar dengan sengaja, agar seseorang membentuk diri secara positif dalam

situasi tertentu,  bertujuan dan terkendali agar terjadi perubahan yang relative

menetap pada diri peserta didik.

Menurut Lefrancois, pembelajaran adalah merupakan persiapan

kejadian-kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar dalam rangka

memudahkan peserta didik untuk memahami, mengingat dan mentransfer

pengetahuan serta ketampilan.

Uraian di atas, tampaklah bahwa pembelajaran bukan menitikberatkan

pada apa yang dipelajari, melainkan pada proses belajar, yaitu cara-cara yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan cara mengorganisasikan

materi, cara penyampaian pelajaran, dan cara mengelola pembelajaran.


Jadi pembelajaran yaitu suatu bentuk informasi yang dikomunikasikan,

dapat berupa perintah atau penjelasan bagaimana cara bertindak, berperilaku

dan cara melaksanakan sesuatu.

3.  Strategi pembelajaran

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pembelajaran

yaitu tindakan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar agar dapat

mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien.

B. PENGERTIAN AKIDAH DAN AKHLAK

1. Aqidah

Menurut bahasa Aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu ‘aqodah yang

berarti ikatan atau perjanjian.

Istilah aqidah didalam umum dipakai untuk menyebut keputusan

pemikiran yamg mantap, benar maupun salah. Jika keputusan pemikitran yang

mantap itu benar maka itu disebut dengan aqidah yang benar, misalnya

keyakinan umat islam tentang keesaan Allah. Namun jika pemikiran yang

mantap itu salah maka disebut dengan aqidah yang bathhil, misalnya keyakinan

umat nassrani bahwa Allah adalah salah satu dari tiga oknum tuhan (trinitas).

Jadi Aqidah adalah keyakinan atau keimanan yang benar, yang

terealisasikan dalam akhlak mulia.


Didalam Islam aqidah berfungsi sebagai: Memupuk dan

mengembangkan Potensi-potensi ketuhanan yang ada sejak lahir, Menjaga

manusia dari kemusrikan, Menghindari diri dari pengaruh akal yang

menyesatkan.

2.  Akhlak

Secara etimologi kata Akhlak berasal dari Bahasa Arab  yaitu Al-Akhlak

jamak dari kata Khulq yang berarti kebiasaan, perangai dan tabiat, atau tingkah

laku yang lahir dari manusia secara sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi

kebiasaan.

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media untuk mengatur

hubungan antara makhluk dan sang khalik (hablumminallah) serta antara

makhluk dengan makhluk (hablumminannas).

Pada hakikatnya Khulq (budi pekerti) yaitu suatu kondisi atau sifat yang

telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah

berbagai macam kegiatan secara spontan. Apabila yang timbul kelakuan baik

dan terpuji maka menurut pandangan syari’at dipandang sebagai akhlak yang

terpuji, dan sebaliknya apabila yang timbul kelakuan buruk maka disebutlah

akhlak tercela.

Adapun pengertian akhlak menurut ulama akhlak  yaitu pengetahuan

yang memberikan baik dan buruk, ilmu yang mengatur pergaulan manusia dan

menentukan tujuan akhir mereka.


Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak adalah sifat-sifat

yang dibawa manusia semenjak lahir yang tertanam dalam jiwa seseorang , sifat

itu dapat lahir berupa perbuatan baik yang sering kita kenal dengan akhlak

mulia atau berupa perbuatan buruk yang yang sering kita kenal dengan akhlak

tercela sesuai dengan pembinaannya.

C. HUBUNGAN AQIDAH DAN AKHLAK

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa aqidah dan akhlak itu adalah dua

hal yang tidak dapat dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat,

dan akhlak yang ditanpilkan seseorang akan mencerminkan aqidahnya.

Aqidah memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap hal-hal apapun

yang dilakukan seseorang, sebab pada dasarnya manusia dikendalikan dan

diarahkan oleh aqidahnya. Dan penyimpangan-penyimpangan perilaku (akhlak)

seseorang merupakan akibat dari penyimpangan didalam aqidahnya.

Di dalam Islam aqidah memerintahkan manusia untuk mengerjakan segala

macam kebajikan dan melarangnya dari segala macam keburukan serta selalu

diperintahkan untuk berbuat adil serta dilarang untuk berbuat zalim, dengan kata

lain aqidah itu adalah rambu-rambu didalam berbuat dan bertindak.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pembelajaran yaitu

tindakan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar agar dapat

mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien.

Aqidah adalah keyakinan atau keimanan yang benar, yang terealisasikan

dalam akhlak mulia, sedangkan akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia

semenjak lahir yang tertanam dalam jiwa seseorang, sifat itu dapat lahir berupa

perbuatan baik yang sering kita kenal dengan akhlak mulia atau berupa perbuatan

buruk yang yang sering kita kenal dengan akhlak tercela sesuai dengan

pembinaannya.

Aqidah dan akhlak itu adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan,

keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat, dan akhlak yang ditanpilkan

seseorang akan mencerminkan aqidahnya.

B.  SARAN

Dari penulisan makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan

mahasiswa dalam penguasaan strategi pembelajaran Aqidah Akhlak, dan penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi
dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

___________.1997. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta : PT IKhtiar Van Hoeve

As, Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anwar, Rosihon. 2008. Aqidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Yamin, Martinis.  2013.  Strategi dan Metode dalan Model Pembelajaran. Jakarta:
Referensi Gaung Persada Group,
TELAAH KURIKULUM
PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ
DI MTS

Makalah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah

Di Susun

Oleh

Elvia Sandra, S.PdI

Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

MTsN Lubuk Sikaping

Lubuk Sikaping Kab. Pasaman


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan

petunjuk di jalan yang diridhai oleh Yang Maha Esa dengan berbagai Ilmu

pengetahuan yang sangat berharga bagi masa depan kehidupan.

Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

memberikan dorongan ,sehingga makalah ini bisa saya selesaikan terakhir saya

menyadari selaku manusia tentu masih banyak kekurangan di sana sini dalam

makalah ini maka kami dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari semua

pihak, terimakasih.

Lubuk sikaping, Januari 2016

Penulis

Elvia Sandra, S.PdI

    
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aqidah Akhlaq merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-

ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan

Al-Hadits. Untuk kepentingan pembelajaran, dikembangkan materi Aqidah dan

Akhlaq pada tingkat yang lebih rinci sesuai tingkat dan jenjang pendidikan.

    Aqidah Akhlaq merupakan salah satu rumpun mata pelajaran pembelajaran

agama di madrasah (Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih dan Sejarah

Kebudayaan Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan

moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman.

  Sebagai sebuah mata pelajaran, Aqidah Akhlaq juga mempunyai beberapa

pokok bahasan yang akan diajarkan kepada peserta didik selama jenjang

pendidikannya, yang bertujuan tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk

menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang Aqidah dan Akhlaq dalam ajaran

Islam, melainkan juga yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat

mengamalkan Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan sehari-hari.

B. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah

mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah

urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta
terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh keragu-

raguan. Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang

mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram

kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan

keraguan.

    Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah

adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang

bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai

sumber keyakinan yang mengikat.

Pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam

kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan

masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pembelajaran itu juga

diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta

saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan

kesatuan dan persatuan bangsa.

C. Rumusan Masalah

    Dari uraian di atas banyak hal yang harus di ketahui, oleh karena itu

kami memberikan rumusan masalah yaitu sebagai berikut;

1. Apa itu pembelajaran akidah ahlak ?


2. Apa saja ruang lingkup pembelajaran akidah ahlak?

3. Apa Tujuan pembelajaran akidah ahlak?

4. Sistematika dan metode apa yang digunakan dalam pembelajaran akidah ahlak ?

5. Bagaimana evaluasi belajar yang dilakukan ?

6. Bagaimana Menganalisis dan merevisi materi serta konsep kurikilum

pembelajaran  akidah ahlak ?

D. Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan makalah ini tiada lain untuk mengetahui pembalajaran

akidah ahlak yang telah disebutkan dalam rumusan masalah diatas antara lain;

1. Meamahami apa itu pembelajaran akidah ahlak

2. Mengetahui ruang lingkup pembelajaran akidah ahlak

3. Mengetahui fungsi dan tujuan pembelajaran akidah ahlak

4. Mengetahui metode yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran akidah

ahklak

5.  Mengetahui tatacara  dalam mengevaluasi belajar akidah ahklak

6.  Dapat Menganalisis dan merevisi materi serta konsep kurikilum pembelajaran

akidah ahlak ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs

Pengertian pendidikan agama Islam secara formal dalam kurikulum

berbasis kompetensi adalah upaya dasar terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan

berakhlak mulia dalam mengamalkan agama islam dari sumber utamanya kitab

suci alquran dan hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

penggunaan pengamalan. Agar siswa dalam aktivitas kehidupannya tidak lepas

dari pengamalan agama, berakhlak mulia dan berkepribadian utama, berwatak

sesuai agama Islam. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pendidikan agama

islam yang diselenggarakan pada semua jalur jenjang dan jenis pendidikan

menekankan bukan hanya pada pengetahuan terhadap islam, tetapi juga terutama

pada pelaksanaan dan pengamalan agama peserta didik dalam seluruh

kehidupannya.

Menurut Prof.Dr.Zakiah Drajat PAI adalah, usaha berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai

pandangan hidup (way of life) yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

Bangsa Indonesia telah berketetapan bahwa melalui proses pendidikan itulah

setiap warga negara Indonesia dibina dan ditingkatkan keimanan dan


ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, pendidikan

agama Islam disekolah merupakan proses dalam rangka pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang utuh jasmani dan rohani yang sesuai

dengan tujuan umum pendidikan nasional.

Oleh karena itu, bisa kita pahami bahwa pendidikan agama Islam

disamping fungsinya sebagai fungsi pendidikan, juga berfungsi sebagai fungsi

Agama. Artinya, untuk mengetahui ajaran agama Islam tidak lain melalui tahapan

proses pendidikan yang pada akhirnya konsep manusia iman, takwa, dan akhlak

mulia akan tercapai.

B. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak

Cakupan kurikulum Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah

Tsanawiyah meliputi:

1. Aspek akidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Allah,

keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan Mu’jizat-Nya dan

Hari Akhir.

2.  Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas, bertauhid,

inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf, ta’awun, tafahum,

tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan bermusyawarah. kreatif,

produktif, dan pergaulan remaja.

3.  Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan ghibah.

riya, nifaaq,     anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam,

giibah, fitnah, dan     namiimah.


C. Tujuan Mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs

Akidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata pelajaran

PAI yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari

oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah.

Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan

mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak

terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-akhlak al-

karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik

dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka

mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional

yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.

Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang

terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang Akidah dan Akhlak Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yan terus berkembang dan meningkat kualitas

keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, serta mewujudkan manusia

Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi

dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada

jenjang pembelajaran yang lebih tinggi.

D. Sistematika Materi Akidah Akhlak

Kompetensi mata pelajaran Akidah Akhlak berisi sekumpulan kemampuan

minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh pembelajaran di

Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan

psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat

aqidah serta meningkatkan kualitas akhlak sesuai dengan ajaran Islam.

Kompetensi mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah adalah

sebagai berikut:

1. Meyakini sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang nafsiyah dan salbiyah,

berakhlak terpuji kepada Allah dan menghindari akhlak tercela kepada Allah

dalam kehidupan sehari-hari.

2.  Meyakini dan mengamalkan sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang

Ma’ani/Ma’nawiyah serta sifat Jaiz bagi Allah, berakhlak terpuji kepada diri

sendiri, menghindari akhlak tercela kepada diri sendiri. Serta meneladani

perilaku kehidupan Rasul/Sahabat/Ulama dalam kehidupan sehari-hari.

3.  Meyakini kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul serta

mempedomani dan mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

4.   Meyakini Nabi dan Rasul Allah beserta sifat-sifat dan Mu’jizat-Nya dan

meneladani akhlaq Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari


5.  Meyakini adanya hari akhir dan alam ghoib dalam kehidupan sehari-

hari,berakhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela terhadap lingkungan

sosial dalam masyarakat.

6.  Berakhlak terpuji terhadap flora dan fauna serta menghindari akhlak tercela

terhadap flora  dan fauna serta meneladani akhlak para Rasul/Sahabat atau ulil

Amri dalam kehidupan sehari-hari.

    Untuk media Pembelajaran Akan lebih baik jika ditambah dengan buku

reverensi atau kitab penunjang lainnya, misalnya buku-buku yang berakitan

dengan pelajaran akhlak , sehingga guru tidak hanya terpaku dengan materi yang

ada pada buku itu-itu saja. Dan siswa akan lebih berkembang dengan membanding

dan mencocokkan materi tersebut.

E.  Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah digunakan

beberapa metode pembelajaran yang dalam penggunaan metodenya telah

disesuaikan dengan kemampuan dasar, tujuan yang hendak dicapai serta materi/

pokok bahasan yang hendak disampaikan. Selain metode tanya jawab yang sering

digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah juga

dapat menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah sangat lazim digunakan dalam proses belajar mengajar.

Jadi dapat dikatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang sangat

pertama sekali, dan guru lebih sering menggunakan metode ini. Metode
ceramah digunakan oleh guru mulai awal pertemuan sampai dengan akhir

pertemuan (mulai awal kegiatan inti sampai jam pelajaran habis).

2.  Metode Diskusi

Metode diskusi ini dilaksanakan pada materi-materi tertentu saja, yang

dianggap manarik untuk dibahas. Itu pun sifatnya tidak rutin minimal dua kali

dalam satu bulan. Karena metode ini hampir mendekati fungsi dan manfaatnya

dengan metode tanya jawab.

3.  Metode Pemberian Tugas

Dalam memberikan tugas ini ada yang langsung dikerjakan di sekolah

seperti menjawab soal-soal latihan yang ada dibuku, membuat rangkuman dan

sebagainya, dan langsung diselesaikan pada waktu pelajaran tersebut, dan ada

juga pemberian tugas untuk dikerjakan dirumah oleh siswa.

F.  Evaluasi (Penilaian)

Untuk mengetahui kompetensi peserta didik sebagai hasil pembelajaran

Akidah Akhlak, perlu dilakukan penilaian dengan rambu-rambu sebagai berikut:

1.  Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian

hasil belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku

mereka.

2.  Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang

kemajuan belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat kemmpuan dasar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran dalam kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu.


3. Penilaian hasil belajar Akidah Akhlak adalah upaya pengumpulan informasi

untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi

meliputi: pengetahuan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar ini dilakukan

sepenuhnya oleh Madrasah yang bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan

sebagai pertimbangan utama dalam memasuki pembelajaran jenjang berikutnya.

4.  Penilaian hasil belajar Akidah Akhlak secara nasional dilakukan dengan

mengacu kepada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar dan indikator

yang telah ditetapkan di dalam Kurikulum Nasional. Penilaian tingkat nasional

berfungsi untuk memperoleh informasi dan data tentang mutu hasil

penyelenggaraan mata pelajaran Akidah Akhlak.

5.  Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur

dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.

6.  Penilaian dilakuakan melalui tes dan non tes.

7.  Pengukuran terhadap ranag afektif dapat dilakukan dengan menggunakan cara

non tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.

8.  Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan

menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya.

G. Alokasi Waktu

Berdasarkan kompetensi inti disusun alokasi waktu yang sesuai dengan

karakteristik satuan pendidikan, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap

mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai dengan

kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan serta


jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal

yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dalam hal ini Mata pelajaran Akidah Ahklak pada tingkat Madrasah

Tsanawiyah (MTs), Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar bidang studi Akidah

Akhlak telah sesuai dengan pedoman kurikulum Akidah Akhlak di MTs, alokasi

waktu pembelajaran Aqidah Akhlak adalah 2 jam pertemuan (2 x 40 menit) dalam

1 minggu dan telah terjadwal dengan baik sesuai dengan kurikulum, silabus dan

perencanaan.

H. Analisis Materi Pembelajaran

Setiap materi yang diajarkan pada anak mengandung nilai-nilai yang terkait

dengan perilaku kehidupan sehari-hari, misalnya dalam mengajarkan tanda-tanda

orang beriman kepada Allah, malaikat dan rasul-Nya, selain keharusan

menyampaikan ciri-cirinya juga menyampaikan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya yaitu keadilan, kejujuran, kedisiplinan dan lain-lain. Nilai-nilai inilah

yang harus ditanamkam kepada anak didik baik melalui ucapan guru maupun dari

perilaku guru yang menjadi cerminan/teladan siswa.

Selain aspek pengetahuan (kognitif), pembelajaran Aqidah Akhlak juga

diarahkan pada aspek fungsional (aspek sikap), sehingga kelak seorang muslim

mampu bersikap sebagai seorang muslim yang mempunyai akhlak mulia. Untuk

itu diperlukan keteladanan dari guru dan seluruh komponen madrasah yang

lainnya. Karen sesuai dengan yang terkandung dalam panduan Standar


Kompetensi kurikulum 2004 Madrasah Tsanawiyah disebutkan ada 3 keterpaduan

dalam pembelajaran Akidah Akhlak, yaitu:

1. Keterpaduan Pembinaan, yakni menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan

yaitu: lingkungan keluarga, madrasah, dan masyarakat.

2. Keterpaduan isi dan kompetensi, yakni menekankan keterpaduan keterkaitan

aqidah dan     akhlak dan keteladanan. Pencapaian kompetensi pada setiap

level/kelas dirancang dapat mengaitkan antara kedua unsur yaitu:

a). Pendidikan akidah dan akhlak

b).Unsur keteladanan dan keterpaduan aspek pengetahuan, sikap dan

pengalaman.

3. Keterpaduan lintas kurikulum, yaitu menekankan keterpaduan tanggung jawab

lembaga, kepala madrasah dan guru mata pelajaran lain dalam pembinaan

keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

Pembelajaran Akidah Akhlak akan lebih mengena apabila siswa

dihadapkan pada sebuah realita atau pengalaman sehari-hari, baik di dalam

ataupun di luar kelas, sehingga materi yang disampaikan itu lebih bermakna dan

lebih mengena bagi siswa, dengan kata lain siswa lebih mudah memahami materi

yang disampaikan oleh guru, misal melalui penugasan terhadap siswa tentang

pengalamannya di rumah ataupun di lingkungan sekitarnya dan menyampaikan

pengalaman tersebut di sekolah. Sehingga terjadi pertukaran informasi atau

pengalaman, baik antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru.
I.   Revisi terhadap Konsep Kurikulum Akidah Ahklak di MTs

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar bidang studi Akidah Akhlak telah

sesuai dengan pedoman kurikulum Aqidah Akhlak di MTs, dan alokasi waktu

pembelajaran Akidah Akhlak adalah 2 jam pertemuan (2 x 40 menit) dan telah

terjadwal dengan baik sesuai dengan kurikulum, silabus dan perencanaan.

Yang perlu menjadi catatan adalah bagaimana guru Pada waktu

pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak di dalam kelas dapat  melakukan

langkah-langkah dalam memberikan materi pengajaran Akidah Akhlak di MTs

dengan bincang-bincang sebagai pendahuluan, selanjutnya masuk ke materi

pembahasan dan diakhiri dengan penutup bisa dilakukan tutup langsung, bisa juga

dengan tanya jawab atau evaluasi, tergantung situasi dan kondisi serta materinya.

Sementara buku pokok yang diajarkan kepada siswa bidang studi Akidah

Akhlak yang digunakan adalah merujuk pada buku Akidah Akhlak yang dipakai

Madrasah Tsanawiyah Negeri dari Kementrian Agama RI yaitu:

a. Karangan E. Ibrahim terbitan Tiga Serangkai cetakkan tahun 2008 KTSP

b. Karangan A. Darsono terbitan Tiga Serangkai cetakkan tahun 2008

c.  Buku LKS Taqwa tahun 2013/2014 dan 2014/2015”.

d. Memahami akidah Islam terbitan Aqila

Dalam pembelajaran Akidah Akhlak di MTs menurut hemat penulis bahwa

metode pembelajaran dalam penggunaannya telah disesuaikan dengan kemampuan

dasar, tujuan yang hendak dicapai serta materi/ pokok bahasan yang hendak

disampaikan
Dalam penyampaian materi pelajaran di kelas setiap guru diberi kebebasan

menggunakan metode pengajaran sesuai dengan psikis dan kebutuhan siswa dalam

belajar, tetapi secara umum metode ceramah masih sangat relevan untuk

digunakan setiap guru, bahkan metode ini merupakan metode yang paling utama

dalam upaya peningkatan mutu interaktif - edukatif dalam proses belajar mengajar.

 Kemampuan seorang guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) merupakan bagian dari tercapainya suatu pembelajaran pada 

mata pelajaran atau bidang studi dan juga mempengaruhi pemahaman dan

pendidikan siswa. Serta konsep kurikulum pada mata pelajaran Akidah ahklaq

menurut kami cukup dengan menambahkan referensi-referensi yang terkait dengan

Mata pelajaran Akidah Ahklak guna menambah wawasan peserta didik akan

pengetahuan tentang Akidah Ahklak.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

    Sebagai sebuah mata pelajaran, Akidah Akhlak juga mempunyai beberapa pokok

bahasan yang akan diajarkan kepada peserta didik selama jenjang pendidikannya

yang bertujuan tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai

pengetahuan dan pemahaman tentang Akidah dan Akhlak dalam ajaran Islam,

melainkan juga yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan

Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan sehari-hari.

    Pembelajaran Aqidah Akhlak akan lebih mengena apabila siswa dihadapkan pada

sebuah realita atau pengalaman sehari-hari, baik di dalam ataupun di luar kelas,

sehingga materi yang disampaikan itu lebih bermakna dan lebih mengena bagi siswa,

dengan kata lain siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru,

misal melalui penugasan terhadap siswa tentang pengalamannya di rumah ataupun di

lingkungan sekitarnya dan menyampaikan pengalaman tersebut di sekolah. Sehingga

terjadi pertukaran informasi atau pengalaman, baik antara siswa dengan siswa atau

antara siswa dengan guru.

    Secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran Akidah

Ahklak adalah upaya dasar yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia

dalam mengamalkan agama Islam dari sumber utamanya kitab suci alquran dan

hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan


pengamalan. Agar siswa dalam aktivitas kehidupannya tidak lepas dari pengamalan

agama, berakhlak mulia dan berkepribadian utama, berwatak sesuai agama Islam.

B. Saran

Dalam pembelajaran akidah akhlak harus ditekankan disamping aspek

kognitif adalah aspek aplikaif oleh anak didik, salah satu ukuran pencapaian maksud

pembelajaran akidah akhlah adalah sejauh mana anak didik bisa berprilaku baik

sesuai dengan materi ajar.


STRATEGI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MTs

Makalah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah

Di Susun

Oleh

Elvia Sandra, S.PdI

Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

MTsN Lubuk Sikaping

Lubuk Sikaping Kab. Pasaman


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan

petunjuk di jalan yang diridhai oleh Yang Maha Esa dengan berbagai Ilmu

pengetahuan yang sangat berharga bagi masa depan kehidupan.

Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

memberikan dorongan dan semanggat, sehingga makalah ini bisa saya selesaikan

terakhir saya menyadari selaku manusia masih banyak kekurangan di sana sini

dalam makalah ini maka kami dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari

semua pihak, demi kesempurnaan makalah ini, terimakasih.

Lubuk sikaping, Juli 2016

Penulis

Elvia Sandra, S.PdI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada dasarnya merupakan

pemilihan dan penetapan srategi pembelajaran yang optimal guna mencapai

perolehan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam

kaitan ini, strategi penyampaian pembelajaran yang tetap merupakan salah satu

alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga pembelajaran

menjadi lebih efektif dan efisien.

Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah

satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan memahami dan

mempertahankan keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-

nilai keimanan, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam

mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh

perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan demikian, materi pendidikan Akidah Akhlak bukan hanya

mengajarkan pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk

kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan

kehidupanya dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada.

Oleh karena itu guru dalam hal ini guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak dituntut

untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat memperluas

pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agama, mendorong mereka untuk


mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya. Hal

inilah yang melatar belakangi penulis dalam menyusun makalah ini.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini,

penulis dapat merumuskan berberapa masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian startegi pembelajaran Akidah Akhlah

2. Apa saja tujuan pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tnawiyah

3. Strategi apa saja yang ditempuh dalam pembelajaran Akidah Akhlak di

Madrasah Tsanawiyah

C.  Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini

antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran Akidah Akhlak

2. Untuk mengetahui apa saja tujuan pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah

Tsanawiyah

3. Untuk mengetahui strategi apa saja yang ditempuh dalam pembelajaran

Akidah Akhlak di Madrasah tsanawiyah


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak

Strategi adalah siasat melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran

yang mencakup metode dan teknik mengajar. Adapun yang dimaksud dengan

metode adalah cara mengajar itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan teknik

adalah cara melakukan kegiatan khusus dalam menggunaka suatu metode tertentu,

seperti teknik bertanya, teknik menjelaskan, dan sebagainya.

Pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks, dengan maksud

memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang

hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses

pembelajaran. ( Joice Bruce .( 2000 )). Aqidah adalah keyakinan/keimanan yang

benar yang terealisasikan dalam perilaku akhlak mulia.

Jadi secara etimologis strategi pembelajaran akidah akhlak adalah suatu

metode yang sadar dan terencana dalam menyiapkan dan memberi pengalaman

belajar peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani

Allah dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan

sehari-hari.

B. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Berdasarkan Permenag No 2 tahun 2008 Mata pelajaran Akidah Akhlak di

Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat :


1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

SWT.

2. Mewujudkan manusia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela

dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial,

sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah islam.

C.  Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,

akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil

belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu

yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.

Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan akhlak al karimah

dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari

keimanannya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-

Nya, serta Qada dan Qadar.

Namun demikian untuk mencapai tujuan ( peningkatan keimanan dan

pembentukan akhlak al karimah ) tersebut tidaklah mudah, diperlukan strategi /

metode yang tepat dalam proses pembelajarannya.


Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai model atau pendekatan

pembelajaran bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih.

Misalnya metode tanya jawab, diskusi, eksperimen dan lain-lain. Maksud istilah

pendekatan dalam kajian ini ialah pendekatan terhadap seluruh unsur terkait dalam

pembelajaran.

Metode pembelajaran dewasa ini pada umumnya menggunakan pendekatan

sistem ( system approach ). Dengan pendekatan ini pembelajaran dipandang

sebagai suatu sistem. Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang saling

berinteraksi dan berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Sistem pembelajaran

juga mempunyai sejumlah komponen, yaitu materi, metode, alat, dan evaluasi.

Semua komponen itu saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan

tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode

pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasi

kita adalah kepada siswa belajar. Jadi metode pembelajaran ang digunakan pada

dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.

Pendekatan yang ditempuh dalam pembelajaran Akidah Akhlak adalah

pendekatan Contextual Teaching and Learning ( pembelajaran kontektual ).

1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning

Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

( CTL ) yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa


untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Pembelajaran

kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman, keterampilan

siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata pelajaran

yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Pembelajaran akan bermakna jika guru

lebih menekankan agar siswa mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di

sekolah dengan situasi kehidupan nyata dimana isi pelajaran akan digunakan.

( John Dewel ( 1918 ))/( Depdiknas, 2004 : 18 ). Dengan demikian

pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman

atau dunia nyata ( Real Word Learning ), berpikir tingkat tinggi, berpusat pada

siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar

menyenangkan, mengasyikkan, dan tidak membosankan.

2.  Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Penerapan pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh tugas utama

pembelajaran efektif. Tujuh tugas utama tersebut antara lain :

a. Konstruktivisme  yaitu mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya.

b. Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

Melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal

dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu mengembangkan ide/gagasan

dan pengujian baru yang inovatif, mengembangkan metode dan teknik untuk

bertanya, bertukar pendapat, dan berinteraksi.


c. Menemukan ( inquiry ), yaitu melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry

untuk semua topik. Misalnya siswa diminta untuk mencari contoh-contoh

kejadian-kejadian/ciptaan-ciptaan Allah yang menunjukkan bukti atau tanda

Kebesaran, Kekuasaan dan Kemahaan Allah.

d. Learning Commonity, yaitu menciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam

kelompok ). Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya

atau di sekitar sekolah. Dengan demikian, masyarakat dapat dijadikan

sumber daya untuk mengembangkan pemahaman pembelajaran kontekstual.

e. Pemodelan ( Modeling ), yaitu menghadirkan model sebagai contoh

pembelajaran. Siswa akan mudah memahami dan menerapkan proses dan

hasil belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan bentuk suatu model

bukan hanya berbentuk lisan.

f. Refleksi ( Reflection ), yaitu melakukan refleksi akhir pertemuan

pembelajaran. Refleksi ini merupakan ringkasan dari pembelajaran yang

telah disampaikan guru. Siswa mengungkapkan, lisan maupun tulisan apa

yang telah mereka pelajari. Refleksi ini bisa berbentuk kegiatan penulisan

mandiri tentang sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran yang telah

diikutinya.

g. Penilaian sebenarnya ( authentice assesment ), yaitu melakukan penilaian

yang sebenarnya dengan berbagai cara, baik yang yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa.


3. Metode Pembelajaran Kontekstual  

Metode yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual Akidah Akhlak

adalah  ceramah, simulasi ( suri tauladan ) dan juga metode latihan dan

pembiasaan;

a. Metode Ceramah

Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian

pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik.

Namun penggunaannya sangat populer. Banyak guru memanfaatkan metode

ceramah dalam mengajar.oleh karena pelaksanaannya sangat sederhana,

tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit.

Ceramah digunakan ketika menjelaskan pelajaran yang tentunya

diikuti oleh contoh realitas kehidupan yang berkaitan dengan materi yang

disampaikan, mulai dari peristiwanya, sebabnya dan juga akibat yang akan

diterimanya kelak.

b. Metode Simulasi / Suri Tauladan / Modelisasi

Metode simulasi ( contoh / suri tauladan ) adalah metode yang sangat

tepat dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini, karena walau bagaimanapun

akhlak kita sebagai seorang pendidik akan menjadi contoh yang berarti

untuk peserta didik. Sebagaimana Rosulpun memberi contoh kepada

umatnya dalam gerak gerik kehidupan.

 
c. Metode Latihan dan Pembiasaan

Untuk meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari

pembelajaran Akidah dan Akhlak diperlukan latihan dan pembiasaan secara

berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua dirumah.  karena

walau bagaimanapun kecakapan hidup siswa ( life skill ) perlu dibina dan

dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlak fositif. Disamping itu

juga pembentukan akhlak al mahmudah  sangatlah sulit jika tidak dilatih dan

dibiasakan. Peranan orang tua dan lingkungan akan sangat menentukan

sekali dalam hal ini. Jika siswa hidup dalam keluarga yang kurang baik

akhlaknya, maka pendidikan disekolah mengenai akhlak tidak bisa

terealisasikan karena anak akan melihat akhlak orang tua atau saudaranya

yang lain, begitupun lingkungan. Oleh karena itu kerja sama antara sekolah,

orang tua siswa, dan  para tokoh-tokoh masyarakat sangatlah diperlukan

dalam pembinaan dan pembiasaan akhlak al mahmudah ini.


BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan

keberhasilan pembelajaran merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap

orang yang berkecimpung dalam profesi keguruan dan kependidikan. Banyak

upaya telah dilakukan, banyak pula keberhasilan telah dicapai, meskipun disadari

bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan kepuasan sehingga

menuntut renungan, pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah

tersebut.

Menganalisis upaya meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran, pada

intinya tertumpu pada suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberikan

pembelajaran yang memungkinkan bagi siswa terjadi proses belajar yang efektif

atau dapat mencapai tujuan yang dihasilkan. Oleh karena itu penentuan strategi

dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat adalah salah satu solusinya.

Salah satu strategi pembelajaran yang bisa dilakukan dalam pembelajaran

Akidah Akhlak adalah  Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and

Learning ( CTL ) yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas.

Strategi ini dipilih karena dipandang cocok dengan tujuan pembelajaran

Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, karena berkaitan dengan pemahaman


yang mencakup aspek kognitif ( pengetahuan/pemahaman ), Afektif ( sikap )

maupun Psikomotorik ( keterampilan ) siswa.

B.     SARAN-SARAN

1. Guru hendaknya dapat memilih, mengembangkan dan menggunakan strategi

pembelajaran yang efektif dalam kegiatan proses pembelajaran.

2. Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi pembalajaran dan karakteristik peserta didik.

3. Orang tua hendaknya ikut membimbing dalam pembentukan, pemahaman dan

penerapan akidah dan akhlak siswa karena waktu luang yang paling banyak

adalah di rumah.

4. Masyarakat hendaknya ikut memperhatikan dan menciptakan lingkungan

yang sehat dan positif, karena faktor lingkungan ikut mempengaruhi

pembentukan kepribadian dan akhlak siswa.

5. Seluruh aspek ( pemerintah, masyarakat, sekolah, dan keluarga ) hendaknnya

menjadi suri tauladan yang baik bagi anak-anak.


DAFTAR PUSTAKA

Sumiati, Dra. Asra, M.Ed.( 2009 ). METODE PEMBELAJARAN, Bandung: CV.

WACANA PRIMA.

M.Ag, Anwar Cecep ( 2012 ) SILABUS MATA KULIAH PEMBELAJARAN

AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH, Bandung: UIN SGD

H. Mohamad Asrori, Prof.Dr.M.Pd. ( 2009 ) Psikologi Pembelajaran, Bandung :

Bandung: CV. WACANA PRIMA. 

Anda mungkin juga menyukai