Anda di halaman 1dari 42

Fitnah, Nikmat, dan Siksa

Kubur

Di antara syarat beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada semua kejadian yang
terjadi setelah kematian sampai sebelum hari kiamat, atau yang biasa kita kenal dengan alam
barzakh. Kejadian di alam barzakh yang dimaksud di sini adalah fitnah kubur, nikmat kubur
bagi lulus darinya dan siksa kubur bagi yang gagal darinya. Dan ketiga hal ini telah
ditunjukkan dalam nash-nash Al-Qur`an dan hadits yang mencapai taraf mutawatir.
PERJALANAN MANUSIA
‫ون بِاهَّلل ِ َو ُك ْنتُ ْم َأ ْم َواتًا فََأ ْحيَا ُك ْم‬
َ ‫ف تَ ْكفُ ُر‬ َ ‫َك ْي‬
َ ‫ثُ َّم يُ ِميتُ ُك ْم ثُ َّم يُ ْحيِي ُك ْم ثُ َّم ِإلَ ْي ِه تُ ْر َج ُع‬
‫ون‬
)28(
Ada 4 alam
1.
Alam ruh
2. Alam rahim dan dunia
3. Alam maut dan kubur
4. Alam akhirat
5. Kembali kepada Allah
Dalil Alam Kubur dalam AL-QUR’AN
Diantara dalil dari Al Qur’an tentang adanya
adzab kubur ( siksa ) kubur adalah friman
Allah Ta’ala : 
‫ون َو ِمنْ َأه ِْل ا ْل َم ِدينَ ِة‬ َ ُ‫ب ُمنَافِق‬ ِ ‫َو ِم َّمنْ َح ْولَ ُك ْم ِم َن اَأْل ْع َرا‬
‫نُ َع ِّذبُ ُه ْم‬8‫س‬ ِ َ‫َم َر ُدوا َعلَى النِّف‬
َ ‫اق اَل تَ ْعلَ ُم ُه ْم نَ ْح ُن نَ ْعلَ ُم ُه ْم‬
‫يم‬
ٍ ‫ب َع ِظ‬ ٍ ‫ون ِإلَى َع َذا‬ َ ‫َم َّرتَ ْي ِن ثُ َّم يُ َر ُّد‬
“ nanti mereka akan Kami siksa dua kali, lalu
mereka akan dikembalikan kepada adzab
yang besar. “ ( Q.S. At Taubah : 101)
Menurut penjelasan Iman Hasan Al Bashri dan
Qatadah ra. Bahwa yang dimaksud dengan “
nanti mereka akan Kami siksa dua kali “ yaitu
adzab di dunia dan adzab kubur. ( Tafsir Ibnu
Katsir II / 423 : Cetakan darrussalam )
Dalil Alam Kubur dalam AL-QUR’AN
َ ‫ب اَأْل ْدنَى ُد‬
‫ون‬ ِ ‫َولَنُ ِذيقَنَّ ُه ْم ِم َن ا ْل َع َذا‬
‫ون‬َ ‫ب اَأْل ْكبَ ِر لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِج ُع‬
ِ ‫ا ْل َع َذا‬
“ Dan pasti akan Kami timpakan kepada
mereka sebagian siksa yang dekat ( di
dunia ) sebelum adzab yang lebih besar
( di Akhirat ).  Q.S. As Sajadah 21)
Menurut pendapat al Bara’ bin ‘Azib ra,
Mujahid dan Abu Ubaidah bahwa yang
dimaksud dengan adzab yang dekat
adalah adzab Kubur “ ( Tafsir Ibnu Katsir
III / 509: Cetakan darrussalam )
Dalil Alam Kubur dalam AL-QUR’AN
‫شيًّا َويَ ْو َم تَقُو ُم‬ ِ ‫ون َعلَ ْي َها ُغ ُد ًّوا َو َع‬
َ ‫ض‬ ُ ‫النَّا ُر يُ ْع َر‬
ِ ‫ش َّد ا ْل َع َذا‬
‫ب‬ َ ‫ُ َأد ِْخلُوا آ َل فِ ْر َع ْو َن َأ‬8‫سا َعة‬
َّ ‫ال‬
Kepada mereka diperlihatkan Neraka pada
pagi dan petang dan pada hari terjadinya
kiamat, ( lalu kepada Malaikat
diperintahkan ) “ masukkanlah Fir’aun dan
kaumnya ke dalam adzab yang sangat
keras” ( Q.S. Al Mukmin : 46 )
Al Hafizh Ibnu Katshir mengatakan : Ayat ini
merupakan prinsip terbesar yang dijadikan
oleh Ahlus Sunnah tentang adanya Adzab
kubur. Tafsir ibnu Katsir ( IV/ 85- 86 ).
Cet. Daarus Salaam.
3 KONDISI ALAM KUBUR
Fitna
h
Kubu
r

Alam
Kubur
Siksa Nikma
Kubu t
r Kubur
• FITNAH KUBUR: pertanyaan munkar dan nakir
kepada mayit setelah dia dikuburkan.
• Tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya.
• Orang yang beriman maka Allah Ta’ala akan
mengokohkannya dengan jawaban yang
benar, sehingga dia akan berkata: Rabbku
adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku
Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
• Orang kafir dan musyrik maka Allah Ta’ala
akan menyesatkan mereka sehingga mereka
hanya bisa berkata: Saya tidak tahu, dan orang
munafik serta yang ragu dengan agamanya
akan berkata: Saya tidak tahu, saya
mendengar orang lain bilang demikian maka
akupun mengikutinya.
Isyarat dalam Al-Qur’an
‫ت فِي‬ ِ ِ‫ين آ َمنُوا بِا ْلقَ ْو ِل الثَّاب‬ ُ ِّ‫يُثَب‬
َ ‫ت هَّللا ُ الَّ ِذ‬
ِ ُ‫ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوفِي اآْل ِخ َر ِة َوي‬
ُ ‫ض ُّل هَّللا‬
‫شا ُء‬ َ ‫الظَّالِ ِم‬
َ َ‫ين َويَ ْف َع ُل هَّللا ُ َما ي‬
Allah meneguhkan (iman) orang-orang“
yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan
di akhirat; dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia
kehendaki.” (Ibrahim: 27)
Sababun Nuzul
Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu
dari Nabi shallallahu alaihi wasallam
tentang ayat di atas:

ِ ‫نَ َزلَتْ فِي َع َذا‬


‫ب ا ْلقَ ْب ِر فَيُقَا ُل لَهُ َمنْ َر ُّب َك فَيَقُو ُل‬
‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫َربِّ َي هَّللا ُ َونَبِيِّي ُم َح َّم ٌد‬
“(Ayat ini) turun berkenaan dengan
adzab kubur. Ia ditanya, “Siapa
Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku Allah,
nabiku Muhammad shallallahu alaihi
wasallam.” (HR. Muslim
‫‪Dari Asma` bintu Abi Bakar radhiallahu‬‬
‫‪anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi‬‬
‫‪wasallam bersabda:‬‬
‫ش ْي ٍء لَ ْم َأ ُكنْ ُأ ِر‪8‬يتُهُ ِإاَّل َرَأ ْيتُهُ فِي َمقَا ِمي َحتَّى‬ ‫َما ِمنْ َ‬
‫ون فِي قُبُو ِر‪ُ 8‬ك ْم ِم ْث َل‬ ‫وح َي ِإلَ َّي َأنَّ ُك ْم تُ ْفتَنُ َ‬ ‫ا ْل َجنَّةُ َوالنَّا ُر‪ .‬فَُأ ِ‬
‫ال‪ .‬يُقَا ُل َما ِع ْل ُم َك بِ َه َذا‬ ‫يح ال َّد َّج ِ‬
‫س ِ‬ ‫يب ِمنْ فِ ْتنَ ِة ا ْل َم ِ‬‫َأ ْو قَ ِر َ‬
‫ال َّر ُج ِل؟ فََأ َّما ا ْل ُمْؤ ِم ُن َأ ْو ا ْل ُموقِ ُن فَيَقُو ُل ُه َو ُم َح َّم ٌد‬
‫ت َوا ْل ُه َدى فََأ َج ْبنَا َواتَّبَ ْعنَا ُه َو‬ ‫سو ُل هَّللا ِ َجا َءنَا بِا ْلبَيِّنَا ِ‬ ‫َر ُ‬
‫ت لَ ُموقِنًا‬ ‫صالِ ًحا قَ ْد َعلِ ْمنَا ِإنْ ُك ْن َ‬ ‫ُم َح َّم ٌد ثَاَل ثًا‪ .‬فَيُقَا ُل نَ ْم َ‬
‫س ِم ْعتُ‬ ‫اب فَيَقُو ُل اَل َأ ْد ِر‪8‬ي َ‬ ‫ق َأ ْو ا ْل ُم ْر‪8‬تَ ُ‬ ‫بِ ِه‪َ .‬وَأ َّما ا ْل ُمنَافِ ُ‬
‫ش ْيًئا فَقُ ْلتُهُ‬ ‫ون َ‬ ‫اس يَقُولُ َ‬ ‫النَّ َ‬
“Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku,
kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga
surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku: bahwa
kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -
atau hampir berupa- fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Akan
ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya); “Apa
yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?” Adapun orang
beriman atau orang yang yakin, maka dia akan
menjawab: ‘Dia adalah Muhammad Rasulullah telah
datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk.
Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah
Muhammad, ‘ diucapkannya tiga kali. Maka kepada orang
itu dikatakan: ‘Tidurlah dengan tenang, sungguh kami
telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin’.
Adapun orang Munafiq atau orang yang ragu, maka dia
menjawab, “Aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar
manusia membicarakan sesuatu maka akupun
mengatakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 84)
Semua Mengalaminya….
• Fitnah dan pertanyaan ini,
semua makhluk akan
mengalaminya kecuali
beberapa makhluk yang Allah
Ta’ala kecualikan seperti
• para nabi
• para syuhada`
• Meninggal hari/malam Jum’at
• Meninggal karena sakit perut
Syuhada
• Dari Al Miqdam bin Ma’dikarib dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ُ‫ال يَ ْغفِ ُر لَهُ فِي َأ َّو ِل ُد ْف َع ٍة ِمنْ َد ِم ِه َويُ َرى َم ْق َع َده‬
ٍ ‫ص‬ َ ‫ستُّ ِخ‬ ِ ِ ‫ش ِهي ِد ِع ْن َد هَّللا‬
َّ ‫لِل‬
ِ ‫ب ا ْلقَ ْب ِر َويَْأ َم ُن ِمنْ ا ْلفَ َز‬
َ‫ع اَأْل ْكبَ ِر َويُ َحلَّى ُحلَّة‬ ِ ‫ِمنْ ا ْل َجنَّ ِة َويُ َجا ُر ِمنْ َع َذا‬
‫سانًا ِمنْ َأقَا ِربِ ِه‬
َ ‫ين ِإ ْن‬ َ ‫شفَّ ُع فِي‬
َ ‫س ْب ِع‬ َ ُ‫ين َوي‬ِ ‫ان َويُ َز َّو ُج ِمنْ ا ْل ُحو ِر ا ْل ِع‬ ِ ‫اِإْل ي َم‬
“Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di
sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali
darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di
surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari
ketakutan yang besar, dihiasi dengan perhiasan iman,
dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberikan
syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya.” (HR.
At-Tirmizi no. 1586 dan Ibnu Majah
Ribath
Dari Salman Al-Farisi radhiallahu anhu dia
berkata: Saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ُ8‫ َع َملُه‬8‫ىعلَ ْي ِه‬
َ ‫ َر‬8‫ وَِإ ْن َم َات َج‬8‫يَا ِم ِه‬8ِ‫ ٍر َوق‬8‫ ْه‬8 ‫ش‬ ِ ‫ ْي ٌر ِم ْن‬8‫ َولَ ْيلَ ٍة َخ‬8‫ ْو ٍم‬88‫ِربَاطُ َي‬
َ 8‫يَا ِم‬8 ‫ص‬
ْ ‫ َوَأ ِم َن‬8ُ‫ُه‬8‫ ِر ْزق‬8‫ َوُأ ْج ِر َي َعلَ ْي ِه‬8ُ‫ ْع َملُه‬88‫ َان َي‬8‫يك‬
‫لفَتَّ َان‬88‫ا‬ َ ‫ل ِذ‬8َّ 8‫ا‬
“Ribath (berjaga-jaga di perbatasan) sehari
semalam lebih baik daripada puasa dan
shalat malam sebulan penuh, jika dia
meninggal maka amalannya senantiasa
mengalir sebagaimana yang pernah dia
amalkan, mengalir pula rizkinya dan
terbebas dari fitnah.” (HR. Muslim no.
3537)
Meninggal Hari/Malam Jum’at
Termasuk di dalamnya fitnah kubur.
Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu
anhuma berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:

‫ات يَ ْو َم ا ْل ُج ُم َع ِة َأ ْو لَ ْيلَةَ ا ْل ُج ُم َع ِة ُوقِ َي‬


َ ‫َمنْ َم‬
‫فِ ْتنَةَ ا ْلقَ ْب ِر‬
“Barangsiapa meninggal di hari jum’at atau
malam jum’at maka akan dihindarkan
dari fitnah kubur.” 
(HR. At-Tirmizi no. 994 dan Ahmad no. 6753
dengan sanad yang shahih)
Meninggal karena sakit perut
Dalam hadits yang shahih, Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda:

‫ب فِي قَ ْب ِر ِه‬ َّ
‫ذ‬
َ َُ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ن‬
ْ َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫ط‬ْ
ُ َ‫َم ْن قَتَلَهُ ب‬
ُ
“Barangsiapa meninggal karena sakit perut,
maka ia tidak akan disiksa di dalam
kuburnya.” 
(HR. At-Tirmizi no. 984 dan Ahmad no.
17592)
ADZAB KUBUR
• ADzab kubur, maka dia diperuntukkan
bagi orang-orang yang zhalim dari
kalangan orang-orang munafik dan
orang-orang kafir, serta orang-orang
fasik yang tidak menjawab pertanyaan
munkar dan nakir.
• Allah Ta’ala berfirman tentang Fir’aun
dan para pengikutnya:
‫سا َعةُ َأد ِْخلُوا آ َل فِ ْر َع ْو َن‬
َّ ‫شيًّا َويَ ْو َم تَقُو ُم ال‬ ِ ‫ون َعلَ ْي َها ُغ ُد ًّوا َو َع‬
َ ‫ض‬ُ ‫النَّا ُر يُ ْع َر‬
َ ‫َأ‬
ِ ‫ش َّد ا ْل َع َذا‬
‫ب‬
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan
petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan
kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS.
Ghafir: 46)
‫‪4 Perlindungan‬‬
‫‪Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu anhu dari‬‬
‫‪Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau‬‬
‫‪bersabda:‬‬
‫ِإ َّن َه ِذ ِه اُأْل َّمةَ تُ ْبتَلَى فِي قُبُو ِر َها‪ .‬فَلَ ْواَل َأنْ اَل تَ َدافَنُوا‬
‫س َم ُع‬ ‫ب ا ْلقَ ْب ِر الَّ ِذي َأ ْ‬ ‫لَ َد َع ْوتُ هَّللا َ َأنْ يُ ْ‬
‫س ِم َع ُك ْم ِمنْ َع َذا ِ‬
‫ب‬‫ِم ْنهُ ثُ َّم َأ ْقبَ َل َعلَ ْينَا بِ َو ْج ِه ِه فَقَا َل تَ َع َّو ُذوا بِاهَّلل ِ ِمنْ َع َذا ِ‬
‫ب النَّا ِر فَقَا َل تَ َع َّو ُذوا بِاهَّلل ِ‬
‫وذ بِاهَّلل ِ ِمنْ َع َذا ِ‬ ‫النَّا ِر قَالُوا نَ ُع ُ‬
‫ب ا ْلقَ ْب ِر قَا َل‬ ‫ب ا ْلقَ ْب ِر قَالُوا نَ ُع ُ‬
‫وذ بِاهَّلل ِ ِمنْ َع َذا ِ‬ ‫ِمنْ َع َذا ِ‬
‫تَ َع َّو ُذوا بِاهَّلل ِ ِمنْ ا ْلفِتَ ِن َما ظَ َه َر ِم ْن َها َو َما بَطَ َن قَالُوا‬
‫وذ بِاهَّلل ِ ِمنْ ا ْلفِتَ ِن َما ظَ َه َر ِم ْن َها َو َما بَطَ َن قَا َل تَ َع َّو ُذوا‬ ‫نَ ُع ُ‬
‫ال‬ ‫ال قَالُوا نَ ُع ُ‬
‫وذ بِاهَّلل ِ ِمنْ فِ ْتنَ ِة ال َّد َّج ِ‬ ‫بِاهَّلل ِ ِمنْ فِ ْتنَ ِة ال َّد َّج ِ‬
“Sesungguhnya ummat ini diuji dikuburnya. Andai kalian
tidak saling menguburkan, niscaya aku berdoa kepada
Allah agar memperdengarkan adzab kubur pada kalian
seperti yang aku dengar.” Setelah itu beliau
menghadapkan wajah ke arah kami lalu bersabda:
“Berlindunglah diri kepada Allah dari adzab neraka.”
mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari
adzab neraka.” beliau bersabda: “Berlindunglah diri
kepada Allah dari adzab kubur.” mereka berkata: Kami
berlindung diri kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau
bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari fitnah-
fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Mereka
berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari fitnah-
fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Beliau
bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari
fitnahnya Dajjal.” mereka berkata: Kami berlindung diri
kepada Allah dari fitnahnya Dajjal.” (HR. Muslim no.
5112)
NIKMAT KUBUR
Sementara nikmat kubur, maka dia dikhususkan bagi
kaum mukminin yang jujur dalam keimanannya.
Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu bahwa Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang mayit
yang telah menjawab pertanyaan munkar dan nakir:
ُ ‫َأ ْف ِرش‬888‫يف‬
‫ ِم ْن‬8‫ُوه‬ َ ‫ َد َق َع ْب ِد‬8 ‫ص‬َ ‫ ْد‬88‫س َما ِء َأ ْن َق‬ ُ ‫يُنَا ِد‬888‫َف‬
َّ ‫ل‬88‫يمنَا ٍد ِم ْنا‬
‫ل‬8َ8‫ا‬88‫ل َجنَّ ِة َق‬88‫ا‬
ْ ‫ ِم ْن‬8‫وه‬
ُ ‫س‬ ُ ِ‫ل َجنَّ ِة َوَأ ْلب‬88‫ىا‬
ْ ‫ابًا ِإ َل‬88‫ َب‬8ُ‫ه‬8َ‫تَ ُحوا ل‬8‫ ْف‬8‫ل َجنَّ ِة َوا‬88‫ا‬
ْ
8ِ ‫ص ِره‬ َ 88‫ا َم َّد َب‬8‫ي َه‬888‫ ِف‬8ُ‫ه‬8َ‫ل َويُ ْفتَ ُح ل‬8َ8‫ا‬88‫ا َق‬8‫ا َو ِطيبِ َه‬8‫ ِم ْن َر ْو ِح َه‬8‫يَْأتِي ِه‬888‫َف‬
“Kemudian ada suara dari langit yang menyeru,
“Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku,
hamparkanlah permadani untuknya di surga,
bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan
kepadanya pakaian surga.” beliau melanjutkan:
“Kemudian didatangkan kepadanya wewangian
surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata
memandang.” (HR. At-Tirmizi no. 4127, Ibnu Majah
no. 3784, dan Ahmad no. 1615)
Al-Barra' bin Azib ra berkata,"Kami keluar
bersama Rasulullah SAW menghantar jenazah
seorang Ansar, maka kami berhenti di muka
kubur dan ketika akan dimakamkan di liang
lahat, Rasulullah SAW duduk menghadap
kiblat dan kami duduk mengelilingi nabi dan
tiba-tiba di atas kepala kami terdapat burung
dan burung tersebut memainkan ranting yang
ada dikakinya dengan membolak-balikkan di
tanah, maka mulailah si burung sekali-sekala
menoleh ke langit dan ke bumi dan mulailah
ia mengangkat pandangannya kemudian
menundukkannya, hal ini berlangsung 3 kali."
Maka Baginda bersabda,"Berlindunglah kamu
sekalian dari siksa kubur," Baginda mengulang
ucapannya dua atau tiga kali kemudian Baginda
bersabda,"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu
dari siksa kubur," Baginda mengulanginya tiga
kali kemudian bersabda," Sesungguhnya
seorang hamba yang beriman jika telah terputus
dari dunia dan masuk ke alam akhirat, turun
malaikat dari langit, wajahnya putih seolah-olah
wajah mereka laksana matahari, bersama
mereka kain kafan dari kain kafan syurga,
wangiannya (al-Hanuth-wangian yang dicalit
pada badan dan kain kafan orang yang
meninggal) dari wangian syurga, sampai mereka
duduk disisinya dengan bilangan sepanjang
mata memandang.
 
Kemudian datang Malaikat Maut
alaihissalaam (Izrail) duduk diposisi
kepalanya, dan ia berkata,"Wahai jiwa
yang bersih, keluarlah kamu kepada
ampunan Allah dan redhaNya." Maka
keluarlah roh tersebut sebagaimana
mengalirnya titisan air dari tempat
takungannya kemudian malaikat
mengambilnya."
Dalam riwayat lain disebutkan,"Apabila
roh seseorang telah keluar, seluruh
malaikat yang berada di antara langit
dan bumi memanjatkan doa
keselamatan baginya,
begitu pula semua malaikat yang berada dilangit,
kemudian dibukakan pula pintu-pintu langit. Dan
tidak ada satu pun malaikat yang menjaga pintu
tersebut kecuali berdoa kepada Allah sampailah
roh itu sampai kepada mereka. Apabila telah
sampai, maka roh itu digenggamnya dan tidak
dilepaskannya. Kemudian mereka mengenakan
kain kafan yang bertabur wangi-wangian, hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT :
 
Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami dan
malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajipannya
(Al-An'am : 61)
Kemudian keluar dari roh itu bau minyak misk yang sangat
harum, lalu para malaikat beserta roh tersebut naik ke
atas dan setiap kali roh itu melewati para malaikat yang
lain, maka mereka selalu bertanya," Roh siapakah ini yang
begitu agung?" Maka malaikat lainnya menjawab,"Ini
adalah roh Fulan bin Fulan" Kemudian, Roh itu dipanggil
dengan nama yang indah, yang dulu mereka pergunakan
semasa hidup di dunia.Kemudian, terus sampai ke atas
batas akhir langit dunia, maka para malaikat meminta
kepada penjaga langit agar membukakan pintu, maka
pintu langit kedua pun terbuka dan dalam setiap langit
para ahli langit mengerubungi roh itu, terus demikian
sampai langit ketujuh. Maka, Allah
berfirman," Catatkanlah amal hambaKu ini di
Illiyyin!" FirmanNya lagi," Tahukah kamu apakah Illiyyin
itu? Iaitu kitab yang tertulis, yang disaksikan oleh
malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)"
Kemudian, dikatakan kepadanya,"Wahai
para malaikat, kembalikanlah roh
tersebut ke bumi, maka sesungguhnya
Aku telah berjanji kepada mereka
sesungguhnya Akulah yang menciptakan
mereka dan Kamilah yang
mengembalikan mereka serta
mengeluarkan mereka pada waktu
kedua kali." (Bangunnya jasad saat
Kiamat berlaku)
 
Lalu Rasulullah SAW meneruskan,"Maka kembalikanlah
roh tersebut ke bumi dan dimasukkan roh tersebut ke
dalam jasadnya kembali. Sesungguhnya ia mampu
mendengar derap langkah sepatu para saudaranya yang
menghantar, maka datanglah dua malaikat yang
berwajah garang dan duduk disampingnya lalu
bertanya,"Siapakah Tuhanmu?" Maka orang itu
menjawab,"Tuhanku Allah" maka keduanya bertanya
lagi,"Apa agamamu?" maka ia menjawab,"Agamaku
Islam" maka keduanya bertanya,"Siapakah lelaki yang
diutuskan kepadamu sekalian?" ia menjawab,"Beliau
adalah Rasulullah SAW" Kemudian keduanya bertanya
kembali,"Apa ilmu yang kamu miliki?" Maka ia
menjawab,"Aku telah membaca Al-Quran, maka aku
mengimani apa yang ada di dalamnya, dan aku
membenarkannya." Maka Nabi melanjutkan pertanyaan;
siapa Tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu. Itu semua
adalah ujian akhir yang diberikan kepada orang yang
beriman. 
Maka demikian itu sesuai dengan firman
Allah SWT;
 
Allah meneguhkan iman orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan
Dia melakukan apa yang Dia kehendaki
(Ibrahim : 27)
 
Maka ia (roh tadi) berkata,"Tuhanku
Allah, agamaku Islam, Nabiku
Muhammad SAW." Maka tiba-tiba ada
suara yang menyeru dari
langit,"Sesungguhnya hambaKu itu
benar, maka masukkanlah ia ke dalam
syurga dan pakaikanlah ia pakaian
syurga dan bukakanlah untuknya pintu-
pintu syurga."
 
Maka didatangkan roh tersebut beserta amal-
amal kebajikannya, dilapangkan kuburannya
itu seluas mata yang memandang. Nabi
melanjutkan; maka didatangkan amal
kebajikannya, pada riwayat yang lain; amal
kebajikannya menyerupai lelaki yang
berwajah lawa, berpakaian indah dan wangi
mengharumkan. Maka berkata amal
itu,"Bergembiralah dengan segala kemudahan
yang ada, bergembiralah dengan redha dari
Allah SWT dan syurga yang penuh dengan
kenikmatan yang telah disiapkan untuk orang-
orang yang tinggal di dalamnya. Inilah hari
yang telah dijanjikan.
Maka orang itu bertanya,"Kamu
bergembiralah dengan semua kebaikan
yang Allah berikan padamu, tetapi
siapakah kamu yang
sebenarnya?" Maka ia menjawab,"Aku
adalah amal solehmu, maka demi Allah,
aku tidak mengetahui kecuali engkau
cepat bergegas melakukan ketaatan
kepada Allah dan engkau menghindari
serta enggan melakukan kemaksiatan
kepada
Allah SWT, maka Allah membalas dengan sesuatu
yang lebih baik."Kemudian dibukakan baginya
satu pintu syurga dan satu pintu neraka, maka
seseorang mengatakan,"Inilah rumahmu; jika
kamu bermaksiat kepada Allah, Allah akan
menggantikannya dengan yang ini
(neraka)" Apabila hamba tersebut melihat
kenikmatan yang ada di dalam syurga, ia
berkata,"Tuhan, percepatkanlah datangnya Hari
Kiamat agar aku dapat kembali ke keluargaku dan
hartaku." Maka, Malaikat berkata
kepadanya,"Tinggallah kamu di dalamnya."
 
 
Sumber : 101 Wasiat Rasul Kepada Wanita
 
Nikmat dan adzab kubur ini adalah hal yang
haq. Dalil-dalil yang mutawatir dari Nabi
Muhammad SAW, dan dari para sahabat
telah menunjukkan kebenarannya secara
pasti dan kita wajib mengimaninya
karena merupakan tuntutan keimanan
kita kepada hari kiamat yang merupakan
rukun iman keenam dimana tidak sah
iman seseorang kecuali harus beriman
kepada semua rukun iman yang enam.
Ahlus Sunnah mengimani tentang adanya
adzab dan nikmat kubur. Keduanya
adalah benar berdasarkan Al Qur;an dan
As Sunnah serta Ijma’ Salafus Shalih
Sedangkan dalil dari As Sunnah adalah hadist Nabi
Muhammad SAW, dari sahabat Ibnu Abbas ra, ia
berkata : Rasulullah SAW, berjalan melewati salah satu
kebun di kota Madianah, lalu Beliau SAW mendengar
suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kubur, lalu
Beliau SAW, bersabda : “ keduanya sedang disiksa, dan
keduanya disiksa karena perbuatan dosa besar. Salah
seorang dari keduanya tidak menjaga kebersihan dirinya
dari air kencing dan yang lainnya senantiasa namimah
( mengadu domba ). H.R. Al Bukhari ( no.216 dan no.
218 ) dengan lafadz “ Rasulullah SAW, melewati dua
kuburan. “ Lihat Fathul Baari ( I/ 317 ) dan muslim ( no.
292 ) Rasulullah SAW menganjurkan ummatnya untuk
senantiasa berdo’a memohon perlindungan kepada Allah
Ta’ala dari adzab kubur di setiap akhir tasyahud sebelum
salam ketika shalat. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu
dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup
dan mati, serta dari kejahatan fitnah al Masih ad
Dajjal.” H.R. Muslim ( no. 588 ( 128) ) dari sahabat Abu
Hurairah ra.
Bantahan terhadap pengingkaran adzab kubur

Keimanan seorang hamba kepada Allah


Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, dan hari
akhir mengharuskannya beriman kepada
alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja
yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu
semua termasuk perkara-perkara ghaib.
Jika seseorang mempercayai sebagian
sesuatu, maka menurut akal ia harus
mengimani sebagian satunya.
Alam kubur, kenikmatannya, pertanyaan
dua malaikat bukan merupakan sesuatu
yang mustahil menurut akal. Bahkan akal
yang sehat mengakuinya member
kesaksian terhadapnya.
TIDAH NAMPAK DI TUBUHNYA
Mereka mengatakan : Kita melihat orang yang
sudah mati yang disiksa dalam kubur, namun
ketika dibongkar kembali jasadnya tetap tidak
berubah, demikian juga kadang-kadang orang
yang mati karena dimangsa binatang buas dan
tidak dikubur, bagaimana siksa kubur berlaku
atasnya ?
Jawabannya : Bahwa apa yang mereka saksikan
adalah hanya secara dhahir-nya saja, karena
yang dapat merasakan adanya siksa adalah
sebagian ruh, dan tidak mesti siksa itu nampak
pada gerakan atau perubahan badan. Atau bisa
saja ketika kita membongkar kembali kuburan
maka Allah Taalaa mengembalikan tubuhnya
seperti sedia kala sebagai ujian bagi keimanan
karena Allah Taalaa Berkuasa atas
segalagalanya.
Dan ini pun kadang bisa kita rasakan dalam
kehidupan kita, yaitu ketika seorang yang
tidur bermimpi baik, mendapatkan
kenikmatan yang sangat besar, dia bisa
merasakannya, tapi kita tidak bisa
mengetahuinya, begitu juga ketika
bermimpi yang tidak baik, dia bisa merasa
kesakitan seolah benar terjadi,
Kenikmatan dan siksa di alam mimpi
tersebut betul-betul terjadi pada ruhani.
Dan ruhani terpengaruh dengannya tanpa
ia rasakan dan bisa dilihat oleh kita, serta
tidak ada seorang pun yang
memungkirinya.
Bagaimana terhadap siksa alam kubur, dan
kenikmatannya yang pada dasarnya sama
persis dengan mimpi tersebut ? padahal
kita melihatnya tidak ada perubahan pada
jasadnya. Jadi kalau untuk dunia ini saja
bisa terjadi apalagi berkaitan dengan
orang yang mati yang sudah berada
didunia lain. Ini tidak mustahil secara akal
sehat.
Secara akal sehat ini, perkara ini sangat
mungkin terjadi walaupun
golongan Mutazilahmengingkarinya
karena mereka hanya mengandalkan akal
mereka dalam menerima atau menolak
suatu perkara dari syariat.
HADITS AHAD
Mereka menolaknya karena dalilnya adalah hadits-
hadits yang ahad (perawinya adalah satu orang ),
dimana hadits ahad kebenarannya bersifat dzanni
(tidak pasti) sehingga untuk perkara ini tidak bisa
dijadikan hujah. Atau barangkali perawi
haditsnya secara dhahirnya terlihat baik dan
shaleh (tsiqot) namun dia pendusta atau munafik
didalam batinnya.Mereka mencontohkan dengan
riwayat ketika Umar bin Khattab radhiallahu anhu
menolak haditsnya Abu Musa Al Asyari
radhiallahu anhu tentang izin bertamu tiga kali
ketika tidak dijawab kita harus pergi. Mereka
mengatakan inilah Umar bin Khattab radhiallahu
anhu tidak menerima riwayat sahabat yang
mulia, ini menunjukkan bahwa riwayat satu
orang (ahad) diragukan kebenarannya.
Jawaban : riwayat Umar bin Khattab r.a ini
tidak menunjukkan kalau Beliau menolak
hadits ahad, namun Beliau ingin lebih
memastikan berita tersebut, sehingga tidak
menggampangkan setiap orang mengatakan
tentang Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam tanpa ilmu yang benar, jadi ketika
Beliau merasa bahwa hadits tersebut shahih
karena adanya penguat-penguat maka
beliau menerimanya, begitu pula dengan
riwayat-riwayat yang lain. Keterangan
singkat tentang hadist ahad : Hadist ahad
bukanlah Hadits dhaif ( hadits yang lemah
dari segi periwayatannya, sehingga
kekuatannya dari segi tsubut masih
diragukan.)
Hadits ahad punya pengertian yang jauh berbeda dengan
hadits dhaif. Hadits ahad adalah hadits yang
diriwayatkan oleh satu orang perawi. Dan keberadaan
hanya satu orang perawi dalam sebuah thabaqat tidak
berpengaruh apa-apa terhadap kekuatan sebuah
periwayatan. Yang penting perawi yang sendirian itu
tsiqah serta tidak punya cacat atau luka (majruh).
Sehingga sebuah hadits ahad bisa saja tetap berstatus
shahih, bila perawinya memenuhi syarat keshahihan
suatu hadits. Sebab lawan dari hadits ahad bukanlah
hadits shahih, melainkan hadits mutawatir. Sedangkan
lawan dari hadits shahih adalah hadits dhaif.
Seandainya kita menolak hadits ahad hanya karena
bersifat dzanni, maka berapa banyak perkara syariat
yang kita tolak karena kebanyakannya berasal dari
hadits-hadits ahad, padahal Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam biasa mengutus para sahabat sendiri-
sendiri untuk menyebarkan Islam, seandainya hadits
ahad tidak diterima, tentunya dakwah mereka akan
ditolak orang-orang, tidak berbeda apakah itu dalam
perkara akidah maupun furu’ (cabang).
Apalagi hadits-hadits mengenai siksa
kubur bukanlah hadits ahad
sebagaimana kata ulama, yaitu
merupakan hadits mutawatir.
Lihat Al Azharul Mutanatsirah Lil Ahadits
Mutawatirah oleh Imam Suyuthi, dan
An Nadzam Al Mutanatsir Fil Hadits
Mutawatir oleh Imam Al Kattabi.
Jadi menolak siksa kubur sebenarnya
merupakan pemahaman dan keyakinan
Mutazilah bukan keyakinan Ahlu Sunah
Wal Jamaah.

Anda mungkin juga menyukai