Anda di halaman 1dari 6

Nama : YOGA S.

ERLANGGA
N I M : 2 01 18 0245
Kelas : 5 H

Diajukan untuk memenuhi tugas pertemuan ke-7 mata kuliah


Evaluasi dan Proses Hasil Belajar.

Dosen Pengampu:
SYLVIANA HIDAYATI, M.Pd

INSTRUMEN EVALUSI HASIL BELAJAR


Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil
belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Instrumen yang baik memiliki ciri-ciri yang meliputi: Validitas,
Reliabilitas, Objektivitas, Pratikabilitas, Ekomonis, Taraf Kesukaran dan
Daya Pembeda. Berikut Contoh Instrumen Evaluasi Pembelajaran pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
1. Tes Bentuk Uraian
Pengembangan tes bentuk uraian dapat digunakan untuk
mengukur kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Tes
bentuk uraian disebut juga penilaian subjektif karena sering juga
dipengaruhi oleh subjektivitas guru. Dilihat dari bentuk luas-sempitnya
materi yang ditanyakan dapat dibagi menjadi:
a. Uraian Terbatas
Dalam menjawab, peserta didik harus mengemukakan hal-hal
tertentu sebagai batasannya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu
beraneka macam, tetapi tetap harus ada pokok-pokok penting yang
terdapat dalam sisitematika jawaban sesuai dengan batas-batas yang
ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
Contoh:  Jelaskan bagaimana prosedur dan prinsip-prinsip tes hasil
belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam!
b. Uraian Bebas
Dalam hal ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan
cara dan sistematis sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat
sesuai dengan kemampuanya. Namun demikian, guru harus mempunyai
patokan dalam mengoreksi.
Contoh: Bagaimana perkembangan sistem pembelajaran Pendidikan
Agama Islam pada masa ini, jelaskan dengan singkat!

2. Tes Bentuk Objektif


Tes objektif sering disebut dengan tes dikotomi, karena jawabanya
antara benar dan salah dan skornya antara satu dan nol. Disebut tes
objektif karena penilainya yang objektif. Siapapun yang mengoreksi tes
objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan
pasti.
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban benar
diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan
jawaban singkat dan melengkapi pertanyaan dan pernyataan yang belum
sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang
menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes jenis ini ada
beberapa bentuk:
a. Benar atau Salah (True-False Test)
Bentuk tes benar atau salah adalah pernyataan yang mengandung
dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta
menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk mengerjakan soal. Salah
satu fungsi tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa untuk
membedakan antara mana yang fakta dan mana yang pendapat. Supaya
soal dapat berfungsi dengan baik, materi yang hendak ditanyakan
hendaknya bersifat homogen.
Contoh: bentuk soal yang hanya memberi tanda silang (X).
B-S: Nikmat yang diberikan Allah wajib disyukuri SEBAB puasa diakhiri
tanggal 1 Syawal.
Kelebihannya adalah dapat mewakili pokok bahasan atau materi
pelajaran yang lebih luas, mudah penyusunannya dan dilaksanakan,
mudah diskor, dapat dinilai secara cepat dan objektif dan merupakan
instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung
terutama yang berkaitan dengan ingatan.
Adapun kelemahannya adalah ada kecenderungan peserta didik
menjawab coba-coba (menebak jawaban), pada umumnya mempunyai
derajat validitas dan reabilitas yang rendah, dalam penyusunan tes
memerlukan ketelitian dan waktu yang agak lama, sering terjadi
kekaburan, terbatas mengukur aspek pengetahuan saja.
b. Pilihan Ganda (Multiple Choice).
Soal tes pilihan ganda dapat digunakan mengukur hasil belajar
yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda
terdiri dari pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Ada beberapa
jenis bentuk tes pilihan ganda, yaitu:
1) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan
jawaban yang benar.
2) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yyang digunakan
untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis
hubungan antara pernyataan dan alasan (sebab-akibat).
3) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakn satu
kemungkinan jawaban yang salah.
4) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang
kesemuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar.
5) Variasi yang tidak lengkap, yaitu yang memiliki beberapa
kemungkinan  jawaban yang belum lengkap.
Kelebihanya yaitu cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah,
cepat, efektif. Kemungkinan peserta didik menjawab terkaan dapat
dikurangi, dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
berbagai aspek kognitif, dapat digunakan berulang-ulang.
Adapun kelemahanya adalah tidak dapat mengukur kemampuan
verbal dan pemecahan masalah, penyusunan soal membutuhkan waktu
yang sangat lama, sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar
homogen, logis, dan berfungsi.
c. Menjodohkan
Bentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban yang keduanya dikumpulkan dalam dua kolom yang berbeda,
yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan persoalan, dan kolom sebelah
kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah pillihan jawaban dibuat
lebih banyak dari pada persoalan. Bentuk soal menjodohkan sangat baik
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
informasi.
Contoh:
Bagian A Bagian B
Buku ‫قمل‬
Pensil ‫كتا ب‬          
Kelebihannya adalah soal bentuk menjodohkan antara lain, relatif
mudah disusun, penskoranya mudah, dapat digunakan untuk menilai teori
dan penemuanya, sebab-akibat, istilah dan definisi.
Adapun kelemahannya adalah ada kecenderungan untuk
menekankan ingatan saja, kurang baik digunakan untuk menilai
pengertian.
d. Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion)
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan
kalimat dan atau dengan angka-angka yang hanya dapat dinilai benar
atau salah. Soal tes bentuk ini biasanya dikemukakan dalam bentuk
pertanyaan, dengan kata lain soal tersebut berupa kalimat tanya yang
dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, prase, nama, tempat, nama
tokoh, lambang, dll.
Contoh: Apa rukun Islam yang pertama?
Kebaikanya yaitu relatif mudah disusun, sangat baik untuk menilai
kemampuan peserta didik dalam hal fakta, prinsip dan terminologi.
Menuntut peserta didik mengemukakan pendapatnya secara singkat dan
jelas, pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.
Kelemahanya yaitu hanya berkenaan pada hal mengingat saja, jika
titik jawaban terlalu banyak pada soal melengkapi peserta didik sering
terkecoh, dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang
sangat lama.

3. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik
dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang
diberikan. Tes lisan dapat berbentuk sebagai berikut:
a) Seorang guru menilai seorang peserta didik.
b) Seorang guru menilai sekelompok peserta didik.
c) Sekelompok guru menilai seorang peserta didik.
d) Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.
Kebaikan tes lisan antara lain, dapat mengetahui langsung
kemampuan peserta didik, tidak perlu menyusun soal-soal, kemungkinan
peserta didik menerka-nerka dan berspekulasi dapat dihindari.
Kelemahanya adalah memakan waktu yang cukup banyak, sering muncul
penilaian subjektivitas.

4. Tes Perbuatan (Perfomance Test)


Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut peserta
didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan lebih jauh. Stigins
(1994) mengemukakan “Tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang
peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah
pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan
membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang
didemonstrasikan.” Misalnya, coba praktekan bagaimana cara berwudhu
yang baik dan benar.
Tes bentuk ini banyak digunakan hampir setiap mata pelajaran,
seperti pendidikan agama Islam, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
Adapun kelebihan tes tindakan adalah satu-satunya teknik tes yang dapat
digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang ketrampilan,
sangat baik digunakan dalam pencocokan antara pengetahuan dan teori,
dalam prosesnya tidak mungkin peserta didik dapat menyontek, guru
dapat mengenal karakteristik peserta didik. Adapun kelemahanya adalah
memakan waktu yang lama, dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang
besar, cepat membosankan, mempunyai syarat-syarat pendukung waktu,
biaya, alat dan tempat.

Anda mungkin juga menyukai