Anda di halaman 1dari 12

Tafsir Ibnu Katsir

Terjemah Al Qur'an, Tafsir Al Qur'an, Ilmu Al Qur'an, Software Al Qur'an, Ebook Al Qur'an,
Tilawah Al Qur'an, Murattal Al Qur'an

Tafsir Surat Al-Balad, ayat 11-20


- October 27, 2015
‫) َأْو ِإْط َع اٌم ِفي َي ْو ٍم‬13( ‫) َف ُّك َر َقَب ٍة‬12( ‫) َو َم ا َأْد َر اَك َم ا اْلَعَقَبُة‬11( ‫َفاَل اْقَتَح َم اْلَعَقَبَة‬
‫) ُثَّم َك اَن ِم َن اَّل ِذ يَن‬16( ‫) َأْو ِم ْس ِكيًنا َذ ا َم ْتَر َب ٍة‬15( ‫) َيِتيًم ا َذ ا َم ْقَر َبٍة‬14( ‫ِذ ي َم ْس َغَبٍة‬
)18( ‫) ُأوَلِئ َك َأْص َح اُب اْلَم ْيَم َن ِة‬17( ‫آَم ُن وا َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّص ْبِر َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَم ْر َح َم ِة‬
)20( ‫) َع َلْيِهْم َناٌر ُم ْؤ َص َد ٌة‬19( ‫َو اَّلِذ يَن َك َفُر وا ِبآَياِتَنا ُهْم َأْص َح اُب اْلَم ْش َأَم ِة‬
Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak dari
perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan
kerabat, atau orang yang miskin yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman
dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-
orang yang beriman dan saling berpesan ini) adalah golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup
rapat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Umar ibnu Ismail ibnu Mujalid, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Idris, dari ayahnya, dari Abu Atiyyah, dari Ibnu Umar
sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki
lagi sulit. (Al-Balad: 11) Maksudnya, memasuki jalan yang mendaki lagi sulit, yaitu nama sebuah
gunung di dalam neraka Jahanam. (Dengan demikian, berarti huruf lam di sini bukan lam nafi,
melainkan lam taukid. Sehingga makna ayat menjadi seperti berikut, "Maka sesungguhnya manusia
itu akan menempuh jalan yang sulit lagi mendaki," pent).
Ka'bul Ahbar mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka tidakkah sebaiknya ia
menempuh jalan yang mendaki lagi sulit. (Al-Balad: 11) 'Aqabah adalah tingkatan yang terdiri dari
tujuh puluh tingkatan di dalam neraka Jahanam.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka tidakkah sebaiknya ia
menempuh jalan yang mendaki lagi sulit. (Al-Balad: 11) Yaitu jalan yang mendaki lagi sulit di dalam
neraka Jahanam. Qatadah mengatakan bahwa sesungguhnya hal itu merupakan jalan mendaki, sulit,
lagi keras, maka jinakkanlah ia dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah.
Qatadah mengatakan bahwa selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya: Tahukah 'kamu apakah jalan
yang mendaki lagi sukar itu? (Al-Balad: 12) Lalu disebutkan pula bagaimana cara melaluinya dalam
firman berikutnya: (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan. (Al-Balad: 13-
14)
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka tidakkah sebaiknya (dengan
hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? (Al-Balad: 11) Yakni tidakkah sebaiknya
ia menempuh jalan yang membawanya kepada keselamatan dan kebaikan.
Kemudian dijelaskan dalam firman berikutnya:
} ‫{َو َم ا َأْد َر اَك َم ا اْلَعَقَبُة َفُّك َر َقَبٍة َأْو ِإْطَعاٌم‬
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu: (Yaitu) melepaskan budak dari
perbudakan atau memberi makan. (Al-Balad: 12-14)
Suatu qiraat ada yang membacanya fakku raqabatin dengan me-mudaf-kannya. Dan qiraat lain ada
yang membacanya fakkun raqabatan. Lafaz fakkun menjadi mudaf yang beramal dengan amal fi’il-
nya. Ia mengandung damir yang menjadi fa'il-nya, sedangkan raqabatan menjadi maf’ulnya. Kedua
qiraat ini maknanya berdekatan.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ibrahim, telah menceritakan
kepada kami Abdullah ibnu Sa'id ibnu Abu Hindun, dari Ismail ibnu Abu Hakim pelayan keluarga
Az-Zubair, dari Sa'id ibnu Marjanah; ia pernah mendengar Abu Hurairah mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda:

‫ ِم ْنَه ا ِإْرًب ا ِم ْن ُه ِم َن الَّناِر َح َّتى ِإَّنُه َلُيْع ِت ُق‬-‫ أي عضو‬-‫«َمْن َأْعَتَق َر َقَب ًة ُمْؤ ِم َن ًة َأْعَتَق الَّل ُه ِبُك ِّل إرب‬
» ‫ِباْلَيِد اْلَيَد َو ِبالِّر ْج ِل الِّر ْج َل َو ِباْلَف ْر ِج اْلَف ْر َج‬
Barang siapa yang memerdekakan seorang budak yang mukmin. maka Allah memerdekakan tiap
anggota tubuhnya dengan tiap anggota tubuh budak itu dari api neraka, sehingga sesungguhnya
Allah memerdekakan tangan dengan tangan, kaki dengan kaki, dan kemaluan dengan kemaluan.
Kemudian Ali ibnul Husain bertanya, "Apakah engkau benar mendengar hadis ini dari Abu
Hurairah?" Sa'id menjawab, "Benar." Maka Ali ibnul Husain berkata kepada salah seorang budaknya
untuk memanggil budak yang paling disayanginya.”Panggilah si Mutarrif!" Ketika Mutarrif telah
berada di hadapan Ali ibnu Husain, maka Ali berkata kepadanya. Pergilah kamu, sekarang engkau
merdeka karena Allah."
Imam Bukhari dan Imam Muslim, juga Imam Turmuzi dan Imam Nasai, telah meriwayatkan hadis
ini melalui berbagai jalur dari Sa’id ibnu Mirjanah dengan sanad yang sama. Menurut lafaz yang ada
pada Imam Muslim budak yang dimerdekakan oleh Ali ibnul Husain alias Zainul Abidin ini adalah
seorang budak yang sebelum dimerdekakan diberi uang sebanyak sepuluh ribu dirham (untuk
bekalnya).
Qatadah telah meriwayatkan dari Salim ibnu Abul Ja'd, dari Ma’dan ibnu Abu Talhah, dari Abu
Najih yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
‫َأُّيَم ا ُمْس ِلٍم َأْعَتَق َرُج اًل ُمْس ِلًم ا َف ِإ َّن الَّل َه َج اِع ٌل َو َف اَء كل عظم من عظامه عظما من عظامه محررا‬
‫ِم‬ ‫ِم ِع ِم‬ ‫ِع‬ ‫ِل‬ ‫ِت‬
‫ وأيما امرأة َأْع َتَق اْم َر َأًة ُمْس َم ًة َف ِإ َّن الَّل َه َج ا ٌل َو َف اَء ُك ِّل َعْظٍم ْن َظا َه ا َعْظًم ا ْن‬،‫من النار‬
‫ِع َظاِم َه ا ِم َن الَّناِر‬
Orang muslim yang memerdekakan seorang budak laki-laki yang muslim, maka sesungguhnya Allah
menjadikan imbalannya untuk setiap anggota tubuhnya dengan anggota tubuh budak yang
dimerdekakannya itu dari neraka. Dan wanita muslimah yang memerdekakan seorang budak
perempuan, maka sesungguhnya Allah menjadikan imbalannya untuk setiap anggota tubuhnya
dengan setiap anggota tubuh budak perempuan yang dimerdekakannya itu dimerdekakan dari api
neraka,
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Dan Abu Najih ini adalah Amr ibnu Absah As-
Sulami r.a.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Haiwah ibnu Syuraih. telah
menceritakan kepada kami Baqiyyah, telah menceritakan kepadaku Bujair ibnu Sa'd. dari Khalid
ibnu Ma'dan. dari Kasir ibnu Murrah, dari Amr ibnu Absah; ia telah menceritakan kepada mereka
bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
‫ِل‬ ‫ِل‬
‫ َو َمْن َأْعَتَق َنْف ًس ا ُمَس َم ًة َك اَنْت ِفْد َيَتُه‬.‫«َمْن َبَنى َمْس ِج ًد ا ُيْذ َك َر الَّلُه ِفيِه َبَنى الَّلُه َلُه َبْيًتا ِفي اْلَج َّنِة‬
»‫ َو َمْن َش اَب َش ْيَبًة ِفي اِإْل ْس اَل ِم َك اَنْت َلُه ُنوًر ا َيْو َم اْلِق َياَمِة‬، ‫ِم ْن َج َه َّنَم‬
Barang siapa yang membangun masjid agar disebutkan nama Allah di dalamnya, maka Allah akan
membangunkan baginya sebuah gedung di dalam surga. Dan barang siapa yang memerdekakan
seorang budak yang muslim, maka budak itu menjadi tebusannya dari neraka Jahanam. Dan barang
siapa yang mengalami ubanan pada sehelai rambutnya di masa Islam, maka hal itu kelak akan
menjadi nur (cahaya) baginya di hari kiamat.
Jalur lain.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Nafi', telah
menceritakan kepada kami Jarir, dari Salim ibnu Amir, bahwa Syurahbil ibnus Simt pernah
mengatakan kepada Amr ibnu Absah, "Ceritakanlah kepada kami sebuah hadis yang tidak panjang
dan tidak mudah dilupakan." Maka Amr ibnu Absa berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah
Saw. bersabda:
‫َش ا َش ًة ِفي ِبيِل الَّل ِه‬ ‫ِم‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬
‫َس‬ ‫ َو َمْن َب ْيَب‬، ‫«َمْن َأْع َت َق َر َقَب ًة ُمْس َم ًة َك اَنْت َك اَك ُه َن الَّن اِر ُعْض ًو ا ِبُعْض ٍو‬
‫ َو َمْن َرَمى ِبَس ْه ٍم َفَبَل َغ َفَأَص اَب َأْو َأْخ َط َأ َك اَن َك ُم ْع ِت ِق َر َقَب ٍة ِم ْن َبِني‬،‫َك اَنْت َل ُه ُن وًر ا َيْو َم اْلِق َياَم ِة‬
»‫ِإْس َم اِع يَل‬
Barang siapa memerdekakan seorang budak yang muslim, maka budak itu menjadi kebebasannya
dari neraka; setiap anggota tubuh dengan setiap anggota tubuh lainnya. Dan barang siapa yang
tumbuh ubannya sehelai dijalan Allah, maka hal itu akan menjadi cahaya baginya kelak di hari
kiamat. Dan barang siapa yang membidikkan anak panahnya, lalu mencapai sasarannya atau
meleset (di jalan Allah), maka dia bagaikan seorang yang memerdekakan seorang budak dari
kalangan Bani Ismail.
Imam Abu Daud dan Imam Nasai telah meriwayatkan sebagian dari hadis ini.
Jalur lain.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan
kepada kami Al-Faraj, telah menceritakan kepada kami Luqman, dari Abu Umamah, dari Amr ibnu
Absah As-Sulami. Abu Umamah mengatakan kepadanya, "Ceritakanlah kepada kami sebuah hadis
yang di dalamnya tidak mengandung kekurangan dan tidak pula hal yang sulit dicapai." Amr ibnu
Absah menjawab, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
‫ِتِه‬ ‫ِب‬ ‫ِح‬ ‫ٍد ِف‬ ‫ِل‬
‫«َمْن ُو َد َلُه َثاَل َثُة َأْو اَل ي اِإْل ْس اَل ِم َفَم اُتوا َقْبَل َأْن َيْبُلُغوا اْل ْنَث َأْدَخ َلُه الَّلُه اْلَج َّن َة َف ْض ِل َر ْح َم‬
‫ى ِب ْه ٍم ِفي ِبيِل الَّل ِه‬ ‫ِق ِة‬ ‫ِف ِب َّل ِه‬ ‫ِإ‬
‫َس‬ ‫ َو َمْن َرَم َس‬، ‫ َو َمْن َش اَب َش ْيَبًة ي َس يِل ال كانت له نورا َيْو َم اْل َياَم‬، ‫َّياُه ْم‬
‫ِم‬ ‫ِم‬ ‫ِع‬
‫ َو َمْن َأْعَتَق َر َقَب ًة ُمْؤ َن ًة َأْعَتَق الَّل ُه ِبُك ِّل ُعْض ٍو ْن ُه‬،‫َبَلَغ ِبِه اْلَعُّد َو َأَص اَب َأْو َأْخ َطَأ َك اَن َلُه ْتُق َر َقَبٍة‬
‫ َو َمْن َأْنَف َق َز ْو َج ْيِن ِفي َس ِبيِل الَّل ِه َف ِإ َّن ِلْلَج َّن ِة َثَم اِنَي َة َأْبَو اٍب ُيْد ِخ ُل ُه الَّل ُه ِم ْن َأِّي‬، ‫ُعْض ًو ا ِم ْنُه ِم َن الَّناِر‬
»‫َباٍب َش اَء ِم ْنَه ا‬
Barang siapa yang dilahirkan baginya tiga orang anak dalam masa Islam, lalu mereka semuanya
mati sebelum mencapai usia balig, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga berkat
kemurahan rahmat-Nya kepada mereka. Dan barang siapa yang beruban sehelai rambutnya di jalan
Allah, maka uban itu akan menjadi cahaya baginya kelak di hari kiamat. Dan barang siapa yang
membidikkan anak panah di jalan Allah hingga mencapai musuhnya, baik mengenainya atau
meleset, maka baginya pahala seperti memerdekakan seorang budak. Dan barang siapa
memerdekakan seorang budak yang mukmin, maka Allah memerdekakan tiap anggota tubuhnya
berkat tiap anggota tubuh budak yang dimerdekakannya dari api neraka. Dan barang siapa yang
membelanjakan dua jenis keperluan di jalan Allah, maka sesungguhnya surga itu mempunyai
delapan buah pintu, Allah akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu mana pun yang
disukainya.
Semua sanad hadis-hadis di atas berpredikat jayyid lagi kuat; segala puji bagi Allah Swt.
Hadis lain.
Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ais ibnu Muhammad Ar-Ramli, telah
menceritakan kepada kami Damrah, dari Ibnu Abu Ablah, dari Al-Arrif ibnu Iyasy Ad-Dailami yang
mengatakan bahwa kami datang kepada Wasilah ibnul Asqa', dan kami berkata kepadanya,
"Ceritakanlah kepada kami sebuah hadis yang tidak ada penambahan dan tidak pula pengurangan."
Maka Wasilah marah dan berkata, "Sesungguhnya seseorang dari kamu benar-benar membaca Al-
Qur'an dan mushaf yang dibacanya tergantung di rumahnya (tersimpan di dalamnya), maka apakah
dia berani menambah-nambahi atau menguranginya?" Kami berkata, "Bukan itu kami maksudkan,
sesungguhnya yang kami maksudkan hanyalah sebuah hadis dari Rasulullah Saw. yang pernah
engkau dengar secara harfiah." Wasilah ibnu Asqa' mengatakan, "Kami datang menghadap kepada
Rasulullah Saw. untuk menanyakan kepada beliau tentang seorang teman kami yang sudah dapat
dipastikan akan masuk neraka karena bunuh diri, maka Rasulullah Saw. menjawab:
» ‫«َأْع ِتُقوا َعْنُه ُيْع ِتُق الَّلُه ِبُك ِّل ُعْض ٍو ِم ْنُه ُعْض ًو ا ِم َن الَّناِر‬
'Merdekakanlah olehmu untuknya seorang budak, maka Allah akan memerdekakan setiap anggota
tubuhnya dengan setiap anggota tubuh budak itu dari neraka'.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai melalui hadis Ibrahim ibnu Abu Ablah, dari Al-
Arrif ibnu Iyasy Ad-Dailami, dari Wasilah dengan lafaz yang sama.
Hadis lain.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan
kepada kami Hisyam, dari Qatadah, dari Qais Al-Juzami, dari Uqbah ibnu Amir Al-Juhani, bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
» ‫«من أعتق رقبة ُمْس ِلَم ٍة َفُه َو ِفَد اُؤ ُه ِم َن الَّناِر‬
Barang siapa memerdekakan seorang budak yang muslim, maka budak itu menjadi penebus dirinya
dari neraka.
Telah menceritakan pula kepada kami Abdul Wahhab Al-Khaffaf, dari Sa'd, dari Qatadah yang
mengatakan bahwa pernah diceritakan kepada kami bahwa Qais Al-Juzami menceritakan hadis dari
Uqbah ibnu Amir, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
» ‫«َمْن َأْعَتَق َر َقَبًة ُمْؤ ِم َنًة َفِه َي ِفَك اُك ُه ِم َن الَّناِر‬
Barang siapa memerdekakan seorang budak yang mukmin, maka budak itu menjadi pembebasnya
dari neraka.
Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid melalui jalur ini.
Hadis lain.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Adam dan Abu Ahmad,
keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Abdur Rahman Al-Bajali,
dari Bani Bajilah, dari Ibnu Sulaim, dari Talhah ibnu Muarrif, dari Abdur Rahman ibnu Ausajah, dari
Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan bahwa pernah seorang lelaki Badui datang kepada Rasulullah
Saw., lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, ajarilah aku suatu amal yang dapat memasukkan diriku ke
dalam surga." Maka Rasulullah Saw. menjawab:
»‫ َأْع ِتِق الَّنَس َم َة َو ُفَّك الَّر َقَبَة‬،‫«َلِئْن ُك ْنَت َأْقَص ْر َت اْلُخ ْطَبَة َلَق ْد َأْعَر ْض َت اْلَمْس َأَلَة‬
Sesungguhnya aku telah berniat akan meringkas khotbah ini, tetapi ternyata engkau menjadikannya
panjang. Merdekakanlah budak dan bantulah untuk memerdekakannya.
Lelaki Badui itu bertanya, "Wahai Rasulullah, bukankah keduanya itu sama?" Rasulullah Saw.
menjawab:
، ‫ َو اْلِم ْنَح ُة اْلَو ُك وُف‬،‫ َو َف َّك الَّر َقَب ِة َأْن ُتِعيَن ِفي ِع ْتِق َه ا‬،‫«اَل ِإَّن ِع ْت َق الَّنَس َم ِة َأْن َتْنَف ِر َد ِبِعْتِق َه ا‬
‫ ْأ ِب اْل وِف‬، ‫ ا ِق الَّظ آَن‬، ‫اْلَف َعَلى ِذ ي الَّر ِح ِم الَّظاِلِم َفِإ ْن َل ُتِط ْق َذِلَك َفَأْطِعِم اْل اِئ‬
‫ْم َو ُمْر َم ْع ُر‬ ‫َج َع َو ْس‬ ‫ْم‬ ‫َو ْي ُء‬
»‫ َفِإ ْن َلْم ُتِط ْق َذِلَك َفُك َّف ِلَس اَنَك ِإاَّل من الخير‬، ‫َو اْنَه َعِن اْلُم ْنَك ِر‬
Tidak, sesungguhnya yang pertama berarti engkau memerdekakan budak seutuhnya, sedangkan
yang kedua berarti engkau hanya membantu memerdekakannya. Dan gemarlah berderma, berilah
saudara yang zalim. Maka jika kamu tidak mampu mengerjakannya, berilah makan orang yang
kelaparan, berilah minum orang yang kehausan, beramar ma'ruf dan bernahi munkarlah. Dan jika
kamu tidak mampu mengerjakannya, maka cegahlah lisanmu kecuali terhadap kebaikan.
*******************
Firman Allah Swt.:
}‫{َأْو ِإْط َعاٌم ِفي َيْو ٍم ِذ ي َم ْس َغَبٍة‬
Atau memberi makan pada hari kelaparan. (Al-Balad: 14)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa masgabah artinya kelaparan. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah,
Mujahid, Ad-Dahhak, Qatadah, dan selain mereka. As-sagab artinya kelaparan. Ibrahim An-Nakha'i
mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah di hari makanan sulit dicari. Qatadah mengatakan di
hari yang makanan sangat diminati.
Firman Allah Swt.:
}‫{َيِتيًم ا‬
(kepada) anak yatim. (Al-Balad: 15)
Yakni berilah makan anak yatim di hari seperti itu.
}‫{َذ ا َم ْقَر َبٍة‬
yang ada hubungan kerabat. (Al-Balad: 15)
Yaitu mempunyai pertalian kekeluargaan dengan yang bersangkutan. Demikianlah menurut Ibnu
Abbas, Ikrimah, Al-Hasan, Ad-Dahhak, dan As-Saddi, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Bahwa telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Hafsah
binti Sirin, dari Salman ibnu Amir, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
»‫ َص َد َقٌة َو ِص َلٌة‬: ‫«الَّصَد َقُة َعَلى اْلِم ْس ِكيِن َص َد َقٌة َو َعَلى ِذ ي الَّر ِح ِم اْثَنَتاِن‬
Bersedekah kepada (orang lain) yang miskin berpahala sedekah; dan kepada orang miskin yang ada
hubungan kerabat dua pahala, pahala sedekah dan pahala silaturahmi.
Imam Turmuzi dan Imam Nasai telah meriwayatkannya pula, dan sanad hadis ini sahih.
Firman Allah Swt.:
}‫{َأْو ِم ْس ِكيًنا َذ ا َم ْتَر َبٍة‬
atau orang miskin yang sangat fakir. (Al-Balad: 16)
Yakni sangat miskin sehingga menempel di tanah, lagi tak punya apa-apa. Ibnu Abbas mengatakan
bahwa za matrabah artinya orang miskin yang terlempar di jalan (gelandangan), tidak punya rumah,
dan tidak punya sesuatu yang menghindarinya dari menempel di tanah. Menurut riwayat yang lain,
makna yang dimaksud ialah orang yang menempel di tanah karena fakir lagi berhajat dan tidak
mempunyai apa-apa. Dan menurut riwayat lainnya yang juga dari Ibnu Abbas, makna yang dimaksud
ialah orang yang jauh rumahnya. Menurut Ibnu Abu Hatim, makna yang dimaksud dari ucapan Ibnu
Abbas ialah orang yang mengembara, jauh dari negeri asalnya.
Ikrimah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah orang fakir yang banyak utangnya lagi
memerlukan bantuan. Sa'id ibnu Jubair mengatakan, yang dimaksud ialah orang yang hidup sebatang
kara. Ibnu Abbas, Sa'id, Qatadah, dan Muqatil ibnu Hauyyan mengatakan bahwa makna yang
dimaksud ialah orang miskin yang banyak anaknya. Semua pendapat di atas mempunyai makna yang
berdekatan.
Firman Allah Swt.:
}‫{ُثَّم َك اَن ِم َن اَّلِذ يَن آَم ُنوا‬
Dan dia termasuk orang-orang yang beriman. (Al-Balad: 17)
Yaitu selain dari semua sifat tersebut yang baik lagi suci, dia adalah seorang yang mukmin hatinya
dan mengharapkan pahala amalnya itu hanya karena Allah Swt. Sebagaimana yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:
‫َو َم ْن َأراَد اآْل ِخ َر َة َو َس عى َلها َسْعَيها َو ُهَو ُم ْؤ ِم ٌن َفُأولِئَك كاَن َسْعُيُهْم َم ْش ُك ورًا‬
Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-
sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya
dibalasi dengan baik. (Al-Isra: 19)
Dan firman Allah Swt.
‫َم ْن َع ِم َل صاِلحًا ِم ْن َذ َك ٍر َأْو ُأْنثى َو ُهَو ُم ْؤ ِم ٌن‬
Dan barang siapa mengerjakan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia
dalam keadaan beriman. (Al-Mukmin: 40), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah Swt.:
}‫{َو َتَو اَصْو ا ِبالَّصْبِر َو َتَو اَصْو ا ِباْلَم ْر َح َم ِة‬
dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (Al-Balad: 17)
Yakni dia termasuk orang-orang mukmin yang gemar mengerjakan amal saleh lagi saling berpesan
untuk bersabar dalam menghadapi gangguan manusia dan tetap bersikap penyayang kepada mereka,
sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis:
‫«اْلُم َتَو اِص يَن ِبالَّص ْبِر َعَلى َأَذى الَّن اِس َو َعَلى الَّر ْح َم ِة ِبِه ْم َك َم ا َج اَء ِفي الح ديث الش ريف‬
» ‫ اْرَح ُم وا َمْن ِفي اَأْلْر ِض َيْر َح ُم ُك ْم َمْن ِفي الَّس َم اِء‬، ‫الَّر اِح ُم وَن َيْر َح ُم ُه ُم الَّر ْح َمُن‬
Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Tuhan Yang Maha Penyayang. Sayangilah
orang-orang yang ada di bumi, maka orang-orang yang ada di langit akan menyayangimu.
Di dalam hadis lain disebutkan:
» ‫«اَل َيْر َح ُم الَّلُه َمْن اَل َيْر َح ُم الَّناَس‬
Allah tidak menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia.
Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Najih, dari Ibnu Amir, dari Abdullah ibnu Amr yang
meriwayatkan hadis ini:
»‫«َمْن َلْم َيْر َحْم َص ِغيَر َنا َو َيْع ِر ْف َح َّق َك ِبيِر َنا َفَلْيَس ِم َّنا‬
Barang siapa yang tidak menyayangi orang-orang kecil kami dan tidak menghormati hak orang-
orang besar kami, maka dia bukan dari golongan kami.
*******************
Firman Allah Swt.:
}‫{ُأوَلِئَك َأْص َح اُب اْلَم ْيَم َنِة‬
Mereka adalah golongan kanan. (Al-Balad: 18)
Yaitu orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut di atas adalah golongan kanan. Kemudian
disebutkan dalam firman berikutnya:
}‫{َو اَّلِذ يَن َك َفُر وا ِبآَياِتَنا ُهْم َأْص َح اُب اْلَم ْش َأَم ِة‬
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. (Al-Balad:
19)
Yakni termasuk golongan kiri.
}‫{َع َلْيِهْم َناٌر ُم ْؤ َص َد ٌة‬
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. (Al-Balad: 20)
Mereka dimasukkan ke dalamnya, lalu ditutup rapat-rapat sehingga tidak ada jalan selamat bagi
mereka dan tidak pula ada jalan keluar bagi mereka darinya.
Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi,
Atiyyah Al-Aufi, Al-Hasan, Qatadah, dan As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makiia
firman Allah Swt.: yang ditutup rapat. (Al-Balad: 20) Maksudnya, ditutup rapat; Ibnu Abbas
mengatakan bahwa semua pintunya ditutup. Mujahid mengatakan bahwa asuddul bab dengan dialek
Quraisy artinya aku menutup pintu. Hal ini kelak akan dijelaskan hadis yang menerangkannya dalam
tafsir surat Al-Humazah.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa firman-Nya: yang ditutup rapat. (Al-Balad: 20) Yakni diberi tembok
di sekelilingnya, tidak ada jalan keluar darinya.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang ditutup rapat. (Al-Balad: 20)
Yaitu tertutup rapat, sehingga tidak ada cahaya, tidak ada celah, dan tidak ada pula jalan keluar
darinya untuk selama-lamanya.
Abu Imran Al-Juni mengatakan bahwa apabila hari kiamat terjadi, maka Allah Swt. memerintahkan
kepada Malaikat Zabaniyah untuk menghimpunkan semua orang yang bertindak sewenang-wenang
dan semua setan serta semua orang yang dahulunya ketika di dunia kejahatan-nya ditakuti oleh
manusia. Lalu mereka diikat dengan rantai besi. Kemudian Allah memerintahkan (kepada malaikat-
Nya) untuk memasukkan mereka ke dalam neraka Jahanam, setelah itu neraka Jahanam ditutup
rapat-rapat menyekap mereka di dalamnya.
Abu Imran Al-Juni melanjutkan, bahwa maka demi Allah, telapak kaki mereka sama sekali tidak
dapat menetap selama-lamanya. Dan demi Allah, mereka di dalam neraka Jahanam sama sekali tidak
dapat melihat langit selama-lamanya. Dan demi Allah, kelopak mata mereka sama sekali tidak dapat
dikatupkan dan tidak dapat merasakan tidur untuk selama-lamanya. Dan demi Allah, mereka di
dalamnya sama sekali tidak pernah merasakan sejuknya minuman untuk selama-lamanya.
Demikianiah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Demikianlah akhir tafsir surat Al-Balad dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah Swt.
atas segala karunia-Nya.

90. Al-Balad Juz 30 Makkiyah Surat Al-Balad Tafsir Al-Balad

Popular posts from this blog


Keajaiban Terapi Ruqyah
- June 27, 2020

Kesempatan untuk 100 Orang Pendaftar 📖 *KEAJAIBAN RUQYAH* ---------------- Penyakit


merupakan bagian dari cobaan Allah Ta'ala yang dberikan kepada hamba-Nya Dan, semua orang
pasti : pernah merasakan sakit baik sakit fisik maupun non fisik. Menghadapi persoalan ini banyak
sekail metode pengobatan yang drtempuh manusia untuk menghalau dan menyembuhkan penyakit.
Mulai dari obat-obatan hingga pengobatan alternatif. Lantas. bagaimana Islam mengatur pemeluknya
dalam menghadapi berbagai penyakit yang setiap saat menimpanya? Bagi seorang muslim saat
ditimpa penyakit ia wajib berikhtiar mencari obat dengan berusaha secara maksimal. Diantara ikhtiar
tersebut adalah dengan ruqyah syar'yyah. Yaitu, sebuah metode pengobatan islami dengan memohon
bantuan kepada Allah Ta ala agar diberi kesembuhan. Diantara manfaat ruqyah syar'iyyah adalah
untuk menghilangkan gangguan sihir. Selain itu, ruqyah syar’iyah juga berfungsi sebagai ikhtiar
pengobatan. Manfaat ruqyah syar'iyy
BACA SELENGKAPNYA »
Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 1-5
- October 27, 2015
)5( ‫) َع َّلَم اِإْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬4( ‫) اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِم‬3( ‫) اْقَر ْأ َوَر ُّبَك اَأْلْك َرُم‬2( ‫) َخ َلَق اِإْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍق‬1( ‫اْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Imam Ahmad
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami
Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah yang menceritakan bahwa permulaan wahyu yang
disampaikan kepada Rasulullah Saw. berupa mimpi yang benar dalam tidurnya. Dan beliau tidak
sekali-kali melihat suatu mimpi, melainkan datangnya mimpi itu bagaikan sinar pagi hari. Kemudian
dijadikan baginya suka menyendiri, dan beliau sering datang ke Gua Hira, lalu melakukan ibadah di
dalamnya selama beberapa malam yang berbilang dan
BACA SELENGKAPNYA »
Tafsir Surat Al Mu’minun, ayat 99-100
- July 02, 2015
{ ‫) َلَع ِّلي َأْع َم ُل َص اِلًحا ِفيَم ا َتَر ْكُت َك ال ِإَّنَها َك ِلَم ٌة ُهَو َقاِئُلَها َوِم ْن َوَر اِئِهْم َبْر َز ٌخ ِإَلى‬99( ‫َح َّتى ِإَذ ا َج اَء َأَح َد ُهُم اْلَم ْو ُت َقاَل َر ِّب اْر ِج ُعوِن‬
)100( ‫( } َيْو ِم ُيْبَع ُثوَن‬Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku
berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan. Allah Swt. menceritakan tentang keadaan orang yang sedang menjelang kematiannya
dari kalangan orang-orang kafir atau orang-orang yang melalaikan perintah Allah Swt. Diceritakan
pula perkataan mereka saat itu dan permintaan mereka untuk dapat dikembalikan lagi ke dunia untuk
memperbaiki apa yang telah dirusakkannya selama hidupnya. Karena itu, disebutkan dalam firman-
Nya: {‫َر ِّب اْر ِج‬
BACA SELENGKAPNYA »

Powered by Blogger
Theme images by Michael Elkan

Radio Ruqo Fm
Archive
Labels
Report Abuse

Anda mungkin juga menyukai