Anda di halaman 1dari 5

Tafsir Surat Al-Muthaffifin, ayat 1-6

‫) َوِإ َذا َك الُو ُه ْم َأ ْو‬2( ‫ون‬ َ ُ‫س ت َْوف‬ ِ ‫ين ِإ َذا ا ْكتَ الُوا َعلَى النَّا‬
ْ َ‫س ي‬ َ ِ‫َو ْي ٌل لِ ْل ُمطَفِّف‬
َ ‫) الَّ ِذ‬1( ‫ين‬
‫) يَ ْو َم يَقُ و ُم‬5( ‫يم‬ َ ُ‫) َأاَل يَظُنُّ ُأولَِئكَ َأنَّ ُه ْم َم ْب ُعوث‬3( ‫ون‬
ٍ ‫) لِيَ ْو ٍم َع ِظ‬4( ‫ون‬ ِ ‫َو َزنُو ُه ْم يُ ْخ‬
َ ‫س ُر‬
)6( ‫ين‬ َ ‫اس لِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِم‬
ُ َّ‫الن‬
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya
mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam?

Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Aqil, Ibnu Majah menambahkan dari Abdur Rahman ibnu Bisyr, keduanya mengatakan bahwa telah
menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain ibnu Waqid, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari
Yazid ibnu Abu Sa'id An-Nahwi maula Quraisy, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
ketika Nabi Saw. tiba di Madinah, orang-orang Madinah terkenal dengan kecurangannya dalam hal
takaran. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang.  (Al-Muthaffifin: 1) Setelah itu mereka menjadi orang-orang,yang baik dalam menggunakan
takaran.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, tclah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Nadr ibnu Hammad, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ubaid, dari Al-A'masy. dari Amr ibnu Murrah, dari
Abdullah ibnu Haris, dari Hilal ibnu Talq yang mengatakan bahwa ketika aku sedang berjalan
bersama Ibnu Umar. maka aku bertanya, "'Siapakah manusia yang paling baik dan paling memenuhi
dalam memakai takaran, penduduk Mekah ataukah penduduk Madinah?*' Ibnu Umar
menjawab.”Sudah seharusnya bagi mereka berbuat demikian. tidakkah engkau telah mendengar
firman-Nya: "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang" (Al-Muthaffifin: 1).'"

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abus Sa’ib, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Fudail. dari Dirar, dari Abdullah Al-Maktab, dari seorang lelaki, dari Abdullah yang mengatakan
bahwa pernah seorang lelaki berkata kepadanya, "Wahai Abu Abdur Rahman, sesungguhnya
penduduk Madinah benar-benar memenuhi takaran mereka." Abdullah menjawab, "Lalu apakah
yang mencegah mereka untuk tidak memenuhi takaran, sedangkan Allah Swt. telah
berfirman: "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang" (Al-Muthaffifin: 1).'sampai dengan
firman-Nya: '(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam' (Al-Muthaffifin:
6)

Makna yang dimaksud dengan tatfif di sini ialah curang dalam memakai takaran dan timbangan,
yang adakalanya meminta tambah bila menagih orang lain, atau dengan cara mengurangi bila ia
membayar kepada mereka. Untuk itulah maka dalam firman berikutnya dijelaskan siapa saja mereka
yang diancam akan mendapat kerugian dan kecelakaan yang besar, yaitu:

َ ُ‫ست َْوف‬
{‫ون‬ ِ ‫ين ِإ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى النَّا‬
ْ َ ‫ي‬  ‫س‬ َ ‫}الَّ ِذ‬
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. (Al-
Muthaffifin: 2)

Yakni bila mereka menerima takaran dari orang lain, maka mereka meminta supaya dipenuhi dan
diberi tambahan.

{‫ون‬ ِ ‫}وِإ َذا َكالُو ُه ْم َأ ْو َو َزنُو ُه ْم يُ ْخ‬


َ ‫س ُر‬ َ
dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (Al-
Muthaffifin: 3)

Yaitu merugikan orang lain dengan menguranginya.

Hal yang terbaik dalam meng-i'rab ayat ini hendaknya lafaz kalu dan wazanu dianggap


sebagai fi'il (kata kerja) yang muta'addi. Dengan demikian, berarti damir hum berkedudukan
dalam mahal nasab sebagai maf’ul-nya. Tetapi sebagian ulama Nahwu menjadikan damir tersebut
sebagai taukid dari damir yang tidak disebutkan dalam lafaz kalu dan wazanu , sedangkan maf'ul-nya
dibuang karena sudah dapat dimaklumi dari konteksnya. Keduanya mempunyai makna yang
berdekatan.

Allah Swt. telah memerintahkan kepada manusia untuk memenuhi takaran dan timbangan dengan
jujur. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

‫سنُ تَْأ ِوياًل‬


َ ‫يم ذلِ َك َخ ْي ٌر َوَأ ْح‬ ْ ‫س ا ْل ُم‬
ِ ِ‫ستَق‬ ْ ِ‫َوَأ ْوفُوا ا ْل َك ْي َل ِإذا ِك ْلتُ ْم َو ِزنُوا بِا ْلق‬
ِ ‫سطا‬
Dan sempurnakanlah takaran apabila kalian menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar.
Itilah yang lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (Al-Isra: 35)

ْ ‫س ِط اَل نُ َكلِّفُ نَ ْفسا ً ِإاَّل ُو‬


‫س َعها‬ َ ‫َوَأ ْوفُوا ا ْل َك ْي َل َوا ْل ِم‬
ْ ِ‫يزان بِا ْلق‬
Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekadar kesanggupannya. (Al-An'am: 152)

Dan firman Allah Swt.:

َ ‫س ُروا ا ْل ِم‬
‫يزان‬ ْ ِ‫َوَأقِي ُموا ا ْل َو ْز َن بِا ْلق‬
ِ ‫س ِط َوال تُ ْخ‬
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kalian mengurangi neraca itu. (Ar-
Rahman: 9)

Dan Allah Swt. telah membinasakan kaum Syu'aib dan menghancurkannya disebabkan mereka
curang terhadap orang lain dalam melakukan takaran dan timbangan.

*******************

Kemudian Allah Swt. berfirman:

{‫يم‬ َ ُ‫}َأال يَظُنُّ ُأولَِئ َك َأنَّ ُه ْم َم ْب ُعوث‬


ٍ ‫ون لِيَ ْو ٍم َع ِظ‬
Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari
yang besar. (Al-Muthaffifin: 4-5)

Mereka sama sekali tidak takut kepada hari berbangkit, yang di hari itu mereka akan diberdirikan di
hadapan Tuhan Yang Mengetahui semua isi dan rahasia, untuk dimintai pertanggungjawabannya,
yaitu di hari yang menakutkan karena banyak peristiwa yang dahsyat terjadi di hari itu lagi sangat
mengerikan. Barang siapa yang merugi di hari itu, maka dimasukkanlah ia ke dalam neraka yang
panas.

Firman Allah Swt.:

َ ‫اس لِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِم‬


{‫ين‬ ُ َّ‫}يَ ْو َم يَقُو ُم الن‬
(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (Al-Muthaffifin: 6)

Yakni mereka berdiri dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, lagi tidak berkhitan di tempat
pemberhentian yang amat sulit, sesak, lagi menyengsarakan bagi orang yang durhaka, karena
mereka diselimuti oleh murka Allah yang tiada suatu kekuatan pun atau panca indra pun yang
mampu bertahan terhadapnya.
" :‫س لَّ َم قَ ا َل‬ َ ‫ َع ِن ا ْب ِن ُع َم َر َأنَّ النَّبِ َّي‬،‫ عَنْ نَافِ ٍع‬:ٌ‫قَا َل اِإْل َما ُم َمالِك‬
َ ‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
‫اف‬ِ ‫ص‬ َ ‫ش ِح ِه ِإلَى َأ ْن‬
ْ ‫يب َأ َح ُد ُه ْم فِي َر‬ َ ‫ين} َحتَّى يَ ِغ‬ َ ‫اس لِ َر ِّب ا ْل َع الَ ِم‬
ُ َّ‫{يَ ْو َم يَقُ و ُم الن‬
‫"ُأ ُذنَ ْي ِه‬.
Imam Malik telah meriwayatkan dari Nafi', dari Ibnu Umar r.a., bahwa Nabi Saw. pernah
bersabda: di hari (ketika) manusia berdiri di hadapan Tuhan semesta alam, sehingga seseorang dari
mereka tenggelam ke dalam keringatnya sampai sebatas pertengahan hidungnya.

Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini melalui Malik dan Abdullah ibnu Aun, keduanya dari Nafi'
dengan sanad yang sama. Imam Muslim telah meriwayatkannya melalui dua jalur pula.

Demikian pula hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ayyub ibnu Yahya, Saleh ibnu Kaisan, dan
Abdullah serta Ubaidillah (keduanya putra Umar), dan Muhammad ibnu Ishaq, dari Nafi', dari Ibnu
Umar dengan sanad yang sama.

Lafaz Imam Ahmad menyebutkan bahwa:

‫صلَّى‬ َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ :‫ َع ِن ا ْب ِن ُع َم َر‬،‫ عَنْ نَافِ ٍع‬،‫ق‬ َ ‫س َحا‬ ْ ‫ َأ ْخبَ َرنَا ا ْبنُ ِإ‬،ُ‫َح َّدثَنَا يَ ِزيد‬
‫ين} لعظَم ة ال َّر ْح َم ِن َع َّز‬ َ ‫اس لِ َر ِّب ا ْل َع الَ ِم‬
ُ َّ‫" {يَ ْو َم يَقُ و ُم الن‬::‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه وسلم يَقُو ُل‬
‫اف آ َذانِ ِه ْم‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ق ليُل ِج ُم الرجا َل ِإلَى َأ ْن‬ َ ‫ َحتَّى ِإنَّ العر‬،‫"و َج َّل يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة‬
َ
telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ishaq, dari Nafi’, dari
Ibnu Umar, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:  Di hari (ketika) manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam, kelak di hari kiamat, karena kebesaran Tuhan Yang Maha
Pemurah, sehingga sesungguhnya keringat benar-benar menenggelamkan orang-orang sampai
batas pertengahan telinga mereka.

Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa:

‫ عَنْ َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن ْب ِن يَ ِزي َد ْب ِن‬،‫ َح َّدثَنَا ا ْبنُ ا ْل ُمبَ ا َر ِك‬،‫ق‬ َ ‫س َحا‬ ْ ‫َح َّدثَنَا ِإ ْب َرا ِهي ُم ْبنُ ِإ‬
:‫قَ ا َل‬-‫ي‬ َّ ‫س َو ِد ا ْل ِك ْن ِد‬ْ ‫يَ ْعنِي ا ْب َن اَأْل‬-ُ‫ َح َّدثَنِي ا ْل ِم ْق َداد‬،‫س لَ ْي ُم ْبنُ َع ا ِم ٍر‬
ُ ‫ َح َّدثَنِي‬،‫َج ابِ ٍر‬
‫ان ي و ُم ا ْلقِيَا َم ِة أدنِيَت‬ َ ‫ "ِإ َذا َك‬:‫س لَّ َم يَقُ و ُل‬ َ ‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫س و َل هَّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ
،‫س‬ ُ ‫الش ْم‬ َّ ‫ص ِه ُر ُه ُم‬ ْ ُ‫ فَت‬:‫ قَ ا َل‬،‫ون قي َد ِمي ٍل َأ ْو ِميلَ ْي ِن‬ َ ‫ َحتَّى تَ ُك‬،‫س ِم َن ا ْل ِعبَ ا ِد‬ ُ ‫الش ْم‬ َّ
ُ‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَْأ ُخ ُذه‬،‫ ِم ْن ُه ْم َمنْ يَْأ ُخ ُذهُ ِإلَى َعقِبي ه‬،‫ون فِي ال َعرق كقَدْر َأ ْع َمالِ ِه ْم‬ َ ُ‫فَيَ ُكون‬
‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يُ ْل ِج ُمهُ ِإ ْل َجا ًما‬،‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَْأ ُخ ُذهُ ِإلَى َح ْق َويه‬،‫"ِإلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‬.
telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnul
Mubarak, dari Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, telah menceritakan kepadaku Sulaim ibnu Amir,
telah menceritakan kepadakii Al-Miqdad ibnul Aswad Al-Kindi' yang mengatakan bahwa ia pernah
mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Apabila hari kiamat terjadi, matahari didekatkan kepada
semua hamba sampai jarak satu atau dua mil.  Sinar matahari memanggang mereka, maka keringat
mereka sesuai dengan kadar amal perbuatan masing-masing. Di antara mereka ada yang
keringatnya hanya sampai kedua mata kakinya, di antara mereka ada yang keringatnya sampai
pada kedua lututnya, di antara mereka ada yang keringatnya sampai pada pinggangnya, dan di
antara mereka ada yang benar-benar ditenggelamkan oleh keringatnya.

Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dari Al-Hakam ibnu Musa, dari Yahya ibnu Hamzah, sedangkan
Imam Turmuzi dari Suwaid, dari Ibnul Mubarak; keduanya dari Ibnu Jabir dengan sanad yang sama.

Hadis lain.
‫ابن‬ ‫ عن معاوي ة‬،‫س ْع ٍد‬ َ ُ‫ث ْبن‬ ُ ‫ َح َّدثَنَا اللَّ ْي‬،‫س َّوار‬
َ ُ‫سنُ ْبن‬ َ ‫ َح َّدثَنَا ا ْل َح‬:ُ‫قَا َل اِإْل َما ُم َأ ْح َمد‬
‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫ َأنَّ َر‬:َ‫ عَنْ َأبِي ُأ َما َم ة‬،ُ‫ َأنَّ َأبَا َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن َح َّدثَ ه‬:‫ح‬
َ ِ ‫س و َل هَّللا‬ ٍ ِ‫صال‬ َ
،‫ َويُ َزا ُد فِي َح ِّر َه ا َك َذا َو َك َذا‬،‫يل‬ ٍ ‫س يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة َعلَى قَ ْد ِر ِم‬
ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫ "تَ ْدنُو ال‬:‫سلَّ َم قَا َل‬ َ ‫َو‬
ْ‫ ِم ْن ُه ْم َمن‬،‫ يُع َرق ون فِي َه ا َعلَى قَ ْد ِر َخطَايَ ا ُه ْم‬،‫تَ ْغلِي ِم ْن َها ا ْل َه َوا ُّم َك َما تَ ْغلِي ا ْلقُ دُو ُر‬
‫ َو ِم ْن ُه ْم‬،‫س ِط ِه‬ َ ‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَ ْبلُ ُغ ِإلَى َو‬،‫س اقَ ْي ِه‬
َ ‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَ ْبلُ ُغ ِإلَى‬،‫يَ ْبلُ ُغ ِإلَى َك ْعبَ ْي ِه‬
‫ق‬ ُ ‫" َمنْ يُ ْل ِج ُمهُ ا ْل َع َر‬.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Siwar, telah
menceritakan kepada kami Al-Lais ibnu Sa'd dari Mu'awiyah ibnu Saleh, bahwa Abu Abdur Rahman
pernah menceritakan kepadanya dari Abu Umamah, bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Matahari didekatkan kelak di hari kiamat sampai jaraknya hanya satu mil (tingginya), dan
panasnya ditambah sebanyak sekian kali lipat, hingga membuat kepala mendidih karenanya,
sebagaimana panci (yang berisikan air) mendidih; dan mereka berkeringat karenanya sesuai dengan
kadar dosa-dosa mereka. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai pada kedua mata kakinya,
di antara mereka ada yang keringatnya sampai pada kedua betisnya, di antara mereka ada yang
keringatnya sampai pertengahan tubuhnya, dan di antara mereka ada yang terbenam dalam
keringatnya.

Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid (tunggal).

Hadis lain.

، ُ‫ َح َّدثَنَا َأبُو ُعشَّانة َحي ْبنُ يُ ؤ ِمن‬،‫ َح َّدثَنَا ا ْبنُ لَ ِهيعة‬، ٌ‫سن‬ َ ‫ َح َّدثَنَا َح‬:ُ‫قَا َل اِإْل َما ُم َأ ْح َمد‬
‫ "تَ ْدنُو‬:‫سلَّ َم يَقُو ُل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫سو َل‬ ُ ‫ سمعتُ َر‬:‫س ِم َع ُع ْقبَةَ ْب َن َعا ِم ٍر يَقُو ُل‬ َ ُ‫َأنَّه‬
ْ‫ َو ِم ْن ُه ْم َمن‬،‫س َمنْ يَ ْبلُ ُغ َع َرقُهُ َعقِبي ه‬ ِ ‫ فَ ِم َن النَّا‬،‫اس‬ ُ َّ‫ق الن‬ ُ ‫ض فَيَ ْع َر‬ِ ‫س ِم َن اَأْل ْر‬ ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫ال‬
،‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَ ْبلُ ُغ ال َع ُج ز‬،‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَ ْبلُ ُغ ِإلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‬،‫اق‬ ِ ‫الس‬ َّ ‫ف‬ ِ ‫ص‬ ْ ِ‫يَ ْبلُ ُغ ِإلَى ن‬
-‫س طَ فِي ِه‬ َ ‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَ ْبلُ ُغ َو‬،‫ َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَ ْبلُ ُغ َم ْن ِكبَ ْي ِه‬،َ‫اص َرة‬ ِ ‫َو ِم ْن ُه ْم َمنْ يَ ْبلُ ُغ ا ْل َخ‬
َ ‫شي ُر َه َك َذ‬
‫و ِم ْن ُه ْم‬-‫ا‬ ِ ُ‫سلَّ َم ي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫ َرَأ ْيتُ َر‬،ُ‫َار بِيَ ِد ِه فََأ ْل َج َم َها فَاه‬
َ ‫َوَأش‬
ً‫ب بِيَ ِد ِه ِإشَا َرة‬ َ ‫ض َر‬َ ‫ َو‬."ُ‫ َمنْ يُ َغطِّي ِه َع َرقُه‬.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Abu Usyanah alias Hay ibnu Mu’min; ia telah
mendengar Uqbah ibnu Amir mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: Matahari mendekat ke bumi, maka manusia berkeringat; di antara mereka ada yang
keringatnya sampai batas kedua mata kakinya, di antara mereka ada yang keringatnya sampai ke
pertengahan betisnya, di antara mereka ada yang keringatnya sampai pada kedua lututnya, di
antara mereka ada yang keringatnya sampai ke pantatnya, di antara mereka ada yang keringatnya
sampai pada pinggangnya, di antara mereka ada yang keringatnya sampai pada kedua pundaknya,
dan di antara mereka ada yang keringatnya mencapai pertengahan mulutnya —Uqbah
mengisyaratkan ke mulutnya, lalu mencocoknya seraya mengatakan bahwa aku melihat Rasulullah
Saw. mengisyaratkan demikian dengan tangannya—, dan di antara mereka ada yang tenggelam
oleh keringatnya.  Uqbah mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan seseorang tenggelam.

Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara nmnfarid.

Di dalam hadis lain disebutkan bahwa mereka berdiri selama tujuh puluh tahun tanpa ada yang
berbicara. Menurut pendapat yang lainnya, mereka berdiri selama tiga ratus tahun, dan menurut
pendapat yang lainnya lagi empat puluh ribu tahun, lalu dilakukan peradilan di antara mereka dalam
masa yang lamanya sepuluh ribu tahun, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim
melalui Abu Hurairah secara marfu,
"‫سنَ ٍة‬ َ ‫ين َأ ْل‬
َ ‫ف‬ َ ‫س‬ِ ‫ان ِم ْق َدا ُرهُ َخ ْم‬
َ ‫"فِي يَ ْو ٍم َك‬
Dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun (menurut perhitungan kamu).

َّ ‫ َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد‬،‫ي‬


ُ‫الس اَل ِم ْبن‬ ِّ ‫ َح َّدثَنَا َأبُو َع ْو ِن‬،‫ َح َّدثَنَا َأبِي‬:‫قَ ْد قَا َل ا ْبنُ َأبِي َحاتِ ٍم‬
ُّ ‫الزيَا َد‬
‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َ  ‫ قَ ا َل النَّبِ ُّي‬:‫ عَنْ َأبِي ه َُر ْي َرةَ قَ ا َل‬،‫س ِم ْعتُ َأبَا يَ ِزي َد ا ْل َم َدنِ َّي‬ َ ،‫َع ْجالن‬
‫س نَ ٍة‬ َ َ‫اس فِي ِه ثَاَل ثُ ِماَئة‬ ُ َّ‫ص انِ ٌع فِي يَ ْو ٍم يَقُ و ُم الن‬ َ َ‫ف َأ ْنت‬ َ ‫ " َك ْي‬:‫ي‬ ِّ ‫شي ِر ا ْل ِغفَا ِر‬ِ َ‫سلَّ َم لِب‬
َ ‫َو‬
‫س َما ِء َواَل يُ ْؤ َم ُر فِي ِه ِب َأ ْم ٍر؟‬ َّ ‫ اَل يَْأتِي ِه ْم فِي ِه َخبَ ٌر ِم َن ال‬،‫ ِمنْ َأيَّ ِام ال ُّد ْنيَا‬،‫ين‬ َ ‫لِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِم‬
‫اش كَ فَتَ َع َّو ْذ بِاهَّلل ِ ِمنْ َك ْرب‬ ِ ‫ "فَ ِإ َذا َأ َو ْيتَ ِإلَى فِ َر‬:‫ قَ ا َل‬.ُ ‫ستَ َعانُ هَّللا‬ ْ ‫ ا ْل ُم‬:‫شي ٌر‬ ِ َ‫ قَا َل ب‬."
‫ب‬ ِ ‫سا‬ َ ‫سو ِء ا ْل ِح‬ُ ‫ َو‬،‫"يَ ْو ِم ا ْلقِيَا َم ِة‬
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Aun Az-Ziyadi, telah menceritakan kepada kami Abdus
Salam ibnu Aj Ian, bahwa ia pernah mendengar Abu Yazid Al Madani menceritakan hadis berikut dari
Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepada Basyir Al-
Gifari: Apakah yang akan engkau perbuat di hari (ketika) manusia berdiri padanya selama tiga ratus
tahun menghadap kepada Tuhan Yang menguasai semesta alam menurut perhitungan hari dunia;
tiada suatu berita pun dari langit datang kepada mereka dan tiada suatu keputusan pun yang
diperintahkan kepada mereka?  Basyir Al-Gifari menjawab, "Hanya kepada Allah-lah kami meminta
pertolongan." Nabi Saw. bersabda: Maka apabila kamu telah mengungsi di peraduanmu, mohonlah
perlindungan kepada Allah dari kesusahan di hari kiamat dan hisab yang buruk.

Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini melalui jalur Abdus Salam dengan sanad yang sama.

Di dalam kitab Sunan Abu Daud disebutkan bahwa Rasulullah Saw. sering memohon perlindungan
kepada Allah dari sempitnya tempat berdiri di hari kiamat.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa mereka berdiri selama empat puluh tahun seraya
mengangkat kepala mereka ke langit, tiada seorang pun yang mengajak mereka bicara, keringat
mengekang mereka yang durhaka maupun yang berbakti. Menurut riwayat dari Ibnu Umar, mereka
berdiri selama seratus tahun; keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.

Di dalam kitab Sunan Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah disebutkan:

ْ‫ عَن‬،‫ي‬ ِّ ‫س ِعي ٍد ا ْل َح َوا ِر‬َ ‫عَنْ َأ ْز َه َر ْب ِن‬ ‫ عَنْ ُم َعا ِويَ ةَ ْب ِن‬،‫ب‬ ِ ‫ث َز ْي ِد ْب ِن ا ْل ُحبَ ا‬
ِ ‫ِمنْ َح ِدي‬
‫ان يَ ْفتَتِ ُح قِيَ ا َم‬
َ ‫سلَّ َم َك‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ َأنَّ َر‬:َ‫شة‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ َ ‫ عَنْ َعاِئ‬،‫اص ِم ْب ِن ُح َم ْي ٍد‬ ِ ‫َع‬
:‫ َويَقُ و ُل‬،‫ش ًرا‬ ْ ‫س تَ ْغفِ ُر َع‬
ْ َ‫ َوي‬،‫ش ًرا‬ ْ ‫س بِّ ُح َع‬
َ ُ‫ َوي‬،‫ش ًرا‬
ْ ‫ َويَ ْح َم ُد َع‬،‫ش ًرا‬ ْ ‫ يَ َكبِّ ُر َع‬:‫اللَّ ْي ِل‬
‫يق ا ْل َمقَ ِام يَ ْو َم‬ِ ‫ض‬ ِ ْ‫ َويَتَ َع َّو ُذ ِمن‬."‫ار ُز ْقنِي َو َع افِنِي‬ ْ ‫ َو‬،‫"اللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِي َوا ْه ِدنِي‬
‫القيامة‬
melalui hadis Zaid ibnul Habbab, dari Mu'awiyah ibnu Saleh, dari Azar ibnu Sa'id Al-Hirazi, dari Asim
ibnu Humaid, dari Aisyah r.a bahwa Rasulullah Saw. membuka qiyamul lailnya dengan membaca
takbir sepuluh kali, tahmid sepuluh kali, tasbih sepuluh kali, dan istigfar sepuluh kali, kemudian
berdo'a: Ya Allah, berilah ampunan bagiku, berilah aku petunjuk, berilah aku rezeki, dan berilah aku
kesejahteraan.  Lalu beliau berlindung kepada Allah dari sempitnya tempat berdiri di hari kiamat.

Anda mungkin juga menyukai