Anda di halaman 1dari 4

Leader capsture @dailymotion

Surat al-Maidah ayat 51


Bagaimana tafsir surat al-Maidah ayat 51. Dan bagaimana sikap kita dg ungkapan
tokoh ormas yang membela pelecehan orang kafir terhadap al-Quran?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Sebelum membahas tafsir surat al-Maidah ayat 51, saya tertarik untuk menyebutkan
dua catatan terkait peristiwa ini,
Pertama, kejadian ini merupakan imbal balik atas konspirasi yang digencarkan si
gubernur kafir
Seketika ayat ini menjadi sangat tenar di masyarakat, setelah si gubernur kafir itu
berusaha ingin menggugatnya dari al-Quran. Masyarakat sering menyebutnya,
serasa baru saja diturunkan. Melihat keadaan ini saya teringat peristiwa wafatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebelum kedatangan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu, Umar berkhutbah dengan
lantang, menegaskan bahwa  Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
mati. Tapi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi panggilan Rab-
nya seperti yang terjadi pada Musa ‘alaihis salam.
Ketika Abu Bakr datang, beliau langsung mendatangi jenazah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk memastikan kondisinya. Setelah beliau melihat dengan mata
kepala sendiri bahwa Muhammad telah meninggal, beliau langsung keluar rumah
duka menuju  masjid, menyuruh Umar untuk duduk, dan beliau menyampaikan
pesan,
‫ فإن هللا حي ال يموت‬،‫ هللا‬7‫ ومن كان منكم يعبد‬،‫ من كان منكم يعبد محمدا صلى هللا عليه وسلم فإن محمدا قد مات‬،‫أما بعد‬
Amma ba’du, siapa yang menyembah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ketahuilah bahwa Muhammad telah meninggal. Dan siapa yang menyembah Allah,
sesungguhnya Allah Maha Hidup, dan tidak mati.
Kemudian Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu mengutip firman Allah,

ِ ْ‫مات َأ ْو قُ ِت َل ا ْن َقلَ ْب ُت ْم َعلى َأع‬


َ ‫ َو َمنْ َي ْن َقلِبْ َعلى َعقِ َب ْي ِه َفلَنْ َيضُرَّ هَّللا‬،‫قاب ُك ْم‬ َ ْ‫ َأ َفِإن‬،ُ‫ت مِنْ َق ْبلِ ِه الرُّ ُسل‬
ْ َ‫ َق ْد َخل‬،ٌ‫َوما م َُح َّم ٌد ِإاَّل َرسُول‬
‫ين‬ َّ ‫هَّللا‬
َ ‫ َو َس َيجْ ِزي ُ الشاك ِِر‬،‫شيْئا‬ ً َ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah ada sebelumnya
beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu akan murtad?
Barangsiapa yang murtad, ia tidak dapat merugikan Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran: 144)
Kata Ibnu Abbas, mengomentari pernyataan di atas,
‫ فما أسمع بشرا من الناس إال‬،‫ فتلقاها منه الناس كلهم‬،‫وهللا لكأن الناس لم يعلموا أن هللا أنزل هذه اآلية حتى تالها أبو بكر‬
‫يتلوها‬
Demi Allah, seolah-olah masyarakat belum pernah tahu bahwa Allah telah
menurunkan ayat ini, sampai dibaca oleh Abu Bakr. Lalu disebut-sebut semua
orang. Setiap saya bertemu orang, pasti dia membaca ayat ini. (ar-Rahiq al-
Makhtum, hlm. 432).
Sebelum gubernur kafir itu menyebutnya, masyarakat gak pernah sadar dan gak
pernah ada perhatian tentang ayat ini. Banyak masyarakat juga gak pernah
perhatian, bahwa ayat ini merupakan dalil larangan memilih pemimpin dari yahudi
dan nasrani. Sungguh ini efek samping dari konspirasi yang sedang digencarkan si
gubernur kafir itu. Namun Allah menghendaki lain, konspirasi balas konspirasi,
َ ‫َو َم َكرُوا َو َم َك َر هَّللا ُ َوهَّللا ُ َخ ْي ُر ْال َماك ِِر‬
‫ين‬
Mereka melakukan konspirasi, dan Allah juga membalas konspirasi mereka. Dan
Allah sebaik-baik dalam membalas konspirasi. (QS. Ali Imran: 54)
Kedua, bahwa orang kafir sekalipun, mereka bisa memahami pesan yang ada
dalam al-Qur’an. Meskipun mereka ndableg, dan tidak mau menerimanya. Mereka
kufur kepada seluruh isi al-Quran. Ini dalil bahwa sebenarnya hujjah (bukti
kebenaran) telah sampai kepada mereka. Hanya saja mereka tidak memiliki
hidayah taufiq, sehingga mereka tidak mau mengamalkannya.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari jalur Thariq bin Syihab, bahwa pernah ada
orang Yahudi yang datang menemui Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, lalu
mengatakan,
‫ لو علينا معشر اليهود نزلت التخذنا ذلك اليوم عيدا‬،‫ إنكم تقرءون آية في كتابكم‬،‫يا عمر‬
Wahai Umar, kalian membaca satu ayat di kitab kalian, andaikan ayat ini turun
kepada kami kaum Yahudi, tentu akan kami jadikan hari turunnya ayat itu sebagai
hari raya.
Umar bertanya: “Ayat apa itu?”
Jawab Yahudi: “Firman Allah,
ُ ‫ت لَ ُك ْم دِي َن ُك ْم َوَأ ْت َم ْم‬
‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِعْ َمتِي‬ ُ ‫ْال َي ْو َم َأ ْك َم ْل‬
“Pada hari dimana Aku sempurnakan agama kalian untuk kalian, dan aku penuhi
nikmat-Ku (nikmat hidayah) untuk kalian…” (QS. Al-Maidah: 3)
Selanjutnya, khalifah Umar berkomentar,
‫ والساعة التي نزلت فيها على رسول هللا صلى هللا‬،‫وهللا إني ألعلم اليوم الذي نزلت على رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ نزلت َعشية َع َر َفة في يوم جمعة‬،‫عليه وسلم‬
“Demi Allah, saya tahu hari dimana ayat ini turun kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, waktu dimana ayat ini turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Ayat ini turun di siang hari Arafah, pada hari Jumat.” (HR. Ahmad 188).
Ini menunjukkan bahwa orang sesat seukuran yahudi sekalipun, mereka tetap
membaca al-Quran, sehingga hujjah telah sampai ke mereka.

Tafsir QS. al-Maidah ayat 51

Saya tidak perlu berpannjang lebar. Hanya ingin mencamtumkan riwayat dari Umar
bin Khatab radhiyallahu ‘anhu.  Dari Sammak bin Harb, dari Iyadh,
،‫ فرفع إليه ذلك‬،‫ وكان له كاتب نصراني‬،‫أن عمر أمر أبا موسى األشعري أن يرفع إليه ما أخذ وما أعطى في أديم واحد‬
‫ إنه ال يستطيع‬:‫ هل أنت قارئ لنا كتابًا في المسجد جاء من الشام؟ فقال‬،‫ إن هذا لحفيظ‬:‫فعجب عمر رضي هللا عنه وقال‬
‫ { َيا‬:‫ أخرجوه” ثم قرأ‬:‫ ثم قال‬،‫ فانتهرني وضرب فخذي‬:‫ قال‬.‫ ال بل نصراني‬:‫ أ ُج ُنبٌ هو؟ قال‬:‫أن يدخل المسجد فقال عمر‬
‫ارى َأ ْولِ َيا َء‬
َ ‫ص‬ َ ‫َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ال َت َّتخ ُِذوا ْال َيهُو َد َوال َّن‬
Umar memerintahkan Abu Musa al-Asy’ari untuk melaporkan semua yang diterima
dan yang diserahkan dalam satu catatan. Abu Musa memiliki juru tulis beragama
nasrani. Kemudian catatan itu diserahkan. Dan Umar radhiyallahu ‘anhu terheran,
beliau mengatakan, “Ini sangat rinci.” Lalu beliau meminta,
“Apakah nanti di masjid, kamu bisa membacakan untuk kami, surat yang datang dari
Syam?”
Abu Musa mengatakan, “Dia tidak boleh masuk masjid?”
Tanya Umar, “Mengapa? Apakah dia junub?”
“Bukan, dia nasrani.” Jawab Abu Musa.
Umar langsung membentakku dan memukul pahaku, dan mengatakan, “Keluarkan
dia.”
kemudian beliau membaca firman Allah,
ٍ ْ‫ض ُه ْم َأ ْولِ َيا ُء َبع‬
‫ض َو َمنْ َي َت َولَّ ُه ْم ِم ْن ُك ْم َفِإ َّن ُه ِم ْن ُه ْم ِإنَّ هَّللا َ اَل َي ْهدِي‬ ُ ْ‫ارى َأ ْولِ َيا َء َبع‬
َ ‫ص‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين َآ َم ُنوا اَل َت َّتخ ُِذوا ْال َيهُو َد َوال َّن‬
َّ
َ ‫ال َق ْو َم الظالِم‬
‫ِين‬ ْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi
dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim..” (QS. Al-Maidah: 51)
Umar melarang, jangan sampai orang kafir menjadi pejabat yang memiliki posisi di
pemerintahan. Sekalipun dia hanya seorang akuntan negara.

Komplotan Munafiq Indonesia (KMI)

Sikap dan perilaku jahat kaum munafik – yang secara lahir mengaku beriman, tetapi
batinnya mencintai kekufuran – bahkan diabadikan dalam satu surat khusus, yaitu
Surat al-Munafiqun (surat ke-63). Mereka dikenal sebagai pendusta, mengaku-aku
iman padahal selalu memusuhi kaum Muslimin dan membela orang kafir.
Kadang mereka tak segan bersumpah-sumpah  agar bisa dipercaya. Padahal,
mereka selalu berusaha menghalagi manusia untuk mendekat kepada Allah. Juga,
tak jarang penampilan lahiriah kaum munafik  itu sangat memukau; ucapan-ucapan
mereka pun banyak didengar orang. Mereka bisa berpenampilan seperti profesor
ahli tafsir, atau pemuka ormas besar, atau mengaku pakar agama. Silahkan Anda
baca QS. al-Munafiqun, ayat: 1-5.
Dalam peristiwa semacam ini, anda sudah bisa menebak arah gerakannya. Mereka
akan selalu menjadi garda depan pembela gubernur kafir itu. Mereka sangat
berharap, agar yang menang adalah gubernur kafir.
Anda baca ayat ini:
َ ‫ِين َأ َي ْب َت ُغ‬
ِ ‫ون عِ ْن َد ُه ُم ْالع َِّز َة َفِإنَّ ْالع َِّز َة هَّلِل‬ ِ ‫ين َأ ْولِ َيا َء مِنْ ُد‬
َ ‫ون ْالمُْؤ ِمن‬ َ ‫ون ْال َكاف ِِر‬ َ ‫الَّذ‬ . ‫ِين ِبَأنَّ لَ ُه ْم َع َذابًا َألِيمًا‬
َ ‫ِين َي َّتخ ُِذ‬ َ ‫َب ِّش ِر ْال ُم َنافِق‬
‫َجمِيعً ا‬
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan
yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-
teman dan penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka
mencari kemenangan di sisi orang kafir itu? maka sesungguhnya semua
kemenangan kepunyaan Allah. (QS. an-Nisa’: 138 – 139)
Orang muslim yang menjadi TEMAN-AHOAX, para pendukung AHOAX, berpihak
pada AHOAX, merekalah Komplotan Munafik Indonesia (KMI). Jangan pernah shalat
bersama mereka.
Ya Rabb kami, jauhkan kami dari kehadiran pemimpin kafir di tengah kami. Dan
jauhkan kami dari komplotan munafiqun, yang selalu berdusta atas nama-Mu. 
Lindungi kami dari konspirasi mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Wa shallallahu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!
KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi
Terbaik di Indonesia.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

 SPONSOR hubungi: 081 326 333 328


 DONASI hubungi: 087 882 888 727
 REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH
MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK

Sumber : https://konsultasisyariah.com/28439-tafsir-surat-al-maidah-ayat-51.html

Yuk Bagikan, Insya Allah Berpahala :

Anda mungkin juga menyukai