Anda di halaman 1dari 6

Kehidupan di Alam Akhirat

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan


salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa
berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.

Setelah peristiwa kiamat yang maha dahsyat itu, semua manusia akan
mati dan mengalami proses kehidupan di alam akhirat sebagai berikut:
 
a. Alam Barzakh (alam kubur)
 
Alam barzakh yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan pintu
gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam
akhirat. Di alam kubur manusia akan bertemu, ditanyai, dan diperiksa
oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya
ketika menjalani kehidupan di dunia.

b. Yaum al-Ba’ats (hari dibangkitkan dari kubur)


 
Pernahkan kamu melihat benih kecil yang tumbuh di atas tanah?
Begitulah kelak Allah Swt. akan membangkitkan kembali seluruh
manusia yang telah mati dari alam kubur. Peristiwa itu dinamakan
yaumul ba’ats. Yaumul ba’ats adalah hari dibangkitkannya manusia
dari alam kubur untuk diarahkan menuju ke padang mahsyar.
Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala
yang kedua oleh Malaikat Israil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi
Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur.

Ada dua malaikat yang mencatat segala perbuatan baik dan buruk kita semasa
hidup, yaitu malaikat Rakib (mencatat amal kebaikan) dan Atib (mencatat amal
keburukan).

Proses setelah terjadinya hari kiamat akan melalui beberapa fase, sampailah kepada
hari di mana manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dihitung dan ditimbang
amalnya atau dikenal dengan Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan

 
c. Yaum al-Hasyr/Mahsyar (hari berkumpul di padang mahsyar)
 
Setelah bangkit dari kubur, lalu manusia berkumpul di padang
Mahsyar, bagaimana keadaan manusia ketika di padang Mahsyar Pada
yaumul mahsyar ini pula manusia menerima catatan amalnya selama
hidup di dunia, baik amal yang buruk maupun amal yang baik.
Seluruhnya tercatat secara rinci. Orang yang beriman dan beramal
saleh mereka merasa gembira melihat catatan amalnya. Sebaliknya,
orang yang berbuat jahat dan kerusakan ketika hidup di dunia akan
menerima catatan amalnya dengan perasaan sedih serta penuh
dengan penyesalan.
 
Penyesalan hanyalah tinggal penyesalan karena segalanya sudah
terjadi. Pada hari itu orang yang tidak beriman sungguh telah putus
harapannya karena pertolongan Allah Swt. sudah tidak mungkin lagi
datang kepadanya. Sebaliknya bagi orang-orang yang beriman
penantiannya di Padang Mahsyar adalah penantian yang penuh
harapan akan pertolongan Allah Swt.

Di sinilah nasib manusia akan ditentukan. Jika amalan baik lebih berat, maka surga
dengan segala keindahannya akan kita temui. Sebaliknya jika amalan buruk lebih
berat, Neraka dengan segala keburukan dan azab yang sangat pedih siap menanti
kedatangan kita.

Menurut ajaran Islam, manusia yang pertama kali dibangkitkan oleh Allah adalah
Nabi Muhammad SAW. Hari-hari di Mahsyar itu disebut sebagai Yawm al Mahsyar

(‫يوم المحشر‬, Yaumul Hasyir).

Hari itu manusia tidak bisa berdusta atas amal perbuatan yang pernah dilakukan
di dunia. Mulut akan terkunci, yang berbicara tangan dan kaki yang menjadi
saksinya.

‫اَ ْل َي ْو َم َن ْخ ِت ُم َع ٰ ٓلى اَ ْف َوا ِه ِه ْم َو ُت َكلِّ ُم َنٓا اَ ْي ِدي ِْه ْم َو َت ْش َه ُد اَرْ ُجلُ ُه ْم‬
‫ِب َما َكا ُن ْوا َي ْك ِسب ُْو َن‬
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan
kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. ( Q.S Yasiin :
65)

Allah menjadikan tangan dan kaki berbicara sebagai saksi karena tanganlah yang
mengerjakan perbuatan itu, sedang kaki ikut menyaksikan apa yang dikerjakan oleh tangan itu.
Jadi perbuatan tangan merupakan suatu ikrar atau pengakuan, sedangkan perkataan kaki
merupakan persaksian.

Jika semua perbuatan buruk seorang manusia dibukakan dan diungkapkan selama hidup di
dunia dan diketahui oleh orang banyak maka ia merasa malu dan merasa sukar
menyembunyikan muka mereka. Bahkan banyak pula di antara manusia yang membunuh dirinya
karena tidak sanggup menahan rasa malu itu. Di akhirat, mereka akan mengalami apa yang
mereka tidak sanggup mengalami dan menanggungnya semasa hidup di dunia.

 
d. Yaum al-Mizan/al-Hisab (hari perhitungan amal)
Allah Ta’ala berfirman:

‫ك ُه ُم ٱلْ ُم ْفلِ ُحو َن‬


َ ‫ت َم َٰو ِزينُهُۥ فَُأولَِٰئ‬
ْ َ‫فَ َمن ثَ ُقل‬
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang
yang dapat keberuntungan. ( Al Mu’minun : 102 )

‫َّم َٰخلِ ُدو َن‬


‫ن‬ ‫ه‬‫ج‬ ‫ىِف‬
َ ََ ْ َُ ‫م‬ ‫ه‬‫س‬ ‫ف‬
ُ ‫َأن‬ ‫وا‬‫ر‬ ِ ‫ك ٱلَّ ِذين خ‬
‫س‬
ُ َ َ َ ‫ومن خ َّفت م ٰو ِزينُهۥ فَُأولَِٰئ‬
ُ ََ ْ َ ْ َ َ
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang
merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. ( Al Mu’minun :
103 )

‫َّار َو ُه ْم فِ َيها َٰكلِ ُحو َن‬


ُ ‫وه ُه ُم ٱلن‬
َ ‫َت ْل َف ُح ُو ُج‬
Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan
cacat. ( Al Mu’minun : 103 )

‫س َشْيًئا َوِإ ْن َكا َن ِم ْث َق َال َحبَّ ٍة ِم ْن َخ ْر َد ٍل‬ ‫ف‬


ْ ‫ن‬
َ ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ظ‬‫ت‬
ُ ‫ال‬
َ ‫ف‬
َ ِ ‫ونَضع الْموا ِزين الْ ِقس َط لِيوِم الْ ِقيام‬
‫ة‬
ٌ ُ َ َ َْ ْ َ ْ ََ ُ َ َ
)47( َ ‫اسبِنْي‬ ِ ‫َأَتينَا هِب ا و َك َفى بِنَا ح‬
َ َ َ ْ
Artinya: “Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak
seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti
Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya’: 47).

Dalam ayat lain juga: Allah Ta’ala berfirman:

ِ ٍ ‫ِئ‬
ُ‫ت َم َوا ِزينُه‬ َ ‫ت َم َوا ِزينُهُ فَُأولَِئ‬
ْ ‫) َو َم ْن َخ َّف‬8( ‫ك ُه ُم الْ ُم ْفل ُحو َن‬ ْ َ‫َوالْ َو ْز ُن َي ْو َم ذ احْلَ ُّق فَ َم ْن َث ُقل‬
)-8 :‫ (األعراف‬-)9( ‫ين َخ ِسُروا َأْن ُف َس ُه ْم مِب َا َكانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِ ُمو َن‬ َ َ
ِ َّ‫فَُأولَِئك ال‬
‫ذ‬
Artinya: “Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran, barangsiapa yang berat
timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung, Dan barangsiapa
yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan
dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf: 8-9)
 
Yaum al-Mizan adalah hari ditimbangnya seluruh amal baik dan buruk
manusia untuk menerima keadilan dan alasannya masing-masing.
Yaum al-Mizan ini disebut juga dengan Yaum al-Hisab, yaitu hari
diperhitungkannya seluruh amal perbuatan manusia, baik amal yang
baik maupun amal yang buruk. Pada hari itu manusia akan menerima
balasannya masing-masing berdasarkan keadilan dari Allah Swt.
Setelah seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, seluruh amal
perbuatannya selama hidup di dunia akan dihitung atau ditimbang.
Setelah amal manusia ditimbang, maka tibalah pada hari pembalasan
(Yaum al-Jaza’). Apa itu yaum al-Jaza’?

Hisab adalah perhitungan amalan manusia di hari kiamat. Ketika itu amalan
shalih yang telah dilakukan seseorang di dunia serta amalan keburukannya akan
diperlihatkan dan diperhitungkan untuk menentukan apakah ia berhak
mendapatkan keridhaan Allah atau justru kemurkaan dari-Nya.

Adapun Mizan yaitu timbangan yang akan Allah letakkan untuk membandingkan
antara amalan kebaikan seorang hamba dan amalan keburukannya, mana yang
lebih berat di sisi Allah. Dengan itu akan tampak keadilan Allah, tidak sedikitpun
Dia menzhalimi hamba-hamba-Nya.
 Sesungguhnya makhluk yang pertama kali diadili oleh Allah Ta’ala adalah binatang, bukan
manusia ataupun jin. Allah Ta’ala berfirman:
ِ ‫َوِإ َذا ْال ُوح ُْوشُ ح‬
ْ ‫ُش َر‬
)5( ‫ت‬
“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” (QS. At-Takwir: 5), yakni dikumpulkan di hari
Kiamat untuk diadili.
ْ ‫اح ْي ِه ِإالَّ ُأ َم ٌم َأ ْمثَالُ ُك ْم َما فَر‬
‫َّطنَا فِي‬ ِ ْ‫َو َما ِم ْن َدابَّ ٍة فِي اَْألر‬
َ َ‫ض َوالَ طَاِئ ٍر يَ ِط ْي ُر بِ َجن‬
)38( ‫ب ِم ْن َش ْي ٍء ثُ َّم ِإلَى َربِّ ِه ْم يُحْ َشر ُْو َن‬ ِ ‫ْال ِكتَا‬
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat-umat (juga) sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-
Kitab kemudian kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’aam: 38)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Pada hari Kiamat kelak,
seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Kemudian binatang-
binatang itu diadili, sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap
binatang bertanduk yang telah menanduknya di dunia. Setelah binatang tersebut diqishosh,
Allah akan mengubahnya menjadi tanah. Allah melakukannya untuk menegakkan keadilan di
antara makhluk-Nya.” (Tafsiir Juz ‘Amma, hal. 70)
Hisabnya hewan ini disaksikan oleh para Malaikat, orang-orang yang beriman dan juga orang-
kafir. Setelah binatang diadili, Allah Ta’ala berfirman: “Jadilah tanah!” Maka binatang-binatang itu
berubah menjadi tanah. Tatkala melihat hewan itu diubah menjadi tanah, orang-orang kafir itu
mengatakan, “Alangkah baiknya jika aku menjadi tanah.” Inilah salah satu makna firman
Allah Ta’ala:
ُ ‫َويَقُ ْو ُل ْال َكافِ ُر يَا لَ ْيتَنِي ُك ْن‬
)40( ‫ت تُ َرابًا‬
“Dan orang kafir itu berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku menjadi tanah saja.” (QS. An-Naba:
40).

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/7842-yaumul-hisab.html

Hisabnya Seorang Mukmin, Kafir dan


Munafiq
Sesungguhnya Allah mengadili hamba-Nya yang mukmin seorang diri pada hari Kiamat, tidak
seorang pun yang melihatnya dan tidak seorang pun yang mendengarnya. Allah Ta’ala benar-
benar menutupi aibnya sehingga tidak seorang pun yang mengetahuinya. Allah menunjukkan
kesalahan-kesalahannya dan berkata kepadanya: “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah
kamu mengakui dosa ini?” Maka dia menjawab, “Ya wahai Rabb-ku, aku mengetahuinya.” Tiap
kali ditunjukkan dosa-dosanya, ia terus mengakuinya sampai-sampai ia merasa pasti binasa.
Lalu Allah Ta’ala berfirman kepadanya:

‫ك ْاليَ ْو َم‬
َ َ‫ َوَأنَا َأ ْغفِ ُرهَا ل‬،‫ْك فِي ال ُّد ْنيا‬
َ ‫فَإنِّي قَ ْد َستَرْ تُهَا َعلَي‬
“Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia, dan sekarang Aku mengampuni dosa-
dosamu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal kebaikannya.” (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, VIII/353 –Fat-h, dan Muslim, no. 2768)

Kaum muslimin rahimakumullah, ini adalah karunia besar yang Allah ‘Azza wa Jalla berikan


kepada seorang mukmin. Allah Ta’ala menutupi aib seorang mukmin dan tidak membongkarnya
di depan umum.
Alhamdulillah, Allah Ta’ala telah menutupi dosa-dosa kita yang begitu banyaknya. Oleh karena
itu, kita harus banyak bertaubat kepada-Nya dan memohon ampun kepada-Nya dari segala
dosa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala menghapus dosa-dosa tersebut.
Adapun orang-orang kafir dan munafiq, mereka akan dipanggil di hadapan seluruh makhluk.
Para saksi akan menyeru mereka di hadapan seluruh makhluk:

)18( ‫هَُؤ آل ِء الَّ ِذي َْن َك َذب ُْوا َعلَى َربِّ ِه ْم َأالَ لَ ْعنَةُ هللاِ َعلَى الظَّالِ ِمي َْن‬
 “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.” Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan)
atas orang-orang yang zholim.” (QS. Huud: 18)

Apakah Bangsa Jin Juga Dihisab?


Sesungguhnya jin juga akan dihisab karena mereka juga dibebani syari’at. Mereka akan dihisab
dan diberikan balasan atas amal mereka. Oleh karena itu, jin yang kafir juga akan dimasukkan
ke dalam Neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ َّ‫س فِي الن‬


)38( ‫ار‬ ْ َ‫اُ ْد ُخلُ ْوا فِ ْي ُأ َم ٍم قَ ْد َخل‬
ِ ‫ت ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ِم َن ْال ِجنِّ َواِإل ْن‬
“Masuklah kamu sekalian ke dalam Neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu
sebelum kamu.” (QS. Al-A’raaf: 38)
Demikian pula sebaliknya, bangsa jin yang beriman juga akan masuk ke dalam Surga dan
merasakan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/7842-yaumul-hisab.html

e. Yaum al-Jaza (hari pembalasan)


 
Yaum al-Jaza adalah hari pembalasan seluruh amal manusia yang telah
diperbuat selama hidup di dunia. Ini merupakan kelanjutan dari yaum al-
mizan. Balasan dari Allah sangat tergantung pada apa yang telah
dikerjakan oleh manusia selama di dunia. Bila amalnya baik, balasannya
adalah kenikmatan di surga. Namun bila sebaliknya, balasannya adalah
siksa neraka. Sekecil apapun amal yang telah kita perbuat di dunia, baik
ataupun buruk, Allah Maha Mengetahui dan akan memberikan
balasannya.
Semoga pembahasan tentang yaumul hisab ini bisa membuat iman kita semakin bertambah dan
semoga kita senantiasa bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena yaumul hisab ini
sesuatu yang harus kita imani.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/7842-yaumul-hisab.html

Anda mungkin juga menyukai