Anda di halaman 1dari 17

Yaumul Hisab & Yaumul Mahzar

Tulisan ini membahas tentang Yaumul Hisab atau hari penghitungan amal
perbuatan manusia pada hari kiamat. Sebuah hari yang berat bagi orang-orang
kafir dan munafik namun ringan bagi orang-orang mukmin yang jujur dan ikhlas
dalam imannya.

Ada dua malaikat yang mencatat segala perbuatan baik dan buruk kita semasa
hidup, yaitu malaikat Rakib (mencatat amal kebaikan) dan Atib (mencatat amal
keburukan).

Proses setelah terjadinya hari kiamat akan melalui beberapa fase, sampailah
kepada hari di mana manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dihitung
dan ditimbang amalnya atau dikenal dengan Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan

a. Alam Barzakh (alam kubur)


 
Alam barzakh yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan pintu
gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam
akhirat. Di alam kubur manusia akan bertemu, ditanyai, dan diperiksa
oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya
ketika menjalani kehidupan di dunia.

b. Yaum al-Ba’ats (hari dibangkitkan dari kubur)


 
Pernahkan kamu melihat benih kecil yang tumbuh di atas tanah?
Begitulah kelak Allah Swt. akan membangkitkan kembali seluruh
manusia yang telah mati dari alam kubur. Peristiwa itu dinamakan
yaumul ba’ats. Yaumul ba’ats adalah hari dibangkitkannya manusia
dari alam kubur untuk diarahkan menuju ke padang mahsyar.
Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala
yang kedua oleh Malaikat Israil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi
Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur.

Arti Yaumul Hisab Adalah?


Yaumul Hisab (‫ب‬ ِ ‫ )يَوْ ٌم ْال ِحسَا‬adalah hari perhitungan. Hari dimana seorang
hamba berdiri di hadapan Allah dan dihadapan mereka adalah amal
mereka. Baik itu seorang mukmin, kafir, yang istiqomah, maupun yang
bermaksiat. Mereka akan mendapatkan apa yang telah mereka lakukan di
dunia, balasan berupa pahala maupun hukuman. Mereka akan
mendapatkan kitab catatan amal mereka dari kanan apabila beriman dan
dari kiri apabila mereka tholih.
Pengertian Yaumul Hisab
Pengertian Yaumul Hisab dari segi bahasa dan istilah syar’i adalah sebagai
berikut:

Secara bahasa

Kata ‫ الحساب‬dipakai secara umum dengan makna:

ٍ َ‫ وَ ْاِإل ْحصَ ا ُء ِبال ِّد َّق ِة التَّا َّم ِة دُوْ نَ ِزيَا َد ٍة وَ اَل نُقْص‬,ُ‫ وَ ْال َم ْعدُوْ د‬,ُ‫ال َع َدد‬
 ‫ان‬

‘bilangan, hitungan, penghitungan secara teliti dan sempurna tanpa


ditambah dan dikurangi.’

Para Ahli bahasa telah menyebutkan makna yang banyak terkait makna
kata ‫ حسب‬ini.

Hisab adalah perhitungan amalan manusia di hari kiamat. Ketika itu amalan
shalih yang telah dilakukan seseorang di dunia serta amalan keburukannya akan
diperlihatkan dan diperhitungkan untuk menentukan apakah ia berhak
mendapatkan keridhaan Allah atau justru kemurkaan dari-Nya.

Adapun Mizan yaitu timbangan yang akan Allah letakkan untuk membandingkan
antara amalan kebaikan seorang hamba dan amalan keburukannya, mana yang
lebih berat di sisi Allah. Dengan itu akan tampak keadilan Allah, tidak sedikitpun
Dia menzhalimi hamba-hamba-Nya.
Dalil Adanya Yaumul Hisab Dalam Al
Quran
Ayat yang menyebutkan ayat hisab secara umum, dan Allah akan
menghisab amal sangatlah banyak. Kami hanya menyebutkan dalil ayat-
ayat Al Quran yang menyebutkan secara langsung yaumul hisab (hari
perhitungan).

 Ibrahim: 41
ُ‫يَوْ َم يَقُو ُم ٱ ْل ِحسَاب‬  َ‫وَ ِل ْل ُمْؤ ِم ِنين‬
ْ ‫رَ بَّنَا‬
َّ ‫ٱغ ِفرْ ِلى وَ ِل ٰوَ ِل َد‬
‫ى‬
Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang
yang beriman pada hari diadakan perhitungan (Yaumul Hisab).”
 Shad: 16
١٦:‫– ص‬ ‫ب‬ َ ‫وَ َقالُوا رَ بَّنَا عَ ِّج ْل لَنَا ِقطَّنَا َق ْب‬
ِ ‫يَوْ ِم ا ْل ِحسَا‬ ‫ل‬
Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, segerakanlah azab yang
diperuntukkan bagi kami sebelum hari perhitungan (Yaumul Hisab).”
 Shad: 53
٥٣ :‫– ص‬ ‫ب‬ َٰ
ِ ‫ ِليَوْ ِم ا ْل ِحسَا‬  َ‫ه َذا مَا تُوعَ دُون‬
Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan (Yaumul Hisab)

Jenis-Jenis Hisab di Hari Kiamat


Hisab pada Hari Kiamat ada dua jenis, yaitu:

1. Pemaparan perbuatan (al-‘Aradh).


Ini hanya untuk orang mukmin. Dia akan ditanya tentang amalnya, ilmunya
dan nikmat yang Allah berikan kepadanya.

Dia akan menjawab dengan cara yang membuatnya nyaman dan


menjelaskan maksudnya dengan cara yang meyakinkan dan dengan cara
yang akan menyebabkan berkah Allah terus dianugerahkan kepadanya.

Ketika dosa-dosanya ditunjukkan kepadanya, dia akan mengakuinya,


kemudian Allah akan menutupinya dan memaafkannya. Ini tidak akan
menjadi pemeriksaan menyeluruh dan dia tidak akan diinterogasi.
Kemudian dia akan mengambil bukunya (catatan perbuatan) dengan
tangan kanannya, dan dia akan kembali ke keluarganya di surga dengan
gembira, karena dia telah diselamatkan dari azab dan telah memperoleh
pahala.

Al-Bukhari (6536) dan Muslim (2876) meriwayatkan dari ‘Aisyah


radhiyallahu ‘anha dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda,

‫مَنْ نُو ِقشَ ا ْل ِحسَابَ عُ ِّذب‬

“Siapa saja yang dihisab dengan sangat teliti dan menyeluruh maka akan
diadzab.”

‘Aisyah bertanya,”Bukankah Allah Ta’ala berfirman,

‫َفسَوْ فَ ي َُحاسَبُ ِحسَابًا ي َِسيرً ا‬

“Maka dia pasti aka dihisab dengan hisab yang ringan.”


Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

ُ‫ك ا ْلعَرْ ض‬
ِ ‫َذ ِل‬

“Maksud dari hal itu adalah al-‘ardhu (pemaparan amal perbuatan seorang


mukmin di hadapan pelakunya)

Al-Hafizh rahimahullah berkata, “Al-Qurthubi berkata, “makna sabda Nabi ”


ُ‫ِإنَّمَا َذ ِلك ا ْلعَرْ ض‬ “itu hanyalah pemaparan belaka” yaitu sesungguhnya hisab
yang disebutkan dalam ayat tersebut hanyalah berupa pemaparan amal-
amal orang mukmin kepadanya sehingga orang tersebut mengetahui
nikmat Allah kepadanya dalam bentuk Allah menutupinya di dunia dan di
akhirat diampuni kesalahan-kesalahan tersebut.”

ِ ‫ب ا ْلي َِس‬
 ‫ير‬ ِ ‫سلَّ َم عَ نْ ا ْل ِحسَا‬ َ َ‫سَأ ْلتُ رَ سُو َل اللَّ ِه صَ لَّى اللَّ ُه عَ لَ ْي ِه و‬َ ” : ‫ش َة قالت‬ َ ‫) عن عَ اِئ‬24988( ‫وروى أحمد‬
ْ‫ ( الرَّ ُج ُل تُعْرَ ضُ عَ لَ ْي ِه ُذنُوبُ ُه ثُ َّم يُتَ َجاوَ زُ لَ ُه عَ ْن َها ِإنَّ ُه مَن‬: ‫َف ُق ْلتُ يَا رَ سُو َل اللَّ ِه مَا ا ْل ِحسَابُ ا ْلي َِسيرُ ؟ َف َقا َل‬
)2/128( ”‫ صححه األلباني في “ظالل الجنة‬. ) َ‫ نُو ِقشَ ا ْل ِحسَابَ َهلَك‬.
Imam Ahmad (24988) meriwayatkan dari ‘Aisyah dia berkata,” Aku bertanya
kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang hisab yang mudah. Aku mengatakan,” Ya
Rasulullah, apakah hisab yang mudah itu?”

Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab, “Dosa-dosa seseorang akan ditunjukkan


kepadanya, kemudian dia akan diampuni dosa-dosanya. Siapa saja yang
diperiksa dengan seksama pada saat hisab, maka dia akan celaka.” [Al-
Albani menshahihkannya di dalam ‘Zhilalul Jannah (2/128)]
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:

 ” - ‫ (من نوقش الحساب هلك‬:‫ لقول النبي صلى هللا عليه وسلم‬،‫المؤمن يحاسب ولكنه ليس حساب مناقشة‬
)378/ 1( ”‫ عذب) لكنه حساب عرض ” انتهى من “اللقاء الشهري‬-‫ أو قال‬.

”Seorang mukmin akan dihisab tetapi itu tidak akan menjadi hisab dalam
arti pemeriksaan yang teliti, karena Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, ”Siapa yang diperiksa
dengan seksama pada saat hisab, maka dia akan binasa – atau beliau
bersabda ‘akan disiksa.” Namun, hisabnya hanya berupa ‘ardh /pemaparan
amalan. [Al-Liqa’ Asy-Syahriy (1/378)]
‫س ِمعْتُ رَ سُو َل اللَّ ِه صَ لَّى‬ َ ‫ي اللَّ ُه عَ ْن ُهمَا َقا َل‬َ ‫ض‬ ِ َ‫ْن عُ مَرَ ر‬ ِ ‫) عن اب‬2768( ‫) ومسلم‬2441( ‫وقد روى البخاري‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
َ‫ستُرُ ُه َفيَقُو ُل تَع ِْرفُ َذ ْنبَ َك َذا تَع ِْرفُ َذ ْنب‬ ْ َ‫ ( ِإنَّ اللَّ َه يُ ْد ِني ا ْل ُمْؤ ِمنَ َفيَضَ عُ عَ لَ ْي ِه َكنَ َف ُه وَ ي‬: ‫سلَّ َم يَقُو ُل‬َ َ‫اللَّ ُه عَ لَ ْي ِه و‬
‫ستَرْ تُ َها عَ لَيْكَ ِفي ال ُّد ْنيَا وَ َأنَا‬
َ : ‫ُوب ِه وَ رَ َأى ِفي نَ ْف ِس ِه َأنَّ ُه َهلَكَ َقا َل‬ ِ ‫ َحتَّى ِإ َذا َقرَّ رَ ُه ِب ُذن‬. ‫ب‬ ِّ َ‫ي ر‬ْ ‫َك َذا ؟ َفيَقُو ُل نَ َع ْم َأ‬
ْ ‫ وَ َأمَّا ا ْل َكافِرُ وَ ا ْل ُمنَا ِفقُونَ َفيَقُو ُل اَأْل‬. ‫سنَا ِت ِه‬
‫ش َها ُد َهُؤ اَل ِء الَّ ِذينَ َك َذبُوا عَ لَى‬ َ ‫ َفيُ ْعطَى ِكتَابَ َح‬. ‫َأ ْغفِرُ َها لَكَ ا ْليَوْ َم‬
) َ‫رَ بِّ ِه ْم َأاَل لَ ْعنَ ُة اللَّ ِه عَ لَى الظَّا ِل ِمين‬

Al-Bukhari (2441) dan Muslim (2768) meriwayatkan dari Ibnu Umar


radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata,” Saya mendengar Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mendekatkan orang beriman dan
menaruh tutup-Nya dan menutupinya lalu berkata, ‘Apakah kamu
mengakui dosa ini?, apakah kamu mengakui dosa itu?’ Maka dia akan
berkata, ‘Ya, Tuhan.’

Sehingga ketika dia mengakui dosa-dosanya dan berpikir bahwa dia akan
celaka, Allah berkata, ‘Aku menyembunyikannya untukmu di dunia dan aku
memaafkan dosa-dosamu pada hari ini.’

Kemudian dia akan diberi kitab amal kebaikannya. Adapun orang-orang


kafir dan munafik, para saksi akan berkata, “Mereka itulah orang-orang
yang berdusta terhadap Tuhan mereka!” Tanpa keraguan! Laknat Allah akan
menimpa orang-orang yang zhalim.’ [Hud:18].”

2. Hisab secara seksama dan menyeluruh.


Inilah hisab Allah bagi orang-orang kafir dan siapa saja yang dikehendaki-
Nya dari orang-orang berdosa di antara orang-orang yang mentauhidkan-
Nya. Hisab mereka mungkin panjang dan sulit, sesuai dengan jumlah dosa
mereka.

Adapun orang-orang berdosa di antara orang-orang yang mentauhidkan-


Nya, Allah mungkin memasukkan siapa saja yang Dia kehendaki ke Neraka
selama beberapa waktu, kemudian Dia akan mengeluarkan mereka dan
memasukkan mereka ke dalam surga untuk selama-lamanya.

Muslim (2968) meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata:

Para sahabat bertanya,” Ya Rasulullah, apakah kami akan melihat Tuhan


kami pada hari kiamat?” Beliau bersabda, “Apakah kalian kesulitan melihat
matahari di siang hari ketika tidak ada awan?” Mereka menjawab,” Tidak.”
Beliau berkata, “Apakah kalian memiliki masalah melihat bulan pada malam
purnama, ketika tidak ada awan?” Mereka berkata,” Tidak.” Beliau berkata,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan memiliki
masalah yang lebih besar dalam melihat Tuhan kalian daripada ketika
kalian melihat keduanya.
Allah akan menemui hamba-Nya dan berkata,”Wahai fulan, bukankah Aku
telah memuliakanmu, menjadikanmu pemimpin, memberimu istri dan
menundukkan kuda dan unta untukmu, dan memberimu kesempatan
menjadi pemimpin?”
Dia akan berkata,” Ya.” Allah akan berkata,” Apakah kamu pikir kamu akan
bertemu dengan-Ku? Dia akan berkata,” Tidak.” Allah akan berkata,” Maka
Aku akan melupakanmu sebagaimana kamu melupakan Aku.”
Kemudian Allah akan menemui orang kedua dan berkata,” Wahai fulan,
bukankah aku telah memuliakanmu, menjadikanmu pemimpin, memberimu
istri dan menundukkan kuda dan unta untukmu, dan memberimu
kesempatan menjadi pemimpin?”
Dia akan berkata,” Ya, ya Tuhan.” Allah akan berkata,” Apakah kamu pikir
kamu akan bertemu dengan-Ku? Dia akan berkata,”Tidak.” Allah akan
berkata,”Maka Aku akan melupakanmu seperti kamu melupakan Aku.”
Kemudian Allah akan bertemu dengan orang ketiga dan akan mengatakan
sesuatu yang serupa dengannya, dan dia akan berkata,”Ya Tuhan, aku telah
beriman kepada-Mu dan kepada Kitab-Mu dan Rasul-rasul-Mu, dan aku
telah shalat, berpuasa, dan bersedekah,” dan dia akan menyebutkan
sebanyak-banyaknya hal-hal baik yang dia bisa. Allah akan berkata,” Cukup
sampai di sini.”
Kemudian dikatakan kepadanya,”Sekarang Kami akan mengirimkan saksi-
saksi Kami terhadap kamu.” Dia berpikir dalam hati, siapakah yang dapat
menjadi saksi terhadap aku? Kemudian segel akan ditempatkan di mulutnya
lalu akan dikatakan ke pahanya, dagingnya dan tulangnya: Bicaralah.
Paha dan dagingnya dan tulangnya akan berbicara tentang perbuatannya,
untuk membuktikan dari dirinya sendiri. Itulah orang munafik, itulah orang
yang dimurkai Allah.”[iii]

Kondisi Manusia Ketika Dihisab

Setelah Al-Ba’ats atau dibangkitkan dan dihidupkannya kembali seluruh


umat manusia yang telah meninggal dunia, Allah mengumpulkan manusia
untuk melakukan hisab atas amal perbuatan mereka.
Saat itu bumi memberikan laporan apa yang telah terjadi di atas
permukaannya, lisan, kedua tangan, kedua kaki dan kulit memberikan
kesaksian terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang.

Allah Ta’ala berfirman,

َ‫يه ْم وَ َأرْ ُجلُ ُه ْم ِبمَا َكانُوا يَ ْع َملُون‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬


ِ ‫ش َه ُد عَ لَي ِْه ْم ْل ِسنَتُ ُه ْم وَ ْي ِد‬
ْ َ‫يَوْ َم ت‬

“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka
terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” [An-Nur: 24]

‫اَ ْل َي ْو َم َن ْخ ِت ُم َع ٰ ٓلى اَ ْف َوا ِه ِه ْم َو ُت َكلِّ ُم َنٓا اَ ْي ِدي ِْه ْم َو َت ْش َه ُد اَرْ ُجلُ ُه ْم‬
‫ِب َما َكا ُن ْوا َي ْك ِسب ُْو َن‬
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami
dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka
kerjakan. ( Q.S Yasiin : 65)
Allah menjadikan tangan dan kaki berbicara sebagai saksi karena tanganlah yang
mengerjakan perbuatan itu, sedang kaki ikut menyaksikan apa yang dikerjakan oleh
tangan itu. Jadi perbuatan tangan merupakan suatu ikrar atau pengakuan,
sedangkan perkataan kaki merupakan persaksian.

Jika semua perbuatan buruk seorang manusia dibukakan dan diungkapkan selama
hidup di dunia dan diketahui oleh orang banyak maka ia merasa malu dan merasa
sukar menyembunyikan muka mereka. Bahkan banyak pula di antara manusia yang
membunuh dirinya karena tidak sanggup menahan rasa malu itu. Di akhirat, mereka
akan mengalami apa yang mereka tidak sanggup mengalami dan menanggungnya
semasa hidup di dunia.

‫س َشْيًئا َوِإ ْن َكا َن ِم ْث َق َال َحبَّ ٍة ِم ْن َخ ْر َد ٍل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ


ٌ ‫ض ُع الْ َم َوازيْ َن الْق ْس َط لَي ْوم الْقيَ َامة فَالَ تُظْلَ ُم َن ْف‬
َ َ‫َون‬
)47( َ ‫اسبِنْي‬ ِ ‫َأَتينَا هِب ا و َك َفى بِنَا ح‬
َ َ َ ْ
Artinya: “Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak
seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun,
pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan.” (QS. Al-Anbiya’: 47).

Dalam ayat lain juga: Allah Ta’ala berfirman:

ِ ٍ ‫ِئ‬
ُ‫ت َم َوا ِزينُه‬ َ ‫ت َم َوا ِزينُهُ فَُأولَِئ‬
ْ ‫) َو َم ْن َخ َّف‬8( ‫ك ُه ُم الْ ُم ْفل ُحو َن‬ ْ َ‫َوالْ َو ْز ُن َي ْو َم ذ احْلَ ُّق فَ َم ْن ثَ ُقل‬
)-8 :‫ (األعراف‬-)9( ‫ين َخ ِسُروا َأْن ُف َس ُه ْم مِب َا َكانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِ ُمو َن‬ ِ َّ ‫فَُأولَِئ‬
َ ‫ك الذ‬ َ
Artinya: “Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran, barangsiapa yang berat
timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung, Dan
barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang
yang merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-
A’raf: 8-9)

Manusia dalam keadaan tanpa alas kaki dan tanpa pakaian atau telanjang.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam adalah orang pertama yang diberi pakaian. Para
malaikat datang dengan catatan amal manusia yang ditulis saat mereka di
dunia untuk ditunjukkan kepada setiap pemilik catatan tersebut.

Dalam buku catatan amal tersebut ditulis setiap gerakan dan perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang. Sebagian manusia mengambil buku catatan
amalnya dengan tangan kanan. Mereka itulah para penghuni surga.
Dan sebagian lainnya mengambil buku catatan amal dengan tangan kirinya.
Mereka itulah para penghuni neraka. Kemudian lembaran-lembaran amal
ini ditimbang dengan amalan yang ada di dalamnya. Pembalasan adalah
sesuai dengan timbangan amalannya. Allah Ta’ala berfirman

Allah Ta’ala berfirman:

‫ك ُه ُم ٱلْ ُم ْفلِ ُحو َن‬


َ ‫ت َم َٰو ِزينُهُۥ فَُأولَِٰئ‬
ْ َ‫فَ َمن ثَ ُقل‬
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang
yang dapat keberuntungan. ( Al Mu’minun : 102 )

‫َّم َٰخلِ ُدو َن‬


‫ن‬ ‫ه‬‫ج‬ ‫ىِف‬
َ ََ ْ َُ ‫م‬ ‫ه‬‫س‬ ‫ف‬
ُ ‫َأن‬ ‫وا‬‫ر‬ ِ ‫ك ٱلَّ ِذين خ‬
‫س‬
ُ َ َ َ ‫ومن خ َّفت م ٰو ِزينُهۥ فَُأولَِٰئ‬
ُ ََ ْ َ ْ َ َ
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang
merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. ( Al Mu’minun :
103 )

‫َّار َو ُه ْم فِ َيها َٰكلِ ُحو َن‬


ُ ‫وه ُه ُم ٱلن‬
َ ‫َت ْل َف ُح ُو ُج‬
Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan
cacat. ( Al Mu’minun : 104 )

Allah Subhanahu wa Ta’ala yang melaksanakan hisab terhadap manusia


tanpa hijab atau perantara. Orang mukmin tidak diperiksa secara seksama
dalam hisabnya sebagai bentuk rahmat Allah kepadanya.

Adapun orang kafir maka Allah mempermalukannya. Allah memanggilnya


di hadapan seluruh manusia dengan kedustaannya dan kezhalimannya.
[Al-‘Aqaid Al Islamiyyah, Dr. Sayyid Sabiq, Darulutub Al-‘Arabi, hal. 281-287,
dengan penyesuaian.]

Orang-orang mukmin merasa gembira sekali karena telah dihisab dengan


hisab yang ringan. Sedangkan orang kafir tertimpa kehinaan. Dia
berlindung dengan mengingkari apa yang tertulis dalam buku catatan
amalnya.
Lantas lisannya berhenti berbicara dan berbicaralah anggota badannya
tentang perbuatan haram yang dia lakukan. Dengan demikian hisabnya
sangatlah berat dan sulit. [Ta’rif “aam bi diinil islam, Ali bin Musthafa Ath-
Thanthawi (1989), hal. 111-114 dengan penyesuaian.][iv]

Hikmah Adanya Yaumul Hisab


Hikmah dari adanya Yaumul Hisab di antaranya adalah untuk menegakkan
hujjah kepada seluruh umat manusia dan untuk menampakkan keadilan
Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada seluruh hamba-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala sama sekali tidak akan menzhalimi hamba-Nya


sekecil apa pun. sehingga dalam proses hisab yang disana setiap hamba
diberikan catatan amalnya berikut dihadirkan saksi-saksi yang berbicara
yang membuktikan benarnya catatan amal yang ada.

Allah memberikan balasan sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh


seorang hamba. Allah Ta’ala berfirman,

٤٠- ‫ت ِمن لَّ ُد ْن ُه َأ ْجر ًا عَ ِظيم ًا‬


ِ ‫اع ْف َها وَ يُْؤ‬ َ ‫ِإنَّ اللّ َه الَ َيظْ ِل ُم ِم ْث َقا َل َذرَّ ٍة وَ ِإن َتكُ َح‬-
ِ َ‫سنَ ًة يُض‬

Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah.


Dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan
melipatgandakannya dari sisi-Nya pahala yang besar,”. [An-Nisa’: 40]

Tanya Jawab:
Berikut sejumlah pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh sebagian
kalangan dari kaum Muslimin. Semoga jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan ini bisa memberikan kejelasan dan memberikan pencerahan
kepada siapa saja yang membutuhkannya.

– Apakah para nabi akan dihisab?


Mengenai pertanyaan apakah para Nabi dan rasul akan dihisab oleh Allah
Ta’ala terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Sebab
perbedaan pendapat tersebut adalah firman Allah Ta’ala,

َ ْ‫سَألَنَّ ا ْلمُر‬
َ‫س ِلين‬ ْ َ‫سَألَنَّ الَّ ِذينَ ُأرْ ِس َل ِإلَي ِْه ْم وَ لَن‬
ْ َ‫َفلَن‬
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus
rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula)
rasul-rasul (Kami), [Al-A’raf: 6]
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala akan menghisab seluruh manusia,
para rasul dan umatnya. Inilah pendapat sebagian ulama.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Alah Ta’ala bertanya kepada para
Nabi tentang penyampaian risalah Allah kepada kaum mereka. Sedangkan
umat para rasul itu ditanya Allah juga tentang jawaban mereka terhadap
seruan para rasul tersebut kepada mereka.

Imam As-Sifaraini menjawab pertanyaan di atas dengan mengatakan,


“Tidak ada hisab terhadap para Nabi ‘alaihimussalam dalam bentuk
pemeriksaan teliti dan menyeluruh yang diiringi dengan teguran keras
kepadanya.” [v]
Hal ini masuk akal karena bila di antara umat para Rasul saja ada yang
mendapat keistimewaan masuk surga tanpa hisab apalagi para rasul itu
sendiri. wallahu a’lam.

– Apakah yang mati syahid akan dihisab?


Markazul Fatwa Qatar dalam sebuah fatwanya menyatakan bahwa orang
yang mati syahid meskipun mendapatkan derajat yang tinggi dan
kedudukan yang agung akan tetapi hutangnya tidak mendapatkan
ampunan.

Ini berarti dia akan dihisab hanya saja hisabnya sebagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala firmankan tentang orang-orang mukmin yang
menerima kitab catatan amal mereka dengan tangan kanannya,

َ ‫َفَأمَّا مَنْ ُأو ِت‬


‫ي ِكتَابَ ُه ِبيَ ِمي ِن ِه َفسَوْ فَ ي َُحاسَبُ ِحسَاب ًا ي َِسير ًا‬

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, [Al-Insyiqaq: 7-8]
 Jadi ini hanya sekedar al-‘ardh yaitu sekedar dipaparkan amalnya orang
mukmin kepadanya sehingga dia mengetahui nikmat Allah Ta’ala
kepadanya dengan menutupinya di dunia dan memaafkannya di akhirat.[vi]
Baca juga: Arti Ashabul Yamin
– Apa semua makhluk dihisab satu hari atau tidak?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin rahimahulah berkata, “Yaumul
Hisab itu satu hari akan tetapi satu hari yang ukurannya 50 ribu tahun
sebagaimana firman Allah Ta’ala,

ٍ ‫سَأ َل سَاِئ ٌل ِب َع َذا‬


 ‫ب وَ ا ِق ٍع‬ َ

ٌ‫ِل ْل َكا ِف ِرينَ لَيْسَ لَ ُه دَافِع‬

ِ ‫ِمنَ اللَّ ِه ِذي ا ْل َمع‬


‫َار ِج‬

َ َ‫تَعْرُ جُ ا ْل َماَل ِئ َك ُة وَ الرُّ وحُ ِإلَ ْي ِه ِفي يَوْ ٍم َكانَ ِم ْقدَارُ ُه خَ مْ ِسينَ َأ ْلف‬
‫سنَ ٍة‬

1. Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa,


2. orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya,
3. (yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.
4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam
sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. [Al-Ma’arij: 1-4]
Adzab ini menimpa orang-orang kafir pada satu hari yang kadarnya selama
50 ribu tahun. Hari yang panjang ini adalah hari yang berat bagi orang-
orang kafir sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫ا ْل ُم ْلكُ يَوْ َمِئ ٍذ ا ْل َحقُّ لِلرَّ ْح ٰ َم ِن ۚ وَ َكانَ يَوْ مًا عَ لَى ا ْل َكا ِف ِرينَ عَ ِسيرً ا‬

Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha
Pemurah. Dan adalah (hari itu), satu hari penuh kesukaran bagi orang-orang
kafir. [Al Furqan: 26]
dan Allah juga berfirman,

ٌ‫َف ٰ َذ ِلكَ يَوْ َمِئ ٍذ يَوْ ٌم عَ ِسير‬

ٍ ‫عَ لَى ا ْل َكا ِف ِرينَ َغيْرُ ي َِس‬


‫ير‬

9. maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,


10. bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. [Al-Mudatstsir: 9-10]
Makna tersirat dari kedua ayat tersebut adalah bahwa hari itu adalah ringan
bagi orang mukmin. hari yang panjang yang penuh dengan kengerian dan
berbagai peristiwa besar itu Allah Ta’ala mudahkan bagi orang Mukmin dan
menjadi sulit bagi orang kafir.” [vii]
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la serta
Ibnu Hiban dalam Shahihnya dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu
dari Rasulullah ‫ ﷺ‬bahwa beliau bersabda:

َ َ‫يَوْ ٍم َكانَ ِم ْقدَارُ ُه خَ مْ ِسينَ َأ ْلف‬


‫سنَ ٍة‬

“sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” [Al-Ma’arij: 4]


lalu ada berkata, “Betapa panjangnya hari itu.” Maka Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫والذي نفسي بيده إنه ليخفف على المؤمن حتى يكون عليه أخف من صالة مكتوبة‬

“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya hari tersebut


diringankan bagi orang mukmin sehingga bagi orang mukmin menjadi lebih
ringan dari shalat wajib.”[viii]

– Apakah Orang Kafir dihisab?


Syaikh Dr. Abdullah bin Hamud al-Farih menjawab pertanyaan apakah
orang kafir akan dihisab? dengan mengatakan, “Masalah ini termasuk
dalam masalah khilafiyah. Sebagian ulama berpendapat mereka tidak
dihisab karena amalan mereka itu batil dan sia-sia sehingga tidak ada
faedahnya menghisab dan menanyai mereka.

Sebagian ulama lainnya berpendapat orang-orang kafir itu akan dihisab.


Hal itu karena ada sejumlah hikmah dan amalan mereka akan ditimbang
untuk menentukan amalan mereka dan menjelaskan keadilan Allah Ta’ala
dalam masalah amalan mereka.

Tujuan hisab bukan untuk memberikan balasan dengan kebaikan. Karena


amalan mereka tidak akan diterima bahkan amalan mereka itu sia-sia
namun mereka menyangka telah melakukan perbuatan yang sebaik-
baiknya.

Allah Ta’ala berfirman,


َ ‫ازينُ ُه َفُأو ٰ َلِئكَ الَّ ِذينَ خَ ِسرُ وا َأن ُف‬
َ‫س ُه ْم ِفي َج َهنَّ َم خَ ا ِلدُونَ * تَ ْل َفحُ وُ ُجو َه ُه ُم النَّارُ وَ ُه ْم ِفي َها َكا ِل ُحون‬ ْ ‫وَ مَنْ خَ ف‬
ِ َ‫َّت مَو‬
َ‫* َألَ ْم تَ ُكنْ آيَا ِتي تُ ْتلَىٰ عَ لَ ْي ُك ْم َف ُكنتُم ِب َها تُ َك ِّذبُون‬

Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-


orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka
Jahannam.
Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam
keadaan cacat. [Al-Mukminun: 103-104][ix]
– Umat yang pertama kali dihisab
Umat yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah umat Islam. Umat
Islam adalah umat yang pertama kali dipanggil untuk dihisab pada hari
kiamat.

Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari
dalam Shahihnya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ‫ﷺ‬
bersabda,

ِ ‫نَ ْحنُ اآلخِرُ ونَ الس‬


‫َّابقُونَ يَوْ َم ال ِقيَا َم ِة‬

”Kita adalah umat terakhir yang menjadi umat pertama pada hari
kiamat.”[x]
Manusia yang pertama kali dihisab
Manusia yang pertama dihisab adalah tiga golongan manusia dari kalangan
ulama atau qari’, mujahid dan dermawan yang suka bersedekah namun
tidak ikhlas karena Allah Ta’ala. Mereka hanya karena ingin pujian manusia.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut:

‫َّاس يُ ْقضَ ى‬ِ ‫ ِإنَّ َاوَّ َل الن‬: ‫سلَّم يَقُوْ ُل‬َ َ‫هللا صَ لَّى اللَّ ُه عَ َل ْي ِه و‬ِ ‫س ِمعْتُ رَ سُوْ َل‬ َ :َ‫ي اللَّ ُه عَ ْن ُه َقال‬ َ ‫ض‬ ِ َ‫عَ نْ َأ ِبي ُهرَ يْرَ َة ر‬
‫ َقاتَ ْلتُ ِفيْكَ َحتَّى‬:َ‫ت ِف ْي َها؟ َقال‬ َ ‫ش ِه َد َفُأ ِت‬
َ ‫ َفمَا عَ ِم ْل‬:َ‫ َقال‬,‫ي ِب ِه َفعَرَّ َف ُه ِن َع َم ُه َفعَرَ َف َع َها‬ ْ ‫يَوْ َم ا ْل ِقيَا َم ِة عَ لَ ْي ِه رَ ُج ٌل ا‬
ْ ُ ‫ست‬
‫في‬
ِ ‫ي‬ َ ‫س ِحبَ عَ لَى وَ ْج ِه ِه َحتَّى اُ ْل ِق‬ ْ ‫ت َِألنْ يُ َقا َل َج ِر‬
ُ ‫ ثُ َّم ُأ ِمرَ ِب ِه َف‬، ‫ َف َق ْد ِق ْي َل‬,ٌ‫يء‬ َ ‫ْت وَ لَ ِكنَّكَ َقاتَ ْل‬
َ ‫ َك َذب‬:َ‫ش ِهدْتُ َقال‬ ْ ُ ‫ست‬
ْ ‫ا‬
‫َّار‬
ِ ‫الن‬,

 ‫ َت َعلَّمْ تُ ا ْل ِع ْل َم‬:َ‫ت ِف ْي َها؟ َقال‬


َ ‫ َفمَا عَ ِم ْل‬:َ‫ َقال‬,‫ي ِب ِه َفعَرَّ َف ُه ِن َع َم ُه َفعَرَ َف َع َها‬ َ ‫وَ رَ ُج ٌل تَ َعلَّ َم ا ْل ِع ْل َم وَ عَ لَّ َم ُه وَ َقرَ َأ ْالقُرْ آنَ َفُأ ِت‬
‫ َف َق ْد‬، ‫ارى ٌء‬ ِ ‫ت ْالقُرْ آنَ ِليُ َقا َل ُهوَ َق‬ َ ‫ عَ ا ِل ٌم وَ َقرَ ْأ‬:َ‫ت ا ْل ِع ْل َم ِليُ َقال‬
َ ْ‫ وَ لَ ِكنَّكَ تَ َعلَّم‬,‫ْت‬ َ ‫ َك َذب‬:َ‫ َقال‬, َ‫وَ عَ لَّمْ تُ ُه وَ َقرَ ْأ تُ ِفيْكَ ْالقُرْ آن‬
‫َّار‬
ِ ‫في الن‬ِ ‫ي‬ َ ‫س ِحبَ عَ لَى وَ ْج ِه ِه َحتَّى ُا ْل ِق‬ ُ ‫ ثُ َّم ُأ ِمرَ ِب ِه َف‬، ‫ ِق ْي َل‬,
 ‫ت ِف ْي َها؟‬ َ ‫اف ا ْلمَا ِل ُكلِّ ِه َفُأ ِت‬
َ ‫ َفمَا عَ ِم ْل‬:َ‫ َقال‬,‫ي ِب ِه َفعَرَّ َف ُه ِن َع َم ُه َفعَرَ َف َها‬ ِ َ‫هللا عَ لَ ْي ِه وَ َاعْ طَا ُه ِمنْ َاصْ ن‬
ُ َ‫وَ رَ ُج ٌل وَ سَّع‬
‫ت ِليُ َقا َل ُهوَ َجوَ ا ٌد َف َق ْد‬ َ ‫ َك َذب‬:َ‫ َقال‬, َ‫ مَاتَرَ ْكتُ ِمنْ س َِب ْي ٍل تُحِبُّ َأنْ يُ ْن َف َق ِف ْي َها ِإالَّ َأ ْن َفقْتُ ِف ْي َها لَك‬:َ‫َقال‬
َ ‫ وَ لَ ِكنَّكَ َف َع ْل‬، ‫ْت‬
‫َّار‬
ِ ‫ي ِفي الن‬ َ ‫س ِحبَ عَ لَى وَ ْج ِه ِه ثُ َّم ُأ ْل ِق‬
ُ ‫ ثُ َّم ُأ ِمرَ ِب ِه َف‬,َ‫ ِق ْيل‬.

 ‫) وغيره‬1905( ‫رواه مسلم‬

Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah


‫ ﷺ‬bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari
kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia didatangkan dan diperlihatkan
kepadanya berbagai nikmat yang dia terima di dunia, lalu ia pun
mengakuinya.
Allah bertanya kepadanya,”Apakah yang kamu lakukan dengan nikmat-
nikmat tersebut?’ Ia menjawab,”Aku berperang karena Engkau hingga aku
mati syahid.” Allah berfirman,”Kamu dusta! Kamu berperang supaya disebut
sebagai orang yang gagah berani. Dan memang demikianlah yang telah
dikatakan tentang dirimu.”
Kemudian diperintahkan (kepada malaikat) agar orang itu diseret di atas
mukanya, lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Dan (berikutnya) seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta
membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya berbagai
nikmat yang dia terima (saat di dunia), maka ia pun mengakuinya.
Kemudian Allah bertanya,”Apakah yang telah lakukan dengan nikmat-
nikmat tersebut?” Ia menjawab,”Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya,
serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.”
Allah berkata,”Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang
‘alim (orang yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya
dikatakan sebagai qari’ (ahli membaca al Qur`an). Memang begitulah yang
telah dikatakan tentang dirimu.”
Kemudian diperintahkan (kepada malaikat) agar dia diseret di atas mukanya
dan dilempar ke dalam neraka.
Dan (berikutnya) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan
berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya
berbagai nikmat yang telah dia terima (saat di dunia), maka ia pun
mengakuinya.”
Allah bertanya, ”Apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat
tersebut?’ Dia menjawab,” ‘Aku tidak pernah meninggalkan satu jalan pun
jalan yang Engkau cintai agar berinfaq di jalan tersebut, melainkan pasti aku
berinfaq karena Engkau.’
Allah berfirman,”Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya
kamu disebut sebagai orang dermawan (murah hati) dan memang begitulah
yang dikatakan tentang dirimu.’ Kemudian diperintahkan (kepada malaikat)
agar dia diseret di atas mukanya dan dilempar ke dalam neraka.” [Hadits
riwayat Muslim no. 1905]
Amal yang pertama kali dihisab
Amal yang pertama kali akan dihisab adalah shalat. Hal ini sebagaimana
dalam hadits berikut:

‫ (( إنَّ َأوَّ َل مَا‬: – ‫سلَّ َم‬َ َ‫هللا عَ لَ ْي ِه و‬ُ ‫هللا – صَ لَّى‬ ِ ‫ ق َا َل رَ سُو ُل‬: ‫ َقا َل‬، – ‫هللا عَ ْن ُه‬ ُ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ َ‫وَ عَ نْ َأ ِبي ُهرَ يْرَ َة – ر‬
َ‫ َف َق ْد خَ اب‬، ‫َت‬
ْ ‫سد‬ َ ‫ وَ إنْ َف‬، َ‫ َف َق ْد أ ْفلَحَ وَأ ْن َجح‬، ‫ت‬ ْ ‫ َفإنْ صَ لُ َح‬، ‫ي َُحاسَبُ ِب ِه ال َع ْب ُد يَوْ َم ال ِقيَا َم ِة ِمنْ عَ َم ِل ِه صَ الَتُ ُه‬
‫ َفيُ َك َّم ُل‬، ‫ اُ ْنظُرُ وا َه ْل ِل َع ْب ِدي ِمنْ تَطَوُّ ٍع‬: – ‫ َقا َل الرَّ بُ – عَ زَّ وَ َج َّل‬، ‫شيْ ٌء‬ َ ‫ َفِإ ِن ا ْنتَ َقصَ ِمنْ َف ِريضَ ِت ِه‬، َ‫وَ خَ ِسر‬
)) ٌ‫يث َحسَن‬ ٌ ‫ (( َح ِد‬: ‫ وَ َقا َل‬، ‫ي‬ ُّ ‫ِم ْن َها مَا ا ْنتَ َقصَ ِمنَ ال َف ِريضَ ِة ؟ ثُ َّم تَ ُكونُ سَاِئرُ أعْ مَا ِل ِه عَ لَى َه َذا )) رَ وَ ا ُه التِّر ِم ِذ‬

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ‫ﷺ‬


bersabda, ”Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dihisab
pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, sungguh ia telah
beruntung dan berhasil.
Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika ada suatu
kekurangan dalam shalat wajibnya, maka Allah ,Azza wa Jalla berfirman,
‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah sehinga bisa
disempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajibnya. Kemudian
seluruh amalnya diberlakukan demikian pula.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi,
dan ia mengatakan,” Hadits hasan.”]
Siapa yang masuk surga tanpa hisab
Orang-orang mukmin yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab
adalah orang – orang yang memiliki empat sifat berikut sebagaimana yang
diterangkan dalam Ash-Shahihain (Hadits yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dan Muslim) dan selain keduanya, yaitu:

1. Mereka tidak meminta untuk diruqyah. Maksudnya mereka tidak


meminta kepada orang lain agar meruqyah dirinya.
2. Mereka tidak melakukan tathayyur. Maksudnya mereka tidak
menganggap sesuatu sebagai penyebab datangnya kesialan.
3. Mereka tidak berobat dengan kay (besi panas). Yaitu mereka tidak
menggunakan besi panas sebagai obat bagi diri mereka sendiri. Ini
kemungkinan untuk selain kondisi darurat.
4. Mereka bertawakal kepada Tuhannya. Yaitu mereka menyerahkan
urusannya kepada Allah dengan berupaya keras untuk memenuhi
sebab-sebab (berikhtiyar).
Dalam sebuah hadits yang panjang Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ وَ َم َع ُه ْم‬، َ‫ َه ِذ ِه ُأ َّمتُك‬:‫ َفِإ َذا سَوَ ا ٌد عَ ِظي ٌم َف ِقي َل ِلي‬.‫ ا ْنظُرْ ِإلَى اُأْل ُف ِق اآْل خَ ِر‬:‫َفنَظَرْ تُ َفِإ َذا سَوَ ا ٌد عَ ِظي ٌم َف ِقي َل ِلي‬
ٍ ‫ب وَ اَل عَ َذا‬
‫ب‬ ٍ ‫س ْبعُونَ َأ ْلفًا يَدْخُ لُونَ ا ْل َجنَّ َة ِب َغيْر ِحسَا‬
َ

”Aku melihat ke ufuk, di sana ada kumpulan orang dalam jumlah yang
sangat besar. Kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke ufuk yang lain.’
Ternyata sebuah kumpulan manusia yang sangat besar juga. Lalu dikatakan
kepadaku, ‘Inilah umatmu. Di antara mereka ada 70.000 orang yang akan
masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab’.”

Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan sifat-sifat mereka dengan sabdanya,

َ‫ستَرْ ُقونَ وَ اَل يَتَطَيَّرُ ونَ وَ اَل يَ ْكتَوُ ونَ وَ عَ لَى رَ بِّ ِه ْم يَتَوَ َّكلُون‬
ْ َ‫ُه ُم الَّ ِذينَ اَل ي‬

“Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan


tathayyur (menganggap sial dengan sesuatu, dalam kasus ini burung,pent),
tidak berobat dengan menggunakan kay, dan hanya kepada Rabb-nya
mereka bertawakal.” [Hadits Muttafaqun alaih, dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma]

Anda mungkin juga menyukai