Anda di halaman 1dari 15

Melalui semua ujian dan nikmat itu akan menjadikan manusia menyadari apa arti

kehidupan sebenarnya, maka dari itu kita dalam menghadapai dan menyikapi ujian
dengan cara yang dicontohkan Rosul SAW.
1. Beriman pada takdir
Sebagai manusia yang merupakan ciptaan Allah SWT, maka sudah seharusnya
kita mempercayai takdir yang diberikan kepada kita.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َكَتَب الَّل ُه َمَقاِديَر اْل لَخَاِئِق َقْبَل َأ ْن َيْخُلَق الَّس َمَواِت َوالَأ ْرَض ِبَخْمِسيَن َأ ْلَف َس َنٍة‬

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al
‘Ash)
2. Yakinlah bahwa ujian para nabi lebih berat
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh
Radhiyallahu anhu :

‫َيا َرُسوَل الَّل ِه َأ ُّى الَّن اِس َأ َش ُّد َبلَاًء َقاَل الَأ ْنِبَياُء ُثَّم الَأ ْمَثُل َفالَأ ْمَثُل َفُيْبَتَلى الَّر ُجُل َعَلى‬
‫َحَسِب ِديِنِه ِإَف ْن َكاَن ِديُنُه ُص ْلًبا اْش َتَّد َبلَاُؤُه ِإَو ْن َكاَن ِفى ِديِنِه ِرَّق ٌة اْبُتِلَى َعَلى َحَسِب‬
‫ِديِنِه‬
“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para
Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya.
Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat,
maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji
sesuai kadar kekuatan agamanya” (HR. at-Tirmidzi no. 2398, an-Nasâi no. 7482,
& Ibnu Mâjah no. 4523)
3. Selalu ada hikmah
Cara menerima ujian dari Allah SWT berikutnya adalah dengan memetik
hikmahnya. Yakinkan diri bahwa setiap ujian akan membawa hikmah tersendiri
bagi kita. Tidak ada ujian yang sia-sia jika dilewati dengan baik.
Allah Ta’ala berfirman:

Ujian kehidupan 1
‫) َفَتَع اَلى الَّل ُه اْلَمِلُك اْل َحُّق َلا ِإ َلَه‬115( ‫َأ َفَحِسْبُتْم َأ َّن َما َخَلْق َناُكْم َعَبًثا َوَأ َّن ُكْم ِإ َلْيَنا َلا ُتْرَجُعوَن‬
‫ِإ َّل ا ُهَو َرُّب اْلَعْرِش اْلَكِريِم‬
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka
Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang
mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun ayat 115-116)
Allah Ta’ala juga berfirman:

‫) َم ا َخَلْقٰنُهَم ٓا َّلِا ا ِباْل َحِّق َو ِك َّن‬38( ‫َوَم ا َخَلْقَنا الَّس َماَواِت َواْلَأ ْرَض َوَم ا َبْيَنُهَم ا َلاِعِبيَن‬
‫ٰل‬
‫َاْك َثَرُهْم َلا َيْعَلُمْوَن‬
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dengan bermain-main. Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq
(benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. Ad Dukhan ayat 38-39)
4. Ujian merupakan bentuk cinta Allah
Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa Rasulullah bersabda,
“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka dia akan
diberi-Nya cobaan.” (HR.Bukhari).
Rasul bersabda,

‫ِإ َّن ِعَظَم اْل َجَزاِء َمَع ِعَظِم اْلَبلَاِء ِإَو َّن الَّل َه ِإ َذا َأ َحَّب َقْوًم ا اْبَتلَاُهْم َفَمْن َرِضَى َفَلُه الِّرَض ا‬
‫َوَمْن َس ِخَط َفَلُه الَّس َخُط‬
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh,
jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk
mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah.
Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka. ” (HR. Ibnu
Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
5. Perbanyak mengingat dosa
Rasul bersabda,

‫ ِإَو َّن اْلَف اِجَر َيَرى‬، ‫ِإ َّن اْلُمْؤِمَن َيَرى ُذُنوَبُه َكَأ َّن ُه َقاِعٌد َتْحَت َجَبٍل َيَخاُف َأ ْن َيَق َع َعَلْيِه‬
‫ َفَقاَل ِبِه َهَكَذ‬. » ‫ُذُنوَبُه َكُذَباٍب َمَّر َعَلى َأ ْنِفِه‬
“Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia
berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya.

Ujian kehidupan 2
Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang
hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini–, maka
lalat itu terbang”. (HR. At-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh Al-Albani)
6. Selalu berzikir
Allah SWT berfirman:

‫اَّلِذيَن َءاَمُنوا َوَتْطَمِئُّن ُقُلوُبُهم ِبِذْكِر اللِه َأ لَاِبِذْكِر اللِه َتْطَمِئُّن اْلُقُلوُب‬

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. (QS Ar Ra’du ayat 28).

‫َيآَأ ُّي َها اَّلِذيَن َءاَمُنوا اْذُكُروا اللَه ِذْكًرا َكِثيًرا‬

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,


dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzaab ayat 41).
7. Perbanyak sedekah
Rasul bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu
memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi). Rasulullah kembali bersabda: “Bersegeralah
untuk bersedekah. Karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah “.
8. Selalu sabar
Allah berfirman:

‫َلُتْبَلُوَّن ِفي َأ ْم َواِلُكْم َوَأ ْنُفِس ُكْم َوَلَتْس َمُعَّن ِمَن اَّلِذيَن ُأ وُت وا اْلِكَتاَب ِمْن َقْبِلُكْم َوِمَن اَّلِذيَن‬
‫َوَتُقوا ِإَف َّن َذِلَك ِمْن َعْز ِم اْلُأ ُموِر‬
‫َأ ْشَرُكوا َأ ًذى َكِثيًرا ِإَو ْن َتْص ِبُروا َّت‬
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga)
kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan
yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli
‘Imrân ayat 186]

9. Sholat taubat

Ujian kehidupan 3
Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Aku adalah seorang lelaki, jika aku
telah mendengar sebuah hadits dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Allâh
Azza wa Jalla memberiku manfaat yang Dia kehendaki dengan perantara hadîts
itu. Jika ada salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menyampaikan sebuah hadits kepadaku, maka aku akan memintanya bersumpah
(bahwa dia benar-benar telah mendengar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Jika dia telah bersumpah kepadaku, maka aku mempercayainya.
Dan sesungguhnya Abu Bakar telah memberitakan sebuah hadits kepadaku, dan
Abu Bakar telah berkata jujur, dia berkata, “Aku telah mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seseorang pun yang melakukan
dosa, lalu dia berdiri kemudian bersuci lalu menunaikan shalat, setelah itu
memohon ampun kepada Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya.”
Kemudian beliau membaca ayat ini (yang maknanya), “Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allâh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allâh ? dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imrân
ayat 135)
10. Husnuzhon pada Allah
Allah berfirman:

‫َوَلا َتْيَئُسوا ِمْن َرْوِح الَّل ِه ِإ َّن ُه َلا َيْيَئُس ِمْن َرْوِح الَّل ِه ِإ َّل ا اْلَقْوُم اْلَكاِفُروَن‬

“Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir..” (QS. Yusuf: 87).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ َأ َنا ِعْنَد َظ ِّن َعْبِدي ِبي َوَأ َنا َمَعُه ِإ َذا َذَكَرِني‬: ‫َيُقوُل الَّل ُه َتَعاَلى‬

Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku
bersamanya, jika dia mengingat-Ku.” (HR. Bukhari 7405 & Muslim 6981)

11. Yakin bahwa ujian mampu menghapus dosa

Ujian kehidupan 4
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

،‫ َولَا َغِّم‬،‫ َولَا َأ ًذى‬،‫ َولَا ُحْزٍن‬،‫ َولَا َهِّم‬، ‫ َولَا َوَص ٍب‬، ‫َم ا ُيِص يُب الُمْس ِلَم ِمْن َنَص ٍب‬
‫َحَّت ى الَّش ْوَكِة ُيَشاُكَها؛ ِإ لَّا َك َّف َر الله ِبَها ِمْن َخَطاَياُه‬
Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit,
gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan
kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. (Muttafaqun ‘alaihi)
12. Semakin besar cobaan semakin besar pahala
Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda,“Sesungguhnya besarnya pahala itu
tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala itu
mencintai suatu kaum maka Dia mengujinya. Barang siapa yang rela
menerimanya, dia mendapat keridhoan Allah, dan barangsiapa yang murka,
maka dia pun mendapat kemurkaan Allah” (H.R.Tirmidzi)
Itulah 12 cara menerima ujian dari Allah SWT sesuai dengan ajaran Rasul. Bila
kita sudah berpedoman dengan cara itu , InsyaAllah SWT semua masalah yang
ada di dunia ini akan mudah kita hadapi, Semoga usaha yang kita upayakan
untuk menerima dan menghadapi serta menyelesaikan dari semua ujian Allah
SWT menjadikan iman kita semakin meningkat dan menjadi orang yang
beruntung di dunia dan akhirat. Amin
Sumber: https://dalamislam.com/info-islami/cara-menerima-ujian-dari-allah-SWT

Cobaan dan Ujian Adalah Sunnatullah – Seri 40 Hadits Tentang Musibah dan
Cobaan (1/40)

17 Februari 2021 Artikel dan Kajian Islam, Mutiara Hadits

:‫ َق اَل َرُس وُل الَّل ِه َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َوَس َّل َم‬:‫َعْن َأ ِبي ُهَرْيَرَة َرِضَي الَّل ُه َعْن ُه َق اَل‬
‫(َم ا َيَزاُل اْلَبَلاُء ِباْلُمْؤِمِن َواْلُمْؤِمَن ِة ِفي َنْفِس ِه َوَوَلِدِه َوَماِلِه َحَّت ى َيْلَقى الَّل َه َوَم ا َعَلْي ِه‬
)‫َخِطيَئة‬
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Cobaan itu akan senantiasa bersama
orang yang beriman baik laki laki ataupun perempuan baik berkaitan dengan

Ujian kehidupan 5
dirinya, anaknya ataupun hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa
membawa dosa.” (HR. At-Turmudzi no. 2323 dengan sanad yang shahih)
Faedah Hadits:
1. Penjelasan bahwa cobaan dan ujian merupakan sunnatullah yang berlaku
atas hamba-hamba-Nya.
2. Seseorang yang sudah menyatakan dirinya beriman maka dia pasti akan
mendapatkan cobaan dan ujian. Hal ini juga ditegaskan dalam sebuah ayat:

‫َأ َحِسَب الَّن اُس َأ ْن ُيْتَرُكوا َأ ْن َيُقوُلوا آَمَّن ا َوُهْم لا ُيْف َتُنون‬

“Apakah manusia itu mengira bahwasanya mereka akan dibiarkan begitu


saja setelah mengucapkan ‘Kami beriman’ sementara mereka tidak akan
mendapatkan cobaan dan ujian” (QS. Al-‘Ankabuut:2)
3. Cobaan dan ujian yang dialami seorang muslim itu bermacam macam;
adakalanya berkaitan dengan dirinya, anak keturunannya atau harta benda
yang dimilikinya. Firman Allah:

‫َوَلَنْبُلَوَّن ُكْم ِبَشْي ٍء ِمَن اْلَخْوِف َواْلُجوِع َوَنْقٍص ِمَن الَأ ْم َواِل َوالَأ ْنُفِس َوالَّثَمَراِت َوَبِّشِر‬
‫الَّص اِبِرين‬
“Dan sungguh Kami (Allah) akan memberikan cobaan kepada kalian dengan
sedikit dari rasa takut, kelaparan, berkurangnya harta, jiwa dan buah buahan.
Dan berikanlah kabar gembira kepada orang orang yang sabar”
(QS. Al-Baqoroh: 155)
4. Penjelasan tentang salah satu aqidah ahlus sunnah wal jama’ah, yaitu
perjumpaan dengan Allah.
5. Salah satu aqidah ahlus sunnah wal jama’ah adalah bahwasnya Allah bisa
dilihat kelak di akhirat. Adapun di dunia maka tidak ada seorang pun yang
bisa melihat Allah.
6. Hikmah dari cobaan dan ujian bagi seorang yang beriman adalah sebagai
penghapus dosa dan kesalahan.
7. Keutamaan orang yang beriman dimana cobaan yang diberikan Allah
kepadanya itu bukan sebagai siksaan dan adzab melainkan sebagai
penghapus dosa. Hal ini berbeda dengan orang yang tidak beriman, cobaan

Ujian kehidupan 6
dan musibah yang Allah berikan kepada mereka itu sebagai hukuman dan
siksaan yang disegerakan di dunia di samping adzab dan siksaan yang lebih
berat dan kekal di akhirat selama mereka tidak bertaubat sebelum meninggal.
8. Kasih sayang Allah yang begitu luas dan besar terhadap hamba-hamba-Nya
yang beriman.

SETIAP MUSLIM AKAN MENGHADAPI UJIAN DAN COBAAN

‫َلُتْبَلُوَّن ِفْٓي َاْم َواِلُكْم َوَاْنُفِس ُكْۗم َوَلَتْس َمُعَّن ِمَن اَّلِذْيَن ُاْوُت وا اْلِكٰتَب ِمْن َقْبِلُكْم َوِمَن اَّلِذْيَن‬
‫َاْشَرُكْٓو ا َاًذى َك ِثْيًراۗ َوِاْن َتْص ِبُرْوا َّت‬
‫َوَتُقْوا َفِاَّن ٰذِلَك ِمْن َعْز ِم اْلُاُمْوِر‬
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]

Sebab Turunnya
Ayat ini diturunkan berhubungan dengan kisah yang terjadi di pemukiman al-
Hârits bin al-Khazraj (Madinah) sebelum perang Badar. Kaum Muslimin ketika itu
sedang berkumpul dengan kaum musyrikin dan orang-orang Yahudi. Datanglah
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke tempat itu dan memberi salam. Di majlis
tersebut, ada ‘Abdullâh bin Ubai bin Salûl, dia berkata, “Janganlah kalian mengotori
kami!” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengajak mereka untuk masuk
ke dalam Islam dan membacakan al-Qur’ân kepada mereka. ‘Abdullâh bin Ubai
menyahut, “Wahai lelaki! Apa yang engkau katakan bukanlah sesuatu yang bagus.
Jika itu adalah sesuatu yang haq, maka janganlah kamu mengganggu kami dengan
perkataan itu! Kembalilah ke hewan tungganganmu! Barang siapa mendatangimu,
maka ceritakanlah perkataan itu!”
Perkataan itu sangat menyakitkan hati kaum Muslimin, sehingga terjadilah
pertengkaran di majlis itu antara mereka dengan orang-orang kafir. Akhirnya,
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menenangkan mereka. Setelah mereka
tenang, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kembali ke tunggangannya dan

Ujian kehidupan 7
pergi. Setelah itu, Allâh Azza wa Jalla menurunkan ayat ini yang berisi perintah
untuk bersabar atas gangguan-gangguan orang-orang kafir.[1]

Tafsir Ringkas
Syaikh ‘Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah berkata, “Allâh Azza wa Jalla
mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin bahwa mereka akan diuji
pada harta mereka melalui (perintah untuk) mengeluarkan nafkah-nafkah wajib dan
yang sunat serta terancam hilang harta untuk (berjuang) di jalan Allâh Azza wa Jalla
. (Mereka juga akan diuji) pada jiwa-jiwa mereka dengan diberi berbagai beban
berat bagi banyak orang, seperti jihad di jalan Allah atau tertimpa penyakit.
(Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang
diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati) berupa celaan terhadap kalian,
agama, Kitab dan Rasul kalian … oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla berkata, ‘Jika
kamu bersabar dan bertakwa‘ maksudnya, jika kalian bersabar atas segala kejadian
pada harta dan diri kalian berupa ujian, cobaan dan gangguan dari orang-orang
zhalim, serta kalian dapat bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla dalam kesabaran itu
dengan niat mengharap wajah Allâh Azza wa Jalla dan mendekatkan diri kepada-
Nya, dan kalian tidak melampaui batas kesabaran yang ditentukan oleh syariat,
maksudnya tidak boleh bersabar atau menahan diri pada saat syari’at mengharuskan
membalas perlakuan musuh-musuh Allâh Azza wa Jalla . (Maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan) artinya itu termasuk perkara
yang harus didahulukan dan dimeraihnya dengan berlomba-lomba.
Tidak ada yang diberi taufik untuk dapat melakukan ini kecuali orang-orang
yang memiliki tekad kuat dan semangat tinggi. Allah k berfirman, (artinya): ‘Sifat-
sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar
dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keuntungan yang besar’[2]“[3]

Ujian kehidupan 8
Ujian Adalah Sunnah Kauniyah Pada Setiap Muslim
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
‫َلُتْب َلُو َّن ِفي َأْمَواِلُك ْم َوَأْنُف ِسُك ْم‬
Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu [Âli ‘Imrân/3: 186]
Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh Azza wa Jalla yang pasti
terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian
tersebut. Oleh karena itu, Allâh memberi penekanan pada firman-Nya ‫ َلُتْب َلُو َّن‬dengan
menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga makna
kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji).”[4]
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, “Firman Allâh (yang artinya), “Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu” seperti firman-Nya (yang
artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn[5]. Seorang
Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya.”[6]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

‫َٰذِلَك َوَلْو َيَشاُء الَّل ُه َلاْنَتَصَر ِمْنُهْم َوَٰلِكْن ِلَيْبُلَو َبْعَضُكْم ِبَبْعٍض‬

Demikianlah, apabila Allâh menghendaki niscaya Allâh akan membinasakan mereka,


tetapi Allâh hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain
[Muhammad/47: 4]
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ َيا َلْيَتِني‬:‫َواَّلِذي َنْفِسي ِبَيِدِه َلا َتْذَهُب الُّد ْنَيا َحَّت ى َيُمَّر الَّر ُجُل َعَلى اْلَقْبِر َفَيَتَم َّر ُغ َعَلْيِه َوَيُق وُل‬
‫َّل‬
‫ُكْنُت َمَكاَن َصاِحِب َهَذا اْلَقْبِر َوَلْيَس ِبِه الِّديُن ِإ ا اْلَبَلاُء‬
Baca Juga Tafsir Surat Yasin Ayat 12
Demi yang jiwaku berada di tangannya! Dunia ini tidak akan fana, kecuali
setelah ada seseorang yang melewati sebuah kuburan dan merenung lama di
dekatnya seraya berkata, ‘Seandainya aku dulu seperti penghuni kubur ini.” Bukan
agama yang mendorong dia melakukan ini namun hanya ujian saja” [7]

Ujian kehidupan 9
Kekokohan Iman Dan Kadar Ujian Selalu Berbanding Lurus
Semakin kuat iman seseorang, maka ujian yang akan diberikan oleh Allâh akan
semakin besar. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin
Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu :

‫َيا َرُس وَل الَّل ِه َأ ُّى الَّن اِس َأ َش ُّد َبلَاًء َق اَل الَأ ْنِبَي اُء ُثَّم الَأ ْمَث ُل َفالَأ ْمَث ُل َفُيْبَتَلى الَّر ُجُل َعَلى‬
‫َحَسِب ِديِنِه ِإَف ْن َكاَن ِديُنُه ُص ْلًبا اْش َتَّد َبلَاُؤُه ِإَو ْن َكاَن ِفى ِديِنِه ِرَّق ٌة اْبُتِلَى َعَلى َحَسِب ِديِنِه‬
“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para Nabi
kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya.
Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka
ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar
kekuatan agamanya”[8]
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

‫ِإ َّن ِعَظَم اْل َجَزاِء َمَع ِعَظِم اْلَبَلاِء ِإَو َّن الَّل َه ِإ َذا َأ َحَّب َقْوًما اْبَتَلاُهْم َفَمْن َرِضَي َفَلُه الِّرَضا َوَمْن‬
‫َس ِخَط َفَلُه الَّس َخُط‬
Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya,
apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha
dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya
maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya[9]
Mengapa Allâh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita,
di antaranya:
Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh Azza
wa Jalla. Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang
tidak.
Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan
merasa lebih ringan dalam menghadapinya.[10]
Ujian Tidak Hanya Dengan Sesuatu Yang Buruk
Allâh Azza wa Jalla tidak hanya menguji seseorang dengan sesuatu yang
buruk. Akan tetapi, juga menguji seseorang dengan sesuatu yang baik. Allâh Azza
wa Jalla berfirman:

Ujian kehidupan 10
‫ُكُّل َنْف ٍس َذاِئَقُة اْلَمْوِت َوَنْبُلوُكْم ِبالَّش ِّر َواْل َخْيِر ِفْتَنًة ِإَو َلْيَنا ُتْرَجُعوَن‬

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan [al-Anbiyâ’/21 : 35]
Terkadang seorang Muslim apabila ditimpa dengan musibah dan kesusahan, ia
sanggup bersabar.Namun, begitu diberi kenikmatan yang berlebih, terkadang ia
tidak bisa lulus dari ujian tersebut. ‘Abdurrahmân bin ‘Auf Radhiyallahu anhu pernah
berkata:

‫اْبُتِليَنا َمَع َرُسوِل الَّل ِه َص َّلى الَّل ُه َعَلْيِه َوَس َّل َم ِبالَّض َّر اِء َفَص َبْرَنا ُثَّم اْبُتِليَنا ِبالَّسَّر اِء َبْعَدُه َفَلْم‬
‫َنْص ِبْر‬
Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan kami dapat bersabar. Kemudian kami diuji dengan kesenangan-
kesenangan setelah beliau wafat dan kami pun tidak dapat bersabar[11]
Ujian Adalah Rahmat Dari Allâh Azza Wa Jalla
Ujian yang diberikan oleh Allâh Azza wa Jalla adalah rahmat (kasih sayang)
Allah Azza wa Jalla kepada seluruh manusia terlebih lagi untuk kaum Muslimin.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫َوَلَنْبُلَوَّن ُكْم َحَّت ى َنْعَلَم اْلُمَجاِهِديَن ِمْنُكْم َوالَّص اِبِريَن َوَنْبُلَو َأ ْخ َباَرُكْم‬

Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami
menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu [Muhammad/47:31]
Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan
yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla
berfirman:

‫َأ َحِسَب الَّن اُس َأ ْن ُيْتَرُكوا َأ ْن َيُقوُلوا آَمَّن ا َوُهْم لا ُيْف َتُنوَن‬

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami
Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? [al-‘Ankabût/29:2]

Ujian Lain Yang Lebih Berat

Ujian kehidupan 11
Ternyata ada ujian yang lebih berat dari ujian pada harta dan jiwa. Allâh Azza wa
Jalla berfirman:

‫َوَلَتْسَمُعَّن ِمَن اَّلِذيَن ُأ وُتوا اْلِكَتاَب ِمْن َقْبِلُكْم َوِمَن اَّلِذيَن َأ ْشَرُكوا َأ ًذى َكِثيًرا‬

Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-
orang yang mempersekutukan Allâh [Âli ‘Imrân/3 : 186]
Dengan penggalan ayat di atas, dapat diketahui ujian yang lebih berat
daripada ujian yang telah disebutkan. Ujian yang lebih berat dari hal-hal tersebut
adalah ujian yang menimpa agama (keyakinan) kita. Kalau kita memperhatikan
makna ayat yang kita bahas ini, maka kita akan menemukan bahwa Allâh Azza wa
Jalla telah mengurutkan ujian-ujian tersebut mulai dari yang cobaan yang lebih
ringan dan dilanjutkan ke cobaan yang lebih berat. Ujian pada harta lebih ringan
daripada ujian pada jiwa. Ujian pada jiwa lebih ringan daripada ujian pada agama.
Seseorang bisa saja memiliki harta yang melimpah dan badan yang sehat, tetapi jika
dia keluar dari agama Islam karena tidak tahan menghadapi cemoohan, gangguan
serta teror orang-orang kafir. Ini merupakan satu bentuk kerusakan yang sangat
besar baginya, baik di dunia maupun di akhirat.
Orang-Orang Kafir Tidak Akan Berhenti Mengganggu Kaum Muslimin
Gangguan dari orang-orang kafir, baik berupa ejekan maupun gangguan fisik, pasti
akan terus ada. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫َوَّد َكِثيٌر ِمْن َأ ْهِل اْلِكَتاِب َلْو َيُرُّد وَنُكْم ِمْن َبْعِد ِإ يَماِنُكْم ُك َّف اًرا َحَس ًدا ِمْن ِعْن ِد َأ ْنُفِسِهْم ِمْن‬
‫َبْعِد َما َتَبَّيَن َلُهُم اْلَحُّق‬
Sebagian besar Ahli kitab karena kedengkian mereka menginginkan agar mereka
dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, setelah nyata
bagi mereka kebenaran. [al-Baqarah/2:109][12]

Cara Menghadapi Segala Ujian

Ujian kehidupan 12
Allâh Azza wa Jalla tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terbengkalai,
tidak terurus. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla mengajarkan kepada kaum
Muslimin bagaimana cara menghadapi ujian tersebut. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫َوَتُقوا ِإَف َّن َذِلَك ِمْن َعْز ِم اْلُأ ُموِر‬


‫ِإَو ْن َتْص ِبُروا َّت‬

Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk
urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]
Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan ketakwaan. Hukum
bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian bukan sunat, tetapi sesuatu yang
wajib dikerjakan oleh seluruh orang Muslim. Setidaknya, dalam al-Qur’ân ada enam
tempat di mana Allâh Azza wa Jallak menggabungkan kata kesabaran dan
ketakwaan dalam konteks yang sama. Yaitu, dalam surat Ali ‘Imrân ayat 118, 125,
dan 186, dalam surat Yûsuf ayat 90, dalam surat an-Nahl ayat 125 hingga 128 dan
surat Thâhâ ayat 132.[13] Ini menunjukkan bahwa kesabaran memiliki hubungan
yang sangat erat dengan ketakwaan.
Hasil Yang Didapatkan Dengan Bersabar
Orang yang dapat bersabar menghadapi semua ujian akan memperoleh hal-hal yang
terpuji, di antaranya[14]:
 Dia akan mendapatkan pahala seperti para nabi yang memiliki keteguhan hati
(ulul-‘azm).[15]
 Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari
Allah.Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”[al-Baqarah/2:157]
Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Allâh Azza wa Jalla
berfirman yang artinya: “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-
orang yang mempunyai keuntungan yang besar” [Fushshilat/41 : 35]
Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang
artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa bata” [az-Zumar/39 : 10]

Ujian kehidupan 13
Dosa-dosanya akan diampuni oleh Allâh Azza wa Jalla. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

‫َفَما َيْبَرُح اْلَبَلاُء ِباْلَعْبِد َحَّت ى َيْتُرَكُه َيْمِشي َعَلى اْلَأ ْرِض َوَما َعَلْيِه ِمْن َخِطيَئٍة‬

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya berjalan
di atas bumi dengan tidak memiliki dosa.[16]
Kesimpulan Dan Faidah Dari Ayat
Ujian pada harta, diri dan agama adalah sunnah kauniyahpada setiap Muslim.
Orang-orang kafir akan selalu mengganggu kaum Muslimin, baik dengan perkataan
ataupun perbuatan.
Allâh Azza wa Jalla memerintahkan kaum Muslimin agar mereka bersabar dan
bertakwa untuk menghadapi seluruh ujian tersebut. Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani)
berbeda dengan kaum musyrikin. Meski demikian, mereka memiliki kesamaan, yaitu
kekufuran dan tempat kembali mereka di akhirat nanti adalah neraka. Na’ûdzu billâh
min dzâlik.
Footnote
[1] Penulis meringkas dengan bahasa bebas dari Shahîh al-Bukhâri no. 4577 (Kitabut
Tafsîr, surat Âli ‘Imrân)
[2] Fushshilat/ : 35
[3] Taisîrul Karîmir Rahmân fî Tafsîr Kalâmil Mannân hlm. 160
[4] Syaikh Ibnu ‘Âsyûr rahimahullah berkata, “Allah k memberi penekanan pada kata
kerja ini dengan lâm al-qasam dan nûn at-taukîd asy-syadîdah untuk menunjukkan
bahwa ujian itu akan benar-benar terjadi. Karena nûn at-taukîd asy-syadîdah
(bertasydid) lebih kuat dari segi pendalilan daripada (nûn) at-taukîd alkhafîfah (yang
sukun).” (at-Tahrîr wat Tanwîr IV/189)
[5] al-Baqarah/2:155-156
[6] Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm II/179
[7] HR. Muslim no. 7302
[8] HR. at-Tirmidzi no. 2398, an-Nasâi no. 7482, Ibnu Mâjah no. 4523 (ash-Shahîhah
no. 143)
[9] HR. at-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031 (Ash-Shahîhah no. 146).
[10] Lihat Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân hal. 160.

Ujian kehidupan 14
[11] HR. at-Tirmidzi no. 2464 (Hadits hasan. Shahih wa Dha’îf Sunan at-Tirmidzi
V/464)
[12] Lihat juga surat al-Baqarah/2:120
[13] Lihat Daqâiqut Tafsîr al-Jâmi’ li Tafsîr Ibni Taimiyah II/299-300.
[14] Poin ke-2 sampai ke-4 dari Adhwâ’ul Bayân I/187
[15] Lihat at-Tahrîr wat Tanwîr IV/190
[16] HR. at-Tirmidzi no.2398 , an-Nasâ’i di as-Sunan al-Kubrâ no. 7482 dan Ibnu
Mâjah no. 4523 (Hadits shahîh. Ash-Shahîhah no. 143
Referensi : https://almanhaj.or.id/22943-setiap-muslim-akan-menghadapi-ujian-dan-
cobaan-2.html

Ujian kehidupan 15

Anda mungkin juga menyukai