Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian hari akhir

• A.    Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

• Secara garis besar, pengertian iman kepada hari akhir adalah mengimani segala yang Allah informasikan dalam kitab-
Nya dan segala yang Rasulullah saw. jelaskan mengenai apa-apa yang terjadi setelah kematian berupa fitnah kubur,
siksa kubur, nikmat kubur, kebangkitan ( al-ba’ts), penghimpunan (al-hasyr), lembaran-lembaran catatan amal ,
perhitungan ( al-hisab), timbangan (al-mizan) , telaga ( al -haudh), jembatan ( al-shirath), syafa’at, surga, neraka, dan
apa yang Allah sediakan untuk penghuni surga dan penghuni neraka.
• B.     Dalil Wajib Beriman Kepada Hari Akhir

• 1.      Dalil Umum


–a.       Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 62 :

َ‫صالِ ًحا فَلَ ُه ْم أَ ْج ُرهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َواَل َخ ْوفٌ َعلَ ْي ِه ْم َواَل ُه ْم يَ ْح َزنُون‬
َ ‫صابِئِينَ َمنْ آ َمنَ بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر َو َع ِم َل‬ َ َّ‫إِنَّ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوالَّ ِذينَ هَادُوا َوالن‬
َّ ‫صا َرى َوال‬ •

• Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa sja di
antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari akhir dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala
dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
2.Hadits-hadits tentang hari akhir
• Berikut ini adalah hadits-hadits yang menerangkan tentang hari kiamat.
1. Dari Abi Hurairah ra., ia berkata: "Ketika Rasulullah saw. sedang dalam perjalanan suatu majlis berbincang dengan sekelompok
orang (para sahabat), datanglah kepada beliau seorang desa yang lantas saja bertanya: "Kapankah hari kiamat itu?" Rasulullah saw.
meneruskan pembicaraannya. Sebagian orang berbisik: "Beliau (Rasulullah) mendengar apa yang ditanyakan orang itu, tetapi tidak
suka apa yang ditanyakan itu." Yang lain berkata: "Tidak, belia tidak mendengar." Setelah pembicaraan beliau selesai, beliau
bertanya: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang yang bertanya menyahut: "Ini aku wahai Rasulullah." Rasulullah
bersabda: "Apabila amanat telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat." Orang itu bertanya: "Bagaimana menyia-nyiakan amanat
itu?" Rasulullah bersabda: "Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat."
(HR. Bukhari)
-Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, dunia tidak akan
hancur sehingga ada orang yang melewati kubur orang lain, maka dia berhenti lalu berkata: "Alangkah senangnya jika aku yang
menjadi penghuni kubur ini," dan demikian itu bukan ajaran agama, hanya karena beratnya cobaan di dunia."
(HR. Bukhari dan Muslim)
-Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi.

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Hari kiamat tidak akan datang sebelum sungai Eufrat memunculkan
suatu bukit emas yang menimbulkan perang, dimana setiap seratus orang akan mati sembilan puluh sembilan, dan masing-masing
orang di antara mereka itu berkata: "Semoga saya yang selamat."
Dalam sebuah riwayat dikatakan: "Sungai Eufrat nyaris memunculkan emas yang disimpannya, barangsiapa yang mendapatkannya,
maka janganlah ia mengambil sesuatu daripadanya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
-Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi.

4. Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda: "Nanti pada akhir zaman ada di antara pemimpin-pemimpin kalian
yang menabur-naburkan uang dan tidak bisa dihitung."
(HR. Muslim)
-Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi.
Ayat-ayat tentang hari akhir
• 1. Dalam Surah Az-Zumar ayat 68 menyatakan bahwa segala sesuatu akan mati saat tiba hari kiamat.
• َ‫ض إِال َمنْ شَا َء هَّللا ُ ثُ َّم نُفِ َخ فِي ِه أُ ْخ َرى فَإِ َذا ُه ْم قِيَا ٌم يَ ْنظُرُون‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو َمنْ ِفي‬
ِ ‫س َما َوا‬
َّ ‫ق َمنْ ِفي ال‬ َ َ‫الصو ِر ف‬
َ ‫ص ِع‬ ُّ ‫َونُفِ َخ ِفي‬
• Yang artinya: “Dan tiuplah sangkakala, maka matilah segala apa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah
SWT.”

• 2. Dalam Surah Ar-Rahman ayat 26-27 yang artinya:


• ٢٧( ‫) َويَ ْبقَى َو ْجهُ َربِّ َك ُذو ا ْل َجال ِل َواإل ْك َر ِام‬٢٦( ‫ُك ُّل َمنْ َعلَ ْي َها فَا ٍن‬
• “Semua yang ada di bumi akan binasa” (26)
• “dan yang tetap kekal adalah Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (27)
•  
• 3. Dalam Surah Al-Qori’ah ayat 1-5 yaitu menyatakan tentang hari kiamat yaitu suatu hari yang mampu melenyapkan segala isi bumi
termasuk manusia. Surah ini artinya:
ِ ‫ش ا ْل َم ْبثُو‬
ِ ‫) َوتَ ُكونُ ا ْل ِجبَا ُل َكا ْل ِع ْه ِن ا ْل َم ْنفُو‬4( ‫ث‬
• )5( ‫ش‬ ُ َّ‫) يَ ْو َم يَ ُكونُ الن‬3( ُ‫) َو َما أَ ْد َرا َك َما ا ْلقَا ِر َعة‬2( ُ‫) َما ا ْلقَا ِر َعة‬1( ُ‫ا ْلقَا ِر َعة‬
ِ ‫اس َكا ْلفَ َرا‬
• “Hari Kiamat” (1)
• “Apakah hari Kiamat itu?” (2)
• “Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (3)
• “Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran” (4)
• “Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan” (5)

• 4. Dalam Surah Al-Waqiah yaitu surat khusus tentang hari kiamat. Surat ayat 4-6 ini berarti:
• )٦( ‫) فَ َكانَتْ َهبَا ًء ُم ْنبَثًّا‬٥( ‫سا‬
ًّ َ‫ت ا ْل ِجبَا ُل ب‬ َّ ُ‫) َوب‬٤( ‫ض َر ًّجا‬
ِ ‫س‬ ُ ‫األر‬
ْ ‫ت‬ ِ ‫إِ َذا ُر َّج‬
• “Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya” (4)
• “Dan gunung-gunung dihancurkan seluluh-luluhnya” (5)
• “Maka jadilah ia debu yang beterbangan” (6)
3.Periode Hari Akhir
• Adanya tahapan periode hari akhir atau hari kiamat, yaitu setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa'. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Yaumul Ba'ats
• Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya
seluruh makhluk dari alam kubur. Firman Allah Swt.: "Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitahukan-Nya

kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah mengumpukan semua amal perbuatan mereka padahal mereka sudah
melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala sesuatu." (Q.S. al-Mujadalah/58:6).

2. Yaumul Hasyr
• Yaumul Hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat
yang luas yaitu Padang Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: "Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-
gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka."
(Q.S. al-Kahfi/18:47).

3. Buku Catatan
• Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang sudah dicatat Malaikat Raqīb dan 'Atīd. Kitab catatan ini
berisi semua perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: "Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat rang-orang
bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata "Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang
kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan.
Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun." (Q.S. al-Kahfi/18:49).

4. Yaumul Hisãb dan Mizan


• Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan
seksama dan teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: "Pada hari itu lidah, tangan, dan
kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan." (Q.S. an-Nur/24:24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan
adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-
adilnya. Firman Allah Swt.: "Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan
jika amalan itu hanya seberat zarrah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya." (Q.S. al-Anbiya'/21:47).
5. As-Sirat
As-Sirāt adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati As-
Sirāt itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw. bersabda: "Terbentanglah jembatan (As-
Sirāt) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam." (H.R. Muslim).

6. Yaumul Jaza'
Yaumul Jaza' yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt. (Jaza'). Balasan yang
diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia. Firman Allah: "Pada hari itu tiap jiwa
diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut.
Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (Q.S al-Mukmin/40:17).

7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga


Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang sesuai dengan amal
perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa
kepada Allah Swt. pasti akan menerima balasan yang setara,yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt.
sebagai karunia kepada hamba-Nya (Perhatikan! Q.S. al-Hāqqah/69:21-24), (Q.S. al-Wāqi'ah/56:8-40).

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka


Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat,maksiat tercela,dan
kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt., maka akan menerima balasan yang
jahat pula.

Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt. dalam Q.S. al-
Gāsyiyah/88:4-7: "Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minuman dengan air dari sumber yang
sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan
dan tidak pula menghilangkan lapar."
4.Hakikat beriman Kepada hari akhir
Apa arti akhirat ??
Akhirat adalah kata dari bahasa arab dan secara literal, ia adalah kata bentuk feminin dari kata “akhir” yang berarti ‘terakhir, yang terakhir. Ia adalah istilah Islam yang
artinya ruang abadi yang menjadi rumah kita yang terakhir yang akan kita tuju setelah dunia ini dan disebut “hari kemudian”, “kehidupan setelah kematian di dunia”.
Beriman kepada hari akhir merupakan salah satu “Rukun Iman”
Iman kepada hari akhir atau kiamat merupakan iman kepada rukun iman ke lima yang wajib diimani oleh setiap umat muslim. Tertera pada QS.Al-Baqarah ayat 4 dimana
artinya adalah sebagai berikut :
“Yang percaya kepada kitab yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelummu, dan mereka yakin terhadap hari kemudian”.
Awal hari kemudian adalah “Kiamat”
Ketika kita melihat alam semesta, kita melihat bahwa segala sesuatu di alam semesta, termasuk bumi, mempunyai masa hidup dan oleh karenanya juga punya masa mati. Akhir
dunia akan dimulai oleh malaikat Isrofil yang meniup sangkakala (terompet). Seluruh alam akan hancur dan semua makhluk hidup akan binasa. Fakta ini disebutkan dalam
Quran di berbagai ayat:
“Apabila matahari sudah digulung Dan apabila bintang-bintang sudah bertabrakan Dan apabila gunung sudah beterbangan Dan apabila lautan sudah bertumpahan” (At-
Takwir, 1,2,3,6).
“Apabila langit sudah terbelah (Infithar, 1) Ketika sangkakala pertama kali ditiup, semua yang ada di bumi dan langit akan binasa. Hanya malaikat Jibril, Mikail, Isrofil dan
Izrail yang tetap hidup. Kemudian Allah akan memerintahkan Izrail untuk mencabut nyawa Jibril, Mikail,dan Isrofil. Akhirnya, Allah akan memerintahkan  malaikat kematian
dan Izrail juga mati.” (Ihya Ulumuddin). Lalu, Isrofil diciptakan kembali. Ia meniup sangkakala untuk kedua kalinya dan atas izin Allah semua makhluk akan dibangkitkan.
Dampak beriman kepada hari akhir
Beriman pada hari kemudian menjadikan pola kehidupan seorang muslim lebih tertata, serta sensitif, sehingga menggerakkan anggota badan untuk giat beribadah.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya dimana artinya adalah :
"Hanya saja orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk".  (QS at-Taubah: 18).
Amalan-amalan Beriman Kepada hari akhir
1.    Jiwanya menjadi sensitif, sehingga cepat tanggap terhadap nasehat.
Seperti yang tertera dalam firman Allah yakni QS. Al-Baqarah ayat 232 dan QS. Ath-Thalaaq ayat 2.
2.    Senang dalam menggemban amanah.
Seperti yang tertera dalam firman Allah yakni QS. Al-Baqarah ayat 228
3.    Bijak dalam berinteraksi, serta jauh dari perbuatan tercela.
Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Bahwa Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: 
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak menyakiti tetangganya. Dan barang siapa benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya
dia memuliakan tamunya,. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia tidak berkata kecuali yang baik atau diam".
4.    Tidak berani menerjang larangan-larangan Allah Ta'ala.
 Di riwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Haram bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, bepergian selama tiga hari atau lebih melainkan harus ditemani oleh ayah atau anak, atau suami,
atau saudara atau mahramnya"

Sekian info dari Zaza. mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kalian semua yah guys. InsyaAllah kalau kita mau berbagi ilmu, niscaya ilmu itu akan bertambah dan
memberikan kita pahala yang besar. Amin ya Rabbal alamin. jangan lupa comment yah untuk menunjang artikel yang lebih baik. okeh guys, see you and thank you :)
5. SIKAP-SIKAP HARI AKHIR
• 1. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir
• Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-
hari. Di antara perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.

• a. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik


• Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu
kebaikan, hari ini akan berusaha untuk
• melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.

• b. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia


• Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan
terseret dan tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang
dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya. 

Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan
suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt. Orang kaya
diuji dengan kekayaannya dan si miskin diuji dengan kemiskinannya. Jika si kaya menjadi orang yang bersyukur dan dapat mempergunakan
kekayaannya dengan sebaikbaiknya (pada jalan yang diridai Allah) berarti ia termasuk orangorang yang beruntung. Si miskin yang bersyukur
dengan kemiskinannya dan tetap menjalankan tujuan penciptaannya sebagai manusia, ia termasuk orang yang beruntung. Kaya atau miskin
dapat mengantarkan seseorang pada kekufuran. 

Si kaya atau si miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak kekal. Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak melenakan dari
mengingat Allah Swt. Ingatlah kembali kisah Fir’aun. Fir’aun yang menjabat sebagai raja memiliki sifat takabur. Ia sangat sombong dengan jabatan
yang dimilikinya. Bahkan, ia mengaku sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Sungguh, perilaku yang tidak sepantasnya ditiru. Seseorang
yang berkuasa hendaknya menyadari bahwa kekuasaan tersebut hanya sementara. Kekuasaan dapat berakhir oleh waktu. Oleh karena itu, seseorang
tidak sepantasnya menyombongkan diri atas apa pun yang dititipkan kepadanya.

• c. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain


• Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat
berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat
berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.
d. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri.
Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat
diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan
kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.

e. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan


Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara
berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan
mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu
fakir miskin, membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah Swt.

f. Bersikap Optimis dan Lapang Dada


Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang
beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan
sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap
yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia
merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal
buruk akan mendapat balasan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai