Anda di halaman 1dari 10

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Mengingat Kematian Jelang


Ramadhan
Nur Rohmad 
Kamis, 17 Maret 2022 | 21:00 WIB

Naskah Khutbah Jumat ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya memanfaatkan
waktu hidup di dunia ini secara berkualitas. Dunia ini berjalan ke arah kepunahan dan
kesudahan. Masing-masing dari kita hanya akan membawa apa yang telah kita perbuat di
dunia.
 
Baca juga: Khutbah Jumat Jelang Ramadhan
 
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Mengingat Kematian Jelang
Ramadhan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna
merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! 
(Redaksi)
Khutbah I
 
‫ َوَأ ْشَهُد‬،‫ َوَعَلى ٰاِلِه َوَص ْحِبِه َوَتاِبِعْيِه َعَلى َمِّر الَّز َماِن‬،‫ َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى ُم َّمَح ٍد َسِّيِد َوَلِد َعْدَناَن‬،‫الَحْمُد ِلّٰلِه اْلَمِلِك الَّد َّي اِن‬
‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه‬،‫َأ ْن َّل ا ِإ ٰلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِرْيَك َلُه اْلُم ـَنَّز ُه َعِن اْلِجْس ِمَّي ِة َواْل ِجَهِة َوالَّز َماِن َواْلَمَكاِن‬
‫َوَرُسْوُلُه اَّلِذْي َكاَن ُخُلُقُه اْلُقْرٰاَن‬ 

‫ َفإِّني ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسي ِبَتْقَوى اللِه َّن‬، ‫ ِعَباَد الَّر ْحٰمِن‬،‫َأ َّم ا َبْعُد‬
‫ ُكُّل َنْف ٍس َذاِئَقُة اْلَمْوِت ِإَو َّن َما‬:‫ اْلَقاِئِل ِفي ِك اَتِبِه اْلُقْرآِن‬،‫الَماِن‬
‫ُتَوَّف ْوَن ُأ ُجوَرُكْم َيْوَم اْلِقَياَمِة َفَمْن ُزْحِزَح َعِن الَّن اِر َوُأ ْدِخَل َّن‬
:‫اْلَجَة َفَقْد َفاَز َوَما اْل َحَياُة الُّد ْنَيا ِإ َّل ا َمَتاُع اْلُغُروِر (آل عمران‬
١٨٥)
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena
itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua
selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan
melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Begitu memasuki bulan Sya’ban, para ulama kita dulu banyak yang meninggalkan berbagai
kesibukan duniawi dan beralih untuk bersiap-siap menyambut bulan suci Ramadhan. Di
bulan Sya’ban, mereka banyak membaca Al-Qur’an serta menunaikan zakat mal untuk
membantu orang-orang mempersiapkan bekal memasuki Ramadhan. Mereka
memperbanyak puasa, dzikir dan shalat malam. Mereka menamakan Sya’ban sebagai
syahrul qurra’ (bulan para pembaca Al-Qur’an). Mereka banyak merenung dan mengingat
kematian serta kehidupan akhirat. Mengingat kematian dan kehidupan akhirat dapat
melembutkan hati dan memotivasi diri untuk semakin giat melakukan ketaatan kepada
Allah ta’ala.
 
Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia,
Menjelang bulan Ramadhan, marilah kita merenungkan saat dikumpulkannya semua
manusia dan jin di padang mahsyar dan akan menjalani kehidupan akhirat yang kekal
abadi. Marilah kita mengingat hari saat dibangkitkannya semua makhluk. Sungguh di hari
kiamat kelak terdapat penyesalan-penyesalan. Pada saat hasyr terdapat jeritan-jeritan. Di
atas jembatan shirath banyak orang tergelincir. Di saat amal ditimbang air mata
bercucuran. Di hari itu kezaliman di dunia menjadi kegelapan. Catatan amal tidak

melewatkan satu pun perbuatan hamba. Sebagian hamba lalu memasuki gerbang surga.
Dan sebagian yang lain terjerumus ke dalam neraka. Tidak ada pemisah antara kita dan
semua peristiwa di atas kecuali saat dikatakan: “Si Fulan telah meninggal.”
 
Saudara-saudaraku,
Memang kalimat “Si Fulan telah meninggal” selalu diulang-ulang oleh banyak orang dan
didengar banyak orang. Pertanyaannya, apakah kita telah merenungkan dan mengambil
pelajaran?. Apakah kita sudah berintropeksi dan menambal keteledoran-keteledoran kita?.
Saat ini, nama orang lain yang disebut dan diumumkan telah meninggal. Suatu saat nanti,
gantian nama kita yang disebut dan diumumkan. Sudah siapkah kita menghadapinya?
 
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Allah ta’ala berfirman:
 
١١ :‫)ُقْل َيَتَوَّف اُكْم َمَلُك اْلَمْوِت اَّلِذي ُوِّكَل ِبُكْم ُثَّم ِإ َلى َرِّبُكْم ُتْرَجُعوَن (سورة السجدة‬
 
 Maknanya: “Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan
mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS as-
Sajdah : 11)
 
Malaikat maut adalah ‘Izra’il ‘alaihis salam. ‘Izra’il ditugaskan untuk mencabut roh atau
nyawa. Jika ia telah mencabut nyawa seorang mukmin, maka ia menyerahkan roh tersebut
kepada Malaikatur-Rahmah (malaikat-malaikat pembawa rahmat). Lalu mereka pun
memberikan kabar gembira kepada seorang mukmin bahwa ia akan mendapatkan pahala,
rahmat dan ridha Allah. Jika ‘Izra’il mencabut nyawa seorang kafir, maka ia serahkan
kepada para malaikat penyiksa. Lalu para malaikat tersebut memberitahukan kepadanya
tentang siksa dan murka Allah. Jadi para malaikat tersebut tidak membiarkan roh berada
di tangan ‘Izra’il setelah ia mencabutnya sekejap mata pun. Para malaikat akan langsung
membawa roh ke langit jika roh tersebut milik orang mukmin yang bertakwa. Dan
malaikat akan membawa roh ke bumi yang ketujuh jika roh tersebut adalah milik orang
kafir yang celaka.
 
Kemudian jika mayit (jenazah) diletakkan di keranda dan dibawa oleh orang-orang ke
kuburan, para malaikat akan datang dengan roh tersebut, membawanya dan mendekat ke
jenazah, mengiringinya. Jika roh tersebut adalah milik orang yang saleh, maka ia akan
berkata seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
(sebagaimana riwayat Imam al-Bukhari, an-Nasa’i, al-Baihaqi, Ahmad dan lainnya dengan
redaksi yang hampir sama):
 

‫َق ِّد ُم ْو‬ ‫َق ِّد ُم ْو‬


‫َقِّدُمْوِني َقِّدُمْوِني‬
 
“Majukanlah saya”. Jika roh itu milik seseorang yang buruk amalnya, dalam riwayat lain
milik orang kafir, maka roh tersebut akan berkata:
 
‫َيا َو ْيِلي َأ ْيَن َتْذَهُبْوَن ِبي‬
 
“Celakalah aku, ke mana kalian hendak membawaku?” Hanya saja ucapan tersebut tidak
terdengar oleh manusia. Seandainya manusia mendengarnya niscaya ia akan pingsan
sebagaimana diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan lainnya.
 
Saudara-saudara seiman,
Kemudian mayit diletakkan di kuburnya, ditinggalkan oleh anak, harta, keluarga dan
sahabat-sahabatnya. Dan tidak ada lagi yang bersamanya kecuali amalnya. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
 
‫ َيْتَبُعُه َأ ْهُلُه َوَماُلُه َوَعَمُلُه َفَيْرِجُع َأ ْهُلُه َوَماُلُه َوَيْبَقى َعَمُلُه (رواه‬،‫َيْتَبُع الَمِّيَت َثَلاَثٌة َفَيْرِجُع اْثَناِن َوَيْبَقى َمَعُه َواِحٌد‬
‫)البخاري‬
 
Maknanya: “Seorang mayit diikuti oleh tiga hal, dua akan kembali dan satu yang akan
terus bersamanya. Mayit diikuti oleh keluarga, harta dan amal perbuatannya, lalu keluarga
dan hartanya kembali dan tersisalah amalnya yang menyertainya.” (HR al-Bukhari)
 
Kemudian tibalah pertanyaan dua malaikat, Munkar dan Nakir. Disebutkan dalam sebuah
hadits bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang maknanya:
 
“Sungguh seorang hamba jika telah diletakkan di kuburnya, teman-temannya pergi
meninggalkannya, ia pun mendengar suara alas-alas kaki mereka, maka datanglah dua
malaikat kepadanya. Kedua malaikat tersebut mendudukkannya dan berkata kepadanya:
Apa yang dulu engkau katakan tentang orang ini: Muhammad?. Maka seorang mukmin
akan mengatakan: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya,
maka dikatakan padanya: Lihatlah tempat dudukmu di neraka, Allah telah tukarkan
untukmu tempat duduk di surga,” Rasulullah bersabda: “maka ia pun melihat dua tempat
tersebut kedua-duanya. Sedangkan orang kafir atau munafik dikatakan kepadanya: Apa
yang dulu engkau katakan tentang lelaki ini?, maka ia menjawab: Aku tidak tahu, dulu aku
berkata tentangnya seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang. Maka dikatakan
kepadanya: Engkau tidak tahu kebenaran dan tidak mengatakan jawaban yang benar.
Kemudian orang kafir atau munafik tersebut dipukul dengan pukulan yang keras di

tengkuknya, sehingga ia menjerit dengan jeritan yang keras yang didengar oleh semua yang
ada di dekatnya kecuali manusia dan jin.” (HR al-Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan
lainnya dengan yang hampir sama)
 
Saudara-saudaraku,
Beriman kepada pertanyaan dua malaikat Munkar dan Nakir adalah wajib bagi setiap
mukallaf (orang yang baligh dan berakal). Pertanyaan ini diberlakukan kepada orang
mukmin dan kafir di antara umat ini, yakni umat yang diutus kepada mereka Sayyidina
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seorang mukmin yang sempurna imannya tidak
akan terkejut, takut ataupun terganggu dengan pertanyaan Munkar dan Nakir. Karena
Allah menetapkan dan menguatkan hatinya sehingga tidak merasakan takut melihat
penampilan keduanya yang menakutkan. Sebab dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
Munkar dan Nakir berwarna hitam kebiru-biruan, bermata merah seperti panci-panci
tembaga yang besar, memiliki taring-taring seperti tanduk-tanduk sapi. Keduanya datang
membelah bumi dengan gigi-gigi taringnya dan dengan suara seperti halilintar
sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari.

Meski begitu, seorang mukmin yang sempurna imannya gembira dengan melihat Munkar
dan Nakir, karena ia tahu bahwa ia akan selamat. Sedangkan orang munafik atau kafir,
maka ia akan merasa ketakutan dan menggigil karena sangat takut kepada Munkar dan
Nakir sehingga keluar dari lidahnya perkataan yang tidak ingin dia katakan. Dia
mengatakan: “Aku tidak tahu, dulu aku ikut-ikutan mengatakan apa yang dikatakan oleh
orang-orang”. Maka Munkar dan Nakir berkata kepadanya: “Engkau tidak mengetahui
kebenaran dan tidak memberikan jawaban yang benar. Kalimat ini dikatakan untuk
menghardik seseorang. Kemudian Munkar dan Nakir memukul orang kafir atau munafik
tersebut dengan sebuah palu. Munkar dan Nakir memukul kepalanya dengan palu dari besi
dengan pukulan yang keras dan karenanya ia menjerit dengan jeritan yang sangat kuat,
didengar oleh semua yang ada di dekatnya kecuali manusia dan jin.
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pertanyaan dua malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur adalah salah satu kekhususan
umat Muhammad ini, baik yang mukmin maupun yang kafir. Akan tetapi dikecualikan dari
pertanyaan ini beberapa orang, yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dikarenakan
kemuliaan beliau para malaikat tidak menanyainya. Demikian pula orang yang mati syahid,
yakni orang yang meninggal dalam peperangan melawan orang-orang kafir, tidak akan
ditanya karena rohnya langsung dibawa naik ke surga. Demikian pula anak kecil yang
meninggal sebelum baligh tidak ditanya, karena ia bukan mukallaf. Disebutkan dalam
sebuah hadits ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan pertanyaan dua
malaikat Munkar dan Nakir, maka Umar berkata: “Apakah dikembalikan kepada kita akal- 

akal kita, Ya Rasulallah?” Nabi menjawab:


‫‪ ‬‬
‫َكَهْيَئِتُكُم الَيْوَم‬
‫‪ ‬‬
‫‪“Iya, seperti keadaan kalian sekarang.” Jadi keadaan manusia di dalam kubur menyerupai‬‬
‫‪keadaannya di dunia. Ia merasakan kenikmatan dan merasakan sakit. Ini terjadi dengan‬‬
‫‪roh dan jasad.‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪Hadirin rahimakumullah,‬‬
‫‪Marilah kita renungkan bersama bahwa dunia ini berjalan ke arah kepunahan dan‬‬
‫‪kesudahan. Kita semuanya akan meninggalkan rumah kita yang di atas tanah dan‬‬
‫‪berpindah ke rumah yang sempit di bawah tanah. Masing-masing dari kita hanya akan‬‬
‫‪membawa apa yang telah kita perbuat di dunia. Di kubur tidak ada yang menyertai‬‬
‫‪seseorang kecuali amal perbuatannya. Oleh karenanya, orang yang cerdas adalah yang‬‬
‫‪selalu mengingat kematian dan senantiasa melakukan persiapan untuk kehidupan‬‬
‫‪akhiratnya dengan memperbanyak amal kebaikan.‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪Hadirin yang dirahmati Allah,‬‬
‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat‬‬
‫‪dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪َ.‬أ ُقْوُل َقْوِلْي ٰهَذا َوَأ ْس َتْغِفُر اللَه ِلْي َوَلُكْم‪َ ،‬فاْس َتْغِفُرْوُه‪ِ ،‬إ َّن ُه ُهَو اْلَغُفْوُر الَّر ِحْيُم‬
‫‪ ‬‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫‪ ‬‬
‫َاْل َحْمُد للِه َوَكَفى‪َ ،‬وُأ َصِّلْي َوُأ َسِّلُم َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد اْلُمْص َطَفى‪َ ،‬وَعَلى آِلِه َوَأ ْص َحاِبِه َأ ْهِل اْلَوَفا‪َ .‬أ ْشَهُد َأ ْن َّل ا ِإ لَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه‬
‫‪َ ‬لا َشِرْيَك َلُه‪َ ،‬وَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه‬

‫َأ َّم ا َبْعُد‪َ ،‬فَيا َأ ُّي َها اْلُمْس ِلُمْوَن‪ُ ،‬أ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه اْلَعِلِّي اْلَعِظْيِم َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر َعِظْيٍم‪َ ،‬أ َمَرُكْم ِبالَّص َلاِة‬
‫َوالَّس َلاِم َعَلى َنِبِّيِه اْل َكِرْيِم َفَقاَل‪ِ :‬إ َّن اللَه َوَمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل وَن َعَلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬يا َأ ُّي َها اَّلِذيَن آَمُنوا َص ُّل وا َعَلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليًما‪ ،‬لَاّٰلُهَّم‬
‫َص ِّل َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َص َّل ْيَت َعَلى َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَباِرْك َعَلى َسِّيِدَنا‬
‫ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َباَرْك َت َعَلى َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم‪ِ ،‬فْي اْلَعاَلِمْيَن ِإ َّن َك َحِمْيٌد َمِجْيٌد‪ .‬لَاّٰلُهَّم‬
‫َّن‬ ‫ِء‬
‫اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت اْلَأ ْح َيا ِمْنُهْم َواْلَأ ْمَواِت ‪ ،‬اللهم اْدَفْع َع ا اْلَبَلاَء َواْلَغَلاَء َواْلَوَباَء‬
‫َواْلَفْح َشاَء َواْلُمْنَكَر َواْلَبْغَي َوالُّس ُيْوَف اْلُمْخ َتِلَفَة َوالَّش َداِئَد َواْلِمَحَن‪َ ،‬ما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن‪ِ ،‬مْن َبَلِدَنا َهَذا َخاَّص ًة َوِمْن‬
‫‪ُ ‬بْلَداِن اْلُمْس ِلِمْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إ َّن َك َعَلى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر‬

‫ِعَباَد اللِه‪ ،‬إَّن اللَه َيْأ ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلإْح َساِن ِإَو ْيَتاِء ِذي اْلُقْرَبى و َيْنَه ى َعِن الَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر َوالَبْغِي ‪َ ،‬يِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم‬
‫‪َ.‬تَذَّك‪ُ‬رْوَن‪َ .‬فاذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبُر‬
‫‪ ‬‬
Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Aswaja NU
Center PCNU Kab. Mojokerto dan Dosen STAI Al-Azhar, Gresik

Baca juga naskah khutbah Jumat lainnya:


Khutbah Jumat: Akhlak Kepada Tetangga
Khutbah Jumat: Iman, Islam, dan Perdamaian
Khutbah Jumat: Akhlak dalam Menyikapi Perbedaan Mazhab

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang
memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat
Muslim di Indonesia.

TAGS:
khutbah
khutbah jumat

TERKAIT

Khutbah Jumat: Hari Santri dan Cara Jihad Masa Khutbah Jumat: Kewajiban Mengimani Siksa
Kini Kubur
Khutbah Khutbah

Khutbah Jumat: Maulid Nabi, Amalan Bagus yang Khutbah Jumat: Jihad Menghidupkan, bukan
Dianjurkan Mematikan
Khutbah Khutbah

Khutbah Jumat: Bertuturlah yang Baik atau Diam! Khutbah Jumat: Maulid Nabi Kelahiran Sang
Khutbah Jumat: Bertuturlah yang Baik atau Diam! Khutbah Jumat: Maulid Nabi, Kelahiran Sang
KHUTBAH LAINNYA
Khutbah Pembawa Rahmat

Khutbah Jumat: Teguhkan


Khutbah
Keyakinan Bahwa
Allah Pencipta Segala Sesuatu
Khutbah

Khutbah Bahasa Jawa: Rezekine Tiang Iman lan


Takwa
Khutbah

Khutbah Jumat: Rezekimu Telah Dijamin dan Tak


Akan Tertukar
Khutbah

Khutbah Jumat: Bertaubatlah Sebelum Hati


Berkarat dan Terkunci!
Khutbah

KHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat: Islam, Tradisi, dan Toleransi


Khutbah

Khutbah Jumat: Agama adalah Nasihat


Khutbah

Khutbah Jumat Singkat: Teladan Kezuhudan Abu


Dzar al-Ghifari
Khutbah

Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Beruntung di


Tahun Baru
Khutbah

Khutbah Jumat: Menjaga Kebersihan
Khutbah

Khutbah Jumat: Berbakti kepada Ibu sebagai


Jalan Surga
Khutbah

TERPOPULER

1 Khutbah Jumat: Keutamaan Menutupi Aib Orang Lain

2 Khutbah Jumat: Beriman kepada Takdir Allah Ta’ala

3 Khutbah Jumat: Jaga Perdamaian di Tengah Perbedaan

4 Khutbah Jumat: Berbagi Makan Dapat Pintu dan Ruang Khusus di Surga

REKOMENDASI

Mukjizat Nabi: Terbelahnya Rembulan pada Nisfu Sya’ban


Sirah Nabawiyah

Kisah Menimbun Barang Dagangan dalam Kitab Ihya Ulumiddin


Hikmah

Panduan Lengkap Membayar Fidyah Puasa: Cara, Niat, Takaran, hingga Penyaluran
Ramadhan

Amalan Menempati Rumah Baru


Ubudiyah

Doa-Doa yang Menyertai Gerakan Wudhu


Doa

Tata Cara Puasa Sya'ban: Hukum, Niat, dan Keutamaanya


Nasional

Mengapa Nabi Banyak Berpuasa di Bulan Sya'ban?


Puasa

Tabel 99 Asmaul Husna dan Artinya


Ubudiyah


Wasiat Wirid Rasulullah kepada Mu'adz bin Jabal, Dibaca Setelah Shalat
Doa

TOPIK 
Amalan-Amalan Bulan Sya ban
Sya'ban Ramadhan dan Iqamah Masa
BERITA LAINNYA

Aplikasi Mobile HajiPintar Diluncurkan, Jamaah Bisa Daftar Online


Nasional | Kamis, 17 Mar 2022

Dakwah Milenial, Sekretaris LD PBNU: Jangan Hanya Jadi Followers!


Nasional | Kamis, 17 Mar 2022

Tradisi dan Amaliah NU Terbukti Wujudkan Kesejukan dalam Beragama dan Berbangsa
Nasional | Kamis, 17 Mar 2022

Anjuran Memperbanyak Istighfar di Malam Nisfu Sya’ban


Ubudiyah | Kamis, 17 Mar 2022

Humor Madura: Nangis di Warung Telepon


Humor | Kamis, 17 Mar 2022

Gus Salam Inisiasi Kantor Ranting NU Wadas sebagai Markas Perjuangan Hak Rakyat
Nasional | Kamis, 17 Mar 2022

KH Imam Aziz: Jangan Hanya Pikir Cari Untung dari Penambangan di Wadas
Nasional | Kamis, 17 Mar 2022

10 Nama Malam Nisfu Sya’ban


Puasa | Kamis, 17 Mar 2022

Keberagaman di Indonesia, Potensi atau Api dalam Sekam


Nasional | Kamis, 17 Mar 2022

Anda mungkin juga menyukai